Tinjauan Pustaka Metode Dakwah

pondok pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center, program kerja, visi dan misinya,dan struktur kepengurusan. BAB IV Temuan Penelitian Metode Dakwah Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam Membina Aqidah Santri Muallaf: Konsep metode dakwah ustadz Syamsul Arifin Nababan, Aplikasi metode dakwah ustadz Syamsul Arifin Nababan, dan upaya pembinaan santri muallaf.

BAB V Penutup: mencangkup kesimpulan, saran-saran, daftar pustaka, dan

lampiran-lampiran. BAB II TINJAUAN TEORITIS METODE DAKWAH DALAM PEMBINAAN AQIDAH MUALLAF

A. Metode Dakwah

1. Pengertian Metode Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu: methode “cara” dalam arti suatu cara untuk mencapai suatu cita-cita. 10 Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta” melalui dan “hodos” jalan, cara. 11 Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman methodica artinya ajaran tentang metode. Metode dalam bahasa Yunani berasal dari kata methodos yang artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut dengan Thariq 12 . Dengan demikian dapat di artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Abdul Kadir Mansyi, metode adalah sebagai cara untuk menyampaikan sesuatu. 13 Dari penjelasan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa metode adalah cara atau jalan untuk meraih hasil yang sempurna dan memuaskan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan. 10 Wardi Bachtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, h. 59 11 Harjani Hefni, M. Munir , dkk, Metode Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2003, h. 6 12 Harjani Hefni, M. Munir , dkk, Metode Dakwah, h. 6 13 Abdul Kadir Mansyi, Metode Diskusi Dalam Dakwah Surabaya: Al-Ikhlas, 1981, h. 438 2. Pengertian dakwah Ditinjau dari segi bahasa etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab, yang berarti panggilan, ajakan atau seruan. 14 Secara terminologis dakwah Islam telah banyak di definisikan oleh para ahli. Menurut Ahmad Ghalwashy dakwah ialah pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha yang bermacam-macam yang mengacu pada upaya penyampaian ajaran Islam kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syariah, dan akhlak. 15 Al-khuli mendefinisikan dakwah sebagai upaya memindahkan umat dari satu situasi ke situasi yang lain. 16 Selain itu dakwah dapat dartikan sebagai suatu proses mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam. 17 Sebagaimana Allah berfirman dalam surat: Al-imran ayat: 104                 14 Asmuni Syukri, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 17 15 Wardi Bachtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, h. 16 16 Wahyu Ilahi MA, Komunikasi Dakwah, Bandung: Rosadakarya, 2010, h. 16 17 Wardi Bachtiar, Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, h. 31 Artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang nenyeru pada kebajikan, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar mereka itulah orang-orang yang beruntung ” Sedangkan menurut Wardi Bachtiar, dakwah adalah suatu proses upaya mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam. Dan proses- proses tersebut terdiri dari unsur- unsur: a. Subjek Dakwah b. Materi Dakwah c. Metode Dakwah d. Media Dakwah e. Objek Dakwah 18 Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan dakwah adalah segenap usaha untuk mempengaruhi serta mengajak umat manusia dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan pengertian metode dakwah merupakan cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu Al- Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu tujuan dakwah. Cara- cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan dalam dakwah dengan maksud mempengaruhi umat manusia dari suatu kondisi ke kondisi yang lain, yang sesuai dengan ajaran Islam 18 Wardi, Bachtiar Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, cet. ke 1 h. 31

B. Macam-macam Metode Dakwah

Surat An-Nahl: 125                           Artinya : “Seruah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara baik, sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan- Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk .” Ayat di atas mengandung arti tentang tatacara menjalankan dakwah terhadap umat manusia. Di Dalam ayat terebut terdapat ragam metode dakwah. a. Hikmah Salah satu makna hikmah dalam berdakwah adalah menempatkan manusia sesuai dengan kadar yang telah ditetapkan. 19 Sebagai metode dakwah al-hikmah di artikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan. Di samping itu al-hikmah juga diartikan sebagai menempatkan sesuatu pada tempatnya. 19 Harjani Hefni, M. Munir , dkk, Metode Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2003, h. 102 Dalam bahasa komunikasi, hikmah dapat diartikan sebagai situasi yang mempengaruhi sikap pada komunikan, ini dapat dijelaskan bahwasannya hikmah itu metode pendekatan komunikasi yang dilakukan secara persuasif membujuk secara halus. 20 Sedangkan menurut Ali Mustafa Yakub; hikmah adalah sebagai ucapan-ucapan yang tepat dan benar atau argumen-argumen yang kuat dan meyakinkan. 21 Selanjutnya menurut Prof. Dr Toha Yahya Umar, M. A, hikmah adalah meletakan sesuatu pada tempatnya dengan berfikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang sesuai keadaan zaman dengan tidak bertentangan dengan larangan Tuhan. 22 Dari beberapa pengertian hikmah di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hikmah adalah kecakapan seorang da’I dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondi si mad’u sesuai dengan pengetahuan dan perkembangan zaman yang tidak bertentangan dengan ajaran agama. b. Al-mau’idzatul Hasanah Secara bahasa kata mauidzah hasanah terbagi menjadi dua kata mau’idzah dan hasanah. Kata mau’idzah yang berarti nasihat, bimbingan, pendidikan dan 20 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, h. 37 21 Ali Mustafa Yakub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, Jakarta : Pustaka Firdaus, 1997, h. 121 22 Harjani Hefni, M. Munir , dkk, Metode Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2003, h. 9 peringatan. Sementara hasanah yang memiliki arti kebaikan lawan dari kejelekan. 23 Menurut Abdul Hamid al-Bilali mauidzah hasanah adalah salah satu metode dalam dakwah untuk mengajak kejalan Allah Swt dengan memberikan nasihat atau bimbingan dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik. Mauidzah hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif atau wasiat yang bisa dijadikan sebagai pedoman hidup agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. 24 Mauidzah hasanah juga merupakan nasihat-nasihat yang baik atau memberi peringatan, kata-kata, ucapan, dan teguran yang baik. 25 Dengan cara lemah lembut melalui ucapan atau perkataan yang enak didengar dan memberi pelajaran atau nasihat yang akan dapat membuka hati yang keras, dan mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada dengan ancaman dan hinaan. Dengan demikian pengertian mauidzah hasanah dapat diartikan sebagai metode dakwah dengan nasihat- nasihat yang lemah lembut baik menggunakan baik berupa pendidikan, pengajaran, kisah, serta kabar gembira dan peringatan agar tujuan dari dakwah ini dapat berkesan di hati para mad’u nya. 23 Harjani Hefni, M. Munir , dkk, Metode Dakwah, h. 15 24 Harjani Hefni, M. Munir , dkk, Metode Dakwah, h. 16 25 Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, Malaysia : Nuur Niaga SDN, BHD, 1996, h. 27