94
Bab VI - Manajemen Resistensi Vektor Terhadap Insektisida
Pedoman Penggunaan Insektisida Pestisida Dalam Pengendalian Vektor
normal dapat membunuh spesies vektor tersebut WHO, 1992. Jenis resistensi dapat berupa resistensi tunggal, resistensi ganda multiple dan
resistensi silang cross resistance.
VI.2. Proses terjadinya resistensi
Resistensi berkembang dalam populasi spesies vektor melalui generasi atau seleksi akibat paparan insektisida terhadap spesies vektor
dan metode aplikasi, dosis, serta cakupan intervensi. Proses terjadinya resistensi dapat berlangsung secara cepat atau lambat dalam ukuran
bulan hingga tahun, serta frekuensi penggunaan insektisida. Faktor pendukung terjadinya resistensi adalah penggunaan
insektisida yang sama atau sejenis secara terus menerus, penggunaan bahan aktif atau formulasi yang mempunyai aktifitas yang sama, effek
residual lama dan biologi sepesies vektor. Penyemprotan residual memberi peluang lebih besar menciptakan generasi resisten dibandinkan
dengan cara aplikasi yang lain, karena peluang kontak antara vektor dengan bahan aktif itu lebih besar. Faktor pendukung lainnya adalah
penggunaan insektisida yang sama terhadap terhadap semua stadium pertumbuhan vektor telur, larva, pupa,nimfa, dan dewasa.
VI.3. Mekanisme resistensi
Penggunaan insektisida saja sebenarnya tidak menimbulkan resistensi, resistensi terjadi kalau secara alami terjadi mutasi genetika
95
Bab VI - Manajemen Resistensi Vektor Terhadap Insektisida
Pedoman Penggunaan Insektisida Pestisida Dalam Pengendalian Vektor
memungkinkan proporsi yang kecil dari populasi kurang dari 1dari 100.000 individu mampu bertahan dan tetap hidup akibat insektisida.
Bila hal ini terjadi secara terus menerus dengan menggunakan insektisida yang sama, serangga yang telah resistent akan bereproduksi dan akan
terjadi perubahan genetika yang menurunkan keturunan resistance filialnya, yang pada akhirnya akan meningkatkan proporsi vektor
resistan pada populasi. Proses seleksi akibat penggunaan insektisida terjadi serupa dengan perubahan evolusi lainnya, dan proses akan terjadi
lebih lama jika frekuensi gena pembawa resistant rendah. Gena resistant berkisar dari dominant, semidominan sampai resesif.
Mekanisme resistensi dapat digolongkan dalam dua kategori,
yaitu 1 biokimiawi dan 2 perilaku behavioural resistance. 1.
Mekanisme biokimiawi berkaitan dengan fungsi enzimatik
di dalam tubuh vektor yang mampu mengurai molekul insektisida menjadi molekul-molekul lain yang tidak toksik
detoksifikasi. Molekul insektisida harus berinteraksi dengan molekul target dalam tubuh vektor sehingga
mampu menimbulkan keracunan terhadap sistem kehidupan vektor untuk dapat menimbulkan kematian.
Detoksifikasi insektisida terjadi dalam tubuh spesies vektor karena meningkatnya populasi yang mengandung enzim
yang mampu mengurai molekul insektisida. Tipe resistensi dengan mekanisme biokimiawi ini sering disebut sebagai
resistensi enzimatik.
2. Resistensi perilaku behavioural resistance.
Individu dari populasi mempunyai struktur eksoskelet