Metode Bimbingan Islam dalam Pembinaan Akhlak Anak Yatim di Panti

C. Metode Bimbingan Islam dalam Pembinaan Akhlak Anak Yatim di Panti

Asuhan YAKIIN Metode bimbingan Islam adalah usaha pemberian bantuan secara berkesinambungan oleh pembimbing berdasarkan konsep al-Qur`an dan sunah kepada anak yatim dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal serta mampu mencapai kemandirian sehingga mereka dapat memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Metode bimbingan Islam yang diterapkan di panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN yaitu menggunakan metode langsung metode komunikasi langsung, dimana pembimbing melakukan komunikasi langsung atau tatap muka dengan orang yang dibimbingnya, dalam hal ini yaitu anak yatim. Berikut beberapa metode bimbingan Islam yang di terapkan pada panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN dalam pembinaan akhlak, diantaranya yaitu: 1. Metode individual Metode individual merupakan teknik pemberian bantuan yang bersifat face to face relationship hubungan empat mata yang dilakukan antar pembimbing dengan anak yatim dan masalah yang dihadapi biasanya bersifat pribadi. Sehingga dalam proses bimbingan individual ini konselor dituntut untuk bersifat penuh simpati menunjukan sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh anak yatim dan empati berusaha menempatkan diri dalam situasi diri anak yatim. Dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak yatim, para pembimbing menggunakan metode langsung directive, hal ini dilakukan apabila anak tersebut tidak mau mengungkapkan permasalahannya. Sehingga seorang pembimbing berperan aktif dalam pelaksanaan bimbingan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Selain itu, pembimbing juga menggunakan metode tidak langsung non directive, dalam hal ini yaitu anak yatim berperan aktif dalam pelaksanaan bimbingan. Pendekatan dilakukan ketika anak tersebut merasa membutuhkan bimbingan dalam masalah yang dihadapinya. Berikut beberapa teknik yang dilakukan dalam metode individual yang ada di panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN, diantaranya yaitu: a Wawancara Wawancara yang dilakukan adalah wawancara antara seorang pembimbing bidang kesantrian panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN yaitu Ersya Udiantara dan anak yatim untuk menggali informasi berkenaan dengan permasalahan anak asuh tersebut. Wawancara dilakukan dalam waktu yang tidak ditentukan, artinya teknik ini diberlakukan ketika seorang pembimbing menemukan masalah pada anak yatim atau anak yatim tersebut mengalami permasalahan dalam hidupnya. Dalam wawancara ini akan dicari akar permasalahan yang terjadi pada anak yatim. Bahkan wawancarapun dilakukan sejak awal keberadaan anak yatim tersebut di panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN ini. Hal ini dilakukan agar pembimbing mengetahui sejak awal kemungkinan terjadinya gejala gangguan kejiwaan pada anak yatim berdasarkan data-data mereka. Jika permasalahaan anak asuh tersebut menimbukan prilaku yang kurang baik sehingga mengganggu kegiatan mereka di panti asuhan Yayasan Kesejahteraan Umat Islam Indonesia YAKIIN maka pembimbing akan memberikan penanganan secara khusus, baik melalui nasehat atau pemberian motivasi. b Observasi kegiatan Observasi kegiatan dilakukan sebagai salah satu usaha yang menunjang kegiatan bimbingan. Dalam hal ini, pembimbing melakukan percakapan individual sekaligus mengamati pekerjaan anak yatim di lingkungannya, baik di asrama maupun di sekolah. Observasi kegiatan dilakukan oleh pembimbing secara terus menerus. Pembimbing akan selalu memantau perkembangan setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak yatim tersebut. Apabila dalam hasil evaluasi terlihat penurunan dalam setiap hasil kegiatan yang diikuti oleh anak yatim tersebut, maka pembimbing akan melakukan penanganan secara khusus, baik melalui teguran atau hukuman. 33 2. Metode Kelompok Bimbingan melalui metode kelompok ini merupakan komunikasi langsung antara pembimbing dengan anak yatim dalam bentuk kelompok. Metode kelompok ini di kordinatori oleh Ahmad Yani, S.Pd.I dan beberapa pendidik lainnya yaitu Niswan, S.Pd.I, Mulham, S.Ag dan Abu Sofyan, S.Pd.I. Metode kelompok ini dilakukan setiap sabtu sore pukul 16.00 sampai dengan pukul 17.00.Pendekatan kelompok ini dilakukan dengan beberapa teknik berikut, yaitu: 4 a Metode Ceramah 33 Wawancara Pribadi dengan Ersya Udiantara, Pengurus Panti Asuhan YAKIIN Bidang Kesantrian. Tangerang. 19 September 2007. 4 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Yani, Pengurus Panti Asuhan YAKIIN Bidang Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Tangerang. 19 September 2007. Ceramah merupakan satu tehnik pembinaan atau bimbingan yang memberikan uraian atau penjelasan secara lisan yang banyak diwarnai oleh karaktristik dan gaya bicara seorang da’i atau pembimbing. Metode ceramah sama halnya dengan mau’idah hasanah atau nasehat yang baik. Dari ceramah-ceramah yang selalu diikuti kemudian dipahami menjadikan kita tahu hal-hal apa yang diperbolehkan dan yang dilarang agama, dan ini merupakan satu cara untuk bisa interospeksi diri. Pada metode ini tak banyak anak yatim yang aktif, mereka hanya mendengarkan penjelasan-penjelasan materi yang sedang dijelaskan pembimbing. Adapun materi ceramah atau bimbingan yang sering disampaikan dalam bimbingan ini adalah tentang keimanan, akhlak dan muamalah, termasuk di dalamnya bimbingan orientasi sekolah, bimbingan program studi, bimbingan belajar, bergaul dan bermasyarakat. b Dialog atau Tanya Jawab Untuk menghindari dan menghilangkan sikap pasif pada anak yatim, dalam metode kelompok dilakukan teknik dialog atau tanya jawab. Dialog atau tanya jawab ini merupakan tindak lanjut dari teknik ceramah, teknik ini dilakukan setelah pembimbing memberikan penjelasan terhadap materi yang disampaikan kemudian anak yatim tersebut diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah dibahas, yang mereka anggap kurang jelas dan sulit untuk dipahami. Ataupun sebaliknya, pembimbing memberikan pertanyaan kepada anak yatim tersebut seputar materi yang telah dijelaskan sebelumnya, lalu diharapkan mereka dapat menjawab tanpa rasa malu dan takut akan salah dari jawaban yang dilontarkan. Cara ini dapat menjadi rangsangan untuk melatih mental anak yatim untuk berani berbicara dan mengungkapkan pendapat didepan umum. c Metode Pembagian Kelompok Selain metode ceramah dan tanya jawab pembimbing juga menggunakan salah satu metode yang memerlukan peran aktif anak asuh dengan melakukan pembagian kelompok. Metode dengan cara seperti ini biasa disebut dengan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok diartikan sebagai upaya untuk membimbing kelompok- kelompok dalam hal ini anak asuh agar kelompok itu menjadi besar, kuat dan mandiri. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa bimbingan kelompok merupakan suatu upaya bimbingan kepada individu-individu melalui kelompok dengan menumbuh kembangkan dinamika kelompok jiwa dan semangat kelompok dalam proses bimbingannya. Bimbingan kelompok mempunyai tujuan ganda yaitu pengembangkan pribadi seluruh peserta bimbingan dalam memperoleh kemampuan-kemampuan sosial dan memberikan berbagai pengalaman, informasi, wawasan, pemahaman, nilai, dan sikap, serta berbagai alternatif solusi pemecahan masalah yang akan memperkaya pengetahuan mereka dan bahkan mungkin dapat mereka praktikkan. Berdasarkan kegiatan bimbingan kelompok yang penulis amati dilapangan, pada dasarnya bimbingan kelompok yang terjadi dilakukan dengan pola kelompok tugas. Dalam kelompok tugas, pemimpin kelompok dalam hal ini yaitu pembimbing memgemukakan suatu topik atau masalah yang sifatnya umum untuk dipecahkan atau dicari jalan keluarnya secara bersama-sama dalam satu kelompok. Permasalahan yang di jadikan topic adalah permasalahan yang umumnya dihadapi anak yatim berupa masalah perilaku yang dikhawatirkan akan mengganggu perkembangannya dan akan menyebabkan prilaku yang mengarah pada psikosis. Berikut permasalahan yang di jadikan topik bahasan, yaitu: a Prilaku yang mengganggu perkembangannya, antara lain kurang percaya diri, sulit konsentrasi dalam belajar, malas, dan lain sebagainya. b Prilaku yang mengarah pada psikosis, antara lain stress, depresi, dan lain sebagainya.

D. Hambatan dan Solusi dalam Pembinaan Akhlak Anak Yatim Melalui

Dokumen yang terkait

Pembinaan Soft Skill Bagi Anak Yatim Panti Asuhan Muhammadiyah Purwokerto, Banyumas

0 6 8

PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN Pelaksanaan Pendidikan Islam Non Formal Dalam Pembentukan Akhlak Anak Asuh Di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring Klatentahun 2015/2016.

0 2 15

PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM NON FORMAL DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN Pelaksanaan Pendidikan Islam Non Formal Dalam Pembentukan Akhlak Anak Asuh Di Panti Asuhan Yatim Piatu Cabang Muhammadiyah Juwiring Klatentahun 2015/2016.

0 3 16

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH PURWOREJO Kesejahteraan Subjektif Pada Anak Yatim Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Purworejo.

0 3 15

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Di Panti Asuhan Yatim Puteri Aisyiyah Cabang Kotta Barat Manahan Banjarsari Surakarta.

0 1 12

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Di Panti Asuhan Yatim Puteri Aisyiyah Cabang Kotta Barat Manahan Banjarsari Surakarta.

0 2 16

PERAN PANTI ASUHAN YATIM PUTRI AISYIYAH SURAKARTA Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta Dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh Tahun 2013.

0 3 14

PENDAHULUAN Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta Dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh Tahun 2013.

0 2 15

PERAN PANTI ASUHAN YATIM PUTRI AISYIYAH SURAKARTA DALAM UPAYA PEMBINAAN AKHLAK ANAK ASUH Peran Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Surakarta Dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak Asuh Tahun 2013.

0 2 15

MANAJEMEN PENDIDIKAN AKHLAK ANAK YATIM MANAJEMEN PENDIDIKAN AKHLAK ANAK YATIM (Studi Kasus di Panti Asuhan Yatim Putra Nur Hidayah Banyuanyar Surakarta).

0 1 13