b.  Pertumbuhan KPR yang terlalu tinggi juga dapat mendorong peningkatan harga aset properti yang tidak mencerminkan harga sebenarnya bubble
sehingga dapat  meningkatkan risiko kredit bagi bank bank dengan eksposur kredit properti yang besar.
c.  Untuk menjaga perekonomian yang produktif dan mampu menghadapi tantangan sektor keuangan di masa yang akan datang, perlu adanya
kebijakan yang dapat memperkuat ketahanan  sektor keuangan untuk meminimalisir sumber sumber kerawanan yang dapat timbul, termasuk
pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah  dan Kredit kendaraan bermotor yang berlebihan. Dan kebijakan yang dimaksudkan adalah melalui
penetapan besaran Loan to value  LTV untuk KPR dan Down Payment untuk Kredit kendaraan bermotor.
2.1.2.2. Perbandingan Penerapan Loan to Value di Berbagai Negara
Sebelum dikeluarkannya Surat Edaran Bank Indonesia No. 14 10 DPNP , di Indonesia belum pernah ada ketetapan yang mengatur secara jelas mengenai
batasan batasan dalam kebijakan Loan to Value  ataupun  Down Payment. Sebelumnya memang telah ada peraturan Bank Indonesia yang mengatur prinsip
prinsip pemberian kredit yang sehat. Namun peraturan yang disusun lewat Pedoman Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank PPKPB ini tidak secara
spesifik mengatur tingkat Loan to Value  atau tingkat Down Payment. Namun kebijakan  Loan to value  ini bukan kebijakan yang baru digunakan di Indonesia.
Sebelumnya beberapa negara di  dunia  telah diterapkan kebijakan yang sama walaupun harus tetap dipertimbangkan besarnya angka Loan to value  di negara
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Besar kecilnya angka Loan to value di setiap negara akan berbeda beda disesuaikan dengan karakteristik masalah yang dihadapi oleh masing masing
negara.Berikut ini ditampilkan beberapa negara yang pernah menetapkan kebijakan yang sama di negara masing masing dengan batasan nilai Loan to Value
yang berbeda beda.
Tabel 2.1. Perbandingan Penerapan LTV di Berbagai Negara Negara
LTV
Thailand Max 90 untuk pembelian apartemen seharga  Rp.2,8 M Unit
Max 95 untuk pembelian rumah lainnya tidak berlaku bagi Pegawai negeri atau pegawai BUMN karna
resiko kredit dianggap lebih rendah China
LTV properti 1: 70 , LTV properti 2: 50 sedangkan pembelian properti 3 dilarang
India Maksimal 80  untuk housing loans
Malaysia Maksimal 70  untuk pembelian properti ke 3
Hongkong Max 60  untuk Luxury properti senilai di atas HK12 juta
Max 70  untuk properti di bawah HK12 juta dengan maksimum property value sebesar HK 7.2 juta
Korea Antara 40-50 tergantung daerah properti yang mengalami
excessive growth Philipina
Maximal 60  untuk kredit real estate
Sumber : Kajian Stabilitas Keuangan No19, Edisi September 2012 Singapura
Maximal 90  untuk housing loans Australia
Max 80 . Kalau diatas 80 perlu ada mortage insurance Canada
Max 75  untuk housing loans Jerman
Max 60  untuk mortage bonds Spanyol
Max 80  untuk housing loans Prancis
Max 80  untuk housing loans Belanda
Max 90  untuk housing loans Finlandia
Max 75 , untuk mortage bonds sebesar 60
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.3 Hasil yang Diharapkan dari Kebijakan Loan to Value