permasalahan yang
sama dengan
karya tulis
ini, penulis
dapat mempertanggungjawabkannya.
F. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Anak
Ditinjau dari aspek yuridis maka pengertian “Anak” di mata hukum positif
Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa minderjarigperson under age, orang yang di bawah umur keadaan di bawah umur minderjarigheid
inferiority atau kerap juga disebut sebagai anak yang di bawah pengawasan wali minderjarige ondervoordij. Maka dengan bertitik tolak kepada aspek tersebut di
atas ternyata hukum positif Indonesia ius constitutum ius operatum tidak mengatur adanya unifikasi hukum yang baku dan berlaku universal untuk
menentukan kriteria batasan umur bagi seorang anak.
12
Secara internasional definisi anak tertuang dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hak Anak atau United Natoin Convention on The Right
of The Child Tahun 1989, Aturan Standar Minimum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Pelaksanaan Peradilan Anak atau United Nations Standard Minimum
Rules for the Administration of Juvenile Justice The Beijing Rules Tahun 1985 dan Deklarasi Hak Asasi Manusia atau United Declaration of Human Rights
Tahun 1948.
13
Secara nasional definisi anak didasarkan pada batasan usia anak menurut hukum pidana, hukum perdata, hukum adat dan hukum islam. Untuk meletakkan
batas usia seseorang yang layak dalam spesifikasi hukum seperti ini :
1. 1 Hukum Pidana
12
Lilik Mulyadi, Pengadilan Anak di Indonesia Teori, Praktik dan Permasalahannya, Bandung, Mandar Maju, 2005, hlm. 3
13
Nashriana, Op.Cit, hlm. 33
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana menyebutkan bahwa batasan usia pada anak adalah di bawah 16 enam belas tahun, yang terdapat
dalam pasal 45 KUHP yang berbunyi : “Dalam hal penuntutan pidana terhadap orang yang belum dewasa karena
melakukan suatu perbuatan sebelum umur enam belas tahun hakim dapat menentukan : Memerintahkan supaya yang bersalah dikembalikan kepada
orang tuanya, walinya atau pemeliharanya, tanpa pidana ataupun
memerintahkan supaya yang bersalah diserahkan kepada pemerintah tanpa pidana apapun, jika perbuatan merupakan kejahatan atau salah satu
pelanggaran berdasarkan pasal-pasal 489, 490, 492, 496, 497, 503-505, 514, 517, 519, 526, 531, 532, 536, dan 540 serta belum lewat dua tahun
sejak dinyatakan bersalah karena melakukan kejahatan atau salah satu pelanggaran tersebut diatas dan putusannya telah menjadi tetap atau
menjatuhkan pidana kepada yang bersalah.” Peraturan batas usia anak dalam KUHP di atas sebebnarnya sudah tidak
berlaku lagi karena pengertian anak menurut hukum pidana lebih diutamakan pada pemahaman terhadap hak-hak anak yang harus dilindungi, karena secara
kodrat memiliki substansi yang lemah dan di dalam system hukum yang dicangkokan dari bentuk pertanggungjawaban sebagaimana layaknya seseorang
subjek hukum yang normal. Pada hakekatnya, kedudukan status pengertian anak dalam hukum pidana
meliputi dimensi-dimensi pengertian sebagai berikut : -
Ketidakmampuan untuk pertanggung jawaban tindak pidana -
Pengembalian hak-hak anak dengan jalan mensubtitusikan hak-hak anak yang timbul dari lapangan hukum keperdataan, tata negara
dengan maksud untuk mensejahterakan anak -
Rehabilitasi, yaitu anak berhak untuk mendapat proses perbaikan mental spiritual akibat dari tindakan hukum pidana yang dilakukan
oleh anak itu sendiri
Universitas Sumatera Utara
- Hak-hak untuk menerima pelayanan dan asuhan
- Hak anak dalam proses hukum acara pidana.
14
1. 2 Hukum Perdata