b. Pengedaran narkotika;
Karena ketertarikan dengan sesuatu mata rantai peredaran narkotika, baik nasional maupun internasional
c. Jual beli narkotika;
Ini pada umumnya dilatarbelakangi oleh motivasi untuk mencari keuntungan materil, namun ada juga karena motivasi untuk kepuasan.
7. Lembaga Pemasyarakatan LAPAS
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan memuat pengertian pemasyarakatan sebagai berikut :
“Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan, dan cara
pembinaan yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana”.
Dari pengertian di atas, inti pemasyarakatan adalah pembinaan kepada
warga binaan pemasyarakatan supaya nantinya dapat kembali ke masyarakat dengan keadaan yang baik. Sebelumnya telah diuraikan bahwa anak didik
pemasyarakatan termasuk dalam lingkup warga binaan. Dalam pembinaan ini diperlukan suatu sistem yang dinamakan Sistem Pemasyarakatan.
Lembaga Pemasyarakatan pada umumnya sering disingkat dengan akronim LAPAS, yaitu merupakan tempat terpidana atau narapidana yang
menjalankan hukumannya baik hukuman penjara maupun kurungan. Lembaga Pemasyarakatan LAPAS dalam menjalanakan atau menerapkan sistem
pembinaannya, haruslah memperhatikan hak-hak yang melekat dalam diri warga binaan terutama dalam tulisan ini adalah anak didik pemasyarakatan.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 60 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak menegaskan, bahwa anak didik pemasyarakatan ditempatkan di LAPAS Anak
yang harus terpisah dengan orang dewasa. Hal ini untuk kepentingan anak, supaya tidak terpengaruh jika dicampur, sehingga perlembangan anak tidak menjadi gelap
bagi masa depannya. Anak yang ditempatkan di LAPAS Anak, berhak untuk memperoleh
pendidikan dan latihan baik formil maupun informil sesuai dengan bakat dan kemampuannya, serta memperoleh hak-hak lainnya
34
yang terdapat dalam UU Perlindungan Anak No. 35 Tahun 2014. Hak-hak anak harus tetap dijunjung
tinggi sehingga tidak adanya kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
G. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang jelas dan memuaskan mengenai pengaturan perlindungan anak dalam hukum positif di Indonesia serta bagaimana
perlindungan anak didik pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan, maka metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian juridis empiris atau lapangan field research dan juridis normatif atau
penelitian kepustakaan library research. Jenis penelitian juridis empiris atau lapangan ini menunjukkan peneliti untuk mendapatkan data primer
dan mengidentifikasi hukum sebagai perilaku yang mempola. Dimana
34
Nashriana, Op.Cit, hlm. 159
Universitas Sumatera Utara