Latar Belakang Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah suatu anugerah yang dititipkan oleh Tuhan kepada orang tua untuk dijaga dan dididik. Anak juga dikatakan sebagai generasi penerus cita-cita keluarga, agama, bangsa dan negara. Anak dianggap sebagai sumber daya manusia, asset, atau masa depan bagi pembangunan bagi suatu negara. Anak harus dididik agar memiliki pengetahuan dan kepribadian yang baik, sehingga semakin baik kepribadian dan ilmu yang dimilikinya maka akan semakin baik pula masa depan bangsa yang diciptakannya. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 perubahan atasUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dikatakan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Setiap makhluk hidup memiliki hak asasi manusia, termasuk anak. Hak Asasi Manusia HAM merupakan hak yang melekat pada manusia yang mencerminkan martabatnya, yang harus memperoleh jaminan hukum, sebab hak- hak tersebut hanya dapat efektif apabila hak itu dilindungi oleh hukum, misalnya hak untuk hidup dan hak untuk menyampaikan pendapat Anak memiliki hak-hak yang diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak, seperti : 1. Hak untuk beribadah menurut agama dan keyakinannya; Universitas Sumatera Utara 2. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan; 3. Hak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran; 4. Hak untuk menyatakan pendapat; 5. Hak untuk mendapat perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan; 6. Hak untuk rehabilitasi dan menerima bantuan sosial bagi anak penyandang Disabilitas; 7. Hak untuk diasuh oleh Orang Tua; 8. Hak untuk memperoleh perlindungan. Pada hakikatnya anak tidak dapat melindungi diri sendiri dari berbagai macam tindakan yang menimbulkan kerugian mental, fisik, sosial dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan. Anak harus dibantu oleh orang lain dalam melindungi dirinya, mengingat situasi dan kondisinya, khususnya dalam pelaksanaan Peradilan Pidana Anak yang asing bagi dirinya. Anak perlu mendapat perlindungan dari kesalahan penerapan peraturan perundang-undangan yang diberlakukan terhadap dirinya, yang menimbulkan kerugian mental, fisik, dan sosial. Perlindungan anak dalam hal ini disebut perlindungan hukumyuridis legal protection. 1 Dalam masyarakat, setiap orang mempunyai kepentingan sendiri yang tidak hanya sama tetapi juga kadang-kadang bertentangan, untuk itu diperlukan aturan hukum dalam menata kepentingan tersebut yang menyangkut kepentingan 1 Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Anak di Indonesia, Bandung, PT Refika Aditama, 2014, hlm. 3 Universitas Sumatera Utara anak diatur oleh ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan perlindungan anak, yang disebut dengan Hukum Perlindungan Anak. 2 Mengenai hukum perlindungan anak telah diatur dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Perlindungan Anak yang menyatakan : “Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Perlindungan Anak dapat juga diartikan sebagai segala upaya yang ditujukan untuk mencegah, rehabilitasi dan memberdayakan anak yang mengalami tindak perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran agar dapat menjamin kelangsungan hidup dan tumbuh kembang secara wajar. Perlindungan anak adalah suatu usaha melindungi anak agar dapat melaksanakan hak dan kewajibannya. Dalam melaksanakan perlindungan anak terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut : 3 a. Anak tidak dapat berjuang sendiri Anak tidak dapat melindungi sendiri hak-haknya, banyak pihak yang mempengaruhi kehidupannya. Negara dan masyarakat berkepentingan untuk mengusahakan perlindungan hak-hak anak. b. Kepentingan terbaik anak the best interest of the child 2 Ibid, hlm. 51 3 Ibid, hlm. 47 Universitas Sumatera Utara Kepentingan terbaik anak harus dipandang sebagai of paramount importence memperoleh prioritas tertinggi dalam setiap keputusan yang menyangkut anak. Prinsip ini digunakan karena dalam banyak hal anak sebagai korban disebabkan karena ketidaktahuan ignorance karena usia perkembangannya. c. Ancangan daur kehidupan Life-Circle Approach Perlindungan anak mengacu pada pemahaman bahwa perlindungan harus dimulai sejak dini dan terus-menerus. Anak memperoleh kesempatan belajar yang baik, waktu istirahat dan bermain yang cukup, dan ikut menentukan nasibnya sendiri. d. Lintas sektoral Nasib anak tergantung dari berbagai faktor makro maupun mikro yang langsung maupun tidak langsung. Kemiskinan, perencanaan kota, sistem pendidikan yang menekankan hapalan dan bahan-bahan yang tidak relevan, komunitas yang penuh dengan ketidakadilan tidak dapat ditangani oleh sektor, terlebih keluarga atau anak itu sendiri. Perlindungan anak adalah perjuangan yang membutuhkan sumbangan semua orang di semua tingkatan. Kenakalan anak sering disebut dengan juvenile deliquency, yang diartikan dengan anak cacat sosial. Secara etimologi, Juvenile Deliquency berasal dari bahasa latin “Juvenilis” yang artinya anak-anak, anak muda, ini karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada masa remaja. Delinquent berasal dari bahasa latin “Delinquere” artinya terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas Universitas Sumatera Utara artinya menjadi jahat, asosial, criminal, pelanggaran aturan, pembuat ribut, pengacau, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi, dan lain-lain. 4 Romli Atmasasmita mengatakan bahwa deliquency adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang anak yang dianggap bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di suatu negara dan yang oleh masyarakat itu sendiri dirasakan serta ditafsirkan sebagai perbuatan yang tercela. 5 Anak melakukan kenakalan dapat dipengaruhi oleh latar belakang kehidupannya. Kenakalan anak bukan hanya merupakan gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, tetapi juga mengancam masa depan bangsa dan negara. Atas dasar ini, anak perlu dilindungi dari perbuatan-perbuatan yang merugikan, agar anak sebagai generasi penerus bangsa tetap terpelihara demi masa depan bangsa dan negara. 6 Bila ditinjau dari aspek sosiologis, psikologis dan karakteristik antara anak dan orang dewasa, jelas timbul perbedaan yang gradual. Tetapi hal ini tidak menjamin perilaku kenakalan yang dilakukan oleh anak dan orang dewasa berbeda juga. Kadangkala anak dapat melakukan kejahatan yang dilakukan orang dewasa. Hal ini tidak berarti sanksi yang diberikan juga sama. Anak tetaplah anak yang masih mengalami proses perkembangan fisik, mental, psikis, dan sosial menuju kesempurnaan seperti yang dimiliki oleh orang dewasa. Konsekuensinya, reaksi yang terhadap anak tidak sama dengan reaksi yang diberikan orang dewasa, yang lebih mengarah kepada punitif. 7 4 Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, Jakarta, Rajawali Pers, 1992, hlm. 7 5 MaidinGultom, Op.Cit, hlm. 67 6 Ibid, hlm. 2 7 Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak di Indonesia, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2012, hlm. 75 Universitas Sumatera Utara Kejahatan di Indonesia beragam jenis, di antaranya pencurian, pembunuhan, tawuran atau perkelahian antarpelajar, penyalahgunaan narkotika dan minuman keras, hubungan seksual, dan tindak kriminalitas lainnya. Terkait jenis-jenis kejahatan tersebut, fokusnya adalah penyalahgunaan narkotika. Penyalahgunaan narkotika dewasa ini telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan sehingga menjadi masalah Nasional maupun Internasional yang mendesak. Hal ini sangat memprihatinkan sekali karena korban penyalahgunaan narkotika di Indonesia akhir-akhir ini cenderung meningkat dan mencakup tidak hanya terbatas pada kelompok masyarakat yang mampu tetapi juga telah merambah ke kalangan masyarakat yang kurang mampu baik di kota maupun di pedesaan. 8 Kasus ini sangat mengejutkan karena baik pelaku maupun korban sebagian besar adalah anak-anak yang merupakan generasi muda dimana dapat mengancam rusaknya generasi penerus bangsa. Anak-anak pada usianya sedang dalam proses belajar menuju kedewasaan, termasuk belajar tentang tanggung jawab sosial, etika, dan adab suatu masyarakat. Oleh karena itu, dia harus diberitahu tentang nilai-nilai yang melanggar hukum dan yang tidak melanggar hukum. Bila melanggar hukum, anak harus tahu hukuman apa yang akan diterima sehingga setiap perbuatan telah diketahui resikonya. 9 Dari penjelasan di atas, telah menunjukkan bahwa pentingnya perangkat hukum dan kelembagaan khusus yang disediakan bagi anak yang berhadapan dengan hukum. Tetapi penanganan yang diberikan tidak sama dengan penanganan 8 Yuddin Chandra, Tindak Pidana Narkotika dalam Hukum Positif Indonesia, www.republic-ycna.weebly.comgerbang-articeltindak-pidana-narkotika-dalam-hukum-positif- indonesia akses 4 Juni 2015, 23:37 9 Hadi Supeno, Kriminalisasi Anak Tawaran Gagasan Radikal Peradilan Anak tanpa Pemidanaan, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2010, hlm. 109 Universitas Sumatera Utara bagi orang dewasa yang melakukan kejahatan. Anak sebagai pelaku tindak pidana wajib mendapatkan perlindungan hukum baik selama proses persidangan di pengadilan sampai putusan dan pada saat anak berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Lembaga pemasyarakatan disingkat Lapas adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Konsep pemasyarakatan pertama kali digagas oleh Menteri Kehakiman Sahardjo pada tahun 1962. Ia menyatakan bahwa tugas jawatan kepenjaraan bukan hanya melaksanakan hukuman, melainkan juga tugas yang jauh lebih berat adalah mengembalikan orang-orang yang dijatuhi pidana ke dalam masyarakat. 10 Di dalam Lembaga Pemasyarakatan LAPAS tidak ada istilah narapidana untuk anak, melainkan disebut Anak Didik Pemasyarakatan. Pada Pasal 1 angka 8 Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, anak didik pemasyarakatan terdiri dari : a. Anak pidana yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 delapan belas tahun; b. Anak negara yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan pada negara untuk dididik dan ditempatkan di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 delapan belas tahun; c. Anak sipil yaitu anak yang atas permintaan orang tua atau walinya memperoleh penetapan pengadilan untuk dididik di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 delapan belas tahun. 10 Lembaga Pemasyarakatan, www.wikipedia.orgwikiLembaga_Pemasyarakatan akses 6 Juni 2015, 00:29 Universitas Sumatera Utara Sebenarnya, hukuman terbaik bagi anak dalam peradilan pidana bukan hukuman penjara, melainkan tindakan ganti rugi menurut tingkat keseriusan tindak pidananya. Tujuan dari hukum pidana anak adalah untuk menyembuhkan kembali keadaan kejiwaan anak yang telah terguncang akibat perbuatan pidana yang telah dilakukannya. Jadi tujuan pidana tidak semata-mata menghukum anak yang bersalah, akan tetapi membina dan menyadarkan kembali anak yang telah melakukan kekeliruan atau telah melakukan perbuatan menyimpang. 11 Anak yang telah dijatuhkan hukum pidana dan ditempatkan di LAPAS Anak, berhak memperoleh hak-haknya sesuai dengan hak asasi anak dalam peraturan-peraturan hukum di Indonesia. Baik anak sebagai korban maupun pelaku tindak pidana, khususnya dalam tulisan ini anak dalam tindak pidana penyalahgunaan narkotika. Oleh karena itu, penulis tertarik u ntuk meneliti bagaimana “Aspek hukum perlindungan terhadap anak didik pemasyarakatan dalam tindak pidana penyalahgunaan narkotika studi kasus di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Medan”.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

5 126 138

Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Tanjung Gusta Medan

5 92 134

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

1 45 92

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

1 1 26

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 2

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 11

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 1

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 43

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 9

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 1