D. Simons Van Hamel Vos

Tindak pidana berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana Belanda yaitu “strafbaar feit”. Perlu diperhatikan bahwa istilah tindak pidana strafbaar feit dengan tindakanperbuatan gedraginghandeling memiliki makna yang berbeda. 24 Dalam bahasa Indonesia istilah “peristiwa pidana” digunakan untuk menterjemahkan “strafbaar feict” atau “delict” sebagaimana yang dipakai oleh Mr. R. Tresna dan E. Utrecht. Beberapa ahli hukum telah berusaha untuk memberikan perumusan tentang pengertian peristiwa pidana itu. Misalnya seperti yang dikemukakan beberapa ahli berikut : 25

a. D. Simons

Menurutnya istilah “peristiwa pidana” itu adalah Een Strafbaargestelde, onrechtmatige, met schuld in verbands staande handeling van een toerekeningvatbaar persoon. Terjemahan bebasnya yaitu Perbuatan salah dan melawan hukum yang diancam pidana dan dilakukan oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab.

b. Van Hamel

Perumusan ahli hukum ini sebenarnya sama dengan perumusan Simons, hanya saja Van Hamel menambah satu syarat lagi yaitu perbuatan itu harus pula atau patut dipidana welk handeling een strafwaardig karakter heeft.

c. Vos

Menurut Vos, peristiwa pidana adalah suatu peristiwa yang dinyatakan dapat dipidana oleh undang-undang een strafbaar feit is een door de wet strafbaar gesteld feit. 24 Mohammad Ekaputra, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Medan, USU Press, 2013, hlm. 74 25 C. S.T Kansil, Engelien R. Palandeng, Altje Agustin Musa, Tindak Pidana dalam Undang-Undang Nasional, Jakarta, Jala Permata Aksara, 2009, hlm. 2-3 Universitas Sumatera Utara Tindak pidana atau delik ialah tindakan peristiwa pidana yang mengandung 5 unsur, yaitu : 26 a Harus ada sesuatu kelakuan gedraging; b Kelakuan itu harus sesuai dengan uraian Undang-undang wettelijke omsschrijving; c Kelakuan itu adalah kelakuan tanpa hak; d Kelakuan itu dapat diberatkan kepada pelaku; e Kelakuan itu diancam dengan hukuman. Bambang Poernomo menyebutkan beberapa ahli yang membagi unsur- unsur tindak pidana secara mendasar, sebagai berikut : 27 1 Van Apeldoorn Menurut Apeldoorn, bahwa elemen delik itu sendiri terdiri dari elemenobjektif yang berupa adanya suatu kelakuan perbuatan yang bertentangan dengan hukum onrechtmatigwederrechtelijk dan elemen subjektif yang berupa adanya seorang pembuat dader mampu bertanggung jawab atau dapat dipersalahkan toereke-ningsvatbaarheid terhadap kelakuan yang bertentangan dengan hukum itu. 2 Van Bemmelen Van Bemmelen menyatakan bahwa elemen-elemen dari strafbaar feit dapat dibedakan menjadi : a elementen voor destrafbaarheid van het feit, yang terletak dalam bidang objektif karena pada dasarnya menyangkut tata kelakuan yang melanggar hukum; 26 Ibid, hlm. 3 27 Bambang Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1985, hlm.103, seperti dikutip oleh Mohammad Ekaputra, Op.Cit, hlm. 103 Universitas Sumatera Utara b mengenai elementen voor strafbaarheid van dedader, yang terletak dalam bidang subjektif karena pada dasarnya menyangkut keadaan sikap bathin orang yang melanggar hukum, yang kesemuanya itu merupakan elemen yang diperlukan untuk menentukan dijatuhkannya pidana sebagaimana diancamkan. 3 Pompe Pompe mengadakan pembagian elemen strafbaar feit atas : a Wederrechtelijkheid unsur melawan hukum; b Schuld unsur kesalahan; c Subsociale unsur bahayagangguanmerugikan.

6. Narkotika dan Tindak Pidana Narkotika

Dokumen yang terkait

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

5 126 138

Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Tanjung Gusta Medan

5 92 134

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

1 45 92

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

1 1 26

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 2

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 11

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 1

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 43

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 9

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 1