B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan menyebarkan angket. Angket terdiri dari 20 butir pernyataan yang penulis berikan kepada responden yaitu siswa kelas XII
SMK Budhi Warman II tahun ajaran 2015-2016. Adapun pertanyaan yang termuat dalam angket tersebut menjadi data yang dapat diolah sehingga dapat
diketahui jumlah responden yang yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan penulis di setiap masing-masing butir pertanyaan.
Penulis juga melakukan wawancara dengan guru bahasa Indonesia, yaitu Ibu Eva Andriani yang bertempat di ruang guru SMK Budhi Warman II.
Temuan penelitian melalui wawancara dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Berdasarkan
wawancara yang penulis lakukan dapat diketahui informasi yang berkaitan dengan minat siswa dalam membaca karya sastra. Adapun temuan penelitian
tersebut yang telah penulis uraikan sebagai berikut: 1.
Angket Angket penelitian ini terdiri dari 20 pernyataan dan disebarkan
kepada seluruh siswa kelas XII SMK Budhi Warman II yang berjumlah 120 siswa. Namun penulis hanya mengambil 10 sampel dari masing-
masing kelas, jadi totalnya hanya 40 siswa. Alasan penulis mengambil 10 sampel dari 120 populasi siswa yang ada yaitu untuk memudahkan
perhitungan persentase dalam pegolahan data. Selanjutnya penulis mengumpulkan dan melakukan proses penghitungan data yang telah
terkumpul dengan penyajian data dalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam mempersentasikan data angket dengan menggunakan rumus:
Keterangan : F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
P = x 100
N = Number of Cases jumlah frekuensi atau banyaknya individu P = Angka persentase
Data tersebut dapat dilihat dalam bentuk tabel masing-masing pertanyaan berikut ini:
Tabel 1 Siswa senang membaca
Alternatif Jawaban Frekuensi
Ya 32
80 Tidak
7 20
Jumlah 39
100 Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa siswa senang
dengan membaca. Hal ini dapat dilihat dari persentase yang telah diuraikan pada tabel 1, sebanyak 80 siswa senang membaca, hasil
persentase tersebut diperoleh dari x 100 = 80. Sedangkan yang
tidak senang membaca sebanyak 20 yang berarti hanya tujuh siswa yang tidak senang membaca.
Beberapa dari mereka memberikan alasan mengapa suka membaca yaitu karena dengan membaca mereka akan mendapat ilmu pengetahuan
yang lebih dan mereka bisa melihat dunia. Dengan membiasakan diri membaca pelajaran sebelum pelajaran dimulai, atau bahkan sudah
membacanya di rumah, daya tangkap mereka ketika di kelas akan lebih cepat. Selain itu, membaca juga menjadi sarana untuk menghibur diri
sendiri. Contohnya adalah ketika membaca novel atau cerpen yang bertemakan komedi. Dari bacaan itulah para siswa mendapat hiburan
secara langsung sekaligus juga untuk menyegarkan otak. Dilihat dari alasan-alasan mereka, bagi anak yang tidak senang
membaca, kegiatan ini bisa dibilang membosankan. Dalam diri mereka sudah ditanamkan sugesti bahwa membaca itu membosankan, jadi ketika
mereka baru memulai, rasa bosan itu sudah muncul. Pada akhirnya akan