7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep keluarga 1.1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran
yang bertujuan
menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota keluarga Duval 1972 dalam
Setiadi, 2008. Pengertian lain menjelaskan bahwa keluarga adalah suatu ikatan
persekutuan hidup atas dasar perkawianan antara orang dewasa yang berlainan jenis, seorang laki-laki dan seorang perempuan yang tidak sendirian atau
dengan anak-anak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga Suprajitno, 2004.
Keluarga menjadi tempat untuk berbagi tradisi, keyakinan,
dan pengetahuan. Keluarga merupakan tempat memulai belajar dari cara makan,
berbicara, sosial, politik, dan budaya. Keluarga juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarganya, pemberi perawatan fisik dan
perhatian emosional, serta seiring dengan itu, keluarga juga memberikan pengarahan perkembangan kepribadian. Sistem keluarga merupakan konteks
belajar yang utama bagi suatu perilaku, pikiran, dan perasaan dari seseorang individu.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Fungsi keluarga Fungsi keluarga menurut friedman 2010 terdapat empat fungsi keluarga
meliputi : 1.2.1. Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi upaya pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, pengertian, dan menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan
keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak terpenuhi. Fungsi afektif berhubungan erat
dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagiaan
dan kegembiraan
dari seluruh
anggota keluarga
yang dapat
mempertahankan makna yang positif. Mempelajari dan mengembangkan fungsi afektif melalui interaksi serta hubungan dalam keluarga.
Setyowati 2008 ada beberapa komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif yaitu : pertama, saling
mengasuh seperti cinta kasih, kehangatan saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Hubungan yang tercipta dalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain di
luar keluargamasyarakat. Kedua, saling menghargai merupakan usaha mempertahankan sikap positif dengan anggota keluarga yang mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga. Ketiga, ikatan dan
Universitas Sumatera Utara
identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat melalui hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses
identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif
sehingga anak-anak dapat berkembang dan meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tua ataupun keluarga lainnya.
1.2.2. Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Keluarga memiliki
tanggung jawab utama dalam mengubah seorang bayi dalam hitungan tahun menjadi makhluk sosial yang mampu berpartisipasi penuh dalam
masyarakat. Selain itu, sosialisasi seharusnya tidak sekedar dianggap berhubungan dengan pola perawatan bayi dan anak, tetapi lebih kepada
proses seumur hidup yang meliputi internalisasi sekumpulan nilai dan norma yang tepat agar dapat menjadi seorang remaja, suamiistri, orangtua,
seorang pegawai yang baru kerja, kakeknenek, mahasiswa, dan pensiunan Friedman, 2010.
1.2.3. Fungsi reproduksi Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi
dan menjaga kelangsungan keluarga. Menjamin kontinuitas antar generasi keluarga dan masyarakat yaitu menyediakan anggota baru untuk
masyarakat Leslie Korman 1989 dalam Friendman, 2010. Pernikahan
Universitas Sumatera Utara
dan keluarga dirancang untuk mengatur dan mengendalikan perilaku seksual serta reproduksi. Sekarang, fungsi reproduksi telah dipisahkan dari
keluarga. Keluarga pasca modern, keluarga didefinisikan dalam konteks pilihan dapat memilih dengan siapa saja Dunphy 2001 dalam Friendman,
2010. 1.2.4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi, mengembangkan
kemampuan individu
dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan
melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup finansial, ruang, dan material dalam alokasinya yang sesuai melalui proses
pengambilan keputusan Setiadi, 2008. 1.2.5. Fungsi perawatanpemeliharaan kesehatan
Fungsi perawatanpemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi. Fungsi fisik keluarga dipengaruhi oleh orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan
perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual
merupakan fungsi keluarga yang paling relevan Friendman ,2010.
Universitas Sumatera Utara
2. Dukungan keluarga 2.1. Pengertian dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan terhadap tiap- tiap anggota keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika dibutuhkan Friedman, 2010.
Dukungan sosial keluarga didefinisikan oleh Gottlieb 1983 dalam Niven, 2000 sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau
tingkah laku yang diberikan oleh orang yang akrab dengan subjek dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dalam hal-hal yang dapat
memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.
2.2. Komponen-komponen dukungan keluarga Dukungan Keluarga dapat diterima dari lingkungan keluarganya yang
dirasakan efektif bagi individu yang membutuhkannya. Aspek yang perlu diketahui dan dipahami, sehingga seseorang akan mengerti dukungan dari siapa
yang paling dibutuhkannya sesuai dengan situasi dan kebutuhannya. Komponen-komponen dukungan keluarga menurut Cohen Mc Kay 1984
dalam Niven, 2000 adalah : 2.2.1. Dukungan nyata
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial, dan material berupa dukungan nyata
Universitas Sumatera Utara
instrumental SupportMaterial Support. Suatu kondisi benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya
bantuan langsung seperti seseorang dalam menjalankan pendidikan, menyediakan transportasi untuk pergi ke kampus, memberi uang untuk
membayar uang kuliah dan fasilitas, menjaga dan merawat saat sakit serta dapat membantu menyelesaikan masalah dalam menjalaninya. Dukungan
nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata. Meskipun sebenarnya setiap orang dengan sumber-sumber yang
tercukupi dapat memberi dukungan dalam bentuk uang atau perhatian untuk proses pendidikan anak. Dukungan nyata akan lebih efektif bila
dihargai oleh penerima dengan tepat. 2.2.2. Dukungan pengharapan
Dukungan pengharapan merupakan dukungan berupa dorongan dan motivasi yang diberikan keluarga kepada individu. Dukungan ini
merupakan dukungan yang terjadi apabila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat
diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi penghargaan positif individu kepada individu lain, penyemangat, dan
persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang. Dalam dukungan pengharapan, kelompok dukungan dapat mempengaruhi persepsi individu
akan ancaman dan juga dapat menyangga orang-orang untuk melawan stresss dengan membantu mengidentifikasi bahwa situasi tersebut sebagai
ancaman kecil. Dukungan pengharapan dapat menjadi koping yang baik
Universitas Sumatera Utara
pada individu dalam mengahadapi suatu masalah. Jenis Dukungan ini membuat individu mampu membangun harga diri, percaya diri,
kompetensi dan bernilai atau berharga. 2.2.3. Dukungan emosional
Dukungan emosional merupakan bentuk atau jenis dukungan yang diberikan keluarga berupa perhatian, memberi rasa aman, kasih sayang,
dan empati. Jika stress dapat mengurangi perasaan seseorang akan hal dimiliki dan dicintai, dukungan emosional dapat menggantikannya atau
menguatkan perasaan ini. Dukungan emosional memberikan individu merasa dicintai meskipun saat mengalami suatu masalah, bantuan dalam
bentuk semangat, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa nyaman. Perasaan yang tidak terkontrol seperti stress
dan penurunan motivasi dapat berakibat pada hilangnya harga diri. Jika hal ini terjadi, jaringan pendukung memainkan peran yang berarti
meningkatkan pendapat yang rendah terhadap diri sendiri. Kejadian- kejadian yang berakibat seseorang merasakan hilang perasaan memiliki
dapat diperbaiki dengan bentuk dukungan yang mengembangkan hubungan personal yang relatif intim seperti membangun dan menciptakan
rasa nyaman, cinta serta saling menghargai. 2.2.4. Dukungan informasi
Dukungan informasi
merupakan jaringan
komunikasi dan
tanggungjawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberi nasehat, pengarahan, usulan, saran, petunjuk,
Universitas Sumatera Utara
pemberian informasi, dan umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dan memberikan saran
dalam mengatasi masalah serta tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stresssor. Dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun
informasi dan pemberi informasi. 2.3. Sumber dukungan keluarga
Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diaksesdiadakan untuk keluarga
dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat selalu siap memberikan pertolongan
dan bantuan jika diperlukan. Dukungan sosial keluarga yang diperoleh berupa dukungan dari orang tua, suamiistri atau dukungan dari saudara kandung.
Caplan 1974 dalam Friedman, 2010 terdapat tiga sumber dukungan sosial umum. Sumber ini terdiri atas jaringan informal yang spontan, dukungan
terorganisasi, dan upaya terorganisasi. Upaya jaringan sosial informal didefenisikan di atas sebagai jaringan informal keluarga dipandang sebagai
kelompok yang memberikan jumlah bantuan terbanyak selama masa yang dibutuhkan.
2.4. Tujuan dukungan keluarga Orang yang hidup dalam keluarga dengan dukungan keluarga umumnya
memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan orang tanpa dukungan keluarga. Dukungan keluarga dianggap khusus karna mengurangi atau
menyangga efek stresss serta memotivasi dalam menjalani stuatu aktivitas dan
Universitas Sumatera Utara
masalah yang dialami secara langsung. Dukungan keluarga adalah strategi koping penting yang harus ada dalam masa stress bagi keluarga. Dukungan
keluarga juga dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan guna mengurangi stresss dan akibat negatifnya Roth 1996 dalam Friedman, 2010.
Caplan 1976 dalam Friedman, 2010 menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan meliputi dukungan sosial keluarga
berfungsi sebagai pencarian dan penyebar informasi, dukungan penilaian keluarga bertindak sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing
dan membantu dalam menyelesaian masalah, dukungan tambahan keluarga adalah sumber bantuan praktis dan konkret, dan dukungan emosional
keluarga berfungsi sebagai pelabuhan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional serta meningkatkan moral keluarga.
Tujuan utama yang dicapai sistem dukungan adalah bantuan berorientasi tugas sering sekali diberikan oleh keluarga besar, teman, dan tetangga. Unsur
ini sangat penting dalam membantu menjalani pendidikan yang mengalami masalah dalam menjalaninya.
2.5. Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga Feiring dan Lewis 1984 dalam Friedman, 2010 menyatakan bahwa ada
bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman
perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil lebih menerima lebih banyak perhatian daripada anak-anak dari keluarga yang besar. Selain itu,
dukungan yang diberikan orang tua khususnya ibu juga di pengaruhi oleh
Universitas Sumatera Utara
usia. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat
pendapatan, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan. 2.6. Dukungan keluarga terhadap mahasiswa menjalani pendidikan
Weiten 1992 mengemukakan bahwa dengan adanya dukungan keluarga maka kesejahteraan psikologis seseorang juga akan meningkat karena adanya
perhatian, pengertian atau menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri, serta memiliki perasaan positif mengenai diri sendiri. Dukungan
keluarga adalah dorongan atau bantuan yang diterima mahasiswa dari keluarganya sehingga dapat meningkatkan keyakinan diri dan memiliki
perasaan positif mengenai dirinya sendiri untuk menjalani perkuliahan. Wijaya dan Pratitis 2012 komponen-komponen dukungan keluarga yang
dibutuhkan mahasiswa menjalani pendidikan berupa 1 Dukungan Emosional yaitu mahasiswa membutuhkan simpati, cinta, kepercayaan serta kebutuhan
didengarkan. Individu dapat merasakan bahwa orang di sekitarnya memberikan perhatian pada dirinya, mendengarkan, simpati terhadap masalah pribadi
maupun masalah yang dihadapinya di kampus, 2 Dukungan Pengharapan yaitu penilaian terhadap individu dengan cara memberi penghargaan atau
memberi penilaian yang mendukung prestasi, dan perilaku seseorang, 3 Dukungan Informasi yaitu menyediakan informasi yang berguna bagi
seseorang dalam menjalani pendidikannya. Informasi ini dapat berupa nasehat, pengarahan, dan informasi lain yang sesuai dengan kebutuhan. 4 Dukungan
Universitas Sumatera Utara
nyata atau dukungan secara materi, seperti bantuan pinjaman uang, transportasi, membantu pekerjaan tugas, meluangkan waktu, dan lain-lain.
Wijaya dan Pratitis 2012 berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa
dukungan terbesar yang diberikan oleh orangtua adalah dukungan nyata yaitu berupa material, padahal yang lebih dibutuhkan oleh para mahasiswa adalah
dukungan emosional berupa saran, perhatian dan arahan untuk mengatasi permasalahan perkuliahan agar menjadi lebih baik, hal ini disebabkan karena
dilihat dari kesulitan yang paling banyak dihadapi mahasiswa adalah masalah pada pendidikannya yaitu sistem pengajaran dan materi perkuliahan.
Mahasiswa dengan dukungan sosial yang tinggi akan mempunyai pikiran lebih positif terhadap situasi yang sulit, seperti saat mengerjakan tugas-tugas kuliah
bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat dukungan rendah. Mahasiswa juga meyakini bahwa orang tua selalu ada untuk membantu, serta
dapat mengatasi peristiwa yang berpotensi menimbulkan stress dengan cara lebih efektif.
3. Motivasi 3.1. Pengertian motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi
mencapai tujuan tertentu. Motivasi dengan demikian, merupakan dorongan yang tedapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan
tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya Hamzah, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Motivasi dipandang sebagai dorongan oleh kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita sebagai penggerak dan pengarah
perilaku manusia. Motivasi didalamnya terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan
prilaku individu Mudjiono, 2006. Timbulnya motivasi oleh karena seseorang merasakan sesuatu kebutuhan
tertentu dan karenanya perbuatan tadi terarah kepada pencapaian tujuan tertentu pula. Apabila tujuan telah tercapai maka ia akan merasa puas.
Kelakuan yang telah memberikan kepuasan terhadap sesuatu kebutuhan akan cenderung untuk diulang kembali, sehingga ia akan lebih kuat dan baik.
Motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi- kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila
ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu, jadi motivasi itu dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan
faktor ekstrinsik Sardjiman, 2010. Notoatmodjo 2007, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Hamalik 2009 menyatakan bahwa ada tiga unsur
motivasi yang saling berkaitan, yaitu pertama, Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari
perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam organisme manusia, misalnya karena terjadi perubahan dalam sistem perencanaan maka
timbul motif lapar. Kedua, Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective
Universitas Sumatera Utara
arousal. Awalnya merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi yang menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa
dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan seperti menjalani pendidikan jika dia merasa senang dengan pilihannya maka dia akan
menjalani pendidikan dengan lancar dan senang hati. Ketiga, motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi
mengadakan respons yang tertuju ke arah suatu tujuan yang berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Contohnya, si
A ingin mendapatkan gelar sarjana maka ia akan belajar, mengikuti kuliah, laboratorium, tutorial, dan mengikuti ujian.
Motivasi dengan demikian, dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi yang menyebabkan terjadinya sesuatu perubahan energi yang ada
pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi. Bertindak kemudian melakukan sesuatu dan semua itu
didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Manusia hidup memiliki berbagai kebutuhan untuk mendorong meningkatkan motivasi.
Nasution 2002 membagi kebutuhan yang terdiri dari lima yaitu : Pertama, kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktifitas. Hal ini
sangat penting bagi anak karena perbuatan itu mengandung suatu
kegembiaraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, bagi orang tua yang memaksakan anaknya untuk diam dirumah saja adalah bertentangan dengan
hakikat anak. Hubungnya dapat disesuaikan dengan kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil apabila disertai dengan rasa gembira.
Universitas Sumatera Utara
Kedua, kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Banyak orang yang dalam kehidupan memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi
kesenangan dapat dinilai dari berbagai tindakan usaha memberikan kesenangan pada orang lain, hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasan dan
kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut. Ketiga, kebutuhan untuk mencapai hasil suatu pekerjaan atau kegiatan
belajar itu akan berhasil baik kalau disertai dengan pujian ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat dalam kegiatan
belajar mengajar istilah perlu dikembangkan. Keempat, kebutuhan untuk mengatasi kesulitan yang terdiri dari tingkatan
yaitu dari bawah ke atas, dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergaya dengan soal kebutuhan. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan
akan keamanan security, kebutuhan akan kasih sayang, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan keluarga, sekolah, dan kelompok, kebutuhan
untuk mewujudkan diri sendiri yaitu mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.
Kelima, kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri seperti dalam mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang
pengetahuan, sosial, dan pembentukan pribadi.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Jenis motivasi Motivasi, sebagai kekuatan individu yang memiliki tingkatan. Para ahli
mempunyai pendapat yang berbeda-beda namun mereka sependapat bahwa motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu 1 motivasi primer dan 2
motivasi sekunder Mudjiono, 2006. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar.
Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani. Sehingga perilakunya
terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Berbeda dengan
motivasi primer. Motivasi sosial atau motivasi sekunder memang peranan penting bagi kehidupan manusia sebagai ilustrasi, bila orang bekerja dengan
baik maka ia memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut merupakan penguat motivasi sekunder. Motivasi sosial atau motivasi sekunder memang peranan
penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi motivasi sekunder tersebut menurut pandangan yang berbeda-beda. Thomas dan Znaniecki
menggolong-golongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan seperti memperoleh pengalaman yang baru, memperoleh respons, memperoleh
pengakuan, dan memperoleh rasa aman. Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-
ciri sikap, yakni kecenderungan berpikir, merasa kemudian bertindak, memiliki daya dorong bertindak, relatif bersifat tetap, berkecenderungan melakukan
penilaian, dan dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Sifat Motivasi Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri yang dikenal
sebagai motivasi internal, dan dari luar seseorang dikenal sebagai motivasi eksternal. Disamping itu kita bisa membedakan motivasi internal yang
dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Penguatan terhadap motivasi internal perlu diperhatikan, sebab disiplin diri merupakan kunci
keberhasilan Siti 1998 dalam mudjiono, 2006. Motivasi eksternal adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada
diluar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah, ijazajah, medali, gelar sarjana dan menghindari
hukuman. Hadiah, ijazah, mendali, dan menghindari hukuman dapat mrupakan motivasi eksternal bagi mahasiswa yang menjalani pendidikan.
3.4. Teori-teori motivasi Notoatmodjo 2007, ada beberapa teori yang mengatakan tentang
motivasi antara lain : 3.4.1. Teori Maslow
Teori Maslow merupakan teori kebutuhan utama dipengaruhi dalam urutan kebutuhan. Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini
digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar individu tersebut termotivasi untuk kerja. Sebagian besar perhatian
pada kebutuhan aktualisasi diri, termotivasi untuk mengembangkan potensi diri seseorang secara menyeluruh. Kebutuhan tersebut merupakan
kebutuhan bersifat biologis physikologikal needs, kebutuhan rasa aman
Universitas Sumatera Utara
safety needs, Kebutuhan rasa cinta love needs, Kebutuhan akan penghargaan seperti harga diri, otonom estem needs,
dan Kebutuhan akan kepuasan diri self actualication.
3.4.2. Teori Mc Clelland Teori Mc Celland merupakan teori yang timbulnya tingkah laku
dipengaruhi oleh kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Manusia didalam dirinya ada dua motivasi, yakni motif primer motif yang
mempelajari dan motif sekunder yang mempelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain. Motif ini mendorong seseorang untuk
terpenuhinya kebutuhan biologis. 3.4.3. Teori Frederich Herzberg
Teori Teori Frederich herzberg ini terdapat motivator yang merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber
dari dalam diri seseorang tersebut antara lain prestasi yang diraih Achievement, pengakuan orang lain Recognition, tanggung jawab
responsibility dan pengembangan advancement. Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan faktor
pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri
seseorang tersebut antara lain : prestasi yang diraih achievement, pengakuan orang lain Recognition, tanggung jawab Responsibility,
peluang untuk maju Advancement, kepuasan kerja itu sendiri The Work it self, kemungkinan pengembangan karir The Possibility of growth.
Universitas Sumatera Utara
3.5. Fungsi motivasi Motivasi berfungsi untuk mendorong timbulnya tingkah laku atau
perbuatan karena tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar, sebagai pengarah yang artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, dan motivasi juga berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Setiawati 2008, menyebutkan
beberapa fungsi motivasi, yaitu : Pertama, motivasi sebagai pendorong individu untuk berbuat yang
dipandang sebagai pendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dan motivasi akan menuntut individu untuk melepaskan energi dalam kegiatannya.
Kedua, motivasi sebagai penentu arah perbuatan yang akan menuntun seseorang untuk melakukan kegiatan yang benar-benar sesuai dengan arah dan
tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, motivasi sebagai proses seleksi perbuatan yang akan memberikan
dasar pemikiran bagi individu untuk memprioritaskan kegiatan mana yang harus dilakukan.
Keempat, motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi yang dijadikan motivasi utama bagi seseorang dalam melakukan kegiatan.
3.6. Motivasi mahasiswa menjalani pendidikan Motivasi sangat diperlukan bagi mahasiswa yang menjalani pendidikan
agar terciptanya proses perkuliahan secara efektif. Motivasi memiliki peran penting dalam menjalani pendidikan, baik dalam proses maupun hasil.
Universitas Sumatera Utara
Seseorang yang memiliki motivasi tinggi, pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun hasil pembelajaran. Namun sebaliknya,
apabila mahasiswa memiliki motivasi yang rendah maka ia akan mendapatkan hasil yang rendah dan kurang memuaskan Faillasufah, 2012.
Motivasi peserta didik tinggi, maka akan mendorong sikap positiif peserta didik. Mahasiswa menjalani pendidikannya selalu diliputi oleh perasaan senang
maupun perasaan tidak senang. Mahasiswa yang memiliki perasaan menyenangi materi perkuliahan akan mencatat materi perkuliahan, membaca buku yang
berhubungan dengan materi perkuliahan, mendengarkan materi perkuliahan dan memahami materi perkuliahan.
Eka dan Ibrahim 2013 dari hasil penelitiannya menggungkapkan bahwa semakin
tinggi motivasi
mahasiswa, maka
semakin baik
kegiatan perkuliahannya, dan semakin rendah motivasi mahasiswa maka semakin tidak
baik pula kegiatan perkuliahan mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN