Usaha Pembibitan Karet Unggul

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berikut kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini: 1. Secara finansial usaha pembibitan karet unggul di Kabupaten Tulang Bawang Barat layak dan menguntungkan untuk diteruskan meski terjadi penurunan produksi 25, kenaikan biaya produksi 8,38, dan penurunan harga sampai 37,49. 2. Strategi yang perlu dilakukan untuk mengembangkan usaha pembibitan karet unggul yaitu: a memanfaatkan potensi lahan yang masih luas untuk meningkatkan luas lahan pembibitan karet dan macam klon unggul yang dihasilkan dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah akan gerakan nasional karet, b membentuk kelompok tani bibit karet unggul sehingga para petani bibit dapat bekerjasama dalam meningkatkan jumlah, kualitas, jenis klon, dan pemasaran bibit karet yang dihasilkan dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah tentang gerakan nasional karet, c meningkatkan kualitas dan macam klon karet unggul yang dihasilkan dengan memanfaatkan pasokan dan informasi bibit unggul baru dari lembaga terkait seperti Balai Penelitian dan Pengembangan.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan, disarankan sebagai berikut: 1. Pemerintah sebaiknya membantu petani dalam memperluas pemasaran bibit karet unggul hingga keluar daerah Lampung dengan cara membantu membangun link atau hubungan dengan daerah lainnya. 2. Petani sebaiknya menambah luas lahan usaha untuk meningkatkan jumlah produksi, membentuk manajemen dan kelembagaan antara para penangkar, mencatat aktifitas usaha pembibitan dalam pembukuan untuk memudahkan apabila akan dilakukan penelitian, meningkatkan keterampilan penangkar dalam hal okulasi dan penanganan penyakit karena analisis finansial usaha pembibitan karet unggul di Kabupaten Tulang Bawang Barat menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. 3. Peneliti selanjutnya sebaiknya mengkaji lebih lanjut tentang pemasaran bibit karet unggul. DAFTAR PUSTAKA Annisa. 2013. Awas Bibit Karet Palsu. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP. http:ditjenbun.pertanian.go.idbbpp tpmedantinymcpukgambarfilebibit_karet_palsu.pdf. Diakses pada 18 November 2014. Anwar, S. 2006. Perkembangan Pasar dan Prospek Agribisnis Karet di Indonesia. Makalah Lokakarya Budidaya Tanaman Karet, tanggal 4-6 September 2006 di Medan, diselenggarakan oleh Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Astanu, D.A. 2013. Analisis Kelayakan Finansial Budidaya Intensif Tanaman Pala di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. JIIA 13: 218-225. Badan Litbang Pertanian. 2012 http:www.litbang.deptan.go.idspecialkomoditas files0105-KARET.pdf. Diakses pada 23 Januari 2014. Badan Pusat Statistik Tulang Bawang Barat, 2012. Tulang Bawang Barat Dalam Angka . Badan Pusat Statistik Tulang Bawang Barat. Tulang Bawang Barat. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. 2013. Peran Strategis Industri Benih Dalam Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas Karet di Indonesia.http:balittri.litbang.deptan.go.idindex.phpcomponentcontent article49-infotekno166-peran-strategis-industri-benih-dalam-gerakan- nasional-peningkatan-produktivitas-karet-di-indonesia. Diakses pada 22 Februari 2014. Banjarmahor, R. F. 2012. Analisis Kelayakan Finansial dan Strategi Pengembangan Pembibitan Mangrove di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. http:download.portalgaruda. org article .php?article=110115val=4112. Diakses pada 23 Juni 2015 Bungin, B. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologi Kearah Ragam Varian, Kontemporer. PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta. Damanik, S. 2012. Pengembangan Karet Hevea brasiliensis Berkelanjutan di Indonesia. Perspektif 111 : 91-102.