Mikroba Jenis insektisida untuk pengendalian vektor: 1.

12 Bab II - Insektisida Pedoman Penggunaan Insektisida Pestisida Dalam Pengendalian Vektor

6. Neonikotinoid.

Insektisida ini mirip dengan nikotin, bekerja pada sistem saraf pusat serangga yang menyebabkan gangguan pada reseptor post synaptic acetilcholin. Contoh: imidakloprid, tiametoksam, klotianidin dan lain-lain.

7. Fenilpirasol

Insektisida ini bekerja memblokir celah klorida pada neuron yang diatur oleh GABA, sehingga berdampak perlambatan pengaruh GABA pada sistem saraf serangga. Contoh: ipronil dan lain-lain

8. Nabai

Insektisida nabati merupakan kelompok Insektisida yang berasal dari tanaman Contoh: piretrum atau piretrin, nikotin, rotenon, limonen, azadirachtin, sereh wangi dan lain-lain.

9. Repelen

Repelen adalah bahan yang diaplikasikan langsung ke kulit, pakaian atau lainnya untuk mencegah kontak dengan serangga. Contoh: DEET, eil-buil-aseilamino propionat dan ikaridin. Repelen dari bahan alam adalah minyak serehsitronela citronella oil dan minyak eukaliptus lemon eucalyptus oil. 13 Bab II - Insektisida Pedoman Penggunaan Insektisida Pestisida Dalam Pengendalian Vektor

II.2.2. Formulasi Insektisida

Formulasi adalah bentuk akhir hasil olahan bahan teknis suatu insekisida. Bentuk formulasi dapat berupa cair, padat, setengah padat, kental atau campuran cair dan padat. Pemilihan jenis formulasi sangat berperan pening dalam keberhasilan pengendalian. Sebagai contoh, pada permukaan porus seperi batu- bata dan lapisan semen, formulasi EC emulciiable concentrate akan langsung terserap pada permukaan tersebut, sehingga idak efekif. Sedangkan formulasi lain seperi EC emulsiiable concentrate, WP wetable powder, WG water dispersible granule, CS capsule suspension dan SC suspension concentrate akan tetap inggal dipermukaan dan akan efekif mengendalikan serangga yang menyentuhnya. Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan formulasi adalah a perilaku hama, b ketersediaan alat, c bahaya drift – kontaminasi lingkungan, d keamanan operator dan organisma bukan sasaran, e kemungkinan kontaminasi terhadap makanan, f bercakstain, g jenistipe permukaan, dan h biaya. Komponen formulasi secara mendasar terdiri dari bahan akif bahan teknis, pelarut solvent, pengencer diluent dan surfaktan surface-acive agent, dan sinergis. Bahan akif adalah bahan utama yang secara biologis bersifat sebagai Insekisida. Kadar bahan akif untuk formulasi cair dinyatakan dalam gL, sedangkan formulasi padat, setengah padat, kental atau campuran cair dan padat dinyatakan dalam persen bobot gkg. Pelarut