K-ras yang dapat ditemukan pada setidaknya 50 penderita kanker kolon. Bresalier, 2003
Alel yang hilang pada kromosom 5q, 18q, dan 17p sering ditemukan pada kanker kolorektal. Bresalier, 2003
Perubahan gen APC pada kromosom ke 5 mengindikasikan adanya tanda awal perkembangan kanker. APC merupakan tumor suppressor gen yang nantinya akan
berikatan dengan β-catenin yang berada di nukleus dan akan mendegradasinya.
Hilangnya gen APC mengakibatkan terjadinya akumulasi β-catenin, dimana catenin
akan berikatan dengan faktor transkripsi dan menyebabkan pertumbuhan sel. Bresalier, 2003
Gen DCC yang ditemukan pada kromosom 18q sangat penting dalam progresifitas kanker kolorektal, karena hilangnya gen ini pada penderita kanker kolorektal berarti
berhubungan dengan prognosis yang buruk.Gen hMSH2 dan hMLH1 berperan dalam memperbaiki pasangan basa yang tidak sesuai selama replikasi DNA. Perubahan
pada gen ini mengakibatkan replikasi DNA terganggu, sehingga terjadi mutasi. Salah satunya adalah dengan mempengaruhi sekuens DNA yang berperan dalam
mempertahankan fungsi normal seluler, seperti reseptor TGF-b yang dapat mencegah terjadinya perkembangan tumor. Bresalier, 2003
2.4. Faktor Risiko
2.4.1. Usia
Karsinoma kolorektal umumnya merupakan penyakit yang menyerang kelompok usia yang lebih tua. 90 angka kejadian terjadi pada kelompok usia 50 tahun, dan
dengan puncak insidensi pada usia 70 tahun. Kelompok usia 50 tahun memiliki kemungkinan terkena kanker kolorektal pada usia 80 tahun sebanyak 5 dari
populasi, dan 2,5 meninggal karena kanker kolorektal. Meskipun risiko kanker kolorektal meningkat setelah usia 50 tahun pada populasi umum, kanker ini juga
dapat terjadi pada kelompok usia yang lebih muda, terutama yang memiliki riwayat penyakit yang sama. Bresalier, 2003
Patomekanisme usia dapat menyebabkan karsinoma kolorektal diduga antara lain adalah:
1. Mutasi DNA sel penyusun dinding kolon terakumulasi sejalan dengan bertambahnya umur Wallace, 2005
2. Penurunan fungsi sistem kekebalan dan bertambahnya asupan agen-agen karsinogenik. Best, 2012
2.4.2. Polip Adenomatosa
Umumnya kanker kolorektal disebabkan karena adanya polip adenomatosa. Ditemukannya lesi makroskopik yang terjadi karena epitel yang mengalami
displasia. Polip ini bisa saja melekat pada dinding kolon. Jenis yang paling sering ditemukan adalah adenoma tubulovili yang merupakan gabungan antara bentuk
tubular dan vili. Tubular adenoma memiliki karakteristik ditemukannya kelenjar adenoma bercabang yang kompleks. Adenoma vili memiliki kelenjar yang
memanjang dari permukaan hingga ke dasar polip. Seluruh adenoma memiliki epitel yang mengalami displasia merupakan neoplasma jinak yang memiliki potensi untuk
berubah menjadi ganas. Risiko berubahnya adenoma menjadi karsinoma bergantung pada ukuran polip dan karakteristik histologinya. Polip besar dengan banyaknya vili
lebih sering menjurus ke karsinoma. Polip adenomatosa berkaitan dengan adanya proliferasi sel yang abnormal. Pada kolon normal, sintesis DNA dan proliferasi
seluler terjadi hanya pada bagian bawah dan tengah kripta. Gangguan aktivitas proliferasi merupakan karakteristik adenoma dan merupakan tanda dari adanya
neoplasia. Abnormalitas ini kemungkinan terjadi karena adanya perubahan biokimia, contohnya pada protein kinase C, dan marker molekuler seperti APC dan mutasi
protoonkogen K-ras. Studi klinis menyatakan bahwa perkembangan kanker kolon terjadi selama bertahun tahun, dan perubahan adenoma menjadi karsinoma
membutuhkan kurun waktu sekitar 5 tahun. Bresalier, 2003
2.4.3. Riwayat keluarga