Kerangka Penelitian

3. Kerangka Penelitian

Pada umumnya semua umat beragama meyakini ajaran agama yang dipeluknya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi masalah kehidupan yang paling sering timbul meliputi masalah SARA dan masalah kerukunan antar umat beragama di kehidupan masyarakat kota Mataram merupakan masalah yang sangat peka/sensitif bahkan merupakan masalah yang paling peka di antara masalah sosial-budaya lainnya. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kerukunan antar umat beragama di kota Mataram sangat banyak, dalam penelitian ini dibatasi pada tiga faktor sebagai berikut a) Budaya Organisasi, b) Komunikasi Organisasi, c) Lingkungan Sosial Masyarakat.

Dari tiga faktor tersebut penelitian ingin mengetahui Pengaruh langsung antara Budaya Organisasi dengan Tingkat Kerukunan Antar Umata Beragama di Kota Mataram, Pengaruh langsung Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kerukunan Antar Umata Beragama di Kota Mataram, Pengaruh langsung Lingkungan Sosial Masyarakat dengan Tingkat Kerukunan Antar Umata Beragama di kota Mataram, pengaruh langsunga Budaya Organisasi dengan Lingkungan Sosial Masyarakat di Kota Mataram, Pengaruh langsung Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Sosial Masyarakat di Kota Mataram, secara bersama-sama Pengaruh antara Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi terhadap Lingkungan Sosia masyarakat di kota Mataram, secara bersama-sama Pengaruh antara Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi dan Lingkungan Sosial Masyarakat terhadap Tingkat Kerukunan Antar Umata Beragama di Mataram, pengaruh tidak langsung antara Budaya Organisasi terhadap tingkat kerukunan antar umat beragama di kota Mataram melalui Lingkungan Sosial Masyarakat masyarakat dan pengaruh tidak langsung antara Komunikasi organisasi terhadap tingkat kerukunan antar umat beragama di kota Mataram melalui lingkungan nsosial masyarakat. Dari paparan diatas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2. Kerangka Penelitian Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi, dan Lingkungan Sosial Masyarakat terhadap tingkat kerukunan antar Umat Beragama di Kota Mataram.

3. Hipotesis Penelitian

Dari rumusan masalah diatas dapat dibuat hipotesisnya sebagai berikut :

  1. Bahwa terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara budaya organisasi terhadap tingkat kerukunan antar umat beragama di Kota Mataram

  2. Bahwa terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara Komunikasi Organisasi terhadap tingkat kerukunan antar umat beragama di Kota Mataram

  3. Bahwa terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara Lingkungan Sosial Masyarakat terhadap tingkat kerukunan antar umat beragama di Kota Mataram

  4. Bahwa terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara budaya organisasi terhadap Lingkungan Sosial Masyarakat masyarakat di kota Mataram

  5. Bahwa terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara Komunikasi organisasi terhadap Lingkungan Sosial Masyarakat masyarakat di kota Mataram

  6. Bahwa terdapat pengaruh langsung secara simultan signifikan antara Budaya organisasi dan Komunikasi Organisasi terhadap tingkat kerukunan antar umat beragaman di kota Mataram

  7. Bahwa terdapat pengaruh langsung secara simultan signifikan antara Budaya organisasi dan Komunikasi Organisasi terhadap Lingkungan Sosial Masyarakat Masyarakat di kota Mataram

  8. Bahwa terdapat pengaruh langsung secara simultan signifikan antara Budaya organisasi dan Komunikasi Organisasi dan Lingkungan Sosial Masyarakat terhadap tingkat kerukunan antar umat beragaman di kota Mataram

  9. Bahwa terdapat pengaruh tidak langsung dan signifikan antara Budaya Organisasi terhadap tingkat kerukunan antar umat beragaman di kota Mataram melalui Lingkungan Sosial Masyarakat masyarakat di kota mataram

  10. Bahwa terdapat pengaruh tidak langsung dan signifikan antara Komunikasi Organisasi terhadap tingkat kerukunan antar umat beragaman di kota Mataram melalui Lingkungan Sosial Masyarakat masyarakat di kota Mataram

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Secara umum dikenal adanya dua pendekatan (rencana) dalam penelitian, yaitu rencana kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif dikenal pula dua jenis rancangan yaitu eksperimen dan noneksperimen (Asmadi Alsa, 2007: 85). Termasuk dalam rancangan noneksperimen adalah penelitian korelasional, yaitu satu penelitian yang berupaya untuk melihat Pengaruh/Pengaruh antara dua variabel atau lebih.

Penelitian yang dilaksanakan tergolong penelitian korelasional, karena penelitian ini bermaksud mengetahui Pengaruh langsung antara Budaya Organisasi dengan Tingkat Kerukunan Antar Umata Beragama di Kota Mataram, Pengaruh langsung Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kerukunan Antar Umata Beragama di Kota Mataram, Pengaruh langsung Lingkungan Sosial Masyarakat dengan Tingkat Kerukunan Antar Umata Beragama di kota Mataram, pengaruh langsunga Budaya Organisasi dengan Lingkungan Sosial Masyarakat di Kota Mataram, Pengaruh langsung Komunikasi Organisasi dengan Lingkungan Sosial Masyarakat di Kota Mataram, secara bersama-sama Pengaruh antara Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi terhadap Lingkungan Sosia masyarakat di kota Mataram, secara bersama-sama Pengaruh antara Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi dan Lingkungan Sosial Masyarakat terhadap Tingkat Kerukunan Antar Umata Beragama di Mataram, pengaruh tidak langsung antara Budaya Organisasi terhadap tingkat kerukunan antar umat beragama di kota Mataram melalui Lingkungan Sosial Masyarakat masyarakat dan pengaruh tidak langsung antara Komunikasi organisasi terhadap tingkat kerukunan antar umat beragama di kota Mataram melalui lingkungan nsosial masyarakat. Penelitian ini juga termasuk penelitian expost-facto, karena variabel-variabel yang diteliti telah terjadi apa adanya tanpa dimanipulasi dan tidak diadakan perlakuan.

Budaya organisasi mempunyai kaitan dan peran terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Yang bisa dikatakan merupakan seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma-norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Budaya organisasi yang positif dan kuat akan berdampak terhadap tingkat kerukunan antar beragama yang ada akan semakin membaik. karena akan berdampak pula terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat yang berhubungan dengan SARA akan mengalami pengurangan. Maka bisa dikatakan bahwa Budaya organisasi berpengaruh terhadap tingkat kerukunan antara umat bergama yang ada di kota Mataram dan kehidupan di Lingkungan Sosial Masyarakat masyarakat di kota Mataram

Semua orang akan melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas Komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan untuk membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas organisasi. Bisa dikatakan bahwa semua permasalahan yang ada didalam kehidupan masyarakat seperti misalkan masalah SARA yang sering terjadi selama ini bisa diatasi apabila masyarakat satu dengan masyarakat yang lain yang memiliki banyak perbedaan sering melakukan komunikasi, baik itu komunikasi formal yang ada di kehidupan organisasi maupun komunikasi non formal dalam kehidupan Lingkungan Sosial Masyarakat masyarakat, karena dengan seringnya kita berkomunikasi antara sesama umat bergama satu dengan yang lain akan menumukan suatu kesepakatan, toleransi, dan kerja sama antar umat beragama, permasalahan yang ada di kehidupan beragama akan mengalami pengurangan. Maka dari itu komunikasi organisasi dapat dikatakan berpengaruh terhadap tingkat kerukunan antar umat bergama di kota Mataram dan kehidupan di Lingkungan Sosial Masyarakat masyarakat di kota Mataram.

Lingkungan Sosial Masyarakat dan Dinamika Populasi Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara masing-masing individu; antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Melihat interaksi manusia dapat dilihat dalam dua tingkat (kacamata), yaitu tingkat hayati dan tingkat sosial atau budaya. Interaksi sosial tidak akan terjadi bila tidak memenuhi dua syarat, yaitu: (1) Adanya kontak sosial (social-contact); (2) adanya komunikasi (communications). Dan menurut ahli-ahli sosial bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (co-operation), persaingan (competition), pertentangan atau pertikaian (conflict), dan dapat juga berbentuk akomodasi (accommodation). proses interaksi manusia adalah kompetisi. Kompetisi itu pada hakekatnya berlangsung dengan proses kerjasama yang spontan dan tidak berencana. Bahwa Lingkungan Sosial Masyarakat dengan tingkat interaksi sosial yang baik akan berdampak terhadap tingkat kerukunan antar umat beragama akan semakin baik, karena ini disebabkan oleh adanya toleransi, hormat-menghormati, kerjasama dan komunikasi antara penganut agama satu dengan penganut agama lain, maka permasalahan-permasalahn yang mengenai keagamaan akan mengalami pengurangan. Dengan kata lain bahwa Lingkungan Sosial Masyarakat masyarakat berpengaruh terhadap tingkat kerukunan antar umat bergama di kota Mataram.

Demikian juga secara bersama-sama antara Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi, dan Lingkungan Sosial Masyarakati memiliki Pengaruh yang positif dan signifikan dengan tingkat kerukunan antar umat beragama di Kota Mataram, artinya bila bersama-sama antara Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi, dan Lingkungan Sosial Masyarakati dijalankan dengan baik maka berdampak terhadap tingkat kerukunan yang dimiliki oleh setiap penganut agama akan semakin kuat dan begitu sebaliknya.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Mataram merupakan ibu kota Propinsi Nusa Tenggara Barat, sekaligus ibukota Pemerintah Kota Mataram yang terdiri dari enam kecamatan, yaitu kecamatan Ampenan, kecamatan Sekarbela, kecamatan Mataram, kecamatan selaparang, kecamatan Cakranegara, dan kecamatan Sandubaya serta memiliki 50 kelurahan dengan luas wilayah 61,30 Km2, jumlah penduduk 482.810 jiwa (Mataram dalam angkat : 2013 ; 200). Secara emperik teramati Pengaruh secara vertikal dan horisontal antara masyarakat khususnya masyarakat yang berumat agama Hindu dalam upaya mengurangi terjadinya perilaku-Tingkat Kerukunan Antar Umat Beragamayang ada selama ini, Budaya Organisasi yang didasarkan atas norma/nilai-nilai yang menjadi pegangan bagi setiap masyarakat dalam berperilaku dan berPengaruh satu sama yang lain, sehingga kota mataram dapat menyediakan data dan informasi untuk kepentingan penelitian yang dilakukan sesuai dengan masalah atau hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Menurut Hadi (2006 : 89 ) bahwa populasi diartikan sebagai “Jumlah keseluruhan Unit Analisis yang ciri–cirinya akan diduga”. Dalam penelitian ini sebagai populasi adalah Masyarakat di Kota Mataram, yang berjumlah 406.910 jiwa orang (Mataram dalam angka: 2012 ; 96).

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian kecil dari populasi. Hadi (2002) untuk mengambil besarnya anggota sampel tidak ada ketentuan pasti, kalau populasinya terbatas cendrung diambil semua, dan sebaliknya sampel yang agak besar diambil antara 5 s/d 10 % (Sugiyono, 2010: 71). Dalam penelitian ini besarnya sampel penelitian diambil 10 % sehingga besarnya anggota sampel adalah 270 orang.

3.4 Sumber Data

Sumber data secara umum ada dua macam yaitu sumber primer dan sekunder ( Supranto, 2003 : 67). Dari jenis data ada dua macam yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini dari ketiga data yang diproleh adalah data kuantitatif dari sumber primer, yaitu data yang langsung diambil dari responden (sumber pertama) dengan penyebaran angket, kemudian ditabulasi untuk memperoleh data yang sebenarnya. Dalam penelitian ini mempergunakan masyarakat di kota Mataram.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Identifikasi Variabel

Dalam Penelitian ini ada tiga variabel yang diteliti yaitu variabel Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi dan Lingkungan Sosial Masyarakat sebagai variabel bebas. Tingkat Kerukunan Antar Umata Beragama di Kota Mataram sebagai variabel terikat.

3.5.2 Definisi Operasional Variabel

3.5.2.1 Budaya Organisasi.

Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma-norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Adapun indikatornya : komitmen, kemampuan, konsistensi dan kohesi.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Pengaruh Proce To Book Value,Likuiditas Saham dan Inflasi Terhadap Return Saham syariah Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014

7 68 100

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung : (studi deksriptif mengenai perilaku komunikasi para pengguna media sosial path di kalangan mahasiswa UNIKOM Kota Bandung)

9 116 145