Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

Dengan melihat grafik scatterplot di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan. Selain menggunakan grafik scatterplot, uji heteroskedastisitas dapat pula dengan menggunakan uji koefisien korel asi Spearman’s Rho yaitu dengan mengorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized residual. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan uji koe fisien korelasi Spearman’s Rho: Tabel 7 Uji Koefisien Korelasi Spearmans Rho Unstandardize d Residual Spearmans rho IHSG Correlation Coefficient -,003 Sig. 2-tailed ,986 N 54 Economic Value Added Correlation Coefficient ,036 Sig. 2-tailed ,800 N 54 Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1,000 Sig. 2-tailed . N 54 Sumber: Data sekunder yang diolah Uji koefisien korela si Spearman’s Rho pada tabel 7 menunjukkan bahwa, nilai korelasi kedua variabel independen dengan unstandardized residual memiliki signifikansi lebih dari 0,05 . Yaitu variabel IHSG sebesar 0,986 dan variabel Economic Value Added sebesar 0,800. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Priyatno 2012:172 model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi masalah autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus melihat nilai uji Durbin-Watson DW test dengan ketentuan sebagai berikut: 1. DUDW4-DU maka tidak terjadi autokorelasi 2. DWDL atau DW4-DL maka terjadi autokorelasi 3. DLDWDU atau 4-DUDW4-DL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti. Sehingga dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 8 Uji Durbin -Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 ,452 a ,205 ,173 ,3956236 2,287 a. Predictors: Constant, Economic Value Added, IHSG b. Dependent Variable: Return Sumber: Data sekunder yang diolah Hasil uji Durbin-Watson pada tabel 8 menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson DW sebesar 2,287. Sedangkan besarnya DW-tabel: dl batas luar = 1,4851; du batas dalam =1,6383; 4 – du =2,3617; dan 4 – dl =2,5149. Dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut berada pada posisi DUDW4-DU yaitu 1,63832,2872,3617 artinya tidak terjadi masalah autokorelasi.

3.4.2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan program pengolahan data statistik, yaitu Statical Package for Social Science SPSS 16. Untuk menunjukkan hubungan atara variabel bebas X dan variabel terikat Y, digunakan persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y = a + bX 1 + bX 2 + e Dimana : Y : Return saham a : Konstanta X 1 : Indeks Harga Saham Gabungan IHSG X 2 : Economic Value Added EVA b : Koefisien variabel X 1 dan X 2 e : Kesalahan pengganggu

3.4.3. Pengujian Hipotesis a. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui, ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari semua variabel independen yang digunakan secara bersama-sama simultan, terhadap variabel dependen. Adapun tahap pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis Ho : b = 0 ........................................... Tidak ada pengaruh Ho : b ≠ 0 ........................................... Ada pengaruh 2. Menentukan level of significant α sebesar 5 3. Menghitung nilai F untuk mengetahui hubungan secara simultan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan rumus sebagai berikut : Dimana : KT = Kuadrat tengah 4. Membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan bahwa derajat bebas pembilang adalah k dan derajat bebas penyebut adalah n – k – 1 dengan confidence interval sebesar 95.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) danLikuiditas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Pertambangan yang Terdaftar di BEI

2 112 89

Pengaruh Profitability Ratio dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2012

2 97 96

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 70 117

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

2 74 84

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Analisis Peringkat Economic Value Added pada Sektor PerbankanTerbuka di Indonesia Tahun 2009-2010.

6 50 198

Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added, dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan yang Terdaftar Di BEI.

0 41 97

Pengaruh Economic Value Added Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 49 88

Analisa Hubungan Rasio Profitabilitas Dengan Economic Value Added Dalam Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI

1 26 99