Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center

Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Dahulu pondok pesantren ini hanyalah sebuah bangunan kecil yang terdiri hanya dari beberapa kamar, hingga akhirnya ustadz Syamsul Arifin Nababan rela untuk menjual rumahnya untuk memperluas bangunan pesantren. Tujuan dari pondok pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center untuk membina, mendidik, dan menyantuni muallaf sampai mereka mampu berdiri sendiri, selain itu pondok pesantren ini difokuskan untuk mengefektifkan kinerja pembinaan secara lebih baik, efektif dan efisien. 2. Santri dan Aktivitas Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Pondok pesantren ini memiliki visi membentuk kader-kader muslim yang kaffah dan mampu membentengi diri dengan penguatan aqidah Islamiah. Untuk itu kegiatan pondok pesantren ini dimulai dari bangun tidur, shalat subuh berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan kajian tafsir, waktu bebas dan dilanjutkan kembali setelah shalat Ashar. Para santri diberi kebebasan untuk mengenyam pendidikan di sekolah- sekolah umum sesuai tingkatannya. Di sini para santri diberikan pendidikan aqidah guna membentengi mereka yang masih belum stabil serta menanamkan fondasi keislaman yang kokoh berdasarkan al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. Pondok pesantren ini mengajarkan pelajaran aqidah, hadis, tafsir, sirah nabawiyyah, dan bahasa Arab. Selain itu para santri juga dianjurkan menghafal al- Qur’an. Setiap akhir pekan, hafalan mereka akan diuji muraja’ah. Semua Kegiatan Belajar Mengajar KBM di pesantren ini tidak dikenakan biaya gratis. Para pengelola yang berusaha mencari rezeki agar dapat memberikan semua fasilitas secara gratis. Pesantren ini juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa saja yang ingin mengenal dan belajar Islam. Para santri muallaf yang tinggal di tempat ini pun datang dari latar belakang dan usia yang berbeda-beda. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Papua, Timor Leste, Nias, Kalimantan, dan Jawa. Santri di sini ada yang sudah duduk di bangku kuliah, dan ada pula santri yang baru mengenyam pendidikan Setara SMP dan SMA. Meski usia berbeda, semua santri mendapat pendidikan yang sama. Para pembina selalu menanamkan prinsip saling menghormati dan menyayangi satu sama lain. Selain itu setiap bulannya pesantren ini mengadakan perlombaan hafalan al- Qur’an dan liqa’ pertemuan bersama ustad-ustad dari luar pesantren. Untuk sekedar refreshing di luar pesantren seperti outbond. 56 Di sini Ustadz Syamsul Arifin Nababan menargetkan para muallaf dibekali ilmu agama selama tiga tahun. Dengan begitu, mereka memiliki bekal untuk berdakwah di tanah kelahirannya masing-masing dengan harapan mereka dapat berdakwah dan membawa keluarganya ke jalan yang benar. Pesantren pembina muallaf ini sangat bermanfaat bagi umat khususnya para muallaf. karena sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk membantu perkembangan muallaf. 56 Annaba. Muallaf News Inspiration for Muallaf, h. 4-5 3. Progran Kerja Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center Program Pembinaan 1. Memberikan dasar- dasar aqidah Islamiyah melalui kajian rutin. 2. Memberikan dasar- dasar ilmu perbandingan agama. 3. Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah- ceramah yang efektif. 4. Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. 5. Menyelenggarakan pendidikan pesantren dengan pola terpadu Islamic Boarding School System. 57 Program Pengembangan 1. Menghafal Al-Quran dan tafsirnya. 2. Menghafal hadist dan sarahnya. 3. Penguasaan bahasa Arab 4. Penguasaan bahasa Inggris 58 Program Vokasional 1. Pendidikan keterampilan 2. Menyelenggarakan baitul Mal wa Tamwil 3. Annaba Smart Swalayan 4. Pusat pelayanan ibdah haji dan umrah 57 Annaba. Muallaf News Inspiration for Muallaf , h. 5 58 Annaba. Muallaf News Inspiration for Muallaf, h. 5 5. Pusat konsultasi perbandingan agama dan hukum Islam 6. Pusat konsultasi keluarga sakinah 7. Koperasi pesantren. 59 4. Visi dan Misi Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center Visi: Membentuk kader-kader muslim yang kaffah dan mampu menjadi avant- guard penjaga gawang bagi penguatan aqidah Islamiyah. 60 Misi: Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang akan melahirkan pribadi- pribadi muslim yang kaffah, berkarakter, dan berjiwa kemandirian. Maka misi Pondok Pesantren Pembinaan Muallaf Annaba di tuangkan dalam beberapa misi berikut: Menggurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelumnya dan menggantikan dengan iman Islam yang lurus: 1. Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh berdasarkan al- Quran dan Sunnah Rasulullah Saw. 2. Mencetak juru dakwah da’i yang militan dan berwawasan perbandingan agama. 59 Annaba. Muallaf News Inspiration for Muallaf, h. 5 60 Annaba. Muallaf News Inspiration for Muallaf, h. 4 3. Membentuk pribadi muslim yang berakhlakul karimah, mandiri dan terampil. 4. Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung terhadap kekuatan iman dan taqwa yang mantap bagi saudara kita kaum muallaf. 5. Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam rangka mengajak masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan pendidikan dan pembinaan muallaf di Indonesia, padahal mereka merupakan salah satu potensi dan asset umat yang dapat diandalkan keberadaanya bagi bangunan masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa. 61 61 Annaba. Muallaf News Inspiration for Muallaf , h. 4 BAB IV METODE DAKWAH USTADZ SYAMSUL ARIFIN NABABAN DALAM MEMBINA AQIDAH SANTRI MUALLAF. A. Konsep Metode Dakwah Ustadz Syamsul Arifin Nababan Menurut ustadz Syamsul Arifin Nababan, mengurus konsep dakwah untuk muallaf tak semudah mengkonsepkan dakwah bagi kaum Islam pada umumnya. Membina muallaf itu harus mempunyai strategi dan metode, kita akan berbeda pendekatan berceramah di luar orang- orang pada umumnya, kalau muallaf ini harus dengan cara pendekatan interpersonal, dan metode yang digunakan harus variatif agar dakwah yang digunakan tidak bosan. 62 Dalam membina, mendidik dan membimbing muallaf untuk memiliki keperibadian secara muslim itu dibutuhkan proses dan waktu yang panjang. Pendekekatan interpersonal memiliki pengaruh yang kuat dalam proses pengenalan ajaran agama Islam. Pendekatan interpersonal ini dilaksanakan dengan cara langsung melakukan pendekatan kepada santri guna mencapai kedekatan psikologis. Dalam prakteknya pelaksanaan dilakukan secara individu, yaitu dari pribadi ke pribadi secara tatap muka, ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui secara langsung 62 Hasil wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan tanggal 31 Mei 2013 situasi psikologis dan kondisi santri. Dan prosesnya pun dibutuhkan tenaga dan waktu yang cukup lama untuk memahami keadaaan santri. Meski mereka telah menjadi seorang muslim, tidak mudah untuk mengugurkan sisa- sisa dari kepercayaan agama sebelumnya, dan di sinilah dituntut cara berdakwah dengan jalan kearifan Hikmah, melalui cara dan pendekatan secara interpersonal dan berkelanjutan, selain itu pendekatan psikologis dapat membantu perkembangan keperibadian santri melalui cara tidak memaksa untuk berutinitas Islam terlebih dahulu tapi diberikannya kelonggaran waktu untuk menyesuaikan dengan ajaran agamannya yang baru. Menurut penulis pendekatan psikologis memang mutlak diperlukan dalam kegiatan berdakwah, pendekatan ini untuk memudahkan da’i dalam melakukan kegiatan dakwahnya. Dengan mengetahui keadaan psikologis mad’u nya maka seorang da’i akan lebih mudah dalam menentukan bagaimana metode dan materi dakwah yang tepat unntuk diterangkan kepada para mad’u nya. Selain itu pemberian reward salah satu cara untuk memotivasi santri untuk menjadikan pribadinya jauh lebih baik. Memberikan reward kepada kepada para santri yang telah sukses dalam menggugurkan sisa keyakinan terdahulunya, langkah inovatif ini untuk memotivasi para santri untuk secara berkelanjutan dan bertahap untuk mulai beristiqomah terhadap Islam dan meninggalkan terhadap keyakinan yang lama. 63 63 Hasil wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan tanggal 31 Mei 2013 Proses perjalanan hidup akan dijadikan sebagai contoh untuk para muallaf lainnya. Beliau memiliki kredibilitas pembinaan dakwah yang baik karena memiliki nilai cerita yang sama dalam memperjuangkan Islam sebagai agama yang benar. Menurut beliau pembinaan muallaf yang selama ini berjalan kurang maksimal karena secara psikologis dibina oleh sosok yang bukan muallaf. Pembinaan yang berlangsung tidak mengena pada persoalan psikologis yang dialami para muallaf lantaran pembina tidak pernah merasakan nasib yang sama. Beliau berpendapat bahwa yang tepat membina muallaf adalah orang-orang yang dahulunya muallaf. Karena merasa senasib, mengetahui psikologis para mualaf. 64 Dakwah yang efektif dikalangan mullaf itu harus berasal dari pembina yang muallaf. Mengapa Pembina mualaf lebih efektif dalam berdakwah di kalangan para muallaf? Ini dikarenakan para muallaf membutuhkan sosok yang mampu menjadi contoh dalam proses pembelajaran dalam mengenal agama Islam. Dakwah yang beliau lakukan sudah tepat. Karena beliau pernah merasakan menjadi seorang muallaf. 65 Belajar dari seorang muallaf dan bukan muallaf itu berbeda. Meski ilmu yang disampaikan sama, tapi hasilnya terasa berbeda. Pembina yang bukan muallaf mungkin tidak memiliki pengalaman bagaimana menghadapi perlawanan keluarga, kerabat dan sahabat setelah menyatakan keislaman. Sehingga pembina 64 Republika Online, Membina muallaf perlu pahami psikologis dan berkorban waktu, diakses pada tgl 13 sept 2013 dari http:www.republika.co.idberitadunia-islammualaf110418lju3es-membina- mualaf-perlu-pahami-psikologis-berkorban-waktu 65 Hasil wawancara pribadi dengan santri Ahmad Syamsudin pada tanggal 31 Mei 2013 yang berasal dari muallaf jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan pembina yang bukan dari muallaf. Proses waktu yang dibutuhkan muallaf dalam memahami ajaran Islam, dan belajar tentang Islam harus dilakukan secara berkelanjutan dengan memantau setiap perkembangan dari setiap masing- masing individu. Dan lamanya waktu sangat relative karena hal yang terpenting adalah muallaf bisa menguasai betul dasar-dasar Islam. Dijelaskan ustadz Syamsul Arifin Nababan pembelajaran dasar-dasar keislaman yang merujuk pada Alquran dan hadist akan memberikan modal dasar yang kuat bagi muallaf modal dasar itu yang nantinya akan berperan sebagai petunjuk bagi para muallaf saat menjalani identitas barunya. Modal itu bahkan dirasa cukup untuk membentengi muallaf dari ajaran-ajaran radikal dan terorisme. 66 Pembinaan awal yang dilakukan di sini dengan memberikan dasar- dasar dari pondasi keislaman seperti dengan membaca iqra, tahfidz al- quran, belajar hadis, belajar solat wajib, bersuci dan ilmu perbandingan agama melalui pendekatan interspersonal dan psikologis secara berkelanjutan. Proses pembinaan dengan pembiasaan hidup untuk menjadi seorang muslim menjadi penggerak santri untuk berusaha mempraktekan dari teori- teori yang telah diajarkan. Karena 66 Republika Online “Belajar Islam Unlimited, Kurikulum Pembinaan Mualaf Harus Tumbuhkan Rasa Cinta ” di akses pada tanggal 05 September 2013 jam 11.50 dari http:id.berita.yahoo.combelajar-islam- unlimited-kurikulum-pembinaan-mualaf-harus-tumbuhkan-094105364.html untuk menjadi seorang muslim itu butuh waktu serta kesabaraan extra dalam membimbing, membina dan mendidik mereka. Terdapat perbedaan cara berdakwah yang dilakukan terhadap santri muallaf dan kepada umat muslim pada umumnya, itu terletak pada aspek pengguguran keyakinan keimanan agama sebelumnya saja. Sedangkan untuk berdakwah dikalangan umat Islam pada umumnya beliau hanya mencharger mereka dengan ilmu- ilmu ketauhidan, hingga nantinya lebih mempertebal rasa keimanan dan keislaman para ja ma’ahnya. 67 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan ustadz Syamsul Arifin Nababan menerapkan konsep dasar dalam proses pembinaan santri muallaf dengan cara pendekatan secara interpersonal dan psikologis, kemudian mefokuskan untuk menggugurkan sisa keyakinan agama sebelumnya, dan setelahnya diajarkan santri tentang ibadah, akhlak dan kajian keislaman fiqih, hadist, tafsir, dll, selain itu mereka pun diharapkan untuk menjadi juru dakwah melalui pembekalan dasar- dasar keislaman. Di pondok pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center ustadz Syamsul Arifin Nababan telah menstrukturkan proses pembinaan terhadap para santri muallaf. Ini beliau tuliskan melalui program kerja dan rencana strategis yang telah direncankan pihak pengelola pondok pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center. 67 Hasil wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan tanggal 31 Mei 2013 Dalam pembinaan santri muallaf, ustadz Syamsul Arifin Nababan masih menyamaratakan pada proses pengajaran tentang keislaman para santri muallaf. Meski mereka berlatar belakang kehidupan dan pengetahuan keislaman yang berbeda beliau tidak membedakan pemberian pengajaran terhadap mereka. Beliau beranggapan bahwa mereka berada dalam keadaan keislaman yang sama. Dan beliau pun tidak menggunakan tes awal pada para santri muallaf untuk kemudian di jenjangkan tingkat pengetahuannya tentang Islam. Kita semua di sini belajarnya sama rata, tidak ada berjenjang. Dan tidak ada tingkat- tingkat seperti itu. 68 Dalam kaitan ini ustadz Syamsul Arifin Nababan berbeda pandangan terhadap pola pembinaan muallaf, program pembinaan memang ada dan tertuliskan dalam program kerja pondok pesantren pembinaan muallaf Annaba Center. Di Pesantren Pembinaan Muallaf tidak ada tingkatan berjenjang yang kemudian disesuaikan dengan tingkat ilmu pengetahuan keislaman para santri. Mereka masuk Islam dalam keadaan yang sama, dalam keadaan yang kosong dan perlu diisi dengan kajian- kajian keislaman dari hal yang paling mendasar. Ini berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh penasihat dari PITI Muhammad Syafii Antonio. Selain itu ustadz Syamsul Arifin Nababan menggunakan kajian ilmu perbandingan agama, untuk menambah tingkat intelektual santri terhadap pengetahuannya terhadap ajaran agama Islam dan agama yang lainnya. Tujuan 68 Wawancara pribadi dengan santri Azzam pada tanggal 31 Mei 2013 mempelajari kajian tersebut guna memahami secara mendalam tentang ajaran Islam dan dibandingkannya dengan ajaran agama lain, serta diharapkan mampu membentengi mereka dari pengaruh ajaran agama lain melalui kajian ilmu perbandingan agama yang rasional. Sedangkan pada tahap pengalaman spiritual ustadz Syamsul Arifin Nababan banyak merubah perilaku santri untuk menjadi sosok manusia yang lebih baik. Dengan cara memberikan kajian keislaman secara rutin menyeimbangkan teori dan praktek. Bentuk pengaplikasian spiritual telah ustadz Syamsul Arifin Nababan ajarkan semenjak mereka baru masuk pesantren ini. Semua kegiatan proses awal pembinaan diawali dari hal yang paling mendasar, Seperti bagaimana tata cara solat yang baik, berwudhu dan amalan ibadah lainnya. Dalam upaya pembinaan yang dilakukan ustadz Syamsul Arifin Nababan telah menggunakan tahapan spiritual dan intelektual, ini terlihat banyak nya santri di pondok ini diajarkan tentang ilmu perbandingan agama, ilmu bagaimana mengenal Allah dan Rasulnya. Kemudian peningkatan taraf spiritual pun terbentuk dengan sendirinya melalui proses yang cukup panjang. Oleh sebab itu dalam landasan teori yang diungkapkan penasihat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia PITI, Muhammad Syafii Antonio itu sesuai dengan keadaan di lapangan. Selain itu dalam pembinaan ini beliau memfokuskan terhadap dua hal yang mendasar. Pertama, terfokus terhadap penghapusan sisa- sisa terhadap kepercayaan agama yang lama. Kedua, beliau memfokuskan untuk membentuk muallaf untuk menjadi kader juru dakwah melalui pembekalan dasar- dasar keislaman yang bersumber dari al-quran dan hadist. Di dalam pesantren tidak ada kurikulum yang berjenjang dalam proses kegiataan pembelajaran, santri hanya memakai kurikulum berjenjang di luar dari pesantren atau sekolah formal. Jadi konsep metode dakwah ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam proses pembinaan muallaf di sini mencakup pada pendekatan interpersonal dan psikologis dengan jalan hikmah, dan pengalaman pribadi. Selain itu langkah metode dakwah yang beliau tawarkan disini pertama konsen pada penggururan sisa keyakinan ajaran sebelumnya, setelah itu mereka dididik dan di ajarkan tentang dasar- dasar keislaman sampai mereka mampu untuk menjadi seorang muslim kaffah. B. Aplikasi Metode Dakwah Ustadz Syamsul Arifin Nababan Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam menyampaikan dakwah islamnya, beliau selalu menyesuaikan keadaaan psikologis mad’u nya. Dalam membahas metode dakwah yang digunakan oleh ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam proses pembinaan aqidah santri muallaf di pondok pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center. Beliau ketika berdakwah amat sangat dicintai oleh jamaahnya, jadi dia bisa mengerti bagaimana psikologis jamaahnya santri yang dibinanya dan memang beliau itu memang salah satu pendakwah yang luar biasa yang betul- betul berdakwah karena Allah. 69 Berkaitan dengan ini ustadz Syamsul Arifin Nababan selalu mencoba memberikan bentuk penyajian dakwah yang simple dan mudah untuk dimengerti oleh para santri muallaf, guna memudahkan mereka untuk mengerti akan hakikat agama islam yang sebenarnya. Berdasarkan Al- qur’an surat An-Nahl ayat 125 yang menyebutkan bahwa Allah SWT memerintakan umatnya untuk berdakwah, dan inilah yang menjadi dasar Syamsul Arifin Nababan dalam berdakwah, adapun metode yang dikembangkan oleh Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam berdakwah antara lain: 1. Metode dakwah bil- hikmah Metode bil hikmah ini merujuk kepada para pendakwah untuk memiliki ketepatan dalam berkata, bertindak dan memperlakukan sesuatu secara bijaksana, dapat menempatkan pengetahuan sesuai dengan porsi mad’u nya. Dalam berdakwah kita disuruh untuk berdakwah dengan jalan bijaksana, arif, harus penuh dengan pengertian tentang rasa dan sebagainnya. 70 Dalam kegiatan dakwah ustadz Syamsul Arifin Nababan menggunakan metode bil- hikmah pada pondok pesantren Pembinaan Muallaf, inilah bentuk 69 Hasil wawancara pribadi dengan santri Khalifah 31 Mei 2013 70 Hasil wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan tanggal 31 Mei 2013 metode dakwah bil- hikmah yang digunakan ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam berdakwah antara lain: a. Metode Ceramah Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam menyampaikan materi ceramah banyak berkaitan tentang keyakinan aqidah keimanan, ketauhidan, kristologi, cara mengenal Allah Swt dan sifat- sifatnya Asmaul Husna, mengenal Rasul, Akhalk dan lain sebagainya. 71 Ini dilakukan setiap ba’da shalat kultum ceramah atau pada acara- acara hari raya besar Islam yang biasa dilakukan di pondok pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center. Metode ceramah ini salah satu metode yang diterapkan oleh ustadz Syamsul Arifin Nababan di pondok pesantren Pembinaan Muallaf. Beliau menggunakan metode ceramah sesuai dengan model penyampaian informasi pesan dakwah yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan tentang ajaran islam dan pengetahuan umum. Ada pun materi dakwah yang beliau ajarkan bersumber dari Al-Quran, As- sunnah dan kitab atau buku- buku keislaman. Sedikit mengambil kutipan wawancara beliau: 71 Hasil wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan tanggal 31 Mei 2013 “Materi yang saya ambil berpedoman pada Al-quran dan As-Sunnah, tapi banyak juga dari buku-buku, tapi lebih pokok nya itu dari Al-quran dan As- sunnah atau hadis.” 72 Ini dimaksud kan untuk memperkenalkan ajaran Islam yang bersumber langsung dari Al-Quran dan Hadis. Selain itu untuk lebih mempertebal rasa keyakinan mereka terhadap ajaran agama Islam. Pengajaran ini dilakukan karena para santri belum berislam secara utuh. Dalam prakteknya beliau masih melonggarkan para santri muallaf terhadap keyakinannya terhadap Islam, dengan tanpa memaksa untuk harus berutinitas sebagai seorang muslim secara kaffah. Karena untuk menjadi seorang muslim yang kaffah dibutuhkan proses panjang, meski telah menjadi seorang muallaf biasanya dalam diri mereka masih tersisa keyakinan tradisi agama sebelumnya. Sehingga tidak lah mungkin beliau menuntut para santri untuk berkeyakinan Islam secara utuh. Dan hambatan dalam penyampaian materi ceramah kepada para santri menurutnya adalah hal yang wajar apabila melihat adanya suatu kendala, beliau melihat dari kesabaran dan kemauan untuk mendidik mereka, santri kini sudah bersungguh- sungguh meski lambat dalam penerimaan materi dakwah tapi kita tetap memotivasi mereka dengan kesungguhan. Kendala penerimaan materi hanya 72 Hasil wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan tanggal 31 Mei 2013 karena mereka tidak mempunyai dasar saja, hingga ilmu yang disampaikan itu tidak mudah untuk mereka cerna. 73 Untuk memudahkan pesan dakwah itu sampai ke pada santrinya ustadz Syamsul Arifin Nababan menggunakan sistem komunikasi dua arah, di mana beliau langsung memberikan uraian materi dan langsung di jelaskan secara lisan. Setelah ustadz Syamsul Arifin Nababan menjelaskan tentang materinya, kemudian beliau memberikan waktu kepada para santri untuk bertanya tentang materi yang disampaikannya. Dalam pembahasan materi dakwah yang beliau lakukan, ustadz Syamsul Arifin Nababan mempunyai karakteristik tersendiri dalam menyampaikan ceramahnya, beliau selalu menggunakan logika dalam menjelaskan materi. Selain itu beliau memiliki retorika berbicara yang baik dengan lemah lembut sehingga memberikan suasana sejuk disetiap pembicaraannya. Beliau mengaplikasikan dengan jalan kearifan dengan pengajaran yang dilakukan dengan hikmah dengan bentuk kegiatan rutin yang di selenggarakan pondok pesantren. “Sudah barang tentu bila muallaf baru pindah berkeyakinan ini tidak mungkin berutinitas Islam, sisa-sisa jahiliyahnya masih ada. Untuk mengarahkan mereka meninggalkan sisa jahiliyahnya itu, untuk bersikap Islami total itu membutuh waktu, maka itu saya tanamkan di sini mula-mula saya tanyakan 73 Hasil wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan tanggal 31 Mei 2013 kepada mereka anda masuk Islam ini kira-kira berapa persen, kadar keimanan terhadap islam dan kadar keimanan yang masih tersisa dari ajaran Kristen ” 74 Dalam proses pembinaan ini beliau dengan sabar mengarahkan para santri muallaf ini untuk tetap berada di jalan yang benar sesuai dengan ajaran Islam. Ini dilakukan agar santri faham dan mengerti sesungguhnya untuk menjadi seorang muslim itu tiada paksaan di dalamnya, hingga tidak ada kesan memaksa untuk menjadi seorang muslim. Selain itu agar pesan dakwah yang disampaikan dapat diterima oleh santri muallaf secara baik dan bertahap tanpa adanya unsur paksaan. Salah satu makna hikmah dalam berdakwah adalah menempatkan manusia sesuai dengan kadar yang telah ditetapkan. 75 Sebagai metode dakwah al-hikmah di artikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan. Menurut penulis metode dakwah ini sesuai dengan teori tentang dakwah bil hikmah. Karena dapat terlihat tujuan dari metode dakwah yang diterapkan oleh ustadz Syamul Arifin Nababan dalam kegiatan dakwahnya yaitu bagaimana caranya membuat santri ini faham akan ajaran islam sendiri, dengan metode bil- hikmah metode yang menjunjung tinggi akan kebijaksanaan atau kearifan dalam pelaksanaan dakwah. Di mana dakwah ini tidak memaksakan kehendak seseorang dalam mendalami agama Islam langsung secara utuh, meskipun dalam prosesnya dibutuhkan waktu yang cukup panjang untuk memahami ajaran Islam. 74 Hasil wawancara pribadi dengan Ustadz Syamsul Arifin Nababan tanggal 31 Mei 2013 75 Harjani Hefni, M. Munir , dkk, Metode Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2003, h. 102 Oleh sebab itu ustadz Syamsul Arifin Nababan tidak memaksakan kehendak santri. Beliau tetap melonggarkan para santri untuk secara bertahap untuk menggugurkan keimanan agama keyakinan yang sebelumnya. b. Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab ini sebagai selingan ketika ustadz Syamsul Arifin Nababan selesai dalam menyampaikan materi dakwahnya. Metode ini memiliki fungsi untuk mendorong santri untuk mengemukakan suatu masalah yang belum dimengerti. Kalau tidak ada yang mengerti kita pertanyakan. Dan itu sudah hal yang biasa bila kita tidak mengerti tentang penjelasan itu kita tanya balik. Dan kalau kita di sini biasa saja karena kami di sini sudah dekat akrab dengan ustadz. 76 Tujuan dari metode dakwah ini adalah untuk mendorong para mad’u yang mengikuti proses pengajaran atau mereka yang mendengarkan untuk menanyakan masalah yang belum di fahami oleh mad’u dan da’I sebagai penjawabnya. Metode ini sangat berguna untuk mengurangi kesalah fahaman para santri muallaf, menjelaskan perbedaan pendapat, menerangkan hal-hal yang belum dimengerti. Menurut penulis ada kelebihan metode tanya jawab yang dilakukan ustadz Syamsul Arifin Nababan sebagai berikut: a. Metode ini sebagai komunikasi dua arah interaksi ustadz dan santri. 76 Hasil wawancara pribadi dengan santri Azzam pada tanggal 31 Mei 2013 b. Tanya jawab sebagai selingan ceramah, maka suasana pun akan hidup menghidupkan suasana. c. Perbedan pendapat terjawab antara santri. d. Mendorong santri lebih aktif dan bersungguh-sungguh memperhatikan. Dan metode ini menurut penulis cukup memiliki peran yang baik dalam penyebaran arus informasi tentang pengajaran Islam. Seperti ketika beliau menerangkan tentang konsep ketuhanan antara agama Kristen dan Islam. Dari banyaknya santri yang berlatarbelakang agama Kristen maka semakin antusias santri untuk bertanya kepada beliau. Dari sinilah semua yang terlibat dalam forum tersebut bertindak aktif dan dakwahnya pun berjalan dengan efektif. Jadi metode dakwah dengan bentuk tanya jawab ini sesuai dengan teori yang ada di lapangan. Di mana ustadz Syamsul Arifin Nababan sebagai sumber dari pengetahuan dan santri sebagai objek yang mencari pengetahuan. 2. Metode Dakwah dengan Dialog Metode dakwah dengan dialog ini menekan kan pada pertukaran ide, pertemuan hati dan fikiran antara dua orang atau lebih terhadap suatu masalah yang sedang mengalami keretakan dan ketegangan untuk menjawab permasalahan yang terjadi. Hal ini sangat efektif untuk membantu seorang muallaf ataupun orang yang belum masuk islam untuk menetukan jawaban terhadap permasalahan yang terjadi. 77 Metode dakwah dengan dialog ini lebih menekankan pada jenis pendekatan interpersonal. Dengan berdialog melahirkan percakapan antar pribadi yang dapat dikatakan sebagai percakapan bebas antara seorang da’i dengan individu-individu sebagai sasaran dakwahnya. Dan metode ini bertujuan sebagai kesempatan yang baik di dalam percakapan dalam aktivitas dakwah untuk jauh lebih mengenal sasaran dakwahnya. Sedikit mengutip wawancara dari ustadz Samsul Arifin Nababan: Metode dialoglah yang lebih paling efektif, karena mereka bisa melihat dan mendengar secara langsung dengan bertatap muka, dan program ini dibatasi hanya pada setiap hari kerja jam empat sore”. 78 Ustadz Syamasul Arifin Nababan, membuka dialog terhadap santri yang mengeluhkan permasalahan yang berkaitan dengan masalah keimanan, tentang ilmu perbandingan agama kritologi, dan masalah kehidupan lainnya. Semua permasalahan yang ada kemudian di tampung. Dan solusi dari permasalaan itu dengan cara menasihati yang bersumber dari Al- qur’an dan Al-hadis. Untuk lebih menguatkan kadar keimanan seseorang perlu di terapkannya pengkajian tentang Islam secara rutin dan mendalam. Hal yang paling mendasar 77 Saiful Anwar. “Peran Ustadz Muhammad Syarif Siangan dalam Pembinaan Muallaf pada Dewan Perwakilan Wilayah Pembinaan Iman Tauhid Islam DH Persatuan Islam Tionghoa Indonesia DPW- PITI DKI J akarta”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009 78 Hasil wawancara pribadi dengan ustadz Syamsul Arifin Nababan pada tanggal 31 Mei 2013 dalam proses pembinaan aqidah santri di sini adalah dengan cara mengenalkan mereka pada Allah Swt, tentang segala sifat dan kemahaesaan-Nya. Dan metode dakwah dengan dialog ini sesuai dengan teori yang ada, karena metode dakwah ini melalui pendekatan interpersonal dengan memberikan solusi terhadap suatu masalah. 3. Dakwah Bil Hal Maksud dari metode dakwah ini adalah untuk memanggil, menyeru ke jalan Allah Swt untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat dengan bahasa yang menyeru ke jalan Allah Swt dengan menggunakan perbuatan yang nyata sesuai dengan keadaan dari mad’u nya. 79 Dan metode dakwah bil lisan al- hal ini dilakukan oleh da’i melalui perbuatan nyata yang dilakukan secara langsung. 80 Setiap manusia pasti membutuhkan keteladanan dalam mengembangkan sifat dan potensi yang dimilikinya, Pembinaan santri di sini dilakukan melalui uswatun hasanah keteladanan akhlak dan perilaku. Pembinaan yang beliau lakukan pertama ini dilakukan dengan cara memberikan contoh-contoh yang konkrit kepada para santri yang dimulai dari diri sendiri. Santri di sini dapat melihat langsung bagaimana ustadz Syamsul Arifin Nababan menyesuaikan tingkah laku dan ucapan, seperti contoh ketika beliau menyuruh untuk shalat. Beliau tidak hanya menyuruh saja tetapi beliau pun mempraktekannya sambil mengambil wudhu dan shalat berjamaah beserta santri. 79 Harjani Hefni, M. Munir, dkk, Metode Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2003, h. 215 80 Ki Moesa A. Machfoed, Filsafat Dakwah, Ilmu Dakwah dan Penerapannya Jakarta: Bulan Bintang, 2004, h. 109 Menurut penulis keteladanaan ini di bentuk agar santri dapat belajar dan menghayati setiap segala bentuk rutinitas secara Islam yang dimulai dari kesadaran individual dengan berakhlak Islam dan mengamalkannya di dalam kehidupan sehari- hari. Ketika beliau berdakwah belaiu itu menusuk kedalam hati karena beliau juga dahulunya berlatarbelakng muallaf dan dia juga mencontohkan akhlak- akhlak yang mulia. 81 Dan itulah yang menjadi dasar ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam menyeru santrinya dalam menjalankan suatu kebajikan. Di mana nabi Muhammad Saw sebagai pusat dalam berprilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Efektifitas metode dakwah ini untuk dapat meresap dengan mudah dan cepat dalam merealisasikan seruan dakwah. Adapun bentuk lain yang di praktekan ustadz Syamsul Arifin Nababan seperti: a. Memberikan contoh tauladan yang baik dalam menyambut tamu, karena dalam sebuah hadist Rasullullah bersabda: “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka ia harus menghormati tamu nya”. Ini pernah di alami penulis ketika pertama kali datang ke pesantren, dengan sikap ramah tamahnya ustadz Syamsul Arifin Nababan menerima tamu. Dan menyuruh santri untuk memberikan berbagai hidangan untuk disuguhkan kepada para tamu yang hadir. Kemudian pentingnya untuk menjaga kesehatan dengan berolah raga dengan beliau tenis meja footsal, 81 Hasil wawancara pribadi dengan santri Khalifah pada tanggal 31 Mei 2013 menjaga kebersihan lingkungan membersihkan kamar, musola, perpustakaan, kelas, kantor, halaman, lab dsb. b. Menyampaikan kisah-kisah atau cerita bijak, tentang sifat atau perbuatan orang- orang soleh. “Ustadz Nababan keseringan gaya kultum menasehati kita, tentang bagaimana kebaikan. beramal saleh dsb”. 82 Ini dimaksudkan agar santri dapat tergugah hatinya untuk selalu bersyukur terhadap nikmat Allah Swt, untuk mengakui adanya sang khaliq serta berbuat baik untuk dirinya dan orang lain serta memberikan pengaruh positif. c. Memberikan santunan terhadap para santri karena mereka adalah salah satu ashnaf di dalam Al-quran yang berhak untuk mendapatkan zakat. Ini dimaksudkan agar mereka tetap teguh terhadap ajaran islam. 83 Dalam menjalankan misi dakwahnya, ustadz Syamsul Arifin Nababan selalu berusaha untuk memberikan contoh suri tauladan yang baik bagi para santrinya, baik itu secara ucapan lisan atau pun perbuatan yang berkaitan dengan pengamalan pengajaran hidup yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad Saw untuk menjadikan diri pribadinya sebagai contoh yang baik uswatun hasanah yang harus ditiru oleh umat muslim. Dakwah memang harus memiliki fungsi untuk meningkatkan kualitas umatnya yang pada akhirnya membawa suatu perubahan pada diri manusia. Semangat dalam menyebarkan informasi tentang Islam menghantarkan beliau untuk memberikan hal yang bermanfaat bagi orang lain. Metode dakwah ini di 82 Hasil wawancara pribadi dengan Azzam santri tanggal 31 Mei 2013 83 Annaba. Muallaf News Inspiration for Muallaf . edisi Juli 2012, h. 6 contohkan ustadz Syamsul Arifin Nababan dengan memberikan sikap contoh suri ketauladanan yang baik, sehingga apa yang diucapkan itu selaras dengan perbuatannya. BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah Penulis menganalisis dan meneliti metode dakwah dalam proses pembinaan aqidah santri muallaf yang dilakukan oleh Ustadz Syamsul Arifin Nababan, maka ada beberapa poin yang bisa diambil sebagai kesimpulan sebagaimana berikut ini. 1. Konsep metode dakwah yang ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam pembinaan santri muallaf, dengan pendekatan interpersonal dengan melihat keadaan psikologis santri yang didiknya. Dalam pembinaanya beliau memfokuskan dengan dua konsep pembinaan yang mendasar. Pertama: memfokuskan terhadap penghapusan terhadap sisa- sisa keyakinan terhadap agama lama yang dianut masing- masing santri. Kedua memberikan mereka pengetahuan pondasi dari ajaran Islam seperti belajar iqra, menghafal al- quran, belajar hadist dan ilmu perbandingan agama. 2. Aplikasi Metode dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Syamsul Arifin Nababan pada dasarnya bermuara pada metode Bil hikmah, Lisan al- hal, Sebab dalam kegiatan dakwahnya beliau senantiasa menyampaikannya dengan ceramah, mencontohkan penyelarasan perkataan dan perbuatan uswah, dialog atau konseling. Tiga kegiatan inilah yang biasa Ustadz Syamsul Arifin Nababan suguhkan kepada para santrinya. Adapun materi dakwah yang disampaikan Ustadz Syamsul Arifin Nababan, pada intinya, adalah ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al- Qur’an dan As- Sunnah. Namun, bila digaris besarkan, maka materi Al-Quran berkisar pada tiga bagian pokok, yaitu akidah, hukum, dan akhlak. Tiga materi ini antara yang satu dengan yang lain saling melengkapi, tidak dapat terpisahkan. Sementara itu, meski ajaran yang terkandung dalam As-Sunnah tidak jauh berbeda dengan Al- Qur’an karena ia menjadi penjabarnya.

B. Saran-saran

1. Ustadz Syamsul Arifin Nababan untuk tetap selalu semangat dalam menyebarkan agama Islam, dan tetap sabar dalam membimbing, mendidik dan membina para santri. Pembinaan yang dilakukan oleh beliau amat sangat baik. Berkaitan dengan pembinaan yang cukup baik ini yang banyak menghasilkan santri- santri yang benar- benar kaffah dan berkualitas dalam beragama Islam. Menurut penulis alangkah baiknya bentuk pembinaan di sini di eksplor dan diadopsikan ke lembaga- lembaga atau pondok pesantren lainnya yang secara khusus menaungi para muallaf, agar mereka mampu mandiri baik secara mental, psikis ataupun ekonomi. Sehingga menghasilkan sosok muslim yang berkualitas. Karena metode pembinaan di pondok pesantren ini amat sangat baik. Untuk mengikat para santri muallaf agar mereka diberikannya sertifikat Muallaf sebagai salah bentuk pengikat kuat secara hukum. Selain itu pihak pesantren sebaiknya menyediakan modul pembinaan muallaf guna lebih mengefesienkan waktu dan biaya dalam proses pembinaan santri yang baru masuk pesantren. Dan diadakannya buku pedoman khusus dalam pembinaan muallaf karena kebanyakan secara historis kisah kehidupan mereka relatif sama. 2. Santri Pondok Pesantren Muallaf Annaba Center untuk tetap bersemangat dalam mencari ilmu, khususnya ilmu pengetahuan Islam. terus banyak mengkaji tentang Islam, karena potensi santri di pondok pesantren ini amat sangat kompeten dalam bidang pendakwahan Islam. Dan jangan pernah bosan mengingatkan sesama santri, guru, dan orang lain dalam pengaplikasian ajaran Islam. Karena santri di sini amat sangat capable sebagai icon bagi muslim yang lain dalam pencarian identitas diri sebagai seorang muslim. 3. Untuk umat muslim agar lebih peka terhadap saudara kita yang baru muallaf, karena setelah mereka menyatakan keislaman kebanyakan mereka terusir dari kehidupan keluarganya. Jadi baik secara psikis ataupun ekonomi mereka membutuhkan kita untuk terus dibina dan dididik sehingga mereka tahu bahwasannya umat Islam itu masih peduli dengan muallaf. sehingga mereka semakin kuat dan yakin bahwasannya Islam adalah agama yang solid, yang saling membantu antara umat yang satu dan umat yang lain.