2.6. Diagnosis
2.6.1. Pada pasien simptomatis
Ketika gejala klinis dari kanker kolorektal sudah didapati, seperti anemia, hematokezia, nyeri abdomen, dan berat badan yang menurun, evaluasi diagnostik
bisa ditegakkan dengan endoskopi maupun radiograf. Ditemukannya darah pada tinja meningkatkan kemungkinan adanya neoplasia. Bresalier, 2003
2.6.1.1. Kolonoskopi
Kolonoskopi merupakan tindakan yang paling akurat untuk mengevaluasi mukosa, juga dalam melakukan biopsi lesi yang mencurigakan. Kolonoskop
merupakan serat optik fleksibel yang dapat mengikuti bentuk kolon. Rekaman video pada kolonoskopi memungkinkan tersedianya catatan pasien yang permanen. Dengan
kolonoskopi pemeriksaan kolon hingga sekum dapat dilakukan hingga 95, meskipun adanya komplikasi berupa perdarahan pada 0,5 pasien. Akurasi
diagnostik ini mencapai 90-95 dalam mendeteksi adanya lesi polipoid. Kolonoskopi 12 lebih akurat dibandingkan barium enema kontras udara, terutama
dalam mendeteksi lesi kecil seperti adenoma. Kolonoskopi memang memiliki keakuratan yang tinggi, tetapi berbanding lurus dengan keakuratannya, pemeriksaan
kolonoskopi memerlukan biaya yang cukup tinggi. Bresalier, 2003
2.6.1.2. Barium Enema kontras udara
Barium enema kontras udara merupakan alternatif dari kolonoskopi, tapi sering tidak bisa mendeteksi adanya lesi-lesi kecil. Tetapi jika kolonoskopi tidak
tersedia, atau pasien menolak melakukan kolonoskopi, pemeriksaan ini dapat dianjurkan.Pemeriksaan ini cukup akurat dalam mendeteksi karsinoma dan adenoma
yang besar. Bresalier, 2003
2.6.1.3. Carcinoembryonic Antigen
CEA merupakan bimarker bagi karsinoma kolon. Peningkatan kadar CEA dalam darah dapat membantu manajemen klinis dari kanker kolorektal. Akan tetapi
peningkatan CEA tidak hanya disebabkan oleh kanker kolon, penyakit hepatik dan
pankreas atau kanker primer dari tempat lain juga dapat meningkatkan CEA. Carcinoembryonic antigen berkorelasi dengan volume tumor, respons terapi anti
tumor, dan berhubungan dengan sisa tumor setelah reseksi. Kadar CEA akan menurun menjadi normal dalam 4—8 minggu setelah reseksi kuratif. Rekurensi
tumor post operasi masih ada kemungkinan meskipun kadar CEA normal Bresalier, 2003
2.6.1.4. Biopsi
Konfirmasi adanya malignansi dengan pemeriksaan biopsi sangat penting. Jika terdapat sebuah obstruksi sehingga tidak memungkinkan dilakukannya biopsi
maka sikat sitologi akan sangat berguna Albert dan Goldberg, 2009
2.6.2. Skrining pada pasien asimptomatik