PERKEMBANGAN KANTOR URUSANIPERWAKILAN AGAMA PROPINSI JAWA TENGAH PERIODE DRS. H.A. ZAINI ACHMAD ZYIS (1973 - 1978)

BAB XI PERKEMBANGAN KANTOR URUSANIPERWAKILAN AGAMA PROPINSI JAWA TENGAH PERIODE DRS. H.A. ZAINI ACHMAD ZYIS (1973 - 1978)

Pada periode Drs. H. A. Zaini Achmad Zyis terjadi perubahan struktur organisasi dan tata kerja instansi Departemen Agama di daerah, yaitu dari Perwakilan Departemen Agama menjadi Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi. Keputusan Menteri Agama Nomor 53 Tahun 1971 tentang Struktur Organisasi dan Tata kerja Departemen Agama, diganti dengan KMA Nomor 36 Tahun 1972 dan kemudian diganti lagi dengan KMA Nomor 18 Tahun 1975. Dengan demikian Drs.

H. A. Zaini Achmad Zyis menjabat Kepala Perwakilan Departemen Agama dan kemudian menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi menggantikan Letkol CKU. H. Soedadi S. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1975, tentang Struktur dan Tata Kerja Departemen Agama, pada BAB XI pasal 649, 650, dan 654, Tug as Pokok fungsi, dan Struktur Organisasi Kantor Wilayah Departemen Agama adalah sebagai berikut : Kantor Wilayah Departemen Agama di Propinsi mempunyai tugas menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang Agama di Propinsi yang bersangkutan sesuai dengan kebijaksanaan Menteri Agama. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi mempunyai fungsi: Merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan di bidang Agama kepada masyarakat. Membina penyelenggaraan pemberian bimbingan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang bimbingan masyarakat Islam, bimbingan masyarakat (Kristen) Protestan, bimbingan masyarakat Katholik, bimbingan masyarakat Hindu dan Budha dan di Bidang urusan haji. Mempersiapkan dan menyajikan informasi yang menyangkut pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Departemen Agama di Propinsi kepada Menteri Agama. Memelihara hubungan yang serasi antara kantor Wilayah Departemen Agama dengan semua instansi vertikal Departemen Agama di Propinsi yang bersangkutan. Memelihara hubungan yang serasi antara Kantor Wilayah dengan Pemerintah Daerah. Sebagai wakil Departemen Agama di Propinsi yang bersangkutan dan menjadi saluran hubungan Departemen Agama dengan Gubernur/Kepala Daerah/Propinsi yang bersangkutan. Propinsi Jawa Tengah memiliki susunan organisasi sebagai berikut Bidang Urusan Agama Islam; Bidang Pendidikan Agama Islam; Bidang Penerangan Agama Islam; Pembimbing Masyarakat (Kristen) Protestantan Pembimbing Masyarakat Katholik; Pembimbing Masyarakat Hindu dan Budha; Pembimbing Urusan Haji.

Drs.H. Z.A. Syis, sebagai Ka Kanwil menekankan kebijaksanaan sebagai berikut : Sebagai karyawan Departemen Agama adalah mempunyai tugas da'wah yang oleh Bapak Gubernur pada ulang tahun Depag ke XXX disebutkan bahwa. da'wah sebenarnya adalah merubah keadaan yang tidak baik menjadi baik, dan yang baik menjadi lebih baik. Jadi apabila Saudara memperbaiki administrasi kantor, itu namanya da'wah.

Kalau Saudara mendidik karyawan atau murid di sekolah agar menjadi lebih cakap, itu namanya da'wah. Jadi semua hal yang berupa peningkatan situasi dari keadaannya semula ke arah yang lebih baik maka usaha itu termasuk da'wah. Dan kita wajib mensukseskan da'wah itu, dengan menghindari semua hal yang dapat merintangi atau membatasi hasil da'wah kita. Ini ada hubungannya dengan pembinaan sikap politik karyawan. Bila ada karyawan yang umpamanya memasuki salah satu partai politik, sadar atau tidak sesungguhnya ia sudah membatasi lingkungan atau lingkup daerah da'wahnya. Karena itu dia telah membawa bendera salah satu partai, maka ia tidak akan diterima untuk berda'wah menyampaikan ilmu agama di kalangan yang berbendera lain. Maka da'wah yang ia lakukan namanya kurang sukses. Karena itu maka, saya tekankan lagi bahwa satu –satunya jalan untuk menghindari hal tersebut, kita harus tetap pada garis dan pedoman yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu tetap dalam satu kesatuan dan satu barisan KORPRI, Korp Pegawai Negeri Republik Indonesia yan notabene adalah termasuk anggota dari keluarga besar Golongan Karya atau GOLKAR. Jadi tidaklah logis apabila seorang pegawai tak mau berpegang pada pedoman yang saya sebutkan tadi. Tugas kita lagi adalah menyukseskan semua program pemerintah. Baik yang berupa PELITA maupun yang bersifat rutin. Termasuk di dalamnya, dan ini teramat penting, adalah program pemerintah yang akan dilaksanakan kelak pada tahun 1977, yaitu pemilihan umum. Kita sebagai aparat negara wajib mensukseskannya. Lantas masalahnya sekarang, apakah yang dimaksud dengan pemilihan umum sukses itu ? Pengertian ang harus dimiliki oleh setiap karyawan pemerintah, setiap pejabat Negara tentang pemilihan umum yang sukses adalah apabila hasil embangunan nasional yang sudah kita mulai dan sedang kita lakukan oersama sekarang ini. Untuk itu maka satu-satunya jalan adalah kita, tetap memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam KORPRI.

Untuk bisa mensukseskan tugas-tugas kita bersama, maka tubuh kita narus sehat. Pengalaman kita bersama telah menunjukkan bahwa terkoyak=koyak dari dalam. Mengapa demikian ? Tak lain adalah karena sebagian dari karyawannya masuk menjadi anggota partai ini, sedang

sebagian yang lain masuk dalam partai itu. Maka terjadilah semacam pertentangan ideologi dari dafam tubuh Departemen Agama. Terjadifah perebutan kursi. Karena bila kita ingin terhindar dari hal-hal semacam itu, dan ingin bekerja dengan balk maka segala penyakit dari dalam tubuh kita itu harus kits singkirkan jauh-jauh. Departemen Agama harus diselamatkan dan tubuhnya harus disehatkan benar-benar. Tak ada lagi pertentangan didalamnya dan persatuan antar karyawannya terjamin. Karena itu satusatunya jalan adalah memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam tubuh Departemen Agama. Ini bisa dilaksanakan apabila kita semua tetap berpegang pada satu pedoman, satu langkah dan satu tujuan dalam KORPRI yang

notabene masuk dalam barisan keluarga besar GOLKAR. 2 PERWANIDA PROPINSI JAWA TENGAH

Pada tahun 1965, berdirilah IKDAMA (Ikatan Isteri Karyawan dan Karyawati Departemen Agama). Berdasarkan hasil Mubes i yang diadakan pada tanggal 4 s/d 10 Nopember 1967 di Jakarta, IKDAMA diganti menjad PERWANIDA, berdasarkan Surat Keputusan Nomor 11 Tahun 1976 Pengurus Pusat PERWANIDA telah menetapkan Pada tahun 1965, berdirilah IKDAMA (Ikatan Isteri Karyawan dan Karyawati Departemen Agama). Berdasarkan hasil Mubes i yang diadakan pada tanggal 4 s/d 10 Nopember 1967 di Jakarta, IKDAMA diganti menjad PERWANIDA, berdasarkan Surat Keputusan Nomor 11 Tahun 1976 Pengurus Pusat PERWANIDA telah menetapkan

Sebagai isteri pendamping suami. Sebagai ibu pendidik putra-putrinya. Sebagai anggota masyarakat. Adapun PERWANIDA Wilayah Jawah Tengah dan wilayah Tingkat II seJawa Tengah telah terbentuk. Sebagai Ketua Wilayah PERWANIDA se-Jawa Tengah adalah Ibu Z.A. Syis dengan prestasi yang menonjol adalah dibelinya tanah PERWANIDA di JI. Ronggolawe Semarang dan dibangunnya Gedung PERWANIDA, yang sekarang digunakan sebagai Taman Pendidikan AI Qur'ar yang dirintis oleh Ibu Hj. Ali Muachor selaku Ketua Dharma Wanita Kantcor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah periode 1991 -1994. UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1975.

Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 3 tahun 1975 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 1976 tentang keanggotaan pegawai negeri sipil dalam Partai Politik atau Golongan Karya, Ka Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah berusaha menggerakkan segenap jajaran aparatur Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah untuk mematuhi tugas dengan berdasarkan bahwa pegawai negeri sipil adalah unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi msyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah serta pembangunan.

KMA Nomor 47 Tahun 1972 mencabut KMA Nomor 3 Tahun 1965 dan membentuk KORPRI Unit Departemen Agama, sebagai satu-satunya wadah untuk menghimpun dan membina seluruh pegawai di lingkungan Departemen Agama.

PMA Nomor 3 Tahun 1973 merupakan perubahan PMA Nomor 1 Tahun 1971 tentang struktur dan tugas/kewajiban BKM, baik Propinsi maupun Kabupaten, yang di Jawa Tengah telah dikembangkan.

Anggota MPH tahun 1972 dari Jawa Tengah sesuai KMA Nomor 45 Tah un 1972 adalah : Solichin Abdullah, Irsyad Muchson. Drs. A. Sobendi dan K. R. Damanhuri. Sedang jumlah jamaah haji Propinsi Jawa Tengah untuk tahun 1975 adalah sebanyak 3.752 orang dengan rincian

Jamaah Haji Laut

: 433 orang

Jamaah Haji Udara

: 3.319 orang

Berdasarkan Instruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor EK.23/1978 tanggal 30 Agustus 1978, yaitu menganjurkan penduduk yang akan menikah di Kabupaten Daerah Tingkat ll masing-masing menyetorkan 2 (dua) buah bibit kelapa secara sukarela dan bibit kelapa tersebut dikumpulkan di Kantor Kecamatan yang bersangkutan dan penyebaran penanaman bibit kelapa akan diatur oleh Dinas Perkebunan setempat. Berdasarkan petunjuk dari Bapak Presiden tanggal 3 April 1978 tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa termasuk bidang kebudayaan, maka lahirlah Instruksi Menteri Agama Nomor 4 Tahun 1978 dan Instruksi Menteri Agama Nomor 14 Tahun 1978, Departemen Agama tidak mengurusi persoalan-persoalan aliran kepercayaan yang bukan merupakan agama. Perkawinan orang Islam di KUA dan non Islam di Kantor Catatan Sipil sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 44 Tahun 1978 dan Instruksi Menteri

Agama Nomor 9 Tahun 1978 tentang pembebasan ijin dakwah dan Kuliah subuh. Memantapkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dengan meningkatkan BP4.