Pemeriksaan ini dapat menurunkan mortalitas dari kanker kolorektal sebanyak 70. Pemeriksaan sigmoideskopi dianjurkan setiap 5 tahun sekali pada
individu yang berusia di atas 50 tahun dan asimptomatik. Bresalier, 2003
2.6.2.3. Kolonoskopi
Beberapa test menyatakan bahwa penmeriksaan FOBT dan sigmoideskopi saja kemungkinan melewatkan neoplasma yang berada di proksimal kolon. Karena
itu dianjurkan melakukan pemeriksaan kolonoskopi dalam rentang waktu 10 tahun sekali. Bresalier, 2003
2.6.3. Metode skrining lainnya
Virtual colonoscopy menggunakan CT beresolusi tinggi, menghasilkan gambaran abdomen dan pelvis. Metode ini merupakan metode yang cepat dan aman,
tetapi memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah, terutama untuk polip berukuran 1cm. Bresalier, 2003
Test imunologi juga dapat mendeteksi antigen kanker, seperti deteksi mutasi protoonkogen K-ras di dalam tinja. Bresalier, 2003
2.7. Staging
Dua klasifikasi yang digunakan berdasarkan tumor primer dan metastasenya sistem TNM serta yang berdasarkan Dukes.
Tabel2.1.Klasifikasi berdasarkan sistem TNM
Stage Tumor Primer T Metastase
KGB N Metastase
Jauh M
Stage 0 Karsinoma in situ
N0 M0
Stage I Tumor menginvasi submukosa T1
atau muskularis propria T2. N0
M0
Stage II Tumor menginvasi muskularis T3
atau jaringan perirektal T4. N0
M0
Stage IIIA
T1-4 N1
M0
Stage IIIB
T1-4 N2-3
M0
Stage IV
T1-4 N1-3
M1
Tabel 2.2.Klasifikasi Dukes
Stage Charasteristics
Dukes Stage A Karsinoma in situ terbatas pada mukosa atau submukosa T1, N0, M0
Dukes Stage B Kanker meluas ke muskularis B1, masuk atau menembus
serosa B2 Dukes Stage C Kanker meluas ke KGB T1-4, N1, M0
Dukes Stage D Kanker telah bermetastase ke tempat yang jauh T1-4, N1-3, M1
Terdapat hubungan yang erat antara stadium dan angka bertahan hidup 5 tahun 5-year survival rate pada pasien kanker kolorektal. Untuk stadium I atau
Dukes A, 5-year survival rate setelah operasi reseksi mencapai 90. Untuk stadium II atau Dukes B, 5-year survival rate sekitar 70-85 setelah reseksi, dengan atau
tanpa terapi adjuvant terapi tambahan. Untuk stadium III atau Dukes C, 5-year survival rate adalah 30-60 setelah reseksi dan kemoterapi. Untuk stadium IV atau
Dukes D, 5-year survival rate sangat buruk kira-kira 5. Dragovich, 2013
2.8. Pengobatan
Satu-satunya terapi kuratif ialah dengan tindakan bedah. Sjamsuhidajat, 1997
2.8.1. Persiapan preoperatif
Operasi yang dilakukan pada kolon yang tak dipersiapkan mempunyai tingkat infeksi sekitar 40. Suatu pendekatan dikombinasikan dari pencucian mekanis dan
zat antibiotik telah dilaporkan untuk mengurangi tingkat infeksi hingga 9. Dengan penambahan antibiotic pelindung parenteral, tingkat infeksi dapat lebih dikurangi
hingga 5 atau kurang. Nugent, 2012 Dua hari sebelum pembedahan, pasien mulai suatu diet pembersihan cairan.
Sehari sebelum pembedahan, pasien diinstruksikan untuk mengambil satu galon Golytely untuk mencuci keseluruhan kolon. Mekanisme pembersihan kira-kira 3 jam
hingga sempurna. Penambahan suatu zat antibiotic yang diserap dengan aerobic dan anaerobic secara bersamaan dengan mantap mengurangi timbulnya infeksi. Nugent,
2012
2.8.2. Tindakan operasi
Reseksi tumor primer merupakan pilihan terapi yang paling sering dilakukan. Dilakukan reseksi luas pada segmen bowel. Garis tepi minimum untuk melakukan
reseksi tumor adalah 5 cm disetiap sisi. Bresalier, 2003
2.8.3. Kemoterapi adjuvan
Kemoterapi pada kanker kolorektal dapat dibedakan menjadi kemoterapi adjuvan dan kemoterapi advance. Terapi adjuvant bertujuan untuk membasmi
metastase mikroskopis pada pasien yang menjalani reseksi tapi memiliki risiko tinggi untuk kembalinya sel kanker, karena adanya metastasis dan prognosis yang buruk.
Kemoterapi adjuvan menggunakan 5-fluorouracil 5-FU dan levamisole dapat menurunkan kembalinya kanker hingga 40, juga dapat menurunkan angka
kematian hingga 33 setelah operasi pada pasien dengan stadium III dukes C. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kombinasi 5-FU dan leucovorin lebih baik
dibandingkan dengan kombinasi 5-FU dan levamisole. Bresalier, 2003
2.8.4. Kemoterapi advance
Kemoterapi advance pada kanker kolorektal biasanya berhubungan dengan angka harapan hidup yang rendah dan minimalnya perbaikan kondisi pasien.
Kombinasi fluorouracil dengan leucovorin dosis tinggi tetrahidrofolat lebih baik dibandingkan bila menggunakan fluorouracil saja. Responnya dapat meningkat
hingga 50. Bresalier, 2003
2.8.5. Radiasi
Terapi radiasi merupakan penanganan kanker dengan menggunakan x-ray berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terdapat dua cara pemberian terapi
radiasi, yaitu dengan eksternal radiasi dan internal radiasi. Pemilihan cara radiasi diberikan tergantung pada tipe dan stadium dari kanker. Ford, 2006
Eksternal radiasi external beam therapy merupakan penanganan dimana radiasi tingkat tinggi secara tepat diarahkan pada sel kanker. Sejak radiasi digunakan
untuk membunuh sel kanker, maka dibutuhkan pelindung khusus untuk melindungi jaringan yang sehat disekitarnya. Terapi radiasi tidak menyakitkan dan pemberian
radiasi hanya berlangsung beberapa menit. Ford, 2006 Radiasi internal brachytherapy, implant radiation menggunakan radiasi
yang diberikan ke dalam tubuh sedekat mungkin pada sel kanker. Substansi yang menghasilkan radiasi disebut radioisotop, bisa dimasukkan dengan cara oral,
parenteral, atau implant langsung pada tumor. Internal radiasi memberikan tingkat radiasi yang lebih tinggi dengan waktu yang relatif singkat bila dibandingkan dengan
eksternal radiasi, dan beberapa penanganan internal radiasi secara sementara menetap didalam tubuh Ford, 2006.
2.9. Prognosis
Prognosis pasien bergantung pada stadium tumor pada saat diagnosis. Stadium tumor berkaitan dengan derajat penetrasi dinding usus dan ada tidaknya
metastasis. Pasien dengan tumor yang berasal dari mukosa atau submukosa, Dukes A, atau T1
N0 M0 atau meluas melewati submukosa, tetapi masih berada pada dinding usus Dukes B1, atau T2 N0 M0 memiliki angka harapan hidup yang tinggi. Angka
harapan hidup menurun jika terdapat penetrasi dinding usus dukes B2, atau stadium II juga bila adanya metastasis ke kelenjar getah bening. Dukes C, atau stadium III.
Jumlah kelenjar getah bening yang terkena juga berpengaruh terhadap prognosis. Pasien yang memiliki satu hingga tiga kelenjar yang terkena memiliki angka harapan
hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelenjar getah bening yang terkena lebih dari 4. Metastasis jauh Dukes D, atau stadium IV berkaitan dengan prognosis
yang buruk, dengan harapan hidup selama 5 tahun hanya 5-10. Bresalier, 2003 Gejala klinis maupun histopatologi juga memiliki peran dalam menentukan
prognosis, walaupun tidak terlalu berpengaruh dibandingkan stadium patologis. Gejala klinis tertentu seperti adanya obstruksi, perforasi, terkena pada usia muda, dan
kadar CEA yang tinggi memiliki prognosis yang buruk. Bresalier, 2003
2.10. Pencegahan