Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti

alternatif ini perlu dikritis karena mengoreksi jumlah produk yang dihasilkan akan menurunkan pangsa pasar. 2. Alternatif 2 Melakukan penyesuaian re-adjustment jumlah unit produk kelompok tertentu antar time bucket misalnya sebagian dipindahkan ke periode lebih awal atau ke periode yang di belakangnya. 3. Alternatif 3 Melakukan penambahan kapasitas stasiun kerja dimana defisit terjadi misalnya penambahan jumlah mesin terkait dan lain-lain. Keputusan yang diambil haruslah berdasarkan hasil analisis trade-off yang mendalam dari ketiga alternatif tersebut dengan mempertimbangkan tidak hanya faktor finansial tetapi juga faktor teknis dan faktor sosial yang terkait dengan kepentingan para karyawan, pemilik modal, dan tidak terkecuali kepentingan pelanggan.

3.7. Pengukuran Waktu Kerja Dengan Jam Henti

Stopwatch Time Study Pengukuran waktu kerja dengan jam henti stop watch pertama kali diperkenalkan oleh Frederick W. Taylor sekitar abad ke-19 yang lalu. 8 1. Mendefinisikan pekerjaan yang diteliti untuk diukur waktu kerjanya. Metoda ini baik diaplikasikan untuk pekerjaan–pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang–ulang. Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan, yang mana itu akan dipergunakan untuk waktu standard mengerjakan pekerjaan yang sama. Langkah – langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam henti adalah : 2. Mencatat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan. 8 WignjoesoebrotoSritomo, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Surabaya : Guna Widya, 2008, Hal: 171. Universitas Sumatera Utara 3. Membagi operasi kerja ke dalam elemen elemen kerja sedetil – detilnya. 4. Membagi, mengukur dan mencatat waktu yang dibutuhkan oleh operator. 5. Menetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. 6. Menetapkan performance rate dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dengan mencatat waktunya. 7. Menyesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance rating yang ditunjukkan oleh operator. 8. Menetapkan waktu longgar guna memberikan fleksibilitas. 9. Menetapkan waktu kerja baku yaitu jumlah total antara waktu kerja normal dan waktu kerja longgar. Setelah langkah – langkah pendahuluan dilakukan, maka dilanjutkan dengan pengukuran waktu. Waktu siklus Ws merupakan data waktu sesungguhnya yang terukur oleh pengamat yang diawali dan diakhiri oleh suatu elemen operasi yang sama. Pengukuran waktu siklus haruslah mencakup seluruh elemen operasi gerakan yang mungkin muncul pada saat pekerjaan dilakukan: 1. Pengujian Keseragaman Data Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang kita peroleh menyebar seragam atau tidak. Rumus untuk menghitung keseragaman data adalah: a. Standar deviasi untuk sampel 1 2 − − = ∑ n t t s i Universitas Sumatera Utara b. Standar deviasi untuk populasi n t t i t ∑ − = 2 σ Keterangan: ∑ t : Jumlah waktu yang diamati n : Jumlah Pengamatan i t : waktu ke-i t : waktu rata-rata, dimana n t t ∑ = σ t atau s : simpangan baku 2. Pengujian Kecukupan Data Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari pengamatan mencukupi untuk dilakukan perhitungan. 2 2 2 X X X N s k           − = ∑ ∑ ∑ N Keterangan: k : Tingkat ketelitian s : Tingkat kepercayaan N : Jumlah data awal N’ : Jumlah data minimal yang diperlukan x : Waktu pengukuran Setelah uji keseragaman data dan uji kecukupan data dipenuhi maka dilakukan perhitungan waktu siklus, waktu normal dan waktu standar. Waktu siklus dihitung dengan merata – ratakan waktu yang diperoleh dalam Universitas Sumatera Utara pengukuran.Waktu normal diperoleh dengan mempertimbangkan rating factor operator. Rumus : WtxRf WN = Waktu standar diperoleh dengan mempertimbangkan allowance operator. All WNx WS − = 100 100 Keterangan: WN : Waktu Normal Wt : Waktu siklus WS : Waktu Standar All : Allowanc

3.8. Rating Factor