e Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama sebelum mengakhiri pelajaran.
3. Observasi
observation
Observasi dilakukan secara bersamaan dengan proses pembelajaran. Observer mengobservasi kinerja guru, motivasi
siswa dan hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotor selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan.
4. Refleksi
reflection
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan menganalisis kekurangan
dan kelebihan pada proses pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran melalui model cooperative learning tipe picture
and picture. Data hasil pelaksanaan siklus I, II dan III kemudian dikumpulkan untuk digunakan dalam penyusunan laporan hasil
penelitian tindakan kelas. Dari tahap kegiatan pada siklus I, II dan III hasil yang diharapkan yaitu:
1 Perubahan model pembelajaran guru yang lebih menarik
minat belajar siswa untuk menciptakan generasi anak bangsa yang produktif, inovatif dan kreatif.
2 Menjadikan pembelajaran tematik yang terintegrasi dalam
seluruh ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
3 Guru memiliki kemampuan dalam merangsang, membimbing
dan mengarahkan siswa ke dalam proses pembelajaran yang lebih aktif dan menyenangkan.
4 Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa khususnya pada
pembelajaran tematik kelas IVB SD N 8 Metro Timur.
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah: Mulyasa 2013: 143 kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi
proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar 80 peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping
menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian besar
80.
a. Adanya peningkatan motivasi siswa pada setiap siklus, pada akhir
siklus ≥80 siswa berkategori baik ≥66. b.
Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus, pada akhir siklus ketuntasan klasikal ≥80 siswa dengan kriteria ketuntasan
kategori baik ≥66.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di kelas IVB SD N 8 Metro Timur tahun pelajaran 20132014 pada pembelajaran
tematik dapat disimpulkan bahwa : 1.
Pembelajaran tematik dengan menerapkan model cooperative learning tipe picture and picture dalam proses pembelajaran mampu membuat
kinerja guru lebih kreatif dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator yang senantiasa
memfasilitasi siswa dalam mengeksplorasi kegiatan pembelajaran dan menemukan pengalaman belajarnya sendiri. Selain itu guru mampu
menjadi motivator yang memotivasi siswa dalam mencari dan menemukan
sendiri informasi
belajar, berani
bertanya dan
mengemukakan pendapat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kinerja guru dalam kegiatan
pembelajaran tematik pada setiap siklusnya. Pada siklus I, nilai rata-rata kinerja guru
mencapai 59,99 kategori
cukup dan mengalami
peningkatan sebesar 17,5. Pada siklus II menjadi 77,49 kategori baik. Pada akhir siklus III juga mengalami peningkatan sebesar 7,5 sehingga
nilai rata-rata kinerja guru menjadi 84,99 kategori baik. Dari hasil
tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan model
cooperative learning tipe
picture and picture
dalam pembelajaran tematik kinerja guru mengalami peningkatan dengan
baik. 2.
Pembelajaran tematik dengan menerapkan model cooperative learning tipe picture and picture memiliki dampak positif terhadap motivasi
belajar siswa karena dapat menarik minat dan perhatian siswa. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan menemukan
sendiri informasi serta
pengalaman langsung yang dilakukan berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa.
Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran tematik pada setiap siklusnya. Pada siklus I, nilai
rata-rata motivasi 59,07 dengan persentase motivasi siswa 25,92 kategori cukup dan mengalami peningkatan sebesar 11,7. Pada siklus II
menjadi 70,83 dengan persentase motivasi siswa 75,92 kategori baik. Pada akhir siklus III mengalami peningkatan sebesar 6,7 menjadi 77,53
dengan persentase motivasi siswa 96,29 kategori baik. Dari hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan
model cooperative learning
tipe picture and picture
dalam pembelajaran tematik motivasi siswa mengalami peningkatan dengan
baik. 3.
Pembelajaran tematik dengan menerapkan model cooperative learning tipe
picture and picture dalam proses pembelajaran mampu
meningkatkan hasil belajar siswa karena pengetahuan menjadi
berkembang, siswa mampu berfikir kritis dan logis dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat menemukan berbagai informasi sendiri.
Hal ini terbukti terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam tiap siklusnya. Pada siklus I, siswa yang tuntas ≥66 adalah 16 orang dan
persentase ketuntasan hasil belajar siswa 59,25 meningkat sebesar 9,07. Pada siklus II, siswa yang tuntas ≥66 adalah 21 orang dan
persentase ketuntasan hasil belajar siswa 77,78. Pada akhir siklus III, terjadi peningkatan sebesar 4,89 siswa yang tuntas ≥66 adalah 24
orang dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa 88,89. Dari hasil tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan model cooperative learning tipe picture and picture mengalami peningkatan hasil belajar dengan baik.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan: 1.
Bagi siswa, agar senantiasa membiasakan untuk giat belajar dan bekerja sama dengan siswa lain, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan
informasi yang maksimal agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik, serta dapat menerapkan segala aspek sikap dalam cerminan
kehidupan sehari-hari. 2.
Bagi guru, mengupayakan untuk selalu menggunakan berbagai variasi ketika dalam proses pembelajaran untuk mencegah kebosanan siswa
dalam menerima ilmu pengetahuan yang diberikan, karena dengan adanya variasi model media baru yang tepat maka siswa akan lebih
antusias dan termotivasi untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, variasi dalam pembelajaran membuat guru lebih kreatif,
menambah wawasan dan mengetahui kemampuan dalam mengajar. 3.
Bagi sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana di sekolah yang dapat mendukung pembelajaran guna peningkatan prestasi belajar
siswa dalam bidang pengetahuan, bakat dan keterampilan. 4.
Bagi peneliti lain, dalam penggunaan model cooperative learning tipe picture
and picture
peneliti menemukan
kelemahan dalam
mengkomunikasikan materi pembelajaran beberapa siswa menimbulkan kegaduhan ketika belum mendapatkan giliran memasangmengurutkan
gambar sesuai langkah-langkah model cooperative learning tipe picture and picture. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk dapat
mengatasi dan menemukan inovasi agar pembelajaran dapat kondusif.