Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Data Penelitian

Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam bidang industri otomotif dan komponennya, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Pada tanggal 30 November 2007, Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI. Pada tahun 2005-2007 perusahaan- perusahaan yang menjadi sampel masih terdaftar di Bursa Efek Jakarta, tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2009, maka penulis menggunakan nama BEI. Daftar nama emiten yang menjadi sampel penelitian, yaitu: Tabel 4.1 Daftar Perusahaan Otomotif dan Komponennya No Kode Nama Emiten Kriteria Sampel 2005 2006 2007 1 ASII PT.Astra International Tbk. √ √ √ 1 2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk √ X X - 3 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk. √ √ √ 2 4 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk. √ √ √ 3 5 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk. √ √ √ 4 6 HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk √ √ √ 5 7 IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. √ √ √ 6 8 INDS PT. Indospring Tbk √ √ √ 7 9 INTA PT. Intraco Penta Tbk √ √ √ 8 10 LPIN PT.Multi Prima Sejahtera Tbk. √ √ √ 9 11 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. √ √ √ 10 12 NIPS PT. Nipress Tbk. √ √ √ 11 13 POLY PT. Polychem Indonesia Tbk. √ √ √ 12 14 PRAS PT. Prima Alloy Stell Tbk. √ √ √ 13 15 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk. √ √ √ 14 16 SQMI PT. Allbond Makmur Usaha Tbk. √ √ √ 15 17 SUGI PT. Sugi Samapersada Tbk. √ √ √ 16 18 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. √ √ √ 17 19 UNTR PT. United Tractor Tbk. √ √ √ 18 Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Periode penelitian dimulai dari tahun 2005 sampai 2007, dan berdasarkan kriteria yang diperlukan, terdapat 18 perusahaan sebagai sampel penelitian.

B. Analisis Hasil Penelitian 1.

Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi dari variabel- variabel independen dan variabel dependen. Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan setelah transformasi data : Tabel 4.2 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation perputaran piutang 54 .17 24.05 6.5235 4.91499 perputaran persediaan 54 .57 24.53 5.9093 4.62102 Y 54 -90.37 12.95 1.0769 13.94628 Valid N listwise 54 Dari tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa: 1. Rata-rata dari perputaran piutang adalah 6.5235 dengan standard deviasi 4.91499 dan jumlah data yang ada adalah 54. Nilai perputaran piutang usaha tertinggi adalah 24.05, dan nilai perputaran piutang usaha yang terendah adalah 0.17. 2. Rata-rata dari perputaran persediaan adalah 5.9093 dengan standard deviasi 4.62102 dan jumlah data yang ada adalah 54. Nilai perputaran persediaan Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. tertinggi adalah 24.53, dan nilai perputaran persediaan yang terendah adalah 0.57. 3. Rata-rata dari ROA adalah 1.0769 dengan standar deviasi sebesar 13.94628 dan jumlah data yang ada adalah 54. Nilai ROA terendah adalah -90.37 dan nilai ROA tertinggi adalah 12.95.

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik, perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: H0 : Data residua l berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima. Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Regression Standardized Residual 2 -2 -4 -6 -8 Frequency 30 20 10 Histogram Dependent Variable: Y Mean =-1.3E-16฀ Std. Dev. =0.981฀ N =54 Tabel 4.3 Uji Normalitas sebelum data di transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Unstandardize d Residual N 54 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 12.90409991 Most Extreme Differences Absolute .251 Positive .175 Negative -.251 Kolmogorov-Smirnov Z 1.843 Asymp. Sig. 2-tailed .002 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa Nilai Kolmogrov – Smirnov sebesar 0.002 dan signifikan pada 0.05 karena Asymp. Sig. 2-tailed 0.002 dari 0.05. Dari hasil yang diperoleh maka H0 ditolak atau H1 diterima, dengan kata lain data tidak terdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data. Gambar 4.1 Histogram Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E xpect ed C um P rob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Y Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Dari grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yaitu menceng kekanan negative skewness. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Untuk mengatasi data yang tidak terdistribusi normal maka dilakukan transformasi data dengan mentransformasi variabel dependen dan independen menjadi bentuk logaritma natural. Hasil dari transformasi data dapat dilihat sebagai berikut: Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Tabel 4.4 Setelah Transformasi dengan Logaritma Natural Uji Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual N 44 Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.20702865 Most Extreme Differences Absolute .103 Positive .052 Negative -.103 Kolmogorov-Smirnov Z .684 Asymp. Sig. 2-tailed .737 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Dari transformasi data, maka nilai Kolmogrov – Smirnov menjadi 0.684 dan signifikansi pada 0.737 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih dari 0,05 karena Asymp. Sig. 2-tailed 0.737 dari 0.05. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal. Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Regression Standardized Residual 2 1 -1 -2 -3 Frequency 12 10 8 6 4 2 Histogram Dependent Variable: LN_Y Mean =-2.64E-16฀ Std. Dev. =0.976฀ N =44 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E xpect ed C um P rob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: LN_Y Gambar 4.3 Grafik Histogram Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness ke kiri maupun ke kanan Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. atau normal. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tol 0.10 dan variance Inflation Factor VIF 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian: Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -1.241 .771 -1.609 .115 LN_X1 1.175 .312 .515 3.763 .001 .963 1.038 LN_X2 .056 .256 .030 .220 .827 .963 1.038 a Dependent Variable: LN_Y Coefficients corelationsa Model LN_X2 LN_X1 1 Correlations LN_X2 1.000 .192 LN_X1 .192 1.000 Covariances LN_X2 .066 .015 LN_X1 .015 .097 a Dependent Variable: LN_Y Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa variabel perputaran piutang mempunyai korelasi sebesar 0.192 atau sekitar 19.2. Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada korelasi yang tinggi umumnya diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolonieritas. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0.10 yaitu 0,963 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,038. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model ini. Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance perputaran piutang X1, perputaran persediaan X2 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF nya 10. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian.

c. Uji Heterokedasititas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 -3 Regressi on St udent ized Resi dual 2 1 -1 -2 -3 -4 Scatterplot Dependent Variable: LN_Y 2 jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. Gambar 4.5 Scatterplot Dari gambar scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen Return on Assets berdasarkan masukan variabel independen, perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan. Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

d. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan penggangguu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof. Singgih sebagai berikut: 1 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2 angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .510a .260 .224 1.23612 1.553 a Predictors: Constant, LN_X2, LN_X1 b Dependent Variable: LN_Y . Pada bagian model summary, hasil pengujian setelah ada transformasi data, terlihat bahwa angka D-W sebesar +1.553 atau di bawah +2 , karena angka D-W di bawah +2, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi. Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

3. Analisis Regresi

Melalui hasil pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisi regresi.

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Perputaran Piutang Usaha LN_X1 dan Perputaran Persediaan LN_X2 terhadap ROA LN_Y. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -1.241 .771 -1.609 .115 LN_X1 1.175 .312 .515 3.763 .001 .963 1.038 LN_X2 .056 .256 .030 .220 .827 .963 1.038 a Dependent Variable: LN_Y Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat disusun untuk variabel perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan adalah: LNY = -1.241+1.175 LNX 1 + 0.056 LNX 2 Setelah diantilogaritma natural maka persamaannya menjadi: Y= 0.28 + 3.24X 1 + 1.058X 2 Dimana: LNY = Logaritma Natural ROA Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. LNX1 = Logaritma Natural Perputaran Piutang Usaha LNX2 = Logaritma Natural Perputaran Persediaan Adapun interpretasi dari persamaan di atas adalah : a. Konstanta a sebesar 0.28, menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka ROA sebesar 0.28. b. Koefisien X1 b1 = 3.24, ini menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel perputaran piutang sebesar 1 satuan akan meningkatkan ROA sebesar 3.24 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol. c. Koefisien X2 b2 = 1.058, ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan perputaran persediaan sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan ROA sebesar 1.058, dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.

b. Koefisien Determinasi Tabel 4.8

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .510a .260 .224 1.23612 1.553 a Predictors: Constant, LN_X2, LN_X1 b Dependent Variable: LN_Y Pada model summary di atas, angka R sebesar 0,510 menunjukkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan antara ROA dengan perputaran piutang dan perputaran persediaan yaitu sebesar 51 yang berada diatas 0,5 50. Angka adjusted R.Square atau koefisien determinasi adalah 0.224. Angka ini mengindikasikan bahwa 22.4 variasi atau perubahan dalam ROA dapat dijelaskan oleh variasi variabel perputaran piutang dan perputaran persediaan. Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. Sedangkan sisanya 77.6 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Standar Error of Estimate SEE adalah 1.23612, yang mana semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Pengujian Hipotesis 1. Uji Parsial Uji t Statistik

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada berikut: Tabel 4.9 Uji Statistik t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -1.241 .771 -1.609 .115 LN_X1 1.175 .312 .515 3.763 .001 .963 1.038 LN_X2 .056 .256 .030 .220 .827 .963 1.038 a Dependent Variable: LN_Y Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tersebut adalah sebagai berikut: a. Perputaran piutang usaha LN_X1 mempunyai nilai signifikansi 0.001 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0.05. Selain itu, t hitung diperoleh 3.763 ttabel 2.016692. Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa Ha diterima, ini menunjukkan bahwa secara parsial perputaran piutang usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. b. Perputaran persediaan LN_X2 mempunyai nilai signifikansi 0.827 yang jauh lebih besar dari 0.05, dan t hitung 0.220 ttabel 2.016692 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran persediaan secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA .

2. Uji Simultan Uji F Statistik

Untuk melihat pengaruh perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan terhadap tingkat rentabilitas secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 15, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.10 Uji Statistik F ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 22.037 2 11.019 7.211 .002a Residual 62.647 41 1.528 Total 84.685 43 a Predictors: Constant, LN_X2, LN_X1 b Dependent Variable: LN_Y Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 7.211 dengan tingkat signifikansi 0,002, sedangkan F tabel sebesar 3.225684dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas perusahaan karena F hitung F tabel 7.211 3.225684 dan sig penelitian 0,05 0,002 0,05. Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji F sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen rentabilitas, yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi F 0.002 0.05 dan F Hitung 7.211 F tabel 3.225684. Hasil ini didukung dari nilai koefisien determinasi adjusted R Square sebesar 0.224 yang menunjukkan bahwa variabel independen perputaran piutang dan perputaran persediaan mampu menjelaskan sebanyak 22.4 variasi atau perubahan dari variabel dependen yaitu rentabilitas. Sedangkan sisanya sebesar 77.6 dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Hasil penelitian secara simultan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunarto 2007 dan Nisa Fitria 2007 yang menyimpulkan bahwa hasil regresi berganda menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas koperasi. Akan tetapi secara parsial, hasil penelitian tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Jarot Nova 2007 dan Nisa Fitria 2007. Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen, yaitu perputaran piutang berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu ROA. Hasil ini sesuai dengan nilai signifikansi t untuk variabel perputaran piutang 0.001 yang lebih kecil dari 0,05. Nilai signifikansi ini didukung dengan nilai t hitung 3.763 ttabel 2.016692. Sementara itu variabel perputaran persediaan berpengaruh positif tapi tidak signifikan. Hasil ini sesuai Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009. dengan nilai signifikansi untuk perputaran persediaan yang lebih besar dari 0.05 dan nilai t hitung 0.220 t tabel 2.016692. Hasil ini sangat berbeda dengan peneliti terdahulu yang mendapatkan hasil bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas perusahaan. Hal ini mungkin dikarenakan berbedanya periode yang digunakan dalam penelitian, berbedanya variabel dependen yang digunakan sebagai indikator rentabilitas dimana Nisa Fitria menggunakan rentabilitas ekonomi sedangkan pada penelitian ini digunakan rentabilitas usaha rentabilitas modal sendiri. Dapat juga dikarenakan perbedaan objek penelitian, yang mana penelitian ini meneliti lebih dari satu perusahaan yaitu perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial penelitian ini mendapatkan hasil bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap tingkat rentabilitas perusahaan. Hasil ini tidak mendukung hasil dari peneliti terdahulu yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh antara perputaran persediaan dengan rentabilitas perusahaan. Hal ini mungkin disebabkan bedanya bentuk persediaan yang dimaksud dari peneliti terdahulu. Hal lain yang melatarbelakangi adalah kebijakan persediaan yang kurang baik. Piutang lebih cepat dikonversikan ke kas daripada persediaan, sehingga perlu pengawasan dan perhitungan yang tepat. Esther Thersia O.S : Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengujian hipotesis penelitian dan pengujian regresi berganda dapat diperoleh tiga kesimpulan. 1. Secara simultan, dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap rentabilitas dengan signifikansi 0.002. Artinya secara bersama-sama meningkatnya perputaran piutang dan perputaran persediaan akan meningkatkan tingkat rentabilitas perusahaan. Secara parsial perputaran piutang usaha berpengaruh signifikan positif terhadap rentabilitas dengan nilai signifikansi 0.001. Artinya semakin meningkat perputaran piutang maka semakin meningkat pula rentabilitas perusahaan. Secara parsial perputaran persediaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap rentabilitas, dengan nilai signifikansi 0.827 berarti diatas signifikansi 5. Artinya semakin meningkat perputaran persediaan hanya akan meningkatkan sedikit rentabilitas sehingga tidak memiliki pengaruh signifikan. Maka, perputaran persediaan tidak dapat menjelaskan perubahan rentabilitas. Hal ini dapat disebabkan karena persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang likuid, artinya persediaan tidak dapat langsung berubah menjadi kas. Sehingga

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

18 94 84

Pengaruh Perputaran piutang dan Perputaran persediaan Terhadap Rentabilitas ekonomis Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

20 278 94

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

3 7 126

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 3 106

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 3 118

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

10 68 112

BAB II - Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 19

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 11

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 16