PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP RETURN BANK UMUM SWASTA NASIONAL (BUSN) DEVISA YANG LISTING DI BEI PERIODE 2009-2011

(1)

Nurul Ismawati

ABSTRAK

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

TERHADAP RETURN BANK UMUM SWASTA NASIONAL (BUSN) DEVISA YANG LISTING DI BEI PERIODE 2009-2011

Oleh :

NURUL ISMAWATI

Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai suatu prestasi kerja serta dapat mempertahankannya tidak lepas dari campur tangan manajer keuangan. Tugas manajer keuangan itu sendiri yaitu mengelola fungsi-fungsi keuangan meliputi perencanaan dan alokasi sumberdaya dalam perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Para ahli menjelaskan bahwa jika kinerja dari suatu perusahaan publik meningkat maka nilai perusahaannya akan semakin tinggi, kemudian di bursa efek hal tersebut akan ditunjukkan oleh pasar dengan bentuk kenaikan harga saham. Adanya kelemahan dalam metode penilaian kinerja dengan menggunakan rasio keuangan mendorong Joel M Stern dan G Bannet Stewart III dari lembaga konsultan manajemen asal Amerika Serikat, Stern Steward Management Services menciptakan nilai pengukuran baru yang disebut Nilai Tambah Ekonomi

(Economic Value Added). Harapan dari suatu investasi tentunya mendapatkan return yang positif di masa yang akan datang, tetapi semua itu ditentukan oleh bagaimana kinerja dari suatu perusahaan. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap return Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang listing di BEI.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap return Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang listing di BEI. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap return Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang listing di BEI. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk laporan keuangan per semester yang diperoleh dari website Bank Indonesia http:// www.bi.go.id periode tahun 2009-2011. Metode dalam pengumpulan sampel penelitian dilakukan dengan melakukan pendekatan melalui metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dengan syarat yang dibuat sebagai kriteria harus dipenuhi oleh sampel, dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif. Metode ini mewakili 19 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa sebagai


(2)

Nurul Ismawati

sampel. Variabel dalam penelitian ini yaitu: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Economic Value Added (EVA) sebagai variabel bebas, sedangkan untuk variabel terikatnya adalah return saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda yang sebelumnya telah dilakukan uji asumsi klasik untuk menguji kelayakan model penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Secara bersama-sama (simultan) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Economic Value Added (EVA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Namun terlihat dari nilai koefisien determinasi (R2= 0,205 atau 20,5%) yang artinya variabel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Economic Value Added (EVA) hanya mampu menjelaskan sebesar 20,5% variabel terikat yaitu return saham sedangkan 79,5% dijelaskan oleh faktor lainnya di luar model penelitian. (2) Secara parsial Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpengaruh signifikan 0,001 atau 0,1% terhadap return saham sedangkan Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh

signifikan 0,249atau 24,9% terhadap return saham.

Kata Kunci: Return Saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Economic Value Added (EVA).


(3)

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP RETURN BANK UMUM SWASTA NASIONAL (BUSN) DEVISA YANG LISTING DI

BEI PERIODE 2009-2011

Oleh

NURUL ISMAWATI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran ... 11

2. Grafik Histogram (Sebelum Outlier Dihilangkan) ... 37

3. Normal Probability Plot (Sebelum Outlier Dihilangkan) ... 38

4. Grafik Histogram (Setelah Outlier Dihilangkan) ... 41

5. Normal Probability Plot (Setelah Outlier dihilangkan) ...41


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4 Kerangka Pemikiran ... 10

1.5 Hipotesis... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Umum Penilaian Kinerja Keuangan ... 12

2.2 Pengukuran Kinerja Keuangan ... 14

2.2.1 Pengertian Pengukuran Kinerja ... 14

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja ... 14

2.2.3 Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan ... 16


(6)

2.2.3.2 Analisis Kinerja dengan Metode EVA ... 17

2.3 Economic Value Added (EVA)...18

2.3.1 Pengertian ... 18

2.3.2 Manfaat Economic Value Added (EVA) ... 26

2.3.3 Keunggulan dan Kelemahan EVA ... 27

2.4 Return Saham ... 29

2.4.1 Return Saham Individu ... 29

2.4.2 Return Pasar ... 30

2.4.3 Market Adjusted Return ... 31

2.5 Bank Devisa ... 32

2.6 Tinjauan dari Penelitian Terdahulu ... 33

III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel ... 34

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.4 Teknik Analisis Data ... 36

3.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 46

3.4.3 Pengujian Hipotesis ... 46


(7)

IV. PEMBAHASAN

4.1 Hasil ... 51

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 51

4.1.2 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian ... 51

4.1.3 Analisis Data ... 53

4.2 Pembahasan ... 57

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran

1. Daftar Nama Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang Listing di BEI Periode 2009 – 2011.

2. Tabel Penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per tahun, Tabel Return (Market Adjusted Return) per tahun, Tabel Economic Value Added per tahun, dan Tabel Pergerakan Harga Rata-rata Saham Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang Listing di BEI Selama Periode Tahun 2009-2011 (dalam Rp). 3. Analisis Deskriptif Data.

4. Uji Asumsi Klasik.


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pergerakan Harga Rata-rata Saham Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang Listing di BEI Selama Periode Tahun 2009-2011

(dalam Rp) ... 3

2. Fluktuasi Harga Rata-rata Saham Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang Listing di BEI Selama Periode Tahun 2009-2011 ... 4

3. Daftar Nama Perusahaan Sampel ... 35

4. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (Sebelum Outlier Dihilangkan) ... 39

5. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (Setelah Outlier Dihilangkan) ... 40

6. Hasil Uji Multikolinearitas ... 42

7. Uji Koefisien Korelasi Spearman's Rho ... 44

8. Uji Durbin -Watson ... 45

9. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 49

10. Hasil Analisis Deskriptif Data ... 52

11. Hasil Uji F ... 54

12. Hasil R Square ... 54


(10)

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP RETURN BANK UMUM SWASTA NASIONAL (BUSN) DEVISA YANG LISTING DI BEI PERIODE

2009-2011

(Skripsi)

Oleh

NURUL ISMAWATI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(11)

(12)

(13)

Motto

The Winner Sees An Answer For Every

Problem;

The Loser Sees A Problem In Every Answer.

The Winner Says, “It May Be Difficult, But

It’s Possible;”

The Loser Says, “It May Be Possible, But It’s

Too Difficult.”


(14)

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT atas rahmat, nikmat dan kasihNya yang tiada pernah berhenti diberikan kepadaku selama ini. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi

besar Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bukti dan cinta kasihku kepada : Bapak dan Ibu, yang telah membesarkan dan mendidikku dengan cinta kasihnya. Selalu memberikan dukungan, nasihat, harapan yang terbaik untuk diriku dan setiap saat namaku

disebut dalam doa yang tidak pernah ada hentinya menyertaiku menuju kesuksesan. Kakak-kakak beserta keluarga besarku yang telah memberikan doa terbaiknya untuk setiap

keberhasilanku.

Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu menemani dan memberi dukungan, terimakasih atas kebersamaan kita selama ini.


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gadingrejo pada tanggal 6 Maret 1991 yang merupakan anak kesembilan dari sembilan bersaudara, pasangan bapak Sukaryono dan Ibu Suparmi. Pendidikan yang ditempuh Penulis adalah SD Negeri 3 Gadingrejo pada tahun 1996 sampai dengan 2002, SMP Negeri 1 Gadingrejo pada tahun 2002 sampai dengan 2005 dan SMA Negeri 1 Gadingrejo pada tahun 2005 sampai dengan 2008. Pada tahun 2009 Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen FE Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama kuliah, Penulis aktif berorganisasi di UKMF Rohani Islam (ROIS) menjabat sebagai staf departemen kaderisasi dari tahun 2010-2011.


(16)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahNya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Return Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang Listing di BEI Periode 2009-2011” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Bapak Iban Sofyan, S.E., M.M., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, kritik hingga pembelajaran berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Bapak Muslimin, S.E., M.Sc., selaku Pembimbing kedua atas kesabaran dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi;


(17)

5. Bapak Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.B.A., selaku penguji utama dalam ujian skripsi. Terimakasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar hasil dan ujian komprehensif terdahulu;

6. Ibu Zainnur M. Rusdi S.E., M.Sc., selaku Pembimbing Akademik atas saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

7. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan serta doa terbaiknya;

8. Sahabat- sahabat terbaikku Maretha, Intan, Bela, Aisyah, Sari dan Dwi, yang selalu hadir memberi dukungan, doa, kritik, nasihat dan bersedia menerima seluruh kekuranganku;

9. Presidium pengurus UKMF Rohani Islam (ROIS) periode 2010- 2011: Mbak Lega, Mbak Nisa, Mbak Eli, Mbak Septi, Mbak Desti, Mbak Rosi dan lainnya terima kasih atas dukungan dan peranannya dalam proses membentuk diriku menjadi pribadi yang lebih baik;

10.Teman- teman Manajemen ’09 khususnya anak- anak finance ’09 yang selalu bersama selama ini : Tia, Tiara, Riska, Ria, Yessica, Kiki, Iin, dan Septi. Anak- anak marketing Vina, Ida, Eka, Lia dan Viki.

11.Teman-teman seperjuangan KKN Tematik desa Madang Jaya Kecamatan Rebang Tangkas Kabupaten Way Kanan : Mira, Linda, Indah dan Manda terima kasih atas semangat yang telah kalian berikan selama ini;


(18)

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, 17 Mei 2013

Penulis,


(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gadingrejo pada tanggal 6 Maret 1991 yang merupakan anak kesembilan dari sembilan bersaudara, pasangan bapak Sukaryono dan Ibu Suparmi. Pendidikan yang ditempuh Penulis adalah SD Negeri 3 Gadingrejo pada tahun 1996 sampai dengan 2002, SMP Negeri 1 Gadingrejo pada tahun 2002 sampai dengan 2005 dan SMA Negeri 1 Gadingrejo pada tahun 2005 sampai dengan 2008. Pada tahun 2009 Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen FE Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama kuliah, Penulis aktif berorganisasi di UKMF Rohani Islam (ROIS) menjabat sebagai staf departemen kaderisasi dari tahun 2010-2011.


(20)

S U R A T P E R N Y A T A A N

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nurul Ismawati

N P M : 0911011085 Jurusan : Manajemen Program Studi : S1 Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Return Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang Listing di BEI Periode 2009-2011.

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Hasil Penelitian/Skripsi serta Sumber Informasi/Data adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Hasil Penelitian/Skripsi ini;

2. Menyerahkan sepenuhnya hasil penelitian saya dalam bentuk Hard Copy dan Soft Copy Skripsi untuk dipublikasikan ke media cetak ataupun elektronik kepada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Tidak akan menuntut/meminta ganti rugi dalam bentuk apapun atas segala sesuatu yang dilakukan oleh Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung terhadap Hasil Penelitian/Skripsi saya ini;

4. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib yang berlaku di Universitas Lampung dan sanksi hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 17 Mei 2013 Yang membuat pernyataan,

Nurul Ismawati NPM 0911011085

Materai Rp. 6.000,-


(21)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahNya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Return Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang Listing di BEI Periode 2009-2011” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Bapak Iban Sofyan, S.E., M.M., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, kritik hingga pembelajaran berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Bapak Muslimin, S.E., M.Sc., selaku Pembimbing kedua atas kesabaran dan kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi;


(22)

5. Bapak Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.B.A., selaku penguji utama dalam ujian skripsi. Terimakasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar hasil dan ujian komprehensif terdahulu;

6. Ibu Zainnur M. Rusdi S.E., M.Sc., selaku Pembimbing Akademik atas saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

7. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan serta doa terbaiknya;

8. Sahabat- sahabat terbaikku Maretha, Intan, Bela, Aisyah, Sari dan Dwi, yang selalu hadir memberi dukungan, doa, kritik, nasihat dan bersedia menerima seluruh kekuranganku;

9. Presidium pengurus UKMF Rohani Islam (ROIS) periode 2010- 2011: Mbak Lega, Mbak Nisa, Mbak Eli, Mbak Septi, Mbak Desti, Mbak Rosi dan lainnya terima kasih atas dukungan dan peranannya dalam proses membentuk diriku menjadi pribadi yang lebih baik;

10.Teman- teman Manajemen ’09 khususnya anak- anak finance ’09 yang selalu bersama selama ini : Tia, Tiara, Riska, Ria, Yessica, Kiki, Iin, dan Septi. Anak- anak marketing Vina, Ida, Eka, Lia dan Viki.

11.Teman-teman seperjuangan KKN Tematik desa Madang Jaya Kecamatan Rebang Tangkas Kabupaten Way Kanan : Mira, Linda, Indah dan Manda terima kasih atas semangat yang telah kalian berikan selama ini;


(23)

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, 17 Mei 2013

Penulis,


(24)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis berkembang semakin pesat saat ini. Perkembangan yang pesat ini menuntut perusahaan untuk lebih tangguh agar dapat bertahan dan bersaing dalam dunia bisnis global. Baik perusahaan besar, menengah, tidak terkecuali perusahaan kecil harus berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Banyak sekali masalah yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan-perusahaan tersebut membutuhkan pemecahan masalah serta

pengambilan keputusan yang dilandasi dengan pertimbangan matang dan selektif. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai suatu prestasi kerja serta dapat mempertahankannya tidak lepas dari campur tangan manajer keuangan. Tugas manajer keuangan itu sendiri yaitu mengelola fungsi-fungsi keuangan meliputi perencanaan dan alokasi sumberdaya dalam perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Selama tahun 1940-an hingga awal tahun 1950-an, manajemen keuangan diajarkan sebagai suatu deskriptif dan subyek institusi, yang lebih menekankan sudut pandang pihak luar perusahaan dari pada manajer. Namun, di akhir tahun 1950-an, penekanan ini bergerak menuju ke arah analisis teoritis, dan fokusnya beralih ke keputusan manajerial dalam memilih aktiva serta kewajiban dengan tujuan


(25)

memaksimalkan nilai perusahaan (Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, 2001 : 7). Dalam suatu perusahaan yang go public nilai perusahaan dilihat dari pergerakan harga sahamnya yang mencerminkan kinerja dari perusahaannya.

Bank mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang telah mendorong bank untuk menciptakan produk dan layanan yang sifatnya memberi kepuasan dan kemudahan kepada nasabahnya. Kondisi keuangan suatu bank dapat diketahui dengan melakukan penilaian terhadap bank tersebut (Prastyo Ari Wibowo : 2010).

Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, baik dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana, serta dalam pemberian jasa-jasa keuangan. Dengan demikian, bank devisa dapat melayani secara langsung transaksi-transaksi dalam skala internasional. Tidak semua bank dapat diberikan izin untuk menjadi bank devisa, syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum suatu bank non devisa dapat diberikan izin untuk menjadi bank devisa, antara lain CAR minimum dalam bulan terakhir 8%, kemudian tingkat kesehatan selama 24 bulan terakhir berturut-turut tergolong sehat, selain itu modal disetor minimal Rp.150 miliar, dan bank telah melakukan persiapan untuk

melaksanakan kegiatan sebagai Bank Umum Devisa meliputi organisasi, sumber daya manusia, serta pedoman operasional kegiatan devisa.

Banyak sekali pengertian dan pernyataan dari para ahli yang menjelaskan bahwa jika kinerja dari suatu perusahaan publik meningkat maka nilai perusahaannya akan


(26)

semakin tinggi. Kemudian di bursa efek hal tersebut akan ditunjukkan oleh pasar dengan bentuk kenaikan harga saham. Namun sebaliknya, apabila terjadi isu-isu atau anggapan berita yang buruk tentang kinerja perusahaan maka akan diikuti dengan penurunan harga saham di bursa efek.

Tabel 1 Pergerakan Harga Rata-rata Saham Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang Listing di BEI Selama Periode Tahun 2009-2011 (dalam Rp)

No Kode Perusahaan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

1 INPC 63 75 92

2 BBKP 327 593 662

3 BNBA 101 138 151

4 BBCA 3.777 5.852 7.421

5 BNGA 626 1.180 1.557

6 BDMN 3.977 5.565 5.502

7 BAEK 2.646 2.785 2.182

8 SDRA 165 276 197

9 BABP 74 104 128

10 BNII 371 372 535

11 MAYA 1627 1527 978

12 BCIC 50 50 50

13 BBNP 1.397 1.257 1.294

14 NISP 762 1.202 1.240

15 BSWD 587 600 587

16 BNLI 646 1.424 1.607

17 AGRO 227 161 151

18 PNBN 664 1.041 920

19 BKSW 694 831 703

Rata-rata 988 1.317 1.366


(27)

Tabel 2 Fluktuasi Harga Rata-rata Saham Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang Listing di BEI Selama Periode Tahun 2009-2011

Tahun Harga rata-rata Fluktuasi

2009 988 0

2010 1.317 33%

2011 1.366 38%

Sumber : http://www.yahoofinance.com (data diolah)

Tabel 1 dan 2 menjelaskan bahwa harga rata-rata saham Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa mengalami peningkatan. Harga rata-rata saham Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa pada tahun 2009 sebesar Rp 988 meningkat menjadi Rp 1.317 pada tahun 2010 dengan persentase sebesar 33%. Peningkatan harga rata-rata saham Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa juga terjadi pada tahun 2010 ke 2011. Pada tahun 2011 harga rata-rata saham BUSN Devisa meningkat 38% dari tahun sebelumnya sehingga menjadi Rp 1.366. Harga rata-rata saham yang meningkat setiap tahunnya menunjukkan bahwa BUSN Devisa memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan yang baik pastinya akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu para pelaku pasar perlu mengetahui kinerja perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut. Sebelum melakukan suatu keputusan investasi, analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan sangat perlu dilakukan agar mereka mempunyai gambaran mengenai kondisi keuangan dan prospek perusahaan untuk yang akan datang.


(28)

Yogo Purnomo (1998) dalam Feranita Utami (2007) menyatakan bahwa ukuran yang lazim dipakai untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam pendekatan fundamental adalah rasio keuangan. Melalui rasio keuangan kita dapat membuat perbandingan yang berarti dalam dua hal. Pertama, kita bisa bandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dari waktu kewaktu untuk mengamati kecenderungan (trend) yang sedang terjadi. Kedua, kita dapat membandingkan rasio keuangan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain yang masih bergerak pada industri yang relatif sama pada periode tertentu. Melalui cara kedua ini kita dapat menilai

keunggulan dan kelemahan pengelolaan keuangan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tertentu atau antara perusahaan dengan rata-rata perusahaan dalam industri yang sama.

Metode penilaian kinerja dengan menggunakan rasio keuangan seperti yang telah dibicarakan sebelumnya sepertinya belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan maksimisasi kemakmuran pemegang karena pengukur kinerja keuangan tersebut mengabaikan adanya biaya modal. Padahal dalam biaya modal ini terkandung kepentingan dan harapan para penyandang dana (kreditur dan pemegang saham), karena total biaya modal menunjukkan besarnya kompensasi atau pengembalian yang dituntut investor atas modal yang diinvestasikan di perusahaan.

Kelemahan dalam metode penilaian kinerja dengan menggunakan rasio keuangan tersebut mendorong Joel M Stern dan G Bannet Stewart III dari lembaga konsultan manajemen asal Amerika Serikat, Stern Steward Management Services menciptakan nilai pengukuran baru yang disebut Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added).


(29)

EVA merupakan ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut.

Kelebihan konsep EVA adalah bermanfaat sebagai penilai kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation), membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal, dan dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modal. Selain itu, manajemen dipaksa untuk mengetahui berapa the true cost of capital dari bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal yang merupakan hal yang sesungguhnya menjadi perhatian para investor dapat diperlihatkan secara jelas. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berfikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang

memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan (Mamduh Hanafi, 2008 : 54 ). Kinerja keuangan suatu perusahaan tidak hanya tercermin dari pergerakan harga saham tersebut. Kinerja suatu perusahaan juga dapat dinilai melalui return yang diperoleh. Return saham individu didevinisikan sebagai besarnya tingkat

pengembalian nilai investasi dalam bentuk saham, untuk jangka waktu periode tertentu (Budie, Alex, Marcus, Alan, 1999). Return saham individu memberikan informasi atau gambaran kepada investor, berapa besar tingkat pengembalian suatu investasi yang mereka lakukan dalam bentuk saham yang diperdagangkan di bursa saham. Informasi yang didapat dari return saham individu bersifat spesifik,


(30)

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang dapat menghitung tingkat

pengembalian saham individu secara lebih objektif sangat diperlukan. Pengukuran kinerja ini dapat dilakukan melalui perhitungan market adjusted return. Market adjusted return merupakan return saham individu yang telah disesuaikan dengan kondisi pasar saham (kondisi return yang telah dicapai dalam pasar saham). Market adjusted return merupakan perhitungan parameter return saham individu yang telah disesuaikan dengan tingkat pengembalian seluruh saham yang ada dan tercatat dibursa saham (Budie, Alex, Marcus, Alan, 1999). Melalui perhitungan market

adjusted return, saham individu dapat dihitung pengembaliannya secara lebih objektif karena tingkat pengembalian yang dihitung telah disesuaikan dengan kondisi pasar secara keseluruhan.

Penelitian tentang kinerja keuangan dengan konsep Economic Value Added (EVA) sebelumnya pernah dilakukan oleh Reza Pahdevi (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh EVA dan MVA Tehadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008 –Maret 2010”. Kemudian

kesimpulan dari penelitian ini adalah secara simultan nilai EVA dan MVA berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham manufaktur yang listing di BEI periode 2008 – Maret 2010 dengan taraf 5%.

Penelitian lain dilakukan oleh Irsal Harapan Napitupulu (2009) tentang pengaruh kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham tetapi dengan objek perusahaan lembaga pembiayaan yang


(31)

terdaftar di BEI. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa besarnya

kontribusi pengaruh kinerja keuangan dengan pendekatan EVA terhadap harga saham adalah sebesar 33,75%, sedangkan sisanya sebesar 66,25% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain EVA.

Selanjutnya penelitian lain tentang Economic Value Added (EVA) juga dilakukan oleh Husniawati pada tahun 2008 dengan judul “Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added, dan Risiko Sistematik terhadap Return Saham

pada Perusahaan Food and Baverages”. Kesimpulan dari penelitia ini adalah ternyata EVA mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham, akan tetapi pengaruhnya negatif. Hal ini dapat disebabkan karena penelitian ini berfokus pada satu industri saja yaitu food and baverages. Selain itu terdapatnya pengaruh yang negatif dapat disebabkan karena sangat tergantungnya pada transparansi internal untuk menghasilkan nilai EVA secara akurat, seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya.

Berdasarkan uraian latar belakang dan atas dasar banyaknya penelitian mengenai pengaruh Economic Value Added (EVA) namun belum ditemukan penelitian mengenai pengaruhnya terhadap return secara lebih objektif yaitu menggunakan market adjusted return, maka penulis mengangkat judul “Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Return Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang Listing di BEI Periode 2009-2011”.


(32)

1.2 Rumusan Masalah

Harapan dari suatu investasi tentunya mendapatkan return yang positif di masa yang akan datang, tetapi semua itu ditentukan oleh bagaimana kinerja dari suatu

perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah : Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap return Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang listing di BEI.

1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : Mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap return Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang listing di BEI.

1.3.2. Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kinerja perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dalam menaksir pengembalian saham.

2. Memberikan masukan dan sebagai bahan perbandingan bagi penelitian lain yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal Indonesia di masa yang akan datang .


(33)

3. Bagi perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan pengembangan perusahaan. 4. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.4 Kerangka Pemikiran

Salah satu alternatif yang dilakukan investor dalam melakukan investasi jangka pendek adalah melalui investasi saham. Sebelum melakukan keputusan investasi, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan agar investasi dilakukan pada saham yang tepat. Pertimbangan yang perlu dilakukan dalam memilih saham adalah dengan menganalisis seperti apa kinerja perusahaan yang akan dijadikan target investasi. Baik atau buruknya kinerja suatu perusahaan dapat juga dilihat dari return atau pengembalian yang didapatkan dalam suatu periode tertentu.

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang dapat menghitung tingkat

pengembalian saham individu secara lebih objektif sangat diperlukan. Pengukuran kinerja ini dapat dilakukan melalui perhitungan market adjusted return. Pada

penelitian ini, analisis dilakukan pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang listing di BEI pada periode 2009-2011. Analisis kinerja keuangan dilakukan dengan metode Economic Value Added (EVA).


(34)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

1.5 Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang, permasalahan, serta kerangka pemikiran maka hipotesis yang diajukan adalah : Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap return Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang listing di BEI.

BUSN Devisa yang Listing di BEI Analisis Investasi Pasar

Modal

Analisis Teknikal Analisis Fundamental

Kinerja Keuangan Perusahaan Alat Pengukur Kinerja

Keuangan Konvensional

Non Konvensional Rasio-rasio

Keuangan

Economic Value Added (EVA)

Return Saham (Market Adjusted Return)


(35)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Umum Penilaian Kinerja Keuangan

Hasil yang dicapai dari segala aktivitas yang telah dilakukan dengan

mendayagunakan semua sumberdaya yang tersedia merupakan arti kinerja secara umum. Penilaian kinerja sangat penting bagi perusahaan yang telah go public karena perusahaan go public akan selalu menjadi sorotan bagi penyandang dana atau

investor. Melihat dari arti kinerja secara umum di atas maka kinerja keuangan dapat disimpulkan merupakan segala aktivitas yang telah dilakukan dengan

mendayagunakan semua sumber daya yang tersedia.

Agnes Sawir (2005 : 1) dalam Enneng Kartini (2010) mendefinisikan bahwa kinerja keuangan merupakan kondisi yang mencerminkan keadaan keuangan suatu

perusahaan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam Enneng Kartini (2010), Mulyadi menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu orgaisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapka sebelumnya. Berdasarkan definisi tersebut Enneng Kartini (2010) menyimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat


(36)

mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga tercita suatu nilai perusahaan yang tinggi.

Pendekatan yang populer untuk menilai kondisi keuangan perusahaan adalah dengan mengevaluasi data akuntansi berupa laporan keuangan, hal itu disebabkan karena laporan keuangan disusun berdasarkan standar penyusunan laporan keuangan dan diterapkan secara meluas oleh perusahaan-perusahaan. Untuk mengevaluasi data akuntansi kita dapat menggunakan rasio-rasio finansial yang dibagi dalam empat kategori utama, yaitu rasio keuntungan (laba), rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio likuiditas (Reza Pahdevi : 2011).

Data-data akuntansi memang memberikan banyak informasi yang berguna, akan tetapi akuntansi masih memiliki keterbatasan. Misalnya pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio keuangan, kelemahan yang sangan penting adalah laba yang dilaporkan tidak memasukkan unsur biaya modal. Kelemahan tersebut menyebabkan metode penilaian kinerja dengan menggunakan data akuntansi nampaknya belum sepenuhnya sesuai dengan tujuan maksimisasi kemakmuran pemegang saham. Sehingga kemudian dikembangkan konsep baru mengenai pengukuran kinerja yaitu konsep Economic Value Added (EVA).

Dalam Reza Pahdevi (2011) dikemukakan bahwa berdasarkan konsep Economic Value Added (EVA), nilai pasar perusahaan merupakan nilai bukunya ditambah nilai sekarang (present value) dari nilai Economic Value Added (EVA) secara periodik dimasa depan. Nilai sekarang dari nilai Economic Value Added (EVA) secara


(37)

periodik dimasa depan dikenal dengan Market Value Added atau disingkat MVA. Berdasarkan teori, dengan meningkatnya Economic Value Added (EVA) dari tahun ke tahun, berarti suatu perusahaan telah meningkatkan Market Value Added (MVA) dan sebaliknya.

2.2 Pengukuran Kinerja Keuangan

2.2.1 Pengertian Pengukuran Kinerja

Pengukuran atau penilaian kinerja merupakan hal terpenting untuk dapat melihat sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam mencapai semua target yang ditentukan sebelumnya (Enneng Kartini : 2010).

Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengukuran kinerja merupakan tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut dijadikan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi dari hasil kerja yang telah dilaksanakan.


(38)

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja

Mulyadi (2007 : 416) dalam Enneng Kartini (2010) mengemukakan bahwa tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Sedangkan tujuan dari penilaian kinerja menurut Mardiasmo (2002 : 122) dalam Enneng Kartini (2010) adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up), 2. untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga

dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi,

3. untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruece,

4. sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional.

Mardiasmo juga berpendapat bahwa manfaat dari pengukuran kinerja adalah :

1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen,

2. memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, 3. untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkan

dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja,


(39)

4. sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and punishment) secara objektifatas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.

Berdasarkan tujuan dan manfaat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut

memberikan gambaran yang jelas bahwa pengukuran kinerja itu sangatlah berperan penting dalam memacu perkembangan kemajuan suatu perusahaan. Dengan

pengukuran kinerja ini dapat memberikan manfaat baik kepada investor maupun kreditur yang ada dan yang potensial serta pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.

2.2.3 Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan

2.2.3.1 Analisis Rasio Keuangan

Menurun Fred Weston Thomas E. Copeland (1995 : 244) dalam Agnes Sawir (2005 :7) mengemukakan bahwa rasio-rasio dikelompokkan ke dalam lima kelompok dasar, yaitu : likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, dan penilaian. Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (2005 : 205) dalam Enneng Kartini (2010), rasio-rasio keuangan yang biasa digunakan perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kemampuan jangka pendeknya.

2. Rasio Utang (Leverage Ratio), digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang dipinjam.


(40)

3. Rasio Cakupan (Coverage Ratio), digunakan untuk menghubungkan berbagai beban keuangan perusahaan dengan kemampuannya untuk melayani atau membayarnya.

4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio), mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya.

5. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Rasio ini akan menunjukkan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan.

2.2.3.2 Analisis Kinerja dengan Metode Economic Value Added (EVA) Konsep EVA dikembangkan oleh Joel Stern dan Bennett Stewart, cofounders perusahaan konsultan Stern Stewart & company. Konsep EVA didasarkan pada prinsip bahwa perusahaan mampu menciptakan kekayaan untuk para pemegang saham hanya apabila manajer mampu menghasilkan surplus melebihi total cost of capital yang diinvestasikan. EVA adalah jumlah uang bukan rasio. EVA dapat diperoleh dengan mengurangkan beban modal (capital charge) dari laba operasi bersih (net operating profit) (Enneng Kartini : 2010).

EVA merupakan estimasi laba ekonomik perusahaan yang sebenarnya dan hal itu jelas berbeda dengan laba akuntansi. EVA menggambarkan laba residu yang tersisa setelah cost of capital, termasuk modal ekuitas, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa membebankan modal ekuitas. Perusahaan dapat memotivasi para manajernya untuk mengarahkan usaha mereka pada maksimalisasi nilai perusahaan dengan cara,


(41)

pertama mengukur nilai perusahaan dengan benar dan kedua dengan memberikan insentif kepada para manajer untuk menciptakan nilai. Kedua hal itu merupakan keadaan saling tergantung dan melengkapi. Dengan melihat kedua hal tersebut, maka EVA mempunyai peranan sebagai ukuran kinerja dan sebagai filosofi perusahaan. sebagai ukuran kinerja, EVA mampu menghasilkan ukuran kinerja yang lebih akurat, komprehensif, dan memberikan penilaian yang wajar atas kondisi perusahaan.

EVA dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi yang mampu mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian ats investasi yang dilakukan, karena cost of capital dihitung secara rata-rata tertimbang berdasarkan komposisi struktur modal yang ada. EVA sebagai filosofi perusahaan, ketika perusahaan menerapkan EVA di semua level proses pengambilan keputusan manajerial, EVA mendorong manajer untuk menggunakan sumber daya hanya pada aktivitas yang meningkatkan nilai dan untuk menyelaraskan tujuan para pemegang saham dengan manajer serta mengurangi biaya keagenan (agency cost) (Enneng Kartini : 2010).

2.3 Economic Value Added (EVA)

2.3.1 Pengertian

Economic Value Added (EVA) atau nilai tambah ekonomi merupakan salah satu konsep manajemen yang telah banyak dikenal oleh para pelaku usaha sebagai salah satu alat pengukur kinerja keuangan perusahaan. Bermula dari penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi yang memiliki kelemahan utama,


(42)

yaitu mengabaika adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Kemudian untuk mengatasi kelemahan tersebut Joel M Stern dan G Bannet Stewart III dari lembaga konsultan manajemen asal Amerika Serikat, Stern Steward Management Services menciptakan nilai pengukuran baru yang disebut nilai tambah ekonomi (Economic Value Added). Gatot Widayanto (1993 : 50) mengemukakan pengertian EVA adalah suatu teknik yang sangan cocok untuk menilai kinerja operasional ekonomis suatu perusahaan dan sekaligus menjawab keinginan para eksekutif dalam menyajikan suatu ukuran yang secara adil mempertimbangkan harapan-harapan kreditor dan pemegang saham. Sedangkan pendapat lain oleh Teuku Mirza dalam Reza Pahdevi (2011)

mendefinisikan EVA sebagai keuntungan operasional setelah pajak dikurangi dengan biaya modal atau dengan kata lain EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi.

Dengan adanya konsep EVA, maka para pimpinan perusahaan dapat

menggunakannya untuk menilai kinerja perusahaan sekaligus menyajikan suatu ukuran yang secara adil mempertimbangkan harapan kreditor dan pemegang saham. Penggunaan konsep EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatiannya kepada upaya penciptaan nilai perusahaan (Mirza, 1997 : 68) dalam (Reza Pahdevi : 2011).

Pengukuran kinerja suatu perusahaan diwujudkan melalui adanya penciptaan suatu nilai atau tambahan nilai (value creation) yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.


(43)

untuk dapat menciptakan value, perusahaan dapat menempuh pendekatan-pendekatan seperti dari segi operasional, perusahaan harus mampu meningkatkan return assets yang dimiliki dengan melakukan efisiensi dalam penggunaan asset, segi pendanaan perusahaan harus berusaha menekan biaya modal (weighted average cost of capital) seoptimal mungkin, antara lain merestrukturisasi utang atau mengubah struktur modal dengan menambah utang bank, atau menerbitkan obligasi yang biaya modalnya relatif murah dan dari segi investasi asset, hendaknya kebijakan yang diambil benar-benar mempertimbangkan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan (Reza Pahdevi : 2011).

Konsep Economic Value Added (EVA) mengukur nilai tambah dengan cara

mengurangi biaya modal (cost of capital) yang timbul akibat investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Economic Value Added (EVA) yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu

menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. sebaliknya Economic Value Added (EVA) yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal (Siddharta, 2007) dalam (Abdullah, 2003 :142).

Terdapat banyak cara untuk meningkatkan Economic Value Added (EVA) tersebut akan sangat tergantung pada peran sumber daya manusia perusahaan, untuk memaksimalkan sumber daya manusia perusahaan dapat merekrut, melatih, dan menggunakan karyawan yang dapat memberi pertumbuhan nilai, selain itu juga


(44)

terdapat cara untuk meningkatkan Economic Value Added (EVA), yaitu

meningkatkan laba operasional tanpa memasukkan lebih bayak tambahan modal baru ke dalam investasi perusahaan, mengurangi biaya modal yang terjadi dengan cara meningkatkan investasi jika tambahan modal yang diinvestasikan lebih dari biaya untuk mendapatkan tambahan modal tersebut, melikuidasi aset-aset yang tidak dapat menghasilkan keuntungan yag lebih besar dari modal yang ditanamkan,

merestrukturisasi modal dengan cara mengurangi biaya modal (cost of capital) (Reza Pahdevi : 2011).

Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa jika Economic Value Added (EVA) menghasilkan nilai positif berarti tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi dari tingkat biaya modal, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menciptakan nilai (create value) yang tujuannya memaksimalkan nilai perusahaan, sebaliknya jika Economic Value Added (EVA) menghasilkan nilai negatif berarti tingkat

pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari yang diinginkan investor. Menurut Young dan O’byrne (2001), cara perhitungan EVA sama dengan laba operasi bersih sesudah pajak (Net Operating Profit After Tax/ NOPAT), dikurangi biaya modal. Adapun langkah-langkah yang dipakai untuk mencari EVA adalah sebagai berikut:

a. Menurut Keown (2002) menghitung tingkat pengembalian dari masing-masing saham yang didefinisikan sebagai rata-rata dari keuntungan modal yaitu selisih antara harga saham bulan ini dengan harga saham bulan sebelumnya. Rumusnya adalah:


(45)

Rit = Pit–Pit-1

Pit-1 Dimana:

Rit = tingkat pengembalian saham perusahaan bulan ke-t Pit = harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t Pit-1 = harga saham perusahaan perlembar bulan ke-t-1

b. Menghitung tingkat pengembalian pasar bulanan dan tingkat pengembalian rata-rata pasar (Keown, 2002). Rumusnya adalah:

Dimana:

Rmt = tingkat pengembalian pasar pada bulan ke-t IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke-t IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan bulan ke t-1 E(Rm) =Tingkat pengembalian rata-rata pasar yang diharapkan dalam satu bulan.

N = jumlah pengamatan dalam satu tahun (N=12)

c. Menghitung risiko masing-masing saham menurut Keown (2002) yang ditunjukkan oleh beta usaha (β).


(46)

Dimana:

σim = kovarian tingkat pengembalian saham i dengan tingkat pengembalian pasar.

σ2m = varian tingkat pengembalian pasar.

d. Menentukan tingkat bunga bebas risiko (Rf). Tingkat bunga bebas risiko adalah tingkat suku bunga investasi yang dapat diperoleh investor tanpa menanggung risiko. Tingkat bunga bebas risiko yang digunakan adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

e. Menghitung Biaya ekuitas atau Modal menurut Keown (2002). Rumusnya:

Ke= Rf+( β x MRP) Dimana:

Ke= Biaya modal saham

Rf = tingkat pengembalian bebas risiko Rm = tingkat pengembalian atas risiko pasar

β = faktor risiko (beta) yang berlaku untuk perusahaan MRP = Market Risk Premium (Premi Resiko Pasar) f. Perhitungan biaya utang (Keown, 2002), dengan rumus:

Kd = kd x (1-t) Dimana:

kd = beban bunga dibagi jumlah utang jangka panjang 1-t = faktor koreksi


(47)

Cost of Capital / WACC (Keown, 2002), rumusnya adalah:

WACC = Proporsi debt x Cost of Debt + Proporsi Ekuitas x Cost of Equity WACC= kd (1-t) Wd + Ke We

Dimana:

kd = Biaya utang jangka panjang t = Tingkat pajak perusahaan

Wd = Proporsi utang dalam struktur modal Ke = Biaya pengembalian saham

We = Proporsi saham dalam struktur modal

h. Perhitungan NOPAT (Net Operating Profit After Tax) menurut Tunggal (2001), rumusnya adalah:

NOPAT = Laba Bersih – Beban Bunga Dimana:

Beban Bunga = biaya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan i. Perhitungan EVA menurut Tunggal (2001), rumusnya:

EVA = NOPAT – Biaya Modal Dimana:

Biaya modal = WACC x modal yang diinvestasikan

Biaya Saham Biasa (Cost of Common Stock)

Menurut Keown (2002) terdapat dua metode untuk mengestimasi tingkat pengembalian yang disyaratkan pemegang saham biasa, yaitu:


(48)

b) Pendekatan ini dipakai bila pertumbuhan deviden dan pendapatan perusahaan akan tumbuh pada tingkat yang konstan. rumusnya adalah:

Keterangan :

Ks = harga saham biasa Di = deviden tahun ke i Po = nilai harga saham biasa

g = tingkat pertumbuhan yang diharapkan

c) Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Young dan O’byrne (2001), menjelaskan bahwa CAPM dikembangkan secara independent oleh Profesor William Sharpe dari Universitas Stanford dan John Lintner dari Universitas Harvard, menarik sumbangsih sebelumnya terhadap teori keuangan oleh James Tobin dan Harry Markowits. CAPM adalah pernyataan mengenai hubungan antara pengembalian yang diharapkan dan risiko sistematis (beta) Pengembalian hasil yang diharapkan adalah sama dengan jumlah tingkat bunga yang bebas risiko yang sama dengan produk beta dan premi risiko pasar. CAPM memberikan dasar untuk menentukan harapan investor atau tingkat pengembalian hasil yang diminta investor dari investasi saham biasa.

Model tergantung pada tiga hal yaitu: 1. Tingkat bebas risiko, Rf,


(49)

2. Risiko sistematis dari pengembalian atas saham biasa dibandingkan dengan pengembalian atas pasar secara keseluruhan atau koefisien beta saham, β; dan

3. Premi risiko pasar, yang setara dengan perbedaan tingkat pengembalian yang diharapkan atas pasar secara keseluruhan, tingkat pengembalian yang diharapakan atas “surat berharga rata-rata”, dikurangi tingkat bebas risiko, atau dalam symbol, Rm – Rf sehingga tingkat pengembalian hasil yang disyaratkan investor dapat ditulis sebagai berikut:

E(R) = Rf + β(Rm – Rf)

Biaya Saham Preferen (Cost of Retained Earnings)

Biaya saham preferen adalah tingkat pengembalian yang diperlukan investor atas perusahaan yang dihitung sebagai deviden saham preferen dibagi dengan harga penerbitan. Menentukan biaya saham istimewa begitu sederhana karena

kesederhanaan arus kas yang dibayarkan kepada pemegang saham istimewa. Dengan cara pembagian antara deviden saham preferen dengan harga saham

preferen. (Keown, 2002)

2.3.2 Manfaat Economic Value Added (EVA)

Menurut Siddharta (2007) dalam Abdullah (2003 :142) mengemukakan bahwa manfaat Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut :


(50)

1. Penerapan model EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (value creation).

2. Penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan EVA menyebabkan perhatian maajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham.

3. EVA mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya.

4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari biaya modalnya.

5. Dengan EVA para manajer akan berfikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimalkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat

dimaksimalkan.

2.3.3 Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)

Pendekatan EVA merupakan salah satu model pendekatan modern yang dapat dijadikan sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan. hal ini tidak terlepas dari keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh pendekatan ini. Menurut Abdullah (2003 :142) menyebutkan ada beberapa keunggulan dari EVA yaitu sebagai berikut : 1. EVA merupakan alat ukur yang dapat berdiri sendiri tidak memerlukan adanya

suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam industri.

2. EVA adalah alat pengukur kinerja perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam pengukurannya, yaitu dalam memperhatikan harapan-harapan para pemilik modal


(51)

(kreditur dan pemegang saham) secara adil. Dimana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan nilai buku.

3. Model EVA dapat dipakai sebagai tolok ukur dalam memberi bonus kepada karyawan. Kriteria penentuan aggaran bonus dengan model EVA adalah :

a. EVA < 0, maka karyawan tidak mendapatkan bonus hanya gaji b. EVA = 0, maka karyawan tidak mendapatkan bonus hanya gaji c. EVA > 0, maka karyawan berhak mendapatkan bonus disamping gaji 4. Meskipun model EVA berorientasi pada kinerja operasional akan tetapi sangat

berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategis perkembangan portofolio perusahaan.

Pendekatan EVA tidak hanya mempunyai keunggulan-keunggulan, EVA pun mempunyai beberapa kelemahan seperti yang dijelaskan oleh Siddharta dalam Abdullah (2003 :143) berikut ini :

1. Secara konseptual EVA memang lebih unggul daripada pengukur tradisional akuntansi, namun secara praktis belum tentu dapat diterapkan dengan mudah. Penentuan biaya modal saham cukup rumit sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam tentang teknik-teknik menaksir biaya modal saham.

2. EVA adalah alat ukur semata dan tidak bisa berfungsi sebagai cara untuk

mencapai sasaran perusahaan sehingga diperlukan suatu cara bisnis tertentu untuk mencapai sasaran perusahaan.


(52)

3. Masih mengundang unsur keberuntungan (tinggi rendahnya EVA masih dipengaruhi oleh gejolak di pasar modal).

4. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu. 5. EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya

modal rendah. Investasi yang demikian umumnya memiliki risko yang kecil sehingga secara tidak langsung EVA mendorong perusahaan untuk menghindari risiko padahal sebagian besar inovasi-inovasi dalam bisnis memiliki risiko yang sagat tinggi terutama dalam era pasar bebas yang penuh dengan ketidakpastian.

2.4 Return Saham

2.4.1 Return Saham Individu

Return saham individu didevinisikan sebagai besarnya tingkat pengembalian nilai investasi dalam bentuk saham, untuk jangka waktu periode tertentu.

Secara matematis return saham individu didevinisikan sebagai berikut :

Keown (2002) Dimana :

rit = Return saham individu pada periode t Pit = Harga saham individu pada periode t Pit-1 = Harga saham individu pada periode t-1


(53)

Return saham individu memberikan informasi atau gambaran kepada investor, berapa besar tingkat pengembalian suatu investasi yang dilakukan oleh mereka dalam bentuk saham yang diperdagangkan di bursa saham. Informasi yang didapat dari return saham individu adalah lebih spesifik, artinya informasi tersebut terfokus untuk satu perusahaan saja.

Return saham individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal yaitu kinerja perusahaan contohnya peningkatan laba bersih, peningkatan aktiva, peningkatan kualitas dari sistem dan peningkatan pangsa pasar dari perusahaan tersebut. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi return saham individu adalah faktor-faktor fundamental ekonomi negara, faktor politik negara, dan keamanan negara, serta faktor sosial negara bersangkutan. Return saham individu berguna bagi para investor yang memiliki kecenderungan untuk berinvestasi pada satu jenis perusahaan, karena parameter ini menghitung kinerja keuangan untuk satu perusahaan.

2.4.2 Return Pasar

Return pasar didevinisikan sebagai besarnya tingkat pengembalian nilai investasi berupa gabunga seluruh saham perusahaan yang diperdagangkan di bursa saham, pada jangka waktu periode tertentu.

Return pasar memberikan informasi kepada para investor tentang tingkat

pengembalian investasi dalam bentuk saham, tetapi untuk seluruh jenis perusahaan. Artinya, return pasar memberikan gambaran keseluruhan terhadap tingkat


(54)

Secara matematis, return pasar didevinisikan sebagai berikut :

Keown (2002) Dimana :

rmt = return pasar pada periode t

IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t IHSG t-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1

Berbeda dengan return saham individu, return pasar banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan. Faktor eksternal tersebut seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya yaitu faktor-faktor fundamental ekonomi negara, faktor politik negara, dan keamanan negara, serta faktor sosial negara bersangkutan. Hal ini karena return pasar merupakan tingkat pengembalian investasi saham untuk seluruh perusahaan yang ada, yang sahamnya tercatat dan diperjual-belikan di bursa saham.

2.4.3 Market Adjusted Return

Market adjusted return adalah selisih antara nilai return saham individu dengan return pasar. Bisa juga didevinisikan bahwa market adjusted return adalah return saham individu yang telah disesuaikan dengan kondis pasar saham (kondisi return yang telah dicapai dalam pasar saham). Market adjusted return merupakan

perhitungan parameter return saham individu yang telah disesuaikan dengan tingkat pengembalian seluruh saham yang ada dan tercatat di bursa saham. Secara matematis, market adjusted return didevinisikan sebagai berikut :

(MAR) = Return saham individu – Return pasar Keown (2002)


(55)

Melalui perhitungan market adjusted return sebagai suatu pengukuran kinerja

keuangan perusahaan, saham individu dapat dihitung tingkat pengembaliannya secara lebih objektif, karena tingkat pengembalian yang dihitung telah sesuai dengan kondisi pasar secara keseluruhan.

2.5 Bank Devisa

Bank devisa adalah bank umum, baik bersifat konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah yang dapat memberikan pelayanan lalu lintas pembayaran dalam dan luar negeri. Bank devisa harus memperoleh surat izin dari bank sentral (Bank

Indonesia) untuk dapat melakukan usaha perbankan dalam valuta asing, baik transaksi ekspor-impor maupun jasa-jasa valuta asing lainnya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum suatu bank non devisa dapat diberikan izin untuk menjadi bank devisa antara lain CAR minimum dalam bulan terakhir 8%, kemudian tingkat kesehatan selama 24 bulan terakhir berturut-turut tergolong sehat, selanjutnya modal disetor minimal Rp.150 miliar, serta bank telah melakukan persiapan untuk

melaksanakan kegiatan sebagai bank umum devisa meliputi: organisasi, sumber daya manusia, pedoman operasional kegiatan devisa.

Tugas dan usaha dari bank devisa antara lain :

1. Melayani lalu lintas pembayaran dalam dan luar negeri. 2. Melayani pembukaan dan pembayaran L/C

3. Melakukan jual beli valuta asing (valas)

4. Mengirim dan menerima transfer dan inkaso valas. 5. Membuka atau membayar Traveller Cheque (TC). 6. Menerima tabungan valas.


(56)

2.6 Tinjauan dari Penelitian Terdahulu

1. Reza Pahdevi (2011) dalam penelitiannya “Analisis Pengaruh EVA dan MVA Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008 –Maret 2010”. Penelitian ini menguji pengaruh EVA dan MVA terhadap harga saham dan memperoleh hasil secara simultan nilai EVA dan MVA berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham manufaktur yang listing di BEI periode 2008 – Maret 2010 dengan taraf 5%.

2. Irsal Harapan Napitupulu (2009) dalam penelitiannya “Pengaruh Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Pendekatan Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham Perusahaan Lembaga Pembiayaan yang Terdaftar di BEI”. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa besarnya kontribusi pengaruh kinerja keuangan dengan pendekatan EVA terhadap harga saham adalah sebesar 33,75% sedangkan sisanya sebesar 66,25% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain EVA.

3. Lucky Bani Wibowo (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return

Perusahaan”. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa rasio profitabilitas dan EVA tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Hal ini kemungkinan karena

beberapa faktor, yaitu para pelaku pasar kurang memperhatikan aspek fundamental untuk melakukan keputusan investasi di BEJ, investor di Indonesia yang ingin mendapatkan keuntungan yang cepat dalam jangka pendek.


(57)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini dinamakan penelitian kuantitatif, karena dalam penelitian ini

pengumpulan data serta penafsiran hasilnya menggunakan angka. Maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini juga data kuantitatif berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 3 tahun berturut-turut yaitu yaitu dari tahun 2009-2011. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data hasil penelitian kepustakaan yang sumbernya diperoleh melalui buku-buku literature dan website yang terkait dengan pokok bahasan seperti http://www.idx.co.id, http://www.yahoofinance.com, http://www.bi.go.id, dan dari media internet lainnya.

3.2. Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah saham-saham perusahaan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009 - 2011. Sedangkan sampel penelitian adalah saham-saham yang ditentukan secara sengaja berdasarkan konsistensinya serta mampu bertahan secara berturut-turut selama periode penelitian yaitu dari Januari 2009-Desember 2011.

Pemilihan sampel didasarkan pada metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel secara sengaja berdasarkan kriteria atau pertimbagan tertentu.


(58)

Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan sampel merupakan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang konsisten selama periode penelitian yaitu tahun 2009,2010 dan 2011.

2. Perusahaan sampel merupakan perusahaan yang mempublikasikan laporan

keuangan secara konsisten dan lengkap selama periode penelitian yaitu pada tahun 2009, 2010, dan 2011.

Berdasarkan kriteria tersebut maka perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria berjumlah 19 perusahaan. Perusahaan-perusahaan tersebut yaitu :

Tabel 3 Daftar Nama Perusahaan Sampel

No Kode Nama Perusahaan

1 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 2 BBKP Bank Bukopin Tbk.

3 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 4 BBCA Bank Central Asia Tbk. 5 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 6 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 7 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk.

8 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. 9 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk.

10 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk. 11 MAYA Bank Mayapada International Tbk. 12 BCIC Bank Mutiara Tbk.

13 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 14 NISP Bank OCBC NISP Tbk.

15 BSWD Bank of India Indonesia Tbk. 16 BNLI Bank Permata Tbk.

17 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 18 PNBN Pan Indonesia Bank Tbk.

19 BKSW QNB Bank Kesawan Tbk.


(59)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan data yang terkumpul untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Studi literatur

Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti.

2. Pengumpulan data sekunder

Pengumpulan data sekunder ini dilakukan melalui perolehan data laporan keuangan dan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, media massa, situs internet dan lain-lain.

3.4. Teknik Analisis Data

Teknik untuk menganalisis data ini menggunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas kemudian

pengujian hipotesis. 3.4.1. Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini diperlukan agar dapat diketahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala


(60)

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian ini memiliki tujuan agar model regresi bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimated).

Uji asumsi klasik terdiri dari : a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel dependen maupun variabel independen, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Test statistik yang digunakan antara lain analisis grafik histogram, normal probability plots dan Kolmogorov‐Smirnov test (Imam Ghozali, 2001 dalam Inung Adi Nugroho, 2009).

Sumber: Data sekunder yang diolah


(61)

Gambar 2. memperlihatkan bahwa pola distribusi normal, akan tetapi kesimpulan normal atau tidaknya data tidak hanya dilihat dari grafik histogram, karena hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Sumber: Data sekunder yang diolah

Gambar 3. Normal Probability Plot (Sebelum Outlier Dihilangkan)

Grafik probabilitas pada Gambar 3 menunjukkan data terdistribusi secara normal karena distribusi data residualnya terlihat mendekati garis normalnya. Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa pola distribusi data


(62)

mendekati normal. Kemudian pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal maka nilai residual tersebut telah normal. Untuk lebih memastikan apakah data residual terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan pengujian one sample kolmogorov-smirrov.

Tabel 4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (Sebelum Outlier Dihilangkan)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 57

Normal Parametersa Mean ,0000000

Std. Deviation ,68344755

Most Extreme Differences Absolute ,188

Positive ,188

Negative -,150

Kolmogorov-Smirnov Z 1,419

Asymp. Sig. (2-tailed) ,036

a. Test distribution is Normal. Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil pada Tabel 4 diatas, menunjukkan bahwa data belum

terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,419 dan signifikansi sebesar 0,036 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti data residual terdistribusi secara tidak normal, karena nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Untuk memperoleh hasil terbaik maka data outlier yang ada dihilangkan.

Outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk


(63)

sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali, 2005) dalam (Ratna Prihantini, 2009). Setelah data outlier dihilangkan maka data yang semula 57 data menjadi 52 data. Hasil pengujian normalitas yang kedua diperoleh tampak dalam Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (Setelah Outlier Dihilangkan) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa Mean ,0000000

Std. Deviation ,38808720

Most Extreme Differences Absolute ,130

Positive ,130

Negative -,083

Kolmogorov-Smirnov Z ,956

Asymp. Sig. (2-tailed) ,320

a. Test distribution is Normal. Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil pengujian kedua menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan uji Kolmogorov - Smirnov yang menunjukkan hasil yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,320 yang berada di atas 0,05. Hasil terakhir diatas juga didukung hasil analisis grafiknya, yaitu dari grafik histogram maupun grafik Normal Probability Plot-nya seperti Gambar 4 dan Gambar 5 berikut ini :


(64)

Sumber: Data sekunder yang diolah

Gambar 4. Grafik Histogram (Setelah Outlier Dihilangkan)

Sumber: Data sekunder yang diolah

Gambar 5. Normal Probability Plot (Setelah Outlier dihilangkan)

Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa pola distribusi data mendekati normal. Kemudian pada grafik normal plot terlihat titik-titik sebaran lebih mendekati garis normal.


(65)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi antara variabel bebas (Imam Ghozali, 2001 dalam Inung Adi Nugroho, 2009). Metode untuk mendiagnosa adanya multicollinearity dilakukan dengan uji Variance Inflation Factor (VIF) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

VIF = 1 / Tolerance

Jika suatu model regresi mempunyai nilai tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10 maka antar variabel bebas (independent variable) terjadi persoalan multikolinearitas. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF yang terdapat pada masing–masing variabel seperti terlihat pada Tabel 6 berikut ini:

Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

IHSG ,983 1,017

Economic Value Added ,983 1,017

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil uji multikolonieritas pada tabel 6 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) di atas 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresi ini.


(66)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji, apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Gujarati, 1995 dalam Inung Adi Nugroho, 2009). Untuk menentukan

heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di tunjukkan pada

Gambar 6 berikut ini.

Sumber: Data sekunder yang diolah Gambar 6. Grafik Scatterplot


(67)

Dengan melihat grafik scatterplot di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

Selain menggunakan grafik scatterplot, uji heteroskedastisitas dapat pula dengan menggunakan uji koefisien korelasi Spearman’s Rho yaitu dengan mengorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized residual. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan uji koefisien korelasi Spearman’s Rho:

Tabel 7 Uji Koefisien Korelasi Spearman's Rho

Unstandardize d Residual

Spearman's rho IHSG Correlation

Coefficient -,003

Sig. (2-tailed) ,986

N 54

Economic Value Added Correlation

Coefficient ,036

Sig. (2-tailed) ,800

N 54

Unstandardized Residual

Correlation

Coefficient 1,000

Sig. (2-tailed) .

N 54


(68)

Uji koefisien korelasi Spearman’s Rho pada tabel 7 menunjukkan bahwa, nilai korelasi kedua variabel independen dengan unstandardized residual memiliki signifikansi lebih dari 0,05 . Yaitu variabel IHSG sebesar 0,986 dan variabel

Economic Value Added sebesar 0,800. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Priyatno (2012:172) model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi masalah autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus melihat nilai uji Durbin-Watson (DW test) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. DU<DW<4-DU maka tidak terjadi autokorelasi 2. DW<DL atau DW>4-DL maka terjadi autokorelasi 3. DL>DW>DU atau 4-DU<DW<4-DL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.


(69)

Sehingga dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 8 Uji Durbin -Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,452a ,205 ,173 ,3956236 2,287

a. Predictors: (Constant), Economic Value Added, IHSG b. Dependent Variable: Return

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil uji Durbin-Watson pada tabel 8 menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,287. Sedangkan besarnya DW-tabel: dl (batas luar) = 1,4851; du (batas dalam) =1,6383; 4 – du =2,3617; dan 4 – dl =2,5149. Dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut berada pada posisi DU<DW<4-DU yaitu

1,6383<2,287<2,3617 artinya tidak terjadi masalah autokorelasi.

3.4.2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan program pengolahan data statistik, yaitu Statical Package for Social Science (SPSS 16). Untuk menunjukkan hubungan atara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), digunakan persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = a + bX1 + bX2 + e Dimana :

Y : Return saham a : Konstanta


(70)

X1 : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) X2 : Economic Value Added (EVA)

b : Koefisien variabelX1 dan X2 e : Kesalahan pengganggu

3.4.3. Pengujian Hipotesis a. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui, ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari semua variabel independen yang digunakan secara bersama-sama (simultan), terhadap variabel dependen. Adapun tahap pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis

Ho : b= 0 ... Tidak ada pengaruh Ho : b ≠ 0 ... Ada pengaruh 2. Menentukan level of significant (α) sebesar 5%

3. Menghitung nilai F untuk mengetahui hubungan secara simultan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan rumus sebagai berikut :

Dimana : KT = Kuadrat tengah

4. Membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan bahwa derajat bebas pembilang adalah k dan derajat bebas penyebut adalah (n – k – 1) dengan confidence interval sebesar 95%.


(71)

Keterangan : n = jumlah sampel

k = jumlah parameter regresi

 Bila F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya independen variabel secara keseluruhan mempengaruhi independen variabel.

 Bila F hitung < F tabel, Ho diterima dan Hi ditolak, artinya independen variabel secara keseluruhan tidak mempengaruhi dependen variabel.

b. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji tingkat signifikan pengaruh beberapa

variabel secara parsial. dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis

Ho : βj = 0, artinya tidak ada pengaruh Ho : βj ≠ 0, artinya ada pengaruh

b. Menentukan level of significant sebesar 5%

c. Menentukan besarnya t hitung dengan menggunakan persamaan : thitung = βj / Se (βj)

Dengan keterangan :


(72)

Se (βj) = Standar error koefisien regresi

d. Membandingkan thitung dengan ttabel, dengan uji t dua arah. Dengan ketentua derajat kebebasan sebesar n – k – 1, convidence interval 95% kaidah keputusannya adalah :

 Bila thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang artinya ada pengaruh variabel terikat.

 Bila thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak, yang artinya tidakada pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat.

3.5. Operasional Variabel

Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Economic Value added (EVA) sebagai sebagai

variabel independen (variabel bebas) serta return sebagai variabel dependen (variabel terikat). Variabel-variabel ini selanjutnya dimasukkan ke dalam suatu model yang dapat menjelaskan pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap return yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.


(73)

Tabel 9 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Independen (X1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Merupakan salah satu

indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai indikator

pergerakan harga saham di BEI, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI (http://wikipedia.com).

IHSG = Rasio

Independen (X2) Economic Value Added

Ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. Asumsinya adalah jika kinerja manajemen baik atau

Economic Value Added EVA = NOPAT – (WACC X Invested Capital)


(74)

efektif maka akan tercermin pada

peningkatan harga saham perusahaan (Eduardus Tandelilin, 2001 :195 dalam Enneng Kartini : 2010).

Dependen (Y) Return

Besarnya tingkat pengembalian nilai investasi dalam bentuk saham, untuk jangka waktu periode tertentu. (Budie, Alex, Marcus, Alan, 1999) dalam (Husniawati, 2007).


(75)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG), dan Economic Value Added (EVA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham didukung dengan nilai signifikansi yang berada jauh di bawah 5% yaitu sebesar 0%. Namun terlihat dari nilai koefisien determinasi (R2= 0,205 atau 20,5%) yang artinya variabel Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG), dan Economic Value Added (EVA) hanya mampu menjelaskan sebesar (20,5%) variabel terikat yaitu return saham sedangkan 79,5% dijelaskan oleh faktor lainnya di luar model penelitian. Variabel lain tersebut seperti informasi fundamental perusahaan, rasio profitabilitas seperti NPM dan ROE, rasio Market Value seperti PBV, dan arus kas operasi.

2. Hanya variable Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.


(1)

efektif maka akan tercermin pada

peningkatan harga saham perusahaan (Eduardus Tandelilin, 2001 :195 dalam Enneng Kartini : 2010).

Dependen (Y) Return

Besarnya tingkat pengembalian nilai investasi dalam bentuk saham, untuk jangka waktu periode tertentu. (Budie, Alex, Marcus, Alan, 1999) dalam (Husniawati, 2007).


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG), dan Economic Value Added (EVA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham didukung dengan nilai signifikansi yang berada jauh di bawah 5% yaitu sebesar 0%. Namun terlihat dari nilai koefisien determinasi (R2= 0,205 atau 20,5%) yang artinya variabel Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG), dan Economic Value Added (EVA) hanya mampu menjelaskan sebesar (20,5%) variabel terikat yaitu return saham sedangkan 79,5% dijelaskan oleh faktor lainnya di luar model penelitian. Variabel lain tersebut seperti informasi fundamental perusahaan, rasio profitabilitas seperti NPM dan ROE, rasio Market Value seperti PBV, dan arus kas operasi.

2. Hanya variable Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.


(3)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut penulis dapat memberi saran sebagai berikut : 1. Investasi memiliki tujuan untuk memperoleh pengembalian yang lebih tinggi dari

modal, maka sebelum berinvestasi sebaiknya investor memperhatikan informasi-informasi mengenai keadaan intern perusahaan, karena informasi-informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya.

2. Investor dapat berpedoman dengan menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang menghasilkan EVA yang positif, karena perusahaan dengan EVA yang positif berarti kemampuan menciptakan kekayaan baginya baik.

3. Koefisien determinasi (R2) yang sebesar 20,5% menunjukkan bahwa ada 79,5% variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam model yang dapat

menjelaskan return saham. Diharapkan penelitian yang akan datang menggunakan variabel-variabel bebas lainnya diluar persamaan regresi. 4. Penelitian ini hanya menggunakan sampel penelitian yang berasal dari Bank

Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa saja, sehingga belum tentu dapat digeneralisasi pada obyek penelitian lainnya. Hal ini disebabkan karena terbatasnya waktu penelitian. Disarankan pada penelitian selanjutnya untuk memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan menambah tahun amatan dan juga memperbanyak jumlah sampel untuk penelitian yang akan datang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adi Nugroho, Inung. 2009. Analisis Pengaruh Informasi Fundamental Terhadap Return Saham (Studi Komparatif Pada Sub Sektor Industri Otomotif

Terhadap Sub Sektor Industri Tekstil Sepanjang Periode Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2007 di BEI), Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang. Ari Wibowo, Prastyo. 2010. Pengaruh Metode Economic Value Added (EVA)

dan Rasio Profitabilitas (ROE) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2004 – 2008, Skripsi FE Universitas Lampung, Lampung.

Brigham, Eugene F., dan Joel F. Huston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan, Buku I, Erlangga. Jakarta.

Bunarto, Juliana. 2006. Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Makanan dan Minuman yang Go Public. Skripsi. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Dwitayanti, Dwi. 2005. Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Ghozali, I. dan Irwansyah. 2002. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan

Perusahaan dengan Alat Ukur EVA, MVA dan ROA Terhadap Return Saham

Perusahaan Manufaktur di BEJ”, Jurnal Akuntansi-Bisnis dan Manajemen,

Vol. 5 No. 1.:18-23. Jakarta: LIPI.

Hakim, Rahman. 2006. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode EVA, ROA, dan Pengaruhnya terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Hendrata, Daniel. 2001. Analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan serta Pengaruhnya terhadap harga Saham. Skripsi. Surabaya: Universitas Kristen Petra.


(5)

Herry Sussanto dan Dika Nurliana. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perdaganga di BEI, Jurnal Ekonomi Bisnis FE Gunadarma, Vol. 14, No. 1.

Husnan, S. 1997. Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek. Yogyakarta: BPFE.

Husniawati. 2007. Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added, dan Risiko Sistematik terhadap Return Saham pada Perusahaan Food and Baverages. Skripsi FE Universitas Gunadarma, Jakarta.

ICMD.2011. Indonesia Capital Market Directory. Jakarta, Indonesia ___2010. Indonesia Capital Market Directory. Jakarta, Indonesia ___2009. Indonesia Capital Market Directory. Jakarta, Indonesia

Kartini, Enneng. 2008. Pengaruh Kinerja Keuangan dengan menggunakan

Pendekatan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Asuransi yang Listing di BEI, Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Keown, A. J. 2004. Manajemen Keuangan: prinsip-prinsip dan aplikasi. Edisi 9. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Lasni, Ledi. 2009. Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI), Skripsi FE Universitas Gunadarma, Jakarta.

Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Njo Anastasya, Yanny Widiastuty Gunawan dan Imelda Wijiyanti. 2003. Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ. Jurnal Akuntansi & Keuangan Universitas Kristen Petra, Surabaya. Vol. 5, No. 2.

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20. Edisi Pertama, C.V Andi Offset,Yogyakarta.

Rahayu, Mariana Sri. 2007. Analisis Pengaruh EVA dan MVA terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Tiningrum, Erna. 2008. Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEI, Skripsi STIE AUB, Surakarta.


(6)

Tri Susetyo, Ananta. 2013. Pengaruh Nilai Tambah Ekonomis, Earning Per Share Dan Price Earning Ratio Terhadap Pengembalian Saham, Jurnal Ilmu

Manajemen FE Universitas Negeri Surabaya, Vol. 1, No. 1.

Tunggal, A. W. 2001. Economic Value Added (EVA) Teori, Soal dan Kasus. Harvindo, Jakarta.

T.W. Mulia. 2002. Penerapan Konsep EVA sebagai Added Aproach dari Analisis Rasio Keuangan untuk Mengukur Kinerja PT Gudang Garam Kediri. Jurnal Manajemen dan Akuntansi

Utami, Feranita. 2007. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan (Konsep Eva dan 5 Rasio Keuangan) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada 20 Perusahaan yang Go Public, Periode Tahun 2002 – 2005), Skripsi Universitas Lampung, Lampung.

Weston, J. Fred dan Thomas E Copeland. 1997. Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan, Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.

http://www.bi.go.id http://www.google.com http://www.idx.co.id http://www.wikipedia.com http://www.yahoofinance.com


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) danLikuiditas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Pertambangan yang Terdaftar di BEI

2 112 89

Pengaruh Profitability Ratio dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2012

2 97 96

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, dan Independensi Dewan Komisaris terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 70 117

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

2 74 84

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Market Value Added (MVA) Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011 - 2012

0 73 84

Analisis Peringkat Economic Value Added pada Sektor PerbankanTerbuka di Indonesia Tahun 2009-2010.

6 50 198

Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added, dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan yang Terdaftar Di BEI.

0 41 97

Pengaruh Economic Value Added Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 49 88

Analisa Hubungan Rasio Profitabilitas Dengan Economic Value Added Dalam Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI

1 26 99