Cluster Sampling Penentuan Ukuran Sampel

kemudahan. Dalam memilih sampel, penelitian tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada ditempat. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sampel man-on-the-street. Menurut Sugiyono 2004 :77 adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Teknik ini biasanya dilakukan karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil yang besar dan jauh. Keuntungan daripada teknik ini adalah terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber data sesuai dengan variabel yang diteliti Arikunto, 2002. Sampel dalam penelitian ini bukan hanya kaum perempuan saja, tetapi juga kaum laki-lakinya. Hal ini dikarenakan penulis juga melihat pada jumlah masyarakat yang hadir pada saat musyawarah desa, musyawarah antar desa dan musyawarah khusus perempuan. Sehingga adanya responden yang laki-laki walaupun yang menjadi pembahasan utamnya adalah dana Simpan Pinjam Perempuan. D. Alat Analisis Penelitian ini tergolong peneltian deskriptif, dengan mnggunakan analisis kualitatf deskriptif, yaitu analisis yang memberikan penjelasan pada hasil survey dengan menggunakan kuisioner dan analsis tabel yang diperole dari rekapitulasi kuisioner yang selanjutnya diuraikan secara deskriptif untuk memberikan pembahasan atas permasalaan yang ada. Rekapitulasi kuisioner terdiri dari 5 alternatif jawaban, jawaban tersebut diberi skor secara berjenjang dari yang inggi sampai yang terendah.  Nilai 1 untuk alternatif jawaban Tidak Paham Tidak Pernah Tidak Perlu Hadir yang memiliki kategori sangat rendah  Nilai 2 untuk alternatif jawaban Kurang Paham Kadang – kadang Kadang – kadang yang memiliki kategori rendah  Nilai 3 untuk alternatif jawaban Cukup Paham Pernah Sekedar Hadir yang memiliki kategori sedang  Nilai 4 untuk alternatif jawaban Paham Sering Perlu Hadir yang memiliki kategori tinggi  Nilai 5 untuk alternatif jawaban Sagat Paham Selalu Sangat Perlu Hadir yang memiliki kategori sangat tinggi. Kemudian diberi skor rata-rata dari hasil jawaban tersebut. Untuk mengetahui skor jawaban termasuk kategori baik, kurang baik, atau tidak baik dapat digunakan dengan skala interval, dimana skor 3 sebagai skor tertinggi yang menjadi skor yang paling diharapkan dan skor 1 sebagai skor terendah atau skor yang paling tidak diharapkan. Dengan menggunakan 5 alternatif jawaban maka diperoleh interval sebesar 1,33 yang kemudian menjadi interval untuk menyatakan baik atau tidaknya pengelolaan PNPM Mandiri Desa di Kecamatan Natar. Apabila diintpretasikan maka bila skor rata-rata jawaban responden : 3,68 – 5,00 dinyatakan baik 2,34 – 3,67 dinyatakan kurang baik 1,00 – 2,33 dinyatakan tidak baik E. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur Lokasi penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Pemerintahan Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan Purbolinggo sebelum pemekaran kabupaten, masuk ke Kabupaten Lampung Tengah dengan ibukota di Metro. Kecamatan yang terdiri dari 23 desaq hasil pemekaran, etnis penduduknya adalah suku Jawa yang semula berasal dari Kolonisasi tahun 1926 di masa pemerintahan Hindia Belanda. WilayahPurbolinggo ini berbatasan dengan Kecamatam Sukadana. Kecamatan Bungur, Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Seputih Raman. Pada tahun 1942 – 1943 pada masa penjajahan Jepang, Asisten Damang diubah menjadi Kecamatan dan dipakai oleh Fungunco Pembantu Demang, pada tahun 1943 wilayah marga diubah menjadi daerah Asisten Widana yang dipimpin oleh seorang Asisten Widana dengan ibukotanya Sukadana. Pada tahun 1990 Kecamatan Purbolinggo yang srbelumnya adalah sebagai Kecamatan pembantu berubah menjadi kecamatan yang dufinitif masuk ke

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

“Keterlibatan Yayasan Dayah Bustanul Ulum Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Alue Pineung di Langsa Timur.

0 47 97

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 0 16

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DAN PARTISIPASI MASYARAKAT Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Sooka, Kecamatan

0 1 17