Menurut Trianto 2011: 156-157 model pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam membangun kompetensi siswa antara
lain: Pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan
yang dipelajarinya. Kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu learning by
doing.
Amri 2013: 34 model pembelajaran kurikulum 2013 memiliki 4 ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur
yaitu: 1 Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya. 2 Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3 Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan dengan berhasil. 4 Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
itu dapat tercapai. Berdasarkan pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa
model pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapa memberikan pengalaman langsung dan bermakna kepada siswa.
2.2.2.2 Macam-macam Model Pembelajaran Tematik
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas guru dapat menggunakan berbagai macam model pembelajaran supaya aktivitas
pembelajaran lebih relevan dan bermakna. Menurut Amri 2013: 7 macam-macam model pembelajaran
tematik dalam kurikulum 2013 diantaranya adalah : a Model Contextual Teaching and Learning CTL
model pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata.
b Model Cooperative Learning suatu model dimana siswa belajar dibagi dalam kelompok-
kelompok yang menekankan kerjasama antar siswa dan kelompok.
c Model Problem Solving model pembelajaran yang mewajibkan siswa untuk
mengajukan soal sendiri melalui belajar secara mandiri. d Model Inquiry
model ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.
Berdasarkan macam-macam model pembelajaran di atas maka penulis menetapkan model pembelajaran yang dikembangkan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas yaitu dengan menggunakan model cooperative learning.
2.3 Model Cooperative Learning
2.3.1 Pengertian Model Cooperative Learning
Model pembelajaran cooperative dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman
dan pengembangan keterampilan sosial. Menurut Rusman 2012: 202 cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2 sampai 6 orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Isjoni 2013: 16 cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini
banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa student centered, terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak
peduli dengan yang lain. Sedangkan Suprijono 2013: 54 mengartikan cooperative learning pembelajaran kooperatif adalah konsep yang
lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Nurulhayati dalam Rusman, 2012: 204 mengemukakan lima unsur dasar model cooperative learning, yaitu ketergantungan yang
positif, pertanggungjawaban individual, kemampuan bersosialisasi, tatap muka dan evaluasi proses kelompok.
Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Lungdren dalam Isjoni, 2013: 13 sebagai berikut:
a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab
terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki
tujuan yang sama. d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab
diantara para anggota kelompok. e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan
ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka
memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar. g. Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Menurut Rusman 2012: 208-209 ciri-ciri model pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut: a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi belajarnya. b. Kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang dan rendah. c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku dan jenis kelamin berbeda-beda. d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang memiliki tingkat kemampuan berbeda dan saling bekerja sama.
2.3.2 Prinsip Dasar Model Cooperative Learning
Cooperative learning memiliki prinsip dasar dalam penggunaanya di kelas yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru. Guru
dalam menggunakan model ini harus memperhatikan beberapa prinsip dasar yang merupakan dasar-dasar konseptual dalam penggunaan
cooperative learning. Muslimin dalam Widyantini, 2008: 4 prinsip dasar dalam
cooperative learning adalah sebagai berikut: a. Setiap anggota kelompok siswa bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. b. Setiap anggota kelompoknya siswa harus mengetahui
bahwa setiap anggota kelompok memiliki tujuan yang sama. c. Setiap anggota kelompoknya siswa harus membagi tugas
dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
d. Setiap anggota kelompoknya siswa akan dievaluasi. e. Setiap anggota kelompoknya siswa berbagi kepemimpinan
dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f. Setiap anggota kelompoknya siswa akan diminta untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok.
Siahaan dalam Rusman, 2012: 205 mengemukakan lima unsur esensial yang ditekankan dalam pembelajaran kooperatif
yaitu : a. Saling ketergantungan yang positif.
b. Interaksi berhadapan face to face interaction. c. Tanggung jawab individu individual responsibility.
d. Keterampilan sosial social skills. e. Terjadi proses dalam kelompok group processing.