Orang yang diperbolehkan mengangkat anak dalam hukum adat. Anak yang dapat diangkat menjadi anak angkat dalam hukum adat.

4. Orang yang diperbolehkan mengangkat anak dalam hukum adat.

Dalam hukum adat tidak ada ketetuan yang tegas tentang siapa saja yang boleh melakukan pengangkatan anak dan batas usianya. Kepatutan batas usia seorang yang boleh diangkat dan yang tidak patut diangkat, anatar daerah yang satu dengan yang lainnya berbeda. Di Banjarmasin, perbedaan usia antara anak angkat dengan orang tua angkat dipandang patut jika ada selisish 15 lima belas tahun. 63 Pengangkatan anak secara adat dipandang telah terjadi, yurisprudensi Mahkamah Agung menyatakan bahwa, menurut hukum adat di daerah Jawa Barat, seseorang dianggap sebagai anak angkat bila telah diurus, dihitan, disekolahkan, dikawinkan, oleh orang tua angkatnya. 64

5. Anak yang dapat diangkat menjadi anak angkat dalam hukum adat.

Berkenaan dengan siapa saja yang dapat diangkat menjadi anak angkat, umumnya dlam masyarakat Hukum Adat Indonesia tidak membeda- bedakan apakah anak laki-laki atau perempuan , kecuali di beberapa daerah kecamatan Luuwidamar, Kupang, Alor, dan Lampung Peminggiran Kecamatan Kedondong di sini anak perempuan tidak dapat dijadikan anak angkat, oleh karena masyarakatnya menganut sistem garis keturunan laki- laki, Dalam hal usia, di Kematan Garut yang dijadikan anak angkat adalah dibawah umur 15 lima belas tahun dan dapat pula di atas 15 lima belas tahun, asalkan belum kawin. Di daerah Parindu Kalimantan Barat, seorang 63 Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan dari Tiga Sistem Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 1999, hal.42. 64 Mahkamah Agung, Yuriprudensi Nomor: 1074 KPdt.1995, tanggal 18 Maret 1996. anak mulai dapat diangkat sebagai anak angkat biasanya setelah anak lepas dari susuan ibunya. 65 Di Sambas Kalimantan Barat tidak menentukan batas usia , melainkan faktor kepantasan yang harus diperhatikan, yaitu umur anak yang akan diangkat dan orang tua yang mengangkat harus mempunyai perbedaan yang sesuai sebagai anak dan orang tuanya sendiri. Lain halnya dengan lingkungan masyarakat Melayu di daerah Pontianak, biasanya yang dijadikan anak angkat adalah anak yang baru berumur 40 empat puluh hari dan paling tua 5 lima tahun. Beberapa daerah di Irian Barat ada juga anak yang sudah dewasa atau besar yang dijadikan anak angkat karena ia berjasa. Di salah satu daerah di Kabupaten Aceh Tengah terdapat juga orang dewasa, bahkan sudah kawin diambil sebagai anak angkat, asal umurnya tidak lebih dari 20 dua puluh tahun dan lebih muda dari orang tua yang mengangkatnya. 66 Umumnya di Jawa, sulawesi dan beberapa daerah lainnya, keponakan sering diangkat menjadi anak angkat, Pengangkatan anak dari kalangan keponakan itu sesungguhnya merupakan pergeseran hubungan kekeluargaan dalam pengertian yang luas dalam lingkungan keluarga. Lazimnya mengangkat keponakan ini tanpa disertai dengan pembayaran uang atau penyerahan sesuatu barang kepada orang tua kandungnya. Bahkan pada masyarakat Banjar Kalimantan selatan pengangkatan anak semacam ini sering terjadi tanpa suatu acara apapun.

6. Kedudukan anak angkat dalam hukum adat.