Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan

(1)

(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

“ Bismillahirrahmanirrahim… “

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas Kehadirat ALLAH SWT, Tuhan Semesta Alam yang selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada setiap hambanya. Dan dengan berkat rahmat dan hidayah-Nya tersebut penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, dan penulis mengangkat judul

“Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan”.. Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan studi program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam tak lupa juga penulis hadiahkan kepada jungjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan yang baik pada seluruh umat manusia. Semoga kelak kita mendapat Syafa’at-Nya di kemudian hari, Amin.

Penulis sungguh menyadari penyelesaian tugas akhir yang penulis lakukan ini tak lepas dari dorongan moril maupun materil yang diberikan oleh kedua orang tua penulis (Ayahanda Arisman Tanjung dan Ibunda Yusnimar Jambak). Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih khusus buat kedua orang tua penulis yang paling berjasa dalam mendidik, dan membesarkan penulis hingga sampai sekarang ini. Atas do’a dan kepercayaan mereka jugalah penulis dapat menyelesaikan kuliah dan tugas akhir ini.


(5)

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belumlah sempurna dan terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan kalimat maupun isinya. Atas dasar tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan tugas akhir ini.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini, karena tanpa bimbingan dan petunjuk dari dosen pembimbing dan pihak lain, maka sulit bagi penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Pimpinan dan seluruh karyawan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan, yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan izin dan menyediakan data-data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas akhir ini.


(6)

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR LAMPIRAN ………. vi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ………... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 3

D. Sistematika Penelitian...4

BAB II : Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan A. Sejarah Ringkas ………..6

B. Struktur Organisasi ………. 6

C. Uraian Tugas ( job description ) ……….. 7

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Aktiva Tetap ……….. 12

B. Cara Perolehan Aktiva Tetap dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap...18


(8)

D. Penggantian Aktiva Tetap ...28

E. Penggunaan Aktiva Tetap...29

F. Manual Prosedur Pemrosesan Aktiva Tetap...30

G.Pengendalian Intern dan Tujuannya...30

H.Pengawasan Intern Aktiva Tetap...31

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 35

B. Saran ……….. 36

DAFTAR PUSTAKA ……… 37 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Susunan Organisasi Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan, baik perusahaan industri, jasa maupun perusahaan dagang tentu memiliki aktiva tetap. Aktiva tetap adalah harta berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Namun jenis aktiva tetap yang dimiliki setiap perusahaan mungkin berbeda satu sama lainnya seperti perusahaan jasa berbeda dengan perusahaan lainnya, namun yang jelas masing perusahaan mempunyai aktiva tetapnya masing-masing. Harta tetap terdiri dari peralatan, kendaraan, gedung, tanah dan mesin.

Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, jumlah dana yang diinvestasikan, pengolahanya yang melibatkan banyak orang, dan pembuatanya yang sering dalam jangka panjang, maupun dari segi pengawasanya yang sangat rumit.

Harta tetap terdiri dari peralatan, kendaraan, gedung, tanah dan mesin. Perusahaan dapat memperoleh aktiva tetapnya dengan berbagai cara misalnya : pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah, tukar tambah, leasing, dibuat sendiri dan sebagainya. Untuk menginvestasikan dana dalam bentuk aktiva tetap, perusahaan harus terlebih dahulu memiliki pertimbangan dan perencanaan yang


(11)

baik, karena pengembalian dana yang telah diinvestasikan tersebut membutuhkan jangka waktu yang cukup lama.

Pengawasan atas aktiva tetap harus selalu diperhatikan oleh perusahaan, sebab jika terdapat kesalahan pengelolaan aktiva karena kurangnya perhatian dari perusahaan akan membawa pengaruh pada kegiatan ekonomi dan juga merugikan perusahaan. Sebaliknya, apabila pengawasan terhadap aktiva tetap dilaksanan dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Kebenaran aktiva tetap harus dipertangungjawabkan, dipergunakan secara wajar, diasuransikan secukupnya dan ditangani dengan cara yang baik sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen dan diawasi oleh pengawas perusahaan.

Mengamati begitu besarnya pengaruh aktiva tetap bagi perusahaan seperti yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk mencoba meniliti dan mengevaluasi pengendalian dan pengawasan aktiva tetap, maka dari itulah dalam karya tulis ini penulis memilih judul “ Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas

Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi perumusan masalah adalah “ Apakah pengawasan intern aktiva tetap yang diterapkan oleh

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas

Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan telah dilaksanakan dengan baik secara efisien dan efektif “.


(12)

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian C.1. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai, tanpa adanya tujuan yang jelas akan mengakibatkan suatu kegiatan yang kurang terarah. Sesuai dengan penjelasan diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III.

2. Untuk memahami lebih jauh lagi tentang teori yang didapat dalam

perkuliahan dengan melihat penerapanya yang dilaksanakan oleh

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas

Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.

3. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai cara efektif dalam pengawasan aktiva tetap.

4. Untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan dalam memperoleh aktiva tetapnya.

5. Untuk mengetahui metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan.

C.2. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Dapat memperdalam wawasan penulis mengenai pengawasan intern aktiva tetap guna membantu perusahaan dalam mengurangi kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan.


(13)

2. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi perusahaan, untuk melihat sejauh mana penerapan yang telah dilakukan dalam pengawasan intern aktiva tetap.

3. Bagi pembaca

Sebagai informasi perbandingan di dalam penelitian dimasa yang akan datang.

D. Sistematika Penelitian

Agar pembahasan tugas akhir ini dapat lebih mudah dipahami maka penulis menguraikan isi tugas akhir ini sedemikian rupa, dan secara sistematis tulisan ini dibagi atas empat bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun penulisan tugas akhir ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini berisikan sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi, job description, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan dari perusahaan.


(14)

BAB III TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang pengertian aktiva tetap dan jenis-jenisnya, cara perolehan aktiva tetap dan metode penyusutannya, penggantian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap, pengertian pengendalian intern dan tujuannya, pengawasan intern aktiva tetap dan pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup berisi kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan pengawasan intern aktiva tetap pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan dalam menunjang kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang.


(15)

BAB II

KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) ”MEDIA” DINAS KOMUNIKASI INFORMASI DAN INFORMATIKA

(DISKOMINFO) MEDAN

A. Sejarah Singkat Koperasi

Koperasi Media ini dulu bernama Departemen Penerangan (DEPPEN) dan dengan akte perubahan No. 518 / BH / PAD / XI / 2002, nama Departemen Penerangan (DEPPEN) diubah menjadi Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan yang berkedudukan dijalan H. M. Said No. 27 Medan. Adapun mengenai keanggotaan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan sampai saat ini tercatat sebanyak 185 orang (tahun yang sedang berjalan tahun 2008.)

B. Struktur Organisasi Koperasi

Organisasi adalah merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan atas dasar kerjasama yang mempunyai bentuk atau susunan yang secara jelas dan formil merumuskan bidang tugas masing-masing unsur serta meneger hubungan antara yang satu dengan yang lain dalam rangkaian hirarki. Struktur organisasi merupakan susunan dari jabatan-jabatan yang suda ditetapkan dan merupakan


(16)

salah satu faktor yang mempengauhi orang yang tergabung didalamnya. Karena setiap pimpinan maupun bawahan yang ada dalam organisasi akan mengetahui dengan jelas sampai dimana kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan, batas-batas serta kekuasaan yang ada padanya, kepada siapa ia harus bertanggung jawab kepadanya.

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan baik banyak dibantu atau dipengaruhi oleh mengerti atau tidaknya seseorang atau individu yang tergabung dalam organisasi itu. Dengan demikian struktur organisasi bukanlah menjadi tujuan perusahaan, tetapi merupakan alat yang dipergunakan dalam mencapai tujuan.

Satu kesatuan kerja dari setiap departemen harus dimiliki suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, karena tujuan dari suatu perusahaan hanya dapat dicapai dengan kerjasama yang baik dan terkoordinasinya para anggota. Hal ini akan tercapai dengan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap anggota perusahaan.

C. Uraian Tugas (Job Description)

Dalam rangka mencapai efisiensi dan efektivitas usaha diatur pembagian tugas masing-masing fungsi/pelaksanaan penanggung jawab secara tertulis sebagai berikut :

1. Dewan Penasehat (Pembina)

Dewan penasehat (Pembina) berfungsi memberikan saran-saran, pendapat, usul, dan pertimbangan-pertimbangan kepada pengurus atau rapat anggota


(17)

mengenai masalah tertentu baik diminta maupun tidak, demi untuk kemajuan koperasi yang bersangkutan. Dewan penasehat tidak diberi gaji tetapi dapat dapat diberi uang jasa yang disetujui oleh rapat anggota. Disamping itu Dewan Penasehat (Pembina) tidak mempunyai hak dalam rapat anggota dan rapat pengurus. Adapun tanggung jawab dari Dewan penasihat (Pembina) secara lebih jelas adalah :

a) Memberikan nasehat yang berhubungan dengan kegiatan operasional koperasi.

b) Mengkoordinir tugas-tugas perencanaan, pengorganisasian dan pemberian pengarahan kerja.

c) Pengawasan dan pelaksanaan yang berkaitan dengan pendayagunaan aktiva dan passiva untuk mencapai tujuan koperasi.

2. Pengurus

Jabatan yang memungkinkan mengangkat karyawan yang akan dituangkan dalam SK Pengurus.

3. Badan Pengawas

Untuk menghindari hal-hal yang bersifat negative, maka dibentuk suatu badan pengawas untuk melakukan pengawasan (control) melalui audit secara periodik dengan frekuensi kegiatan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali dengan pasal 38 UU No. 25 Thn 1992.

Adapun tugas dan kewajiban Badan Pengawas adalah :

a) Mengawasi pelaksanaan tata kehidupan organisasi dan usaha serta pelaksanaan kebijaksanaan dan tindakan-tindakan pengurus.


(18)

b) Memeriksa, meneliti kebenaran buku-buku dan catatan-catatan yang berhubungan dengan organisasi dan usaha koperasi.

c) Mengadakan pemeriksaan sewaktu-waktu mengenai:

Bidang keuangan dengan membuat berita acara pemeriksaan kas

Persediaan barang-barang serta kekayaan koperasi

Laporan keuangan

4. Ketua I

Ketua I mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Memimpin kegiatan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan berdasarkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan Rapat Anggota Tahunan serta kebijaksanaan yang ditetapkan oleh rapat pengurus.

b. Mewakili/ penanggung jawab kedalam maupun keluar.

c. Memimpin rapat pleno (rapat pengurus lengkap) maupun rapat pengurus harian.

d. Memimpin, mengarahkan serta mengawasi seluruh kegiatan pelaksanaan rencana kerja Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.

e. Sebagai koordinator umum Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.


(19)

5. Ketua II

Ketua II mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mewakili seluruh pelaksanaan tugas ketua

b. Mengadakan pembinaan terhadap departemen-departemen yang berada dibawah naungannya.

c. Mewakili ketua I dalam tugasnya :

1. Menandatangani seluruh bukti pengeluaran uang Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan, jika ketua berhalangan.

2. Memimpin rapat pengurus jika mendapat pendelegasian dari Ketua I. d. Mengkoordinir bidang organisasi Koperasi Pegawai Republik Indonesia

(KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.

6. Sekretaris I

Tugas sekretaris I sebagai berikut :

a. Mengkoordinir dari seluruh kegiatan administrasi Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.

b. Mengkoordinir kegiatan secretariat pengurus koperasi sehari-hari.

c. Membantu mempersiapkan rencana kegiatan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan baik yang bersifat umum maupun bidang organisasi. d. Mengkoordinir bidang pembelian barang konsumsi dan barang sandang.


(20)

7. Sekretaris II

Tugas sekretaris II sebagai berikut :

a. Membantu sekretaris sebelum melaksanakan tugas kesekretariatan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media (Diskominfo) Medan.

b. Membuat buku notulen rapat. c. Membuat buku daftar anggota.

d. Membuat buku agenda surat masuk dan surat keluar. e. Membuat buku tamu.

f. Mempersiapkan surat-surat yang dibutuhkan.

8. Bendahara

Tugas bendahara sebagai berikut :

a. Membantu ketua dalam merumuskan kebijaksanaan dalam bidang keuangan sesuai dengan keputusan rapat pengurus dan rapat anggota.

b. Menandatangani cheque/ giro dan sebagian orang pertama yang berhak menandatangani cheque/ giro Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan. c. Mengupayakan mencari sumber dana dari anggota yang dapat digunakan

untuk pelaksanaan rencana kerja.

d. Menyimpan dan mengadministrasikan keuangan Koperasi Pegawai

Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.


(21)

BAB III PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Aktiva Tetap A.1. Aktiva Tetap

Sebelum penulis membahas lebih lanjut pengertian dan jenis-jenis aktiva tetap, maka penulis akan menjelaskan pengertian aktiva tetap itu sendiri. Aktiva tetap adalah merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, yang dimiliki oleh perusahaan dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.

Selanjutnya penulis mengutip definisi aktiva tetap menurut ahli akuntansi sebagai berikut :

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 58) “Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun”.

Dengan demikian, aktiva tetap harus mempunyai syarat : 1) Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan

2) Mempunyai bentuk fisik

3) Memberikan manfaat dimasa yang akan datang

4) Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan atau dimiliki tidak sebagai investasi atau dijual kembali.


(22)

Aktiva tetap dapat dibedakan dari aktiva-aktiva lainya berdasarkan karakteristik-karakteristik berikut :

1. Aktiva tetap diperoleh untuk dipakai dalam kegiatan-kegiatan usaha. Nilai aktiva berasal dari jasa yang diberikanya, bukan dari potensinya untuk dijual kembali.

2. Aktiva tetap menyediakan manfaat selama beberapa periode akuntansi. Menurut prinsip pengaitan, biaya perolehan dari suatu sumber daya yang memberikan potensi jasa haruslah dikaitkan dengan beban untuk menghasilkan jasa tersebut.

Sedangkan Harahap ( 2002 : 20) mendefinisikan aktiva tetap berikut ini: “Aktiva tetap adalah aktiva tetap yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan meghasilkan barang dan jasa perusahaan”.

A.2. Jenis-jenis Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu :

1. Substansi

Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Tangible Fixed Asset (aktiva berwujud)

Contonya : lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lainnya. b. Intangible Fixed Asset (aktiva tidak berwujud)


(23)

2. Umur

Pengkategorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan, mengingat aktiva tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda. Berdasarkan umurnya aktiva tetap terdiri dari :

a) Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah.

b) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaanya bisa digantikan dengan aktiva sejenis. Misalnya : bangunan, mesin, alat-alat, mebel, dan kendaraan.

c) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaanya tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis.

Contohnya : sumber-sumber alam sepeti tambang dan hutan.

3. Disusutkan atau Tidak

Pengkategorian aktiva dari segi disusutkan atau tidak biasanya dicirikan dengan atau tidak penurunan nilai aktiva tersebut. Penyusutan terhadap harga perolehan dilakukan apabila aktiva tetap mengalami penurunan nilai selama masa manfaatnya. Adapun pembagian aktiva tetap dari segi ini adalah sebagai berikut :

a. Depreciated Plant Assets (aktiva tetap yang disusutkan)

Contohnya : bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan, dan sebagainya


(24)

b. Underpreciated Plant Assets (Aktiva Tetap yang Tidak Disusutkan) Contohnya : tanah.

4. Jenisnya

a. Tanah

Tanah yaitu bidang terhampar baik yang merupakan tempat berdirinya suatu lahan yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya didirikan bangunan, pencatatannya harus dipisahkan dari lahan itu sendiri khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya dapat digolongkan kedalam nilai lahan. Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya akuisisi aktiva tetap, yang meliputi :

1) Harga Beli

2) Ijin dari pemerintah

3) Komisi pialang

4) Fee nama baik

5) Biaya survey

b. Bangunan/Gedung

Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki perusahaan baik berupa gedung, kantor, gudang, pabrik, perumahan, dan bangunan-bangunan


(25)

lain. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi bangunan tersebut. Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung antara lain :

1) Fee arsitek

2) Biaya asuransi

3) Ijin dari pemerintah

4) Bea balik nama

Gedung ini mempunyai beberapa fungsi yaitu :

1) Dipakai untuk membangun kantor

2) Dipakai untuk tempat penyimpanan atau gudang

c. Mesin

Mesin merupakan peralatan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. Adapun biaya yang ditanggung perusahaan untuk memperoleh mesin tersebut adalah :

1) Pengujian sebelum digunakan


(26)

d. Kendaraan

Kendaraan merupakan semua jenis transportasi yang digunakan dalam proses pengangkutan, meliputi mobil, truk, sepeda motor, dan angkutan lain yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

e. Peralatan

Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan. Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain :

1) Reparasi pembelian (peralatan bekas)

2) Penyesuaian pembelian (peralatan bekas)

f. Kantor Inventaris

Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasional suatu perusahaan, inventaris kantor dapat berupa :

a) Mesin tik

b) Komputer

c) Perabot kantor

d) Meja tulis


(27)

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan mengkategorikan jenis aktiva tetapnya kedalam tiga kategori yang masing-masing masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu :

1. Tanah 2. Bangunan

3. Inventaris Kantor, dibagi atas : a. Komputer

b. Mesin kantor c. Perabot kantor

Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori aktiva tetap yang ada di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu berwujud, dimiliki oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

B. Cara Perolehan Aktiva Tetap dan Metode Penyusutan Aktiva Tetap B1. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Setiap aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli


(28)

aktiva tetap tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara, antara lain :

1. Pembelian Tunai

Pembelian tunai adalah pembelian aktiva yang pembayarannya tidak memerlukan tenggat waktu yang lama dari saat pembeliannya. Dalam pembelian tunai ini aktiva dicatat sebesar uang kas yang dibayarkan dan meliputi harga beli dan semua biaya yang berhubungan dengan pemilikan itu.

Apabila dalam pembelian tunai diperoleh potongan maka potongan tersebut akan diperkurangkan dari harga beli aktiva, dengan demikian akan mengurangi harga perolehannya. Pembelian tunai atas aktiva bekas pakai harga perolehannya adalah semua biaya untuk memperoleh aktiva tersebut termasuk apabila perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk memperbaiki keadaan aktiva yang rusak agar menjadi baik kembali.

Bila beberapa aktiva tetap dibeli secara bersama-sama dengan harga tunggal, maka perusahaan akan mengalami masalah, masalahnya ialah apabila aktiva yang dibeli secara bersama tersebut umur atau masa pakainya berbeda-beda. Maka masing-masing nilai aktiva harus dipisahkan.

Ikatan Akuntan Indonesia, (2004; 58) “Harga perolehan dari masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva tetap bersangkutan”.


(29)

Jurnal dalam pencatatan pembelian tunai adalah :

Aktiva tetap xxx

Kas xxx

2. Pembelian Kredit

Pembelian kredit adalah pembelian aktiva tetap yang pembayarannya tidak sekaligus tetapi berangsur-angsur dan pelunasannya memerlukan waktu lebih dari satu periode akuntansi. Dalam pembelian kredit ini harga beli aktiva tetap menjadi lebih mahal dibandingkan dengan tunai, kelebihan harga tersebut adalah merupakan bunga atas pembelian cicilan tersebut.

Dalam menentukan harga perolehan bunga tidak boleh dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan, tetapi harus diperlakukan sebagai biaya. Dengan demikian harga perolehan aktiva tersebut adalah harga tunai ditambah biaya-biaya lain di luar biaya tersebut. Pembebanan bunga atas kredit dapat dilakukan dengan :

a. Secara Flat

Dimana biaya bunga sama untuk setiap pembayaran angsuran persemester.

b. Berdasarkan Sisa Hutang

Dimana biaya bunga dihitung dari sisa hutang terakhir.

Jurnal untuk mencatat pembelian yang dilakukan secara kredit adalah :

Aktiva Tetap xxx


(30)

3. Pembelian dengan Surat Berharga

Dalam usaha untuk mendapatkan aktiva tetap perusahaan dapat mengeluarkan surat-surat berharga yang berupa saham atau obligasi. Saham atau obligasi tersebut dipakai sebagai penukaran dari aktiva tetap yang diinginkan. Dalam pertukaran antara aktiva dengan surat berharga ini timbul masalah berapa besarnya nilai aktiva yang diterima akan dicatat, apakah sebesar harga pasar aktiva atau sebesar harga pasar surat berharga atau bahkan nilai nominalnya.

Kalau dalam pertukaran tersebut harga pasar dari surat berharga diketahui maka aktiva yang diterima dinilai sebesar harga pasar dari surat berharga akan tetapi apabila harga pasar dari surat berharga tidak diketahui, aktiva tetap yang diperoleh tersebut dapat dinilai sebesar harga pasar yang bersangkutan.

Dalam memperoleh aktiva dengan cara seperti ini laba atau rugi tidak boleh diakui, karena dengan mengeluarkan surat berharga yang berupa saham, pemilik aktiva yang ditukar tersebut menjadi pemegang saham (pemilik), dan apabila yang dikeluarkan obligasi atau kreditor sehingga tidak mungkin adanya laba atau rugi. Berikut jurnal untuk pembelian dengan surat berharga, yaitu :

Aktiva Tetap xxx

Potongan Harga xxx

Modal Saham xxx

Premium xxx

4. Aktiva Tetap yang Dihadiahkan

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dihadiahkan disebut


(31)

ini wajib dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilain yamg independen (appraisal company) dan di kredit modal donasi (donate capital). Aktiva tetap yang dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva tersebut sudah diterima. Apabila ada biaya-biaya dalam rangka perolehan ini, maka dicatat sebagai resume expenditure. Contohnya biaya surat-surat, akte, dan sebagainya.

Ikatan Akuntan Indonesia, (2004; 16.7) berpendapat bahwa :

“Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun Modal Donasi”. Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Aktiva Tetap xxx

Modal Donasi xxx

5. Aktiva yang Dibangun Sendiri

Untuk memenuhi keperluannya dalam pengadaan aktiva tetap, perusahaan dapat membangun atau membuat sendiri aktiva tetap tersebut. Tujuan perusahaan membuat atau membangun sendiri aktiva tetap biasanya didasari oleh maksud perusahaan untuk mendapatkan kualitas aktiva yang lebih baik dibandingkan harus membeli, menghemat biaya atau memanfaatkan fasilitas perusahaan yang menganggur.

Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead langsung maupun tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar biaya operasional perusahaan.


(32)

Menentukan jumlah overhead tidak langsung akan dialokasikan pada aktiva tetap yang dikerjakan bukanlah hal yang mudah. Untuk itu ada beberapa cara untuk menetapkan besar biaya overhead, yaitu :

1) Metode Incremental Cost

Biaya overhead yang dibebankan adalah kenaiakn (tambahan) biaya overhead akibat adanya pembanguanan aktiva tersebut.

2) Metode Proporsional

Biaya overhead yang dibebankan bukan hanya kenakan overhead itu sendiri, melainkan juga biaya overhead secara rata baik untuk kegiatan biasa maupun untuk kegiatan pembangunan itu sendiri.

6. Aktiva Tetap yang Diperoleh dengan Pertukaran

Perusahaan mungkin mengambil kebijaksanaan untuk memperoleh aktiva baru dengan cara menukarnya dengan aktiva lama yang telah dimiliki oleh perusahaan. Dalam kejadian seperti ini secara umum ketentuannya adalah bahwa aktiva baru yang diperoleh akan dicatat (dinilai) sebesar harga pasar dari aktiva lama yang diserahkan atau kalau harga pasar aktiva baru lebih jelas diketahui maka dapat pula mempergunakan harga pasar aktiva baru tersebut.

Dalam tukar menukar seperti ini kadang-kadang pihak pembeli harus memberi tambahan uang atau nambah, apabila hal ini terjadi maka aktiva baru akan dicatat senilai harga pasar dari aktiva lama ditambah uang kas yang harus dibayarkan. Laba rugi pertukaran dapat timbul apabila terjadi perbedaan antara nilai buku aktiva lama dengan harga pasarnya atau nilai yang diakui dalam


(33)

pertukaran tersebut. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan harga perolehan dalam tukar-menukar, yaitu :

1) Nilai Buku

Yaitu, aktiva yang diperoleh dinilai dengan nilai buku aktiva yag ditukarkan dan tidak memperhitungkan laba atau rugi. Nilai buku yang dihitung dari harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

2) Nilai Pasar

Yaitu, harga perolehan aktiva baru ditentukan sama dengan nilai pasar aktiva lama yang ditukar tambah dengan pembayaran tunai. Selisih nilai pasar aktiva lama dengan buku dihitung sebagai laba atau rugi.

3) Trade-in Allowance

Yaitu, harga perolehan aktiva baru dihitung berdasarkan nilai trade-in

allowance lama ditambah dengan pembayaran tunai. Selisihnya dihitung

sebagai laba atau rugi.

Penetapan nilai suatu aktiva tetap dapat dilakukan dengan lebih dahulu mengetahui jenis aktiva tetap itu sendiri dan dari mana aktiva tetap itu diperoleh. Harga perolehan yang dicatat adalah harga yang akan dibayarkan kepada penjual ditambah dengan biaya yang dikeluarkan hingga fisik aktiva tetap yang dibeli dipergunakan dalam aktivitas operasional perusahaan.

B2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam


(34)

dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Menurut ikatan Akuntan Indonesia, (2004; 16.2) : “Alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”

1. Metode Alokasi

Besar kecilnya penyusutan setiap periode ditentukan oleh tiga faktor yaitu : harga perolehan dari aktiva, taksiran nilai sisa dan taksiran umur aktiva. Harga perolehan adalah semua biaya untuk memperoleh aktiva sampai aktiva siap untuk dipergunakan. Ada beberapa metode dalam melakukan alokasi harga perolehan aktiva yaitu:

a) Berdasarkan waktu

Metode alokasi ini adalah yang mendasarkan alokasinya berdasarkan umur dari aktiva.

b) Berdasarkan kegunaan

Metode ini mendasarkan alokasinya pada banyak sedikitnya pengunaan dari aktiva.

c) Alokasi untuk kelompok-kelompok aktiva

Metode ini adalah metode yang berdasarkan waktu tetapi dipergunakan untuk menyusutkan sekelompok aktiva secara bersama-sama.

2. Metode Garis Lurus

Metode garis lurus adalah metode alokasi harga perolehan yang mendasarkan alokasinya pada waktu pemakaian, dalam metode ini beban penyusutan dari waktu kewaktu sama besarnya. Menghitung beban penyusutan


(35)

per periodik dengan cara membagi harga perolehan yang disusutkan dengan taksiran umurnya. Cara menghitung besarnya penyusutan untuk tiap priode adalah :

n

Ns)

-(Hp

D

=

Dimana :

D = Besar deprisiasi untuk suatu priode Hp = Harga perolehan

Ns = Nilai sisa

n = Taksiran umur manfaat

Contoh : Sebuah mesin dibeli dengan harga perolehan Rp.10.000.000,- nalai sisa diperkirakan Rp.5.000.000,- dan taksiran umur 10 tahun. Penyusutan aktiva tersebut adalah :

n

Ns)

-(Hp

D

=

10

5.000.000

Rp.

-10.000.000

Rp.

=

D = Rp.500.000 / Tahun

3. Metode Jumlah Angka Tahun

Metode ini mengalokasikan harga perolehan dari priode ke priode semakin menurun. Alokasi ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa alokasi semakin lama semakin turun daya layannya. Sedangkan biaya reparasi dan pemeliharaannya semakin besar.


(36)

Contoh : Pada tanggal 2 februari 2007 dibeli mesin seharga Rp.50.000, umur mesin 5 tahun, dan nilai sisa 0.

Tabel 3. 1

Penyusutan Mesin dengan Metode Jumlah Angka Tahun Tahun Harga Perolehan Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku

1 Rp.50.000 Rp.16.666,67 Rp. 16.666,67 Rp. 33.333,33

2 Rp.50.000 Rp. 13.333,33 Rp. 30.000 Rp. 20.000

3 Rp.50.000 Rp. 10.000 Rp. 40.000 Rp. 10.000

4 Rp.50.000 Rp. 6.666,67 Rp. 46.666,67 Rp. 3.333.33

5 Rp.50.000 Rp. 3.333,33 Rp. 50.000 Rp. 0

Sumber : Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan

Keterangan :

1. 5/15 x Rp.50.000 = Rp.16.666,67 2. 4/15 x Rp.50.000 = Rp.13.333,33 3. 3/15 x Rp.50.000 = Rp.10.000 4. 2/15 x Rp.50.000 = Rp. 6.666,67 5. 1/15 x Rp.50.000 = Rp. 3.333,3

C. Manual Prosedur Penyusutan Aktiva Tetap

1. Membuat daftar kartu aktiva tetap.

2. Membuat rekap penyusutan per kode perkiraan aktiva tetap.


(37)

a) Garis lurus b) Saldo menurun c) Saldo menurun ganda

4. dan juga dapat mengunakan dua skema penyusutan yaitu penyusutan intern dan penyusutan ekstern.

D. Penggantian Aktiva Tetap

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aktiva tetap dikarenakan aktiva tetap tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaiannya. Penarikan tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : 1. Dengan cara dibuang

Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tetap tersebut sudah tidak lagi berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai pasar. Ayat jurnal pencatatannya adalah :

Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxx

Aktiva tetap xxx

2. Dengan cara dijual

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sama dengan ayat jurnal yang tetah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat.


(38)

3. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain

Aktiva yang sudah tidak terpakai lagi ditukar dengan aktiva lain atau aktiva baru yang sejenis ataupun yang tidak sejenis yang manfaatnya sama dengan aktiva yang akan ditukar.

E. Penggunaan Aktiva Tetap

Dalam pengunaanya aktiva tetap mengeluarkan berbagai macam biaya aktiva tetap yaitu :

1. Biaya reparasi, yaitu biaya untuk memperbaiki aktiva tetap menjadi baik kembali

2. Biaya pemeliharaan, yaitu biaya untuk menjaga aktiva tetap tersebut tetap pada kondisi baik

3. biaya pergantian, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan sebagian dari aktiva tetap yang rusak

F. Manual Prosedur Pemrosesan Aktiva Tetap

Dalam aktiva tetap ada juga yang mengunakan manual prosedur dalam pemrosesanya yaitu :

1. Memberikan nomor sebelumnya pada pemberian wewenang pengeluaran modal individu dan menyelidiki dokumen yang hilang.

2. Melacak salinan order pembelian untuk pengeluaran modal pada personel aktiva tetap.


(39)

3. Merekonsiliasikan tambahan aktiva tetap dengan pemberian wewenang pengeluaran modal.

4. Permintaan informasi pembelian atau personil lain untuk

mengklarifikasikan deskripsi atau fungsi asset. 5. Menetapkan definisi yang jelas untuk kategori asset. 6. Memberikan nomor sebelumnya atas aktiva tetap. 7. Menetapkan kebijakan masa dan metode penyusutan.

G. Pengendalian Intern dan Tujuannya

Pengawasan atau pengendalian intern meliputi organisasi dan semua metode serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan umtuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi. Meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah diterapkan. Pengendalian intern meliput i :

1. Pengendalian Akuntansi

Pengendalian akuntansi adalah pengendalian meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan sehingga diperlukannya catatan akuntansi.

2. Pengendalian Administrasi

Pengendalian administrasi adalah pengendalian meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pemimpin yang telah diterapkan.


(40)

Tujuan sistem pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai berikut :

• Untuk menjamin kebenaran data akuntansi

• Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya

• Untuk menggalakkan efisiensi usaha

• Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan

H. Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut. Penetapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan. Beberapa tujuan dari pengawasan intern aktiva tetap adalah :

• Membatasi pengeluaran modal dalam limit yang disetujui kebutuhan perusahaan.

• Meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

• Menerapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap.

• Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.


(41)

Pengawasan intern yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan yaitu :

1. Perolehan Aktiva Tetap

Mengutip apa yang telah diuraikan diatas mengenai cara perolehan aktiva tetap bahwa dalam perolehannya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang dipilih untuk memperoleh aktiva tetap oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan yaitu dengan membeli secara tunai, dengan dana yang diperoleh dari Koperasi.

Perolehan aktiva tetap yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat kedalam buku besar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehan dibuat dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual (harga faktur) dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Seluruh-seluruh biaya yang dikeluarkan dikapitulasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap merupakan pengurangan terhadap harga faktur tersebut.

2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas

Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan mengalokasikan harga perolehan dari masing-masing akhir priode aktiva tetap sebagai beban penyusutan. Metode penyusutan ynag diterapkan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika


(42)

(Diskominfo) Medan didasarkan atas pertimbangan alasan yang layak, serta penerapan aktiva tetap yang dimiliki secara konsisten.

Persentase penyusutan aktiva tetap pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan untuk tahun 2008 setiap tahunya adalah 10 % per tahun pada setiap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut Presentase aktiva tetap pertahun pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2

Persentase Aktiva Tetap Per Tahun Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo)

Medan

Kategori Aktiva Tetap Nilai Aktiva Tetap Persentase per tahun

Tanah Rp. 133,250,553 10 %

Banguanan Rp. 1,338,553 10 %

Computer Rp. 23,305,000 10 %

Mesin kantor Rp. 15,898,400 10 %

Perabot kantor Rp. 20,423,330 10 %

Sumber : Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.

3. Penggantian Aktiva Tetap


(43)

(Diskominfo) Medan yaitu, dengan cara dibuang atau dinonaktifkan. Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan di nonaktifkan, karena aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki residu atau nilai pasar.

4. Penggunaan Aktiva Tetap

Pengunaan aktiva tetap pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan disesuiakan berdasarkan kebutuhannya, yaitu aktiva tetap akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang memang dalam aktivitasnya mengunakan aktiva tetap tersebut. Selama pengunaan aktiva tetap tentu tidak terlepas dari expenditure yang dikeluarkan aktiva tersebut.

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan dalam pengunaan aktiva tetapnya biaya yang dikeluarkan adalah biaya pergantian yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengantikan sebagian dari aktiva yang rusak.

Dari uraian diatas dengan pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan maka dapat dilihat bahwa Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan telah berusaha melakukan pengawasan yang baik secara efisien dan efektif terhadap aktiva tetap yang dimilikinya.


(44)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan merupakan badan usaha yang bergerak dibidang jasa . Dimana Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan menawarkan jasa berbentuk asuransi jiwa kepada setiap nasabahnya dengan pembayaran yang berbentuk premi.

2. Struktur organisasi yang digunakan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan adalah struktur organisasi garis (line organization). Karena struktur garis merupakan struktur yang fungsional.

3. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai dengan mengunakan dana dari Koperasi.

4. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan melakukan perhitungan


(45)

penyusutanya dengan metode saldo menurun yang mana penyusutan setiap tahunya adalah 10 % per tahun.

5. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan melakukan penggantian aktiva tetapnya dengan cara dibuang atau di nonaktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan.

6. Pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan sudah dijalankan dengan cukup baik.

B. Saran

Beberapa saran dari penulis mungkin berguna untuk diterapkan :

1. Untuk memperkecil terjadinya kesalahan dan penyelewengan terhadap aktiva tetap maka perlu membuat prosedur dan pengawasan yang lebih efektif dan efisien lagi.

2. Hendaknya pengawasan intern aktiva agar selalu ditingkatkan, mengingat semakin berkembangnya kemajuan disegala bidang, terutama dibidang tekhnologi.

3. Pemeliharaan terhadap aktiva tetap lebih ditingkatkan, hal ini dilakukan agar aktiva tetap tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, Standart Akuntansi Keuangan 2004, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Warren S. Carls, Reev M. James, Philip E. Fess, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke-21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Murtanto, Alat Evaluasi Pengendalian Internal, Penerbit PT. Hecca Mitra Utama, Jakarta, 2005.

Baswir, Revrisond, Koperasi Indonesia, Edisi Dua, penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2001

Warren, Carl, S, Reeve, Philip, E, Fees, Prinsip-prinsip Akuntansi, Ahli Bahasa Alfonsus dan Helda Gunaawan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005

Warren, Carl S James M, Reeve and Philip E. Fees Skousen, 2005, Accounting, Edisi Ke-21, Cetakan Pertama, Diterjemahkan Oleh Palupi Wariati, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(47)

(1)

(Diskominfo) Medan didasarkan atas pertimbangan alasan yang layak, serta penerapan aktiva tetap yang dimiliki secara konsisten.

Persentase penyusutan aktiva tetap pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan untuk tahun 2008 setiap tahunya adalah 10 % per tahun pada setiap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut Presentase aktiva tetap pertahun pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2

Persentase Aktiva Tetap Per Tahun Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo)

Medan

Kategori Aktiva Tetap Nilai Aktiva Tetap Persentase per tahun

Tanah Rp. 133,250,553 10 %

Banguanan Rp. 1,338,553 10 %

Computer Rp. 23,305,000 10 %

Mesin kantor Rp. 15,898,400 10 %

Perabot kantor Rp. 20,423,330 10 %

Sumber : Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan.


(2)

(Diskominfo) Medan yaitu, dengan cara dibuang atau dinonaktifkan. Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan di nonaktifkan, karena aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta sudah tidak memiliki residu atau nilai pasar.

4. Penggunaan Aktiva Tetap

Pengunaan aktiva tetap pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan disesuiakan berdasarkan kebutuhannya, yaitu aktiva tetap akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang memang dalam aktivitasnya mengunakan aktiva tetap tersebut. Selama pengunaan aktiva tetap tentu tidak terlepas dari expenditure yang dikeluarkan aktiva tersebut.

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan dalam pengunaan aktiva tetapnya biaya yang dikeluarkan adalah biaya pergantian yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengantikan sebagian dari aktiva yang rusak.

Dari uraian diatas dengan pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan maka dapat dilihat bahwa Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan telah berusaha melakukan pengawasan yang baik secara efisien dan efektif terhadap aktiva tetap yang dimilikinya.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan merupakan badan usaha yang bergerak dibidang jasa . Dimana Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan menawarkan jasa berbentuk asuransi jiwa kepada setiap nasabahnya dengan pembayaran yang berbentuk premi.

2. Struktur organisasi yang digunakan Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan adalah struktur organisasi garis (line organization). Karena struktur garis merupakan struktur yang fungsional.

3. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai dengan mengunakan dana dari Koperasi.

4. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan melakukan perhitungan


(4)

penyusutanya dengan metode saldo menurun yang mana penyusutan setiap tahunya adalah 10 % per tahun.

5. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan melakukan penggantian aktiva tetapnya dengan cara dibuang atau di nonaktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan.

6. Pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Media Dinas Komunikasi Informasi dan Informatika (Diskominfo) Medan sudah dijalankan dengan cukup baik.

B. Saran

Beberapa saran dari penulis mungkin berguna untuk diterapkan :

1. Untuk memperkecil terjadinya kesalahan dan penyelewengan terhadap aktiva tetap maka perlu membuat prosedur dan pengawasan yang lebih efektif dan efisien lagi.

2. Hendaknya pengawasan intern aktiva agar selalu ditingkatkan, mengingat semakin berkembangnya kemajuan disegala bidang, terutama dibidang tekhnologi.

3. Pemeliharaan terhadap aktiva tetap lebih ditingkatkan, hal ini dilakukan agar aktiva tetap tidak cepat rusak, sehingga pengeluaran biaya dapat diminimumkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, Standart Akuntansi Keuangan 2004, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Warren S. Carls, Reev M. James, Philip E. Fess, Pengantar Akuntansi, Edisi Ke-21, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Murtanto, Alat Evaluasi Pengendalian Internal, Penerbit PT. Hecca Mitra Utama, Jakarta, 2005.

Baswir, Revrisond, Koperasi Indonesia, Edisi Dua, penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2001

Warren, Carl, S, Reeve, Philip, E, Fees, Prinsip-prinsip Akuntansi, Ahli Bahasa Alfonsus dan Helda Gunaawan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005

Warren, Carl S James M, Reeve and Philip E. Fees Skousen, 2005, Accounting, Edisi Ke-21, Cetakan Pertama, Diterjemahkan Oleh Palupi Wariati, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(6)