Metode Pembinaan Aqidah Muallaf
                                                                                kebenarannya  oleh  hatimu,  mendatangkan  ketentraman  jiwa,  menjadi  keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan keragu-
raguan”.
38
Sedangkan muallaf adalah orang  yang baru masuk agama Islam,  convert; Wal Muallafati Qulubuhum; dan para muallaf supaya tentram hatinya.
39
Dalam ensiklopedi  dasar  Islam,  muallaf  adalah  orang  yang  semula  kafir  dan  baru
memeluk islam, artinya orang yang beserah diri, tunduk, dan pasrah.
40
Menurut Kamus Kontemporer Arab- Indonesia muallaf merupakan Orang- orang  yang  ditaklukan  hatinya.
41
Sedangkan  dalam  ensiklopedi  hukum  Islam, muallaf
Ar:  mu’allaf  qalbuhu:  jamak;  mu’allaf  qulubuhum  yang  artinya  orang yang hatinya dibujuk dan dijinakan Orang yang dijinakan hatinya agar cenderung
kepada Islam.
42
Aqidah Islam tersebut meliputi: a.
Kepercayaan akan adanya Allah dan segala sifat – sifat Nya. b.
Kepercayaan tentang alam gaib. c.
Kepercayaan  kepada  kitab-kitab  Allah  yang  di  turunkan  kepada para rasul.
d. Kepercayaan kepada para Nabi dan Rasul.
e. Kepercayaan kepada hari akhir.
38
Drs. Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, h. 1
39
Moh. E. Hasim, Kamus Istilah Islam, Bandung, Penerbit Pustaka, 1987 h. 90
40
Achmad Rosestandi, Ensklopedi Dasar Islam, Jakarta: PT. Pradaya Paramita, 1993, h. 173
41
Atabik Ali, Ahmad Zuhdi M, Kamus Kontemporer, Jogjakarta: Koperasi Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, 1996, h. 1586
42
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT. Ictiar baru Van Hoeve, 1997, h. 1187
f. Kepercayaan kepada takdir qadha dan qadar.
43
Aqidah merupakan monitor dan pemandu akurat yang dapat mengatur dan mengarahkan setiap gerak dan langkah manusia. Semua yang timbul baik berupa
perkataan, perbuatan, gerak, langkah hingga getaran-getaran yang berdetak dalam dinding  hati  seseorang  sangat  bergantung  pada  kemantapaan  dan  ketegaran
aqidahnnya.  Dengan  demikian  aqidah  merupakan  otak  motor  setiap  gerak  dan langkah  manusia.  Bila  terjadi  sedikit  kesenangan  dan  ketidakberesan  padanya
maka akan menimbulkan kerusakan pada gerakan dan langkah yang diciptakannya menyimpang sangat jauh dari jalan lurus.
44
Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwasannya  aqidah  muallaf  adalah mereka yang meyakini sebuah keyakinan tanpa ada rasa keraguan. Memeluk satu
pemikiran  dan  mengakui  kebenarannya  serta  membuang  rasa  kebimbangan, tunduk  serta  patuh  dengan  apa  yang  diyakininya.  Selain  itu  muallaf  adalah
saudara  baru  yang  memerlukan  bimbingan  dari  pada  orang  yang  lebih  arif mengenai  Islam  itu  sendiri.  Peranan  mereka  dalam  menyebarkan  Islam  adalah
sama penting seperti mana orang-orang Islam yang lain. c.
Metode Dakwah Pembinaan Muallaf Sesuai  dengan  pengertian  metode  dakwah  di  atas  dapat  dijelaskan  bahwa
metode  dakwah  merupakan  cara atau  jalan  yang  dilakukan  oleh  da’i  untuk
menyampaikan  pesan  dakwah  kepada  mad’u  nya  dengan  tujuan  agar  pesan
43
Drs. Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: LPPI, 2000, h. 6
44
Dr. Abdullah Azzam, Aqidah Landasan Pokok Membina Umat, Jakarta: Gemma Insani Press, 1993, cet- 4 h. 17
dakwah tersebut dapat diterima dengan baik. Begitu pun cara berdakwah dengan muallaf. Muallaf memiliki peran penting dalam syiar agama Islam.
Adapun  metode  dakwah  dalam  pembinaan  muallaf  menurut  Muhammad Syarif  Siangan  Ketua  Umum  Dewan  Perwakilan  Wilayah  Pembinaan  Iman
Tauhid  Islam  DH  Persatuan  Islam  Tionghoa  Indonesia  DPW-  PITI  DKI Jakarta.
45
Metode dakwah dalam pembinaan muallaf dapat dilakukan dengan cara: a.
Pendekatan Pribadi Pendekatan pribadi dipakai karena pribadi manusia adalah khas. Sebab itu
harus juga ditemui dan dibina dalam kekhasan itu sebagai diri yang unik, sehingga pribadi tersebut berkembang sepenuhnya.
b. Diskusi
Merupakan  sebuah  proses  tukar  menukar  informasi,  pendapat  dan  unsur pengalaman  dengan  cara  membicarakan  suatu  masalah  dengan  tujuan  untuk
menemukan  pemecahan  permasalahan  yang  terjadi  di  dalam  hidup  kita  harus dihadapi  dan  jangan  pernah  lari  dari  masalah  terebut,  ketika  kita  tidak  berhasil
menghadapinya
45
Saiful Anwar. “Peran Ustadz Muhammad Syarif Siangan dalam Pembinaan Muallaf pada Dewan Perwakilan Wilayah Pembinaan Iman Tauhid Islam DH Persatuan Islam Tionghoa Indonesia DPW- PITI
DKI J akarta”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta,
2009
c. Dialog
Pertukaran  ide,  pertemuan  hati  dan  fikiran  antara  dua  orang  atau  lebih terhadap suatu masalah yang sedang mengalami keretakan dan ketegangan untuk
menjawab  permasalahan  yang  terjadi.  Hal  ini  sangat  efektif  untuk  membantu seorang  muallaf  ataupun  orang  yang  belum  masuk  Islam  untuk  menetukan
jawaban terhadap permasalahan yang terjadi. d.
Konsultasi Sebuah  wadah  untuk  terciptanya  suasana  yang  kondusif  bagi
pengembangan  keperibadian  seorang  muallaf  dalam  menyelesaikan  persoalan yang dihadapi baik di lingkumgan keluarga, disekelilingnya maupun diri sendiri.
Pengalaman  spiritual  yang  dialami  oleh  Muhammad  Syarif  Siangan menjadi  motivasi  tersendiri  bagi  para  muallaf  untuk  dapat  mendalami  Islam
dengan cara menjalankan ibadah-ibadah seperti: 1.
Menunaikan shalat lima waktu maupun shalat sunnah. 2.
Menjalankan puasa wajib dan sunnah 3.
Membayar zakat fitrah maupun zakat mal, infak  dan shadaqah. 4.
Membaca Al-qur’an, memahami serta mengamalkannya 5.
Serta  melaksanakan  semua  perintah-Nya  dan  menjauhi  segala larangan- Nya.
Pembinaan  terhadap  muallaf  memiliki  peran  penting  terhadap peningkatkan  aqidahnya.  Saat  ini  pembinaan  untuk  mendidik,  membina  para
muallaf  masih  belum  terstruktur.  Menurut  penasihat  Persatuan  Islam  Tionghoa Indonesia  PITI,  Muhammad  Syafii  Antonio.  Pendekatan  pembinaan  muallaf
belum menggunakan pendekatan spiritual ataupun intelektual.
46
Menurutnya kehidupan para muallaf datang dari latar belakang intelektual dan tingkat pengetahuan keislaman yang berbeda, sehingga dibutuhkan kurikulum
pembinaan  yang  berbeda,  pembinaan  muallaf  masih  menyamaratakan  latar belakang tingkat pengetahuannya.
47
Untuk  mengatasi  masalah  tersebut  mekanisme  tes  awal  perlu  dilakukan terhadap  para  muallaf.    Selanjutnya  dapat  terlihat  sejauh  mana  muallaf  tersebut
memiliki  pemahaman  tentang  Islam.  Dan  pembinaan  dilakukan  berdasarkan tingkat  pemahaman  yang  mereka  miliki.  Dengan  kondisi  seperti  inilah  dapat
dibuat  silabus  atau  kurikulum  sebagai  panduan  dalam  pembinaan  terhadap muallaf,  semacam  kurikulum  berjenjang  yang  disesuaikan  dengan  tingkatan
pemahaman tentang keimanan Islam.
48
Sedangkan menurut Fianne Alisja Braja Sekjen Paguyuban mualaf Masjid Agung  Sunda  Kelapa  menuturkan  para  muallaf  yang  terus  menjalani  proses
pembinaan  harus  melalui  pendekatan  personal,  diakuinya  bahwa  pendektana secara  personal  merupakan  cara  yang  paling  efektif  sehingga  mereka  yang
46
Republika Online, “Pembinaan Mualaf Belum Terstruktur” di Akses pd tgl 05 09 2013, jam
11.30 dari
” http:islamkitasemua.wordpress.com20100121pembinaan-mualaf-belum-terstruktur
47
Republika Online, “Pembinaan Mualaf Belum Terstruktur” di Akses pd tgl 05 09 2013, jam
11.30 dari
” http:islamkitasemua.wordpress.com20100121pembinaan-mualaf-belum-terstruktur
48
R
epublika Online, “Pembinaan Mualaf Belum Terstruktur” di Akses pd tgl 05 09 2013, jam
11.30 dari
” http:islamkitasemua.wordpress.com20100121pembinaan-mualaf-belum-terstruktur
mengikuti  pembinaan  dapat  terkontrol.  Selain  itu  harus  adanya  program pembinaan dengan pertemuan rutin dan pertemuan setiap hari besar dan lainnya.
49
Penulis  dapat  menyimpulkan  bahwa  metode  dakwah  pada  proses pembinaan  muallaf  itu  harus  dilakukan  melalui  berbagai  pendekatan  metode
seperti pendekatan interpersonal, diskusi, dialog dan konsultasi yang semuanya itu dilakukan secara berkelanjutan dan pola pembinaan pun harus lebih terstruktur di
mana pemberian porsi pengetahuan ajaran agama  Islam disesuaikan dengan latar belakang  pengetahuan  tentang  kesilaman  para  muallaf,  melalui  tes  terhadap
pemahaman tentang keislaman setelah itu mereka dapat dikategorikan atau dibagi berdasarkan tingkat pengetahuannya dijenjangkan.
Porsi mereka pun dapat dibuat dengan struktur pengembangan silabus dan kurikulum pada tahap proses pembinaan muallaf. ini diharapkan agar pembinaan
terhadap muallaf dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
49
Lazzuardi Birru “Konsistensi Pembinaan Para Mualaf  Mutlak Diperlukan” di akses pada tanggal
13 September 2013 dari http:www.lazuardibirru.orgberitanewskonsistensi-pembinaan-para-mualaf-
mutlak-diperlukan.UjZozn95eJE
BAB III PROFILE USTADZ SYAMSUL  ARIFIN NABABAN DAN PONDOK
PESANTREN PEMBINAAN MUALLAF ANNABA CENTER