13
Bab II - Insektisida
Pedoman Penggunaan Insektisida Pestisida Dalam Pengendalian Vektor
II.2.2. Formulasi Insektisida
Formulasi adalah bentuk akhir hasil olahan bahan teknis suatu insekisida. Bentuk formulasi dapat berupa cair, padat,
setengah padat, kental atau campuran cair dan padat. Pemilihan jenis formulasi sangat berperan pening dalam keberhasilan
pengendalian. Sebagai contoh, pada permukaan porus seperi batu-
bata dan lapisan semen, formulasi EC emulciiable concentrate
akan langsung terserap pada permukaan tersebut, sehingga idak efekif. Sedangkan formulasi lain seperi EC emulsiiable
concentrate, WP wetable powder, WG water dispersible
granule, CS capsule suspension dan SC suspension concentrate akan tetap inggal dipermukaan dan akan efekif mengendalikan
serangga yang menyentuhnya. Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan formulasi
adalah a perilaku hama, b ketersediaan alat, c bahaya drift – kontaminasi lingkungan, d keamanan operator dan organisma
bukan sasaran, e kemungkinan kontaminasi terhadap makanan, f bercakstain, g jenistipe permukaan, dan h biaya.
Komponen formulasi secara mendasar terdiri dari bahan akif bahan teknis, pelarut solvent, pengencer diluent dan
surfaktan surface-acive agent, dan sinergis. Bahan akif adalah
bahan utama yang secara biologis bersifat sebagai Insekisida. Kadar bahan akif untuk formulasi cair dinyatakan dalam gL,
sedangkan formulasi padat, setengah padat, kental atau campuran cair dan padat dinyatakan dalam persen bobot gkg. Pelarut
14
Bab II - Insektisida
Pedoman Penggunaan Insektisida Pestisida Dalam Pengendalian Vektor
adalah bahan yang digunakan untuk “melarutkan” bahan akifnya. Umumnya pelarut insekisida berupa minyak hidrokarbon, talk
dan air. Pelarut harus dibedakan dengan pengencer. Pengencer adalah bahan yang digunakan untuk mengencerkan formulasi
sehingga siap untuk diaplikasikan. Contoh pengencer adalah air dan solar. Surfaktan adalah bahan untuk memperbaiki sifat-
sifat seperi kebasahan, penyebaran spreading, dispersibilitas, dan pembentukan emulsi. Ada dua ipe surfaktan yang umum
digunakan, yaitu emulsiier dan weing agent zat pembasah. Emulsiier membantu tercampurnya larutan berdasar minyak
dengan air. Tanpa surfaktan minyak dan air idak akan bercampur dan penambahan emulsiier akan membuat larutan seperi susu.
Bahan pembasah membantu tercampurnya Insekisida yang berbentuk parikel padat dengan air. Bahan pembasah umumnya
ditambahkan untuk formulasi berbentuk padatan seperi WP dan WG. Sinergis adalah bahan kimia meskipun idak harus mempunyai
sifat Insekisida namun dapat meningkatkan potensi Insekisida
dari bahan yang ditambahkan. Contoh dari sinergis adalah PBO piperonyl butoxide dan MGK
®
264. Beberapa pengerian dalam formulasi Insekisida yang
harus benar-benar dipahami antara lain adalah emulsi, soluion
dan suspensi. Emulsi adalah satu cairan yang terdispersi dalam cairan lainnya, masing-masing cairan tetap dalam idenitasnya.
Soluion adalah campuran dua atau lebih bahan akif dalam bahan lain umumnya cairan, di mana semua bahan akif tersebut secara