24
6. Hak sirkuit terpadu;
7. Hak perlindungan varietas tanaman; dan atau
8. Hak lainnya
c. Hak atas benda bergerak lainnya yang berupa:
1. Hak sewa, hak pakai dan hak pakai hasil atas benda bergerak; atau
2. Perikatan, tuntutan atas jumlah uang yang dapat ditagih atas benda
bergerak Wakaf benda bergerak berupa uang yang merupakan terobosan dalam
undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Wakaf uang yang dapat diwakafkan adalah mata uang rupiah
2. Dalam hal uang yang dapat diwakafkan masih dalam mata uang asing, maka
harus dikonversi terlebih dahulu kedalam rupiah. 3.
Wakif yang akan mewakafkan uangnya diwajibkan untuk: 4.
Dalam hal wakif tidak dapat hadir, maka wakif dapat menunjukan wakil atau kuasanya.
5. Wakif dapat menyatakan ikrar wakaf benda bergerak berupa uang kepada
Nazhir di hadapan PPAIW yang selanjutnya Nazhir menyerahkan akta ikrar wakaf tersebut kepada LKS.
27
27
Fiqih wakaf. Direktorat pemberdayaan wakaf Direktorat Jendral Bimbingan masyarakat Islam . departemen agama RI jakarta tahun 2006. 70-73
25
C. Manajemen
a. Pengertian Manajemen Wakaf
Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu Management dengan kata dasar to manage yang secara harfiah berarti mengelola. Menuurut Mary
Parker Follet, manajemen adalah seni art untk melakukan pekejaan melalui orang lain. Dan menurut luther Gulik, manajemen adalah suatu ilmu science
yang memungkinkan manusia saling bekerja secara sistematis sehingga bermanfaat bagi manusia.
28
Menurut James Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha para anggota organisasi
dengan menggunakan sumber daya yang ada agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Stoner dalam hal ini menekankan pada proses usaha
untuk mencapai tujuan, bukan pada hasilnya, namun manajemen dan hasilnya sangat berkaitan. Semakin baik manajemen yang dilakukan, akan
memaksimalkan pendayagunaan sumber daya yang dimiliki sehingga sistem berjalan efektif dan efisien. Dengan begitu, hasil yang dicapai lebih baik.
29
Secara etimologi, dalam bahasa Indonesia belum ada keseragaman mengenai terjemahan terhadap istilah management hingga saat ini
terjemahannya sudah banyak dengan alasan-alasan tertentu seperti pembinaan,
28
Setot Imam Wahyono, Manajemen Tata Kelola OrganisasiBisnis. Jakarta: PT.Indeks, 2008
29
Farid Wadjdy. Wakaf dan Kesejahteraan Umat Filantropi Islam yang hamper Terlupakan. Jakarta: Pustaka Pelajar, 20017 hal. 175
26
pengurusan, pengelolaan ketatalaksanaan, manajemen dan management.
30
Hal yang sama dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
a. Menurut M. Manullang bahwa istilah manajemen terjemahannya
dalam bahasa Indonesia, hingga saat ini belum ada keseragaman.
Berbagai istilah yang dipergunakan seperti: ketatalaksanaan, manajemen, manajemen
pengurusan dan lain sebagainya.
31
b. Dalam Kamus Ekonomi, management berarti pengelolaan, kadangkadang
ketatalaksanaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen berarti penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
32
b. Unsur-unsur Manajemen
Unsur-unsur kegiatan manajemen dikenal juga dengan fungsi manajemen, yaitu:
33
1. Perencanaan, yaitu menentukan tujuan proyek, strategi untuk
mewujudkannya, serta metode pembinaan bagi para pegawai dalam melaksanakan pekerjaan mereka untuk mewujudkan tujuan ini.
2. Pengorganisasian, yaitu menentukan kegiatan-kegiatan yang mesti
dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut dalam bentuk gambaran tugas secara detail. Juga, masing-masing menurut keahlian
30
Harbangan Siagian, Manajemen Suatu Pengantar, Semarang: Satya Wacana. 1993, hlm. 8-9.
31
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Balai Aksara, 1963, hlm. 15 dan 17.
32
DEPDIKNAS.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, hlm.708.
33
Badan Wakaf Indonesia Kuwait Awqaf Public Foundation Islamic Research and Training Institute. Manajemen Wakaf di Era Modern, Jakarta: Badan Wakaf Indonesia Kuwait Awqaf Public
Foundation Islamic Research and Training Institute , 2013 hal. 25-26
27
dan pengalaman mereka demi menjamin pekerjaan mereka terlaksana dengan sinergi dan selaras di bawah pimpinan seorang pimpinan yang
bijak. 3.
Pengarahan, yaitu memberikan petunjuk dan dorongan kepada para pekerja untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik demi
menjamin tidak ada penyimpangan dalam mewujudkan tujuan. 4.
Kordinasi, yaitu menciptakan keseimbangan, keterkaitan, dan keselarasan, serta menghilangkan kontradiktif dalam bekerja. Di
samping itu juga dengan tetap menjaga variable waktu yang menuntut adanya keputusan pada saat yang tepat.
5. Pengawasan, yaitu memastikan bahwa pekerjaan yang terlaksana telah
sesuai dengan rencana yang dibuat dan hasil yang ditetapkan telah terwujud dengan baik.
c. Manajemen Tanah Wakaf
Sistem manajemen pengelolaan wakaf merupakan satu aspek penting dalam pengembangan paradigma baru wakaf di Indonesia. Kalau paradigma
lama wakaf selama ini menekankan pentingnya pelestarian dan keabadian benda wakaf, maka dalam pengembangan paradigma baru wakaf lebih
menitikbertkan pada aspek pemanfaatan yang lebih nyata tanpa kehilangan eksistensi benda wakaf itu sendiri.Untuk menigkatkan dan mengembangkan
28
aspek kemanfaatannya, tentu yang sangat berperan sentral adalah sistem manajemen pengelolaan yang diterapkan.
34
Untuk mengelola, memberdayakan dan mengembangan tanah wakaf yang strategis dimana hampir semua wakif yang menyerahkan tanahnya kepada
nazir tanpa menyertakan dana untuk membiayai oprasional usaha produktif, tentu saja menjadi persoalan yang cukup serius. Karena itu dioerlukan strategi
riil agar bagaimana tanah-tanah wakaf yang begitu banyak dihampir seluruh provinsi di Indonesia dapat segera diberdayakan untuk kepentingan
kesejahteraan masyarakat banyak. Strategi riil dalam pengembangkan tanah- tanah wakaf wakaf produktif adalah dengan kemitraan.
Lembaga-lembaga Nazhir harus menjalin kemitraan usaha dengan pihak- pihak lain yang mempunyai modal dan ketertarikan usaha sesuai dengan
posisi tanah strategis yang ada. Jalinan kerja sama ini dalam rangka menggerakan seluruh potensi ekonomi yang dimiliki oleh tanah-tanah wakaf
tersebut sekali lagi harus ditekankan bahwa sistem kerja sama dengan pihak ketiga tetap harus mengikuti sistem syariah, baik dengan cara musyarakah
maupun mudharabah.
35
Pemberdayaan dan penembangan wakaf produktif merupakan sebuah langkah maju bagi lembaga perwakafan di tanah air. Dalam rangka
34
Direktorat Permberdayaan Wakaf, Paradigma baru wakaf di Indonesia,Jakarta, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam :2006,h.105
35
Panduan pemberdayaan tanah wakaf produktif strategis di indonesia. Direktorat pemberdayaan wakaf Direktorat Jendral Bimbingan masyarakat Islam . departemen agama RI tahun
2006, h. 121-122