BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Theory of Constraints TOC
Theory of Constraints TOC pertama kali diperkenalkan oleh oleh Eliyahu Moshe Goldratt dalam buku The Goal: A Process of Ongoing Improvement 1985.
Buku The Goal merupakan suatu novel bisnis tentang bagaimana mengatasi hambatan barriers untuk menghasilkan uang making money. Teori ini menjelaskan
bagaimana memulai secara berhasil dengan menekankan masalah produkstivitas dan mutu yang kronis.
1
1
Amin Widjaja Tunggal, 2003, “Theory Of Constraint TOC Dan Throughput Accounting“, Jakarta : Harvarindo Hal 1-3
TOC merupakan suatu “system management philosophy”. TOC adalah suatu sistem perbaikan terus-menerus yang fokusnya pada identifikasi atas kendala untuk
pencapaian tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan uang saat ini dan dimasa yang akan datang serta untuk menetapkan suatu proses perbaikan terus-menerus. Dengan
kata lain, TOC memusatkan perhatian pada kendala-kendala atau hambatan yang dapat memperlambat proses produksi. Menurut TOC jika hendak meningkatkan
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan, maka manajer perlu mengidentifikasi kendala-kendala yang ada, mengeksploitasinya dalam jangka pendek dan dalam
jangka panjang menemukan cara bagaimana
mengatasi kendala tersebut.
TOC menantang manajer berpikir kembali beberapa asumsi dasar bagaimana mencapai tujuan organisasi mereka, tentang apa yang dipertimbangkan manajer
dengan tindakan yang produktif, dan tentang tujuan dari manajemen biaya.
Universitas Sumatera Utara
TOC adalah suatu filosofi manajemen yang membantu sebuah perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkanproduksinya dan
meminimalisasi semua ongkos atau biaya yang relevan seperti biaya simpan, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya modal.
Keberhasilan penerapan TOC akan ditentukan oleh keberhasilan penerapan 10 prinsip dasar TOC :
1. Seimbangkan aliran produksi, bukan kapasitas produksi.
2
2. Tingkat utilitas non bottleneck tidak ditentukan oleh potensi stasiun kerja tersebut tetapi oleh stasiun kerja bottleneck atau sumber kritis lainnya. Hanya
stasiun kerja yang mengalami bottleneck yang perlu dijalankan dengan utilitas 100 .
3. Aktivitas tidak selalu sama dengan utilitas. Menjalankan bottleneck dapat mengakibatkan bertumpuknya work in process buffer dalam jumlah yang
berlebihan. 4. Satu jam kehilangan pada bottleneck merupakan satu jam kehilangan sistem
keseluruhan. 5. Satu jam penghematan pada non bottleneck merupakan suatu khayalan belaka
tidak berarti. 6. Bottleneck mempengaruhi throughput dan inventory.
7. Batch transfer tidak selalu sama jumlahnya dengan batch proses. 8. Batch prosessebaiknya tidak tetap variabel.
2
Firman Ardiansyah E. 2013. Penjadwalan Produksi Menggunakan Pendekatan Theory Of Constraints Di Line Perakitan Sepeda Motor. Fakultas Teknik Universitas Stikubank
Semarang.
Universitas Sumatera Utara
9. Penjadwalan kapasitas prioritas dilakukan dengan memperhatikan semua kendala constraint yang ada secara simultan.
10. Jumlah optimum lokal tidak sama dengan optimum keseluruhan total. Pengukuran performansi dilihat sebagai satu kesatuan berdasarkan pemasukan
bahan baku dan hasil produk jadi.
3.2. Langkah – Langkah Pengolahan Data dengan Metode TOC