PERKEMBANGAN KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI JAWA TENGAH PERIODE H. WARDJONO (1978 -1985)
BAB XII PERKEMBANGAN KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI JAWA TENGAH PERIODE H. WARDJONO (1978 -1985)
Dengan mengambil tempat di Gedung Wisma Pancasila Simpanglima Semarang, pada tanggal 27 Januari 1979, telah dilakukan upacara pelantikan dan serah terima jabatan Kepala Kantor Wilayah Departernen Agama Propinsi Jawa Tengah. Bertindak ebagai Inspektur upacara adalah Menteri Agama RI, H. Alamsyah Ratu Prawiranegara, sedangkan Letkol (Inf) H. Wardjono bertindak sebagai yang dilantik sebagai Ka Kanwil menggantikanDrs.H.Z.A.Syis yang oleh kebutuhan Departemen Agama diangkat sebagai Direktur Pembinaan PerguruanAgama Islam. Drs. H. Z. A. Syis beserta isteri berfoto bersama Letkol (Inf) H. Wardjono yang; juga bersama isteri usia pelantikan dan serah terima jabatan Ka Kanwil Hadir dalam pelantikan tersebut diantaranya Buya HAMKA, Sekjen Depag H. Kafrawi, MA, beberapa Dirjen, Direktur dan Ka Biro Depag, Gubernur Supardjo Rustam, para Ka Kandepag se-Jawa Tengah dan pimpinan Perwanida Wilayah dan Cabang. Dalam kesempatan itu juga dilantik Ibu Wardjono sebagai Ketua Perwanida Wilayah Jateng menggantikan Ibu Z.A. Syis. Pada tahun 1979 tepatnya tanggal 7 -14 Juli 1979 Propinsi Jawa; Tengah mendapat kepercayaan sebagai penyelenggara MTQ Nasional ke XI yang pelaksanaannya dipusatkan di Lapangan Simpanglima Semarang, persisnya di Gedung Olahraga Jawa Tengah (sekarang Citraland), di sebelah timur Wisma Pancasila (sekarang Matahari Plaza), sebelah barat Masjid Raya Baiturrahman, agak jauh ke selatan Gedung Gajahmada kompleks Kantor Gubernuran, barat ke selatan STP Pembangunan.
Acara berjalan lancar dan sukses. Sebagai monumental adalah adanya Islamic Centre di Manyaran, Semarang Barat seluas 5 Ha yang keberadaannya dengan ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bapak Menteri Agama Alamsyah Ratu Perwiranegara
Pembukaan MTQ Nasional cukup mendapat
perhatian dari segenap lapisan masyarakat Berdasarkan KMA Nomor 11 Tahun 1979 tentang Pengukuhan Surat Gubernur KDH, Tk. I Jawa Tengah Nomor K.S.47 Tahun 1978 tanggal 8 Nopember 1978 tentang pembentukan Panitia Penyelenggaraan MTQ Tingkat Nasional X( Tahun 1979 di Jawa Tengah H. Wardjono duduk sebagai Ketua III pelaksanaan MTQ tersebut. Dan sebagai monumental yaitu adanya Islam Centre dengan tanah di Manyaran (sekarang Asrama Haji Transit, SD Islamic Centre, SLTP Isriyati dan Kandepag Kota Semarang). Dalam MTQ tersebut sebagai juara I golongan dewasa pria adalah Nanang Kosim ZA dari DKI Jakarta perhatian dari segenap lapisan masyarakat Berdasarkan KMA Nomor 11 Tahun 1979 tentang Pengukuhan Surat Gubernur KDH, Tk. I Jawa Tengah Nomor K.S.47 Tahun 1978 tanggal 8 Nopember 1978 tentang pembentukan Panitia Penyelenggaraan MTQ Tingkat Nasional X( Tahun 1979 di Jawa Tengah H. Wardjono duduk sebagai Ketua III pelaksanaan MTQ tersebut. Dan sebagai monumental yaitu adanya Islam Centre dengan tanah di Manyaran (sekarang Asrama Haji Transit, SD Islamic Centre, SLTP Isriyati dan Kandepag Kota Semarang). Dalam MTQ tersebut sebagai juara I golongan dewasa pria adalah Nanang Kosim ZA dari DKI Jakarta
1. Majelis Ulama Idonesia (MUI).
2. Dewan Gereja Indonesia (DGI).
3. Majelis Wali Gereja Indonesia (MAWI).
4. Parisadda Hindu Dharma.
5. Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI). Dalam Bidang peningkatan dan pendayagunaan wakaf, maka Kepala KUA diangkat sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW). Peningkatkan pelaksanaan Zakat, infaq dan shadagah di lingkungan pegawai (Rp 1.000,00) sehingga berdiri YAMP (Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila). Melaksanakan Pembinaan generasi muda secara terpadu Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB). Usaha Peningkatan Gizi Keluarga (UPGK). P2 Wajar. Remaja Masjid. Pendidikan. Melaksanakan Instruksi Menteri Agama Nomor 15 Tahun 1981 tentang peningkatan persiapan dan bimbingan penyelenggaraan peringatan hari-hari besar keagamaan. Pengadaan tanah yang diperuntukkan gedung Balai Diklat Teknis keagamaan di Semarang.
Keputusan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 1981 adalah merupakan penyempurnaan dari Keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1975, yang pada Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi mencakup . Bidang Pendidikan Agam Islam dikembangkan menjadi
1. Bidang Pembinaan Pendidikan Agama Islam.
2. Bidang Pembinaan Perguruan Agama Islam.
Pembinaan Masyarakat Hindu dan Pembimbing Masyarakat Budha dikembangkan untuk tiap Kanwil Departemen Agama Propinsi. Pengawas Pendidikan Agama Katholik, Hindu dan Budha dikembangkan untuk tiap Kanwil Departemen Agama Propinsi. Khusus di Kanwil Departemen Agama Propinsi Bali, Bidang Bimas Hindu dan Budha dikembangkan menjadi
1. Bidang Urusan dan Penerangan Agama Hindu.
2. Bidang Pendidikan Agama Hindu. Nomenklatur Bagian Tata Usaha disempurnakan menjadi Bagian Sekretariat dengan penambahan satu Sub Bagian, yaitu Sub Bagian Hubungan Masyarakat. Balai Penataran Guru Agama (BPGA) pada 6 lokasi di Jakarta, Bandung, Banjarmasin, Ujung Pandang, Surabaya dan Medan yang secara struktural bertanggung jawab pada Dirjen Bimas Islam dikembangkan menjadi Balai Pendidikan dan Latihan Pegawai Teknis Keagamaan pada 12 lokasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Palembang, Padang, Medan, Banjarmasin, Ujung Pandang, Menado, Ambon dan Denpasar yang secara struktural bertanggung jawab kepada Pusdiklat Pegawai Departemen Agama. Balai Diklat memiliki struktur yang terdiri dari Kepala Balai. Sub BagianTata Usaha. Seksi Pendidikan dan Latihan Guru Agama. Seksi Pendidikan Latihan Tengga Teknis Keagamaan. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 1981 tersebut, Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah bertugas melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Dalam melaksanakan hal itu, Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah berupaya menjabarkan dengan serasi Kebijaksanaan Menteri Agama dan Kebijakan Gubernur KDH bagi kehidupan beragama di Jawa Tengah. Untuk itu sejak dini Kanwil Depag Propinsi Jawa Tengah telah dan selalu berusahameningkatkan kegiatan-kegiatan tugas rutin maupun pembangunan secara terarah dan terpadu, baik intern Kanwil sendiri maupun dengan instansi-instansi lain, baik tingkat I maupun tingkat ll. Di yakini benar bahwa keterpaduan merupakan salah satu kunci demi suksesnya pelaksanaan program. Berpijak dari penjabaran Kebijakan tersebut maka Ka Kanwil Depag Jawa Tengah menerapkan dan melaksanakan beberapa langkah operasional. antara lain sebagai berikut : Mengerahkan seluruh kekuatan dan kemampuan Kanwil demi suksesnya Sidang Umum MPR 1983. Mengusahakan terciptanya keadaan di mana umat beragama berperan aktif dalam ikut mewujudkan stabilitas nasional. lkut menciptakan kondisi wilayah di mana umat beragama menjadi unsur utama dalam pembangunan nasional berdasarkan Pancasila. Ikut aktif mewujudkan cita-cita Jawa Tengah sebagai benteng Pancasila (Kebijaksanaan Gubernur). Mewujudkan kerja sama yang akrab dengan Pemerintah Daerah maupun instansi- instansi yang lain. Menggalang dan selalu meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga keagamaan dan organisasi-organisasi sosial.
Ikut menciptakan pelestarian dan kesinambungan pembangunan nasional berdasarkan Pancasila. Pada penutupan Rapat Kerja Departemen Agama Pusat dan daerah di Cisarua, Bogor tanggal 17 s/d 23 Juli 1979, Menteri Agama menekankan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan tugasnya masing-masing, yaitu : Dalam pembangunan agama dan menanggapi serta memecahkan masalah-maalah keagamaan dan tata kehidupan beragama hendaknya dipergunakan cakrawala pemikiran yang lebih luas daiam satu kesatuan Para pejabat Departemen Agama harus mengetahui masalah-masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, HANKAMNAS, meskipun hanya secara garis besar. Hal ini merupakan syarat suksesnya pelaksanaan tugas masing-masing. Mengenai bidang agama dan tata kehidupan keagamaan, para pejabat harus lebih mengetahui dari bidang lain. Karena hakekatnya, pembangunan agama tidak dapat dipisahkan dengan masalah- masalah yang mempunyai pengaruh dalam kehidupan keagamaan. Sebaliknya, kehidupan agamapun mempunyai pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan. Tujuan Departemen Agama antara lain adalah untuk mewujudkan masyarakat yang beragamaa yang Pancasilais atau masyarakat Pancasila yang beragama. Dalam hubungan ini, semua karyawan Departemen Agama harus meniadi panutan dan tauladan masyarakat lainnya. Oleh karenanya, segala tingkah laku, sikap dan perbuatan sehari-hari seluruh karyawan dan keluarganya harus sesuai dengan anjuran agama. Demikian pula harus lebih mampu dalam mengkaji, mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan Pancasila. Dalam hal ini, menjadi kewajiban umat beragama. Tahun kerja 1979 merupakan tahun konsolidasi, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu Disiplin kerja yang tinggi. Penampilan yang meyakinkan. Kecepatan dan kelincahan kerja. Memegang teguh peraturan dan prosedur tata kerja. Kepekaan dan tanggap atas semua soal agama, masyarakat dan negara. Hendaknya lebih disadari bahwa seluruh karyawan Departemen Agama adalah anggota KORPRI. KORPRI sebagai satu-satunya wadah pembinaan pegawai negeri hendaknya terus dibina dan ditingkatkan agar mencapai daya guna dan hasil guna yang tinggi. Kebersihan dan ketertiban kantor serta lingkungannya perlu digairahkan. Unit-unit kerja hendaknya mengadakan konslidasi, balk organisasi, tata kerja, personalia dan peralatannya dengan memanfaatkan anggaran yang telah ada. Tidak bersifat exklusifisme, tetapi tunjukkanlah kemauan penuh pengertian dan menghormati instansi lain serta kemauan menyelesaikan masalah-masalah bersama. Mempunyai sikap mental sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat yang siap melayani keperluan masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya hendaknya dilakukan dengan penuh pengabdian, keikhlasan dan kejujuran. Pelaksanaan proyek-proyek Pelita hendaknya ditangani lebih serius, sehingga proyek dapat selesai pada waktunya, kualitasnya baik dan tidak terjadi SIAP. Kanwil dan seluruh unit kerja dari atas sampai bawah mempunyai tanggungjawab penuh
mengenai suksesnya pelaksanaan proyek-proyek di lingkungan masing-masing. Hendaknya diciptakan suasana yang dapat memberi kepercayaan kepada setiap aparat Departemen Agama. Seluruh keputusan-keputusan rapat kerja ini adalah hasil musyawarah dan mufakat kita bersama. Menjadi tanggung jawab kita semua pula untuk merealisasikannya dalam bentuk kebijaksanaan pelaksanaan, langkah-langkah dan kegiatan sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Adapun hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan tugas, hambatan dan pemecahannya adalah sebagai berikut : SEKRETARIAT. Pada umumnya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan seluruh unit kerja telah dilaksanakan dan dapat berjalan. Namun masih perlu penyempurnaan terutama di dalam menyesuaikan diri dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 1981. Sasaran tugas belum seluruhnya dapat dilaksanakan dengan baik, karena terbatasnya dana, sedang volume kegiatan meningkat terus. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya penambahan dana, serta sarana penunjangnya. Kelancaran urusan kepegawaian dirasakan belum lancar. Hal ini disebabkan karena masa transisi dengan adanya pemindahan sebagian pengurusan kepegawaian dari BAKN Jakarta ke Kanwil BAKN Yogyakarta Sering adanya droping pegawai baru yang tidak sesuai dengan usul dan tidak sesuai pula dengan formasi atau keahlian yang dibutuhkan. Untuk mengatasi hal ini ditempuh prinsip loyal kepada atasan, dengan menyesal pembinaan pegawai- pegawai droping tersebut tetap kami lakukan untuk dapat menyesuaikan dengan bidang formasi yang dibutuhkan. Inventarisasi barang-barang milk negara seperti tanah/bangunan kantor KUA yang tidak memiliki data kepemilikan, diusahakan mengatasinya dengan mengadakan kerjasama dengan pejabat atau masyarakat setempat yang dapat menjadi saksi. Fungsi pengawas dan pengendalian masih terus ditingkatkan sebagaimana digariskan dalam KMA Nomor 45 Tahun 1981, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelaksanaan fungsi kehumasan belum seluruhnya dapat berjalan karena terbatasnya sarana operasional dan merupakan unit baru yang harus menyesuaikan diri. Pelaksanaan sistem kearsipan dinamis yang menggunakan kartu kendali mengalami hambatan, karena belum cukupnya tenaga ahli yang dibutuhkan, kurangnya sarana sehingga sulit menerapkannya sesuai dengan ketentuan yang telah ada. Demi peningkatan ketertiban dan mekanisme surat menyurat, maka dirasa perlu memperpanjang masa peralihan, yaitu sistem lama tidak ditinggalkan sebeium sistem baru berjalan lancar, dengan penyempurnaan di sana-sini. URUSAN AGAMA ISLAM. Program kerja Bidang Urusan Agama Islam pada umumnya berjalan balk dan lancar. Sebagian tanah-tanah masjid, mushola, langgar, masih belum mempunyai sertifikat. Usaha yang sedang ditempuh yaitu dengan menginventarisasi masjid-masjid yang sudah maupun yang belum menyelesaikan sertifikat tanahnya. Begitu pula dengan langgar dan mushola serta memberikan bimbingan kepada pengurusnya tentang mengenai suksesnya pelaksanaan proyek-proyek di lingkungan masing-masing. Hendaknya diciptakan suasana yang dapat memberi kepercayaan kepada setiap aparat Departemen Agama. Seluruh keputusan-keputusan rapat kerja ini adalah hasil musyawarah dan mufakat kita bersama. Menjadi tanggung jawab kita semua pula untuk merealisasikannya dalam bentuk kebijaksanaan pelaksanaan, langkah-langkah dan kegiatan sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Adapun hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan tugas, hambatan dan pemecahannya adalah sebagai berikut : SEKRETARIAT. Pada umumnya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan seluruh unit kerja telah dilaksanakan dan dapat berjalan. Namun masih perlu penyempurnaan terutama di dalam menyesuaikan diri dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 1981. Sasaran tugas belum seluruhnya dapat dilaksanakan dengan baik, karena terbatasnya dana, sedang volume kegiatan meningkat terus. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya penambahan dana, serta sarana penunjangnya. Kelancaran urusan kepegawaian dirasakan belum lancar. Hal ini disebabkan karena masa transisi dengan adanya pemindahan sebagian pengurusan kepegawaian dari BAKN Jakarta ke Kanwil BAKN Yogyakarta Sering adanya droping pegawai baru yang tidak sesuai dengan usul dan tidak sesuai pula dengan formasi atau keahlian yang dibutuhkan. Untuk mengatasi hal ini ditempuh prinsip loyal kepada atasan, dengan menyesal pembinaan pegawai- pegawai droping tersebut tetap kami lakukan untuk dapat menyesuaikan dengan bidang formasi yang dibutuhkan. Inventarisasi barang-barang milk negara seperti tanah/bangunan kantor KUA yang tidak memiliki data kepemilikan, diusahakan mengatasinya dengan mengadakan kerjasama dengan pejabat atau masyarakat setempat yang dapat menjadi saksi. Fungsi pengawas dan pengendalian masih terus ditingkatkan sebagaimana digariskan dalam KMA Nomor 45 Tahun 1981, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelaksanaan fungsi kehumasan belum seluruhnya dapat berjalan karena terbatasnya sarana operasional dan merupakan unit baru yang harus menyesuaikan diri. Pelaksanaan sistem kearsipan dinamis yang menggunakan kartu kendali mengalami hambatan, karena belum cukupnya tenaga ahli yang dibutuhkan, kurangnya sarana sehingga sulit menerapkannya sesuai dengan ketentuan yang telah ada. Demi peningkatan ketertiban dan mekanisme surat menyurat, maka dirasa perlu memperpanjang masa peralihan, yaitu sistem lama tidak ditinggalkan sebeium sistem baru berjalan lancar, dengan penyempurnaan di sana-sini. URUSAN AGAMA ISLAM. Program kerja Bidang Urusan Agama Islam pada umumnya berjalan balk dan lancar. Sebagian tanah-tanah masjid, mushola, langgar, masih belum mempunyai sertifikat. Usaha yang sedang ditempuh yaitu dengan menginventarisasi masjid-masjid yang sudah maupun yang belum menyelesaikan sertifikat tanahnya. Begitu pula dengan langgar dan mushola serta memberikan bimbingan kepada pengurusnya tentang
kegiatan penyuluhan kepada masyarakat secara lebih intensif dan kontinyu. Hal ini terbukti dari Angka perceraian masih relatif tinggi, walaupun sudah menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Masih Bering dijumpai nikah/talak di bawah tangan. Masih banyak dilakukan perkawinan antar agama secara tidak syah. Masih terdapat perkawinan dengan surat keterangan tentang umur yang dipalsukan. Masih terdapat orang-orang yang segan menikah/menikahkan anaknya secara agama. Usaha mengatasi masalah-masalah NTCR, telah ditempuh cara peningkatan penyuluhan UU Perkawinan melalui pelbagai organisasi sosial keagamaan, organisasi masyarakat, para alim ulama dan tokoh-tokoh masyarakat. Juga meminta yang berwajib mengusut, mengadili pelanggaran terhadap UU Perkawinan, terutama dalam kasus NTCR liar. PENERANGANAGAMA ISLAM. Upaya kerja sama dengan instansi vertikal maupun horizontal yang melibatkan Bidang Penerangan Agama Islam telah berlangsung sangat baik dan akrab. Meskipun demikian masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan. PEMBINAAN PERGURUAN AGAMA ISLAM. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada Perguruan Agama Islam umumnya dapat berjalan dengan balk, walaupun masih terdapat hambatan-hambatan, seperti : Tenaga dan sarana administrasi maupun sarana mobilitas yang sangat kurang, suatu faktor hambatan bagi proses belajar mengajar. Sulitnya mendapatkan tenaga guru di Bidang studi umum. Kurangnya dana yang.tersedia karena pemecahan Bidang Pendidikan Agama Islam menjadi dua Bidang belum diatasi oleh pemecahan mata anggaran yang sekarang menjadi satu PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA !SLAM. Pelaksanaan tata kerja dan organisasi Bidang Pembinaan Pendidikan Agama Islam sesuai dengan KMA Nomor 45 Tahun 1981, telah berjalan dengan semestinya. Namun masih terdapat hambatan-hambatan walaupun tidak cukup berarti. Misalnya belum adanya pedoman dan sarana kerja yang cukup berarti. Misalnya belum adanya pedoman dan sarana kerja bagi Pengawas Pendidikan Agama Islam, selain jumlah tenaga pengawasnya sendiri masih sangat kurang dibanding dengan luasnya wilayah yang harus dijangkau. Untuk mengatsi hal ini sementara berpegang pada program kerja sebelumnya, yang dijabarkan dan disesuaikan dengan situasi lapangan. Adapun masalah pengawasan dilibatkan seluruh unsur Pendidikan Agama Islam untuk bersama- sama mengawasi dan membina pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. URUSAN HAJI. Penerangan dan penyuluhan masalah, haji kami anggap cukup berhasil, terbukti peserta- peserta haji non ONH sudah sangat menurun, bahkan dalam jumlah yang tidak berarti lagi. Kasus calo haji pun sudah tidak sehebat tahun-tahun sebelumnya. Meskipun demikian bukan berarti tidak ada kasus dalam masalah ini. Adapun cara mangatasinya, ialah dengan meningkatkan upaya yang telah ditempuh, mengintensitkan penyuluhan dan penerangan serta penanganan terpadu bersama-sama dengan instansi lain : Pemda, kegiatan penyuluhan kepada masyarakat secara lebih intensif dan kontinyu. Hal ini terbukti dari Angka perceraian masih relatif tinggi, walaupun sudah menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Masih Bering dijumpai nikah/talak di bawah tangan. Masih banyak dilakukan perkawinan antar agama secara tidak syah. Masih terdapat perkawinan dengan surat keterangan tentang umur yang dipalsukan. Masih terdapat orang-orang yang segan menikah/menikahkan anaknya secara agama. Usaha mengatasi masalah-masalah NTCR, telah ditempuh cara peningkatan penyuluhan UU Perkawinan melalui pelbagai organisasi sosial keagamaan, organisasi masyarakat, para alim ulama dan tokoh-tokoh masyarakat. Juga meminta yang berwajib mengusut, mengadili pelanggaran terhadap UU Perkawinan, terutama dalam kasus NTCR liar. PENERANGANAGAMA ISLAM. Upaya kerja sama dengan instansi vertikal maupun horizontal yang melibatkan Bidang Penerangan Agama Islam telah berlangsung sangat baik dan akrab. Meskipun demikian masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan. PEMBINAAN PERGURUAN AGAMA ISLAM. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada Perguruan Agama Islam umumnya dapat berjalan dengan balk, walaupun masih terdapat hambatan-hambatan, seperti : Tenaga dan sarana administrasi maupun sarana mobilitas yang sangat kurang, suatu faktor hambatan bagi proses belajar mengajar. Sulitnya mendapatkan tenaga guru di Bidang studi umum. Kurangnya dana yang.tersedia karena pemecahan Bidang Pendidikan Agama Islam menjadi dua Bidang belum diatasi oleh pemecahan mata anggaran yang sekarang menjadi satu PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA !SLAM. Pelaksanaan tata kerja dan organisasi Bidang Pembinaan Pendidikan Agama Islam sesuai dengan KMA Nomor 45 Tahun 1981, telah berjalan dengan semestinya. Namun masih terdapat hambatan-hambatan walaupun tidak cukup berarti. Misalnya belum adanya pedoman dan sarana kerja yang cukup berarti. Misalnya belum adanya pedoman dan sarana kerja bagi Pengawas Pendidikan Agama Islam, selain jumlah tenaga pengawasnya sendiri masih sangat kurang dibanding dengan luasnya wilayah yang harus dijangkau. Untuk mengatsi hal ini sementara berpegang pada program kerja sebelumnya, yang dijabarkan dan disesuaikan dengan situasi lapangan. Adapun masalah pengawasan dilibatkan seluruh unsur Pendidikan Agama Islam untuk bersama- sama mengawasi dan membina pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. URUSAN HAJI. Penerangan dan penyuluhan masalah, haji kami anggap cukup berhasil, terbukti peserta- peserta haji non ONH sudah sangat menurun, bahkan dalam jumlah yang tidak berarti lagi. Kasus calo haji pun sudah tidak sehebat tahun-tahun sebelumnya. Meskipun demikian bukan berarti tidak ada kasus dalam masalah ini. Adapun cara mangatasinya, ialah dengan meningkatkan upaya yang telah ditempuh, mengintensitkan penyuluhan dan penerangan serta penanganan terpadu bersama-sama dengan instansi lain : Pemda,
BIMBINGAN MASYARAKAT (KRISTEN) PROTESTAN. Program kerja Bimas (K) Protestan dapat dilaksanakan dengan baik. Pengikut sertaan Pesparani Jawa Tengah ke lomba tingkat Nasional berjalan lancar walaupun belum dapat memperoleh nomor kejuaraan. Sarana tempat kerja Bimas (K) Protestan yang sangat kurang memenuhi syarat merupakan hambatan. Pemecahannya. jika gedung baru selesai dibangun BIMBINGAN MASYARAKAT KATHOLIK. Program kerja Bimas Katholik dapat berjalan sesuat dengan yang diharapkan, meskipun beberapa hat masih periu ditingkatkan. Penyelenggaraan penataran guru agama Katholik dan lokakarya dosen agama Katholik dapat berjalan dengan baik dan berhasil. Sarana kerja khususnya ruangan Bimas Katholik merupakan keadaan yang menghambat kelancaran tugas. BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU DAN BUDHA. Realisasi pengangkatan Pegawai Pembantu Pencatat Perkawinan bagi umat Hindu dan Budha disambut gembira oleh masyarakat Hindu dan Budha. Perjuangan umat Khong Hu Chu untuk mencapai pengakuan Khong Hu Chu sebagai agama masih terus ada. KORPRI. Pembinaan pegawai dalam KORPRI tidak ada hambatan yang berarti. Pada umumnya semua berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan-kegiatan yang brhubungan dengan KORPRI cukup padat dan berjalan dengan lancar, namun banyak yang tidak disadari, sebab kegiatan tersebut tidak menonjolkan nama KORPRI sebagai penyelenggaranya, misalnya kuliah Senin. DHARMA WANITA. Kegiatan dan jalannya organisasi Dharma Wanita cukup lancar dan memuaskan. Pada umumnya semua program berjalan dengan baik. Hambatan yang dijumpai ialah dalam mengumpulkan para anggota untuk mengikuti suatu kegiatan, karena tempat tinggal para anggota saling berjauhan dan sebagian besar di luar kota, sedangkan kesibukan yang primer mengurus rumah tangga sudah banyak menyita waktu. Untuk mengatasi hat tersebut, telah ditempuh cara bahwa mereka yang tidak dapat mengikuti kegiatan Dharma Wanita Unit Kanwil Depag karena jauhnya tempat tinggal, diminta supaya mengikuti kegiatan Dharma Wanita unit lainnya yang tempat tinggalnya dekat dengan tempat tinggal mereka Hambatan yang ada adalah tidak seimmbangnya sarara maupu anggaran yang tersedia untuk menunjang Kegiatar-Kegiatan yang harus dilaksanakan. Untuk mengatasi hal ini diusahakan sumber dana tambahan yang halal. KOPERASI Kegiatan dan usaha Koperasi Pegawai Negeri Kanwil Depag Prop Jawa Tengah cukup lancar dan berjalan dengan sehat. Kesulitan yang dihadap ialah kurangnya modal untuk pengembangan usaha. Dana dari simpanan, baik simpanan wajib BIMBINGAN MASYARAKAT (KRISTEN) PROTESTAN. Program kerja Bimas (K) Protestan dapat dilaksanakan dengan baik. Pengikut sertaan Pesparani Jawa Tengah ke lomba tingkat Nasional berjalan lancar walaupun belum dapat memperoleh nomor kejuaraan. Sarana tempat kerja Bimas (K) Protestan yang sangat kurang memenuhi syarat merupakan hambatan. Pemecahannya. jika gedung baru selesai dibangun BIMBINGAN MASYARAKAT KATHOLIK. Program kerja Bimas Katholik dapat berjalan sesuat dengan yang diharapkan, meskipun beberapa hat masih periu ditingkatkan. Penyelenggaraan penataran guru agama Katholik dan lokakarya dosen agama Katholik dapat berjalan dengan baik dan berhasil. Sarana kerja khususnya ruangan Bimas Katholik merupakan keadaan yang menghambat kelancaran tugas. BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU DAN BUDHA. Realisasi pengangkatan Pegawai Pembantu Pencatat Perkawinan bagi umat Hindu dan Budha disambut gembira oleh masyarakat Hindu dan Budha. Perjuangan umat Khong Hu Chu untuk mencapai pengakuan Khong Hu Chu sebagai agama masih terus ada. KORPRI. Pembinaan pegawai dalam KORPRI tidak ada hambatan yang berarti. Pada umumnya semua berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan-kegiatan yang brhubungan dengan KORPRI cukup padat dan berjalan dengan lancar, namun banyak yang tidak disadari, sebab kegiatan tersebut tidak menonjolkan nama KORPRI sebagai penyelenggaranya, misalnya kuliah Senin. DHARMA WANITA. Kegiatan dan jalannya organisasi Dharma Wanita cukup lancar dan memuaskan. Pada umumnya semua program berjalan dengan baik. Hambatan yang dijumpai ialah dalam mengumpulkan para anggota untuk mengikuti suatu kegiatan, karena tempat tinggal para anggota saling berjauhan dan sebagian besar di luar kota, sedangkan kesibukan yang primer mengurus rumah tangga sudah banyak menyita waktu. Untuk mengatasi hat tersebut, telah ditempuh cara bahwa mereka yang tidak dapat mengikuti kegiatan Dharma Wanita Unit Kanwil Depag karena jauhnya tempat tinggal, diminta supaya mengikuti kegiatan Dharma Wanita unit lainnya yang tempat tinggalnya dekat dengan tempat tinggal mereka Hambatan yang ada adalah tidak seimmbangnya sarara maupu anggaran yang tersedia untuk menunjang Kegiatar-Kegiatan yang harus dilaksanakan. Untuk mengatasi hal ini diusahakan sumber dana tambahan yang halal. KOPERASI Kegiatan dan usaha Koperasi Pegawai Negeri Kanwil Depag Prop Jawa Tengah cukup lancar dan berjalan dengan sehat. Kesulitan yang dihadap ialah kurangnya modal untuk pengembangan usaha. Dana dari simpanan, baik simpanan wajib
BAB XlII PERKEMBANGAN KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI JAWA TENGAN PERIODE H. HALIMI AR (1985 -1991)
Bertempat di gedung aula IAIN Walisongo Semarang, tepatnya pada tanggal 23 Januari 1985, dilaksanakan pelantikan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah dan Rektor IAIN Walisongo Semarang yang dilanjutkan serah terima jabatan dari Kolonel H. Wardjono kepada Letnan Kolonel H. Halimi AR, yang berasal dari
Bintal Dam IV/Diponegoro. Sebelum serah terima jabatan, telah ditunjuk Pjs. Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah Drs. H. Suharto sejak tanggal 1 Desember 1984 sampai dengan 23 Januari 1985.
Pada masa H. Halimi AR, struktur organisasi dan tata kerja di Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah masih berpedoman pada Keputusan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 1981 serta kebijaksanaan Gubernur yang dituangkan dalam kebijakan tahun 1985 - 1991 dan pola pembangunan bidang agama yang populer dengan istilah "Tiga Kondisi Ideal (TRI KONDIAL)", yaitu : Kadar iman dan taqwa ummat beragama semakin tinggi dan mantap. Pengertian dan pemahaman ummat beragama terhadap agamanya semakin matang, luas, luwes, dan berkembang. Tiga kerukunan ummat beragama berjalan serasi dan dinamis.
Untuk mencapai tugas pokok dan fungsi, H. Halimi AR berpedoman Dada "4 AGAR" (Keseimbangan, Peningkatan, Percepatan dan Pembaharuan) dengan di bantu staf dan dalam pengembangan daya dan kreasi berpedoman ada "4 THEMA" (Keterpaduan, Kebersamaan. Keterbukaan dan Keakraban). Syarat penting lainnya untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan tugas yang sangat ditonjolkan oleh H. Halimi AR adalah apa yang dikenal dengan istilah kesiapan diri, yaitu kenal/fahami tugasmu, cintai tugasmu, hayati tugasmu, dan laksanakan tugas dengan penuh dedikasi dan rasa tanggung jawab Adapun hasil-hasil pelaksanaan tugas di jajaran Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi. Jawa Tengah semasa penode H Halimi, AR (1985 -1991) adaiah sebagai berikut: Hasil pelaksanaan tugas di bidang pengendalian pelaksanaan program. Pengendalian pelaksanaan program balk rutin maupun pembangunan dapat dimonitor dengan balk. Penyelesaian penyimpangan-penyimpangan yang ada dapat diselesaikan sedini mungkin. Sedang dirintis perencanaan strategis (renstra) pembangunan di bidang Agamag Alokasi anggaran yang disediakan APBN maupun APBD dari tahun 1985 s/d 1991 semakin meningkat. Hasil pelayanan di bidang administrasi kepegawaian. Tata usaha kepegawaian. Semakin lengkapnya tata naskah kepegawaian dan daftar induk pegawai. Kartu isteri/kartu suami (karis/karsu) telah diselesaikan sejumlah 14.526 buah. Seluruh pegawai telah memiliki kartu pegawai (karpeg). Pengadaan pegawai. Pelaksanaan pengadaan pegawai semakin tertib (realisasi tahun 1985 s/d tahun 1991) telah terealisir sebanyak 2.660 PNS Pembinaan pegawai. Sebagian calon pegawai negeri sipil (CPNS) telah mengikuti latihan pra jabatan (LPJ) danpenelitian khusus (litsus). Mengikutsertakan para pejabat eselon II, III, IV dan V untuk mengikuti pendidikan penjenjangan dan nonpenjenjangan (Sepala, Sepada, Sepadya, Sespa, Tarpadnas, Penataran Bakorstanasda, Penataran organisasi, dan lain-lain).
Pengisian jabatan struktural dan non structural mantap dan kenaikan pangkat semakin lancer. Impasing guru sebagian besar telah diselesaikan ( 2 400 orang guru) Kasus 341 Guru Agama Boyolali dan kasus Tepegada 596 telah dapat diselesaikan (Kasus 341 di tingkat Kanwil). Penyimpangan kepegawaian Pada umumnya telah dapat diselesaikan. Pelaksanaan KMA Nomor 21411990 telah brjalan lancar. Pemberhentian pegawai. Dengan adanya sistem pensiun otomatis, pensiun pegawai semakin lancar.
Hasil pelaksanaan tugas di bidang keuangan Tidak pernah terjadi penyimpangan di bidang keuangan. Pelaksanaan ketatausahaan keuangan telah berjalan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Kegiatan penyusunan Daftar Usulan Kegiatan (DUK) dan Daftar Usulan Proyek (DUP) serta pelaksanaan Daftar Islan Kegiatan (DIK) dan Daftar Islan Proyek (DIP) telah berjalan tepat waktu. Hasil pelayanan di bidang administrasi umum. Inventarisasi barang milik negara. Barang bergerak. Kendaraan roda empat sejumlah 3 buah (H 25, H 365 MA dan H 491 HA) dan kendaraan rods dua sebanyak 3 buah yang dananya berasal dari pusat. Alat-alat mekanik.alat tulis meliputi
Mesin perekam sheet 2 buah. Faximille 1 buah. Mesin tik listrik 1 buah. OHP 2 buah. Mesin tik manual 52 buah. Mesin roneo 7 buah. Barang tidak bergerak.
Tanah di jalan Siliwangi seluas kurang lebih 4.000 m 2 . Tanah di jalan Sisingamangaraja meliputi Gedung Kantor Kanwil seluas
11.000 m 2. Gedung wisma Departemen Agama seluas 157 m 2. Gedung Rumah Dinas Ka Kanwii Departemen Agama seluas 157 m 2 Tanah Perwanida di jalan Ronggolawe seluas 2.300 m 2 Tanah dan gedung BKM Medoho Semarang Timur seluas 1.537 m 2 .
Rumah dinas Ketua BKM Prop. Jawa Tengah di jalan Badak Raya No. 44 Semarang, tanah seluas 398 m 2
Tanah di Kabupaten Boyolali seluas 1200 m 2 (hasil tagihan). Tanah Islamic Centre Manyaran seluas 5,5 HA.
lnventaris hasil swadaya. Kendaraan roda empat sebanyak 7 buah (H 466 KA, H 149 KA, H 465 HA, H 86, H 483,
H 900 HA, H 8155 VA). Alat-slat mekanik Komputer (IBM PC Compatible) 2 buah.
Mesin roneo 1 buah. Mesin tik manual 7 buah.
Mesin tik listrik 1 buah. Alat-slat komunikasi
2 buah alat kominikasi 2 m (HT/Right).
1 buah wiralles.
4 buah tustel. Pelaksanaan kearsipan dinamis masih dalam penyempurnaan sesuai dengan KMA Nomor 51 Tahun 1984. Pelaksanaan tata persuratan telah berjalan sesuai dengan PMA Nomor 7 Tahun 1983. Hasil pelaksanaan tugas di bidang humas. Pelaksanaan publikasi, dokumentasi dan keprotokolan telah berjalan sesuai dengan KMA Nomor 7 Tahun 1984. Makin meningkatnya peran humas sebagai pelayanan sumber informasi instansi resmi pada masyarakat. Hasil pelaksanaan tugas di bidang urusan agama Islam Hasil pelayanan di bidang urusan agama Islam secara umum telah berjalan sebagaimana mestinya, antara lain. Menurunnya angka talak dan cerat. Pengadaan tenaga PPN dan Wakil PPN serta P3N berjalan sebagaimana mestinya. Pembinaan petugas-petugas keuangan NTCR makin mantap. Pemilihan Ibu Teladan dan lomba Usaha Kesehatan Masjid (UKM) berjalan sesuai program. Bertambahnya jumlah masjid, mushola dan langgar. Pendataan dan penyelesaian tanah wakaf sesuai program yang ada/tepat waktu. Kegiatan Badan Amil, Zakat, Infaq dan Shadagah (BAZIS) semakin mantap. Pendataanlinventarisasi masjid berjalan dengan mantap. Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral berjalan dengan baik. Hasil pelaksanaan tugas di bidang penerangan agama Islam. Hasil pelayanan dan bimbingan di bidang penerangan agama Islam secara umum telah berjalan sebagaimana mestinya, antara lain Terbinanya kerukunan hidup umat beragama. Berdirinya TK AI Qur'an dan TPA (Taman Pendidikan AI Qur'an) di setiap Desa di Jawa Tengah serta dapat terkualifikasi daerah Jawa Tengah ke dalam 4 klasifikasi wilayah dakwah. Akurasi data-data keagamaan semakin mantap. Selalu aktif dalam kegiatan lintas sektoral (Keluarga Berencana (KB), ABRI Masuk Desa (AMD), Proyek Kelangsungan Hidup Anak (PKHA), dan lain-lain). Hasil pelaksanaan tugas di bidang urusan haji. Bimbingan dan pelayanan di bidang urusan haji pada umumnya berjalan semakin meningkat kenyamanan dan kelancarannya. Demikian juga pembinaan terhadap Orpeha dapat dilaksanakan secara rutin dan telah dapat melaksanakan dakwah bil hal yang antara lain dengan mendirikan rumah sakit, gedung pertemuan, masjid dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas di bidang pendidikan agama Islam. Pembinaan dan bimbingan pendidikan agama Islam telah mampu melaksanakan 3 thema sentral dan 8 indikasi keberhasilan pendidikan agama Islam, dengan membentuk usaha-
usaha : Penularan hasil-hasil penataran dikembangkan di daerah-daerah penyelenggaraan saresehan agama Islam. Pelaksanaan Program D.II bagi guru agama SD telah dirintis pada tahun 1991 sejumlah 40 orang, Peningkatan mutu guru lewat penataran-penataran sesuai DIP dan DIPDA tahun anggaran berjalan dan semakin mantapnya koordinasi.dengan instansi terkait. Hasil pelaksanaan tugas di bidang pembinaan perguruan agama Islam. Makin mantapnya tertib dalam pembinaan dan bimbingan pada perguruan agama Islam ( tertib administrasi, keuangan, ketenagaan, kesiswaan, lingkungan dan kurikulum). Semakin tertibnya setoran SPP Madrasah Filial dan Madrasah Swasta pada umumnya. Kegiatan penutaran hasiI penataran telah dapat dilaksanakan dan merata di lingkungan madrasah (MA, MTs, MI, RA). Kegiatan lintas sektoral semakin mantap, antara lain penyelenggaraan Lomba Cerdas Tangkas (LCT) P4 melalui Pondok Pesantren, UKS, pendidikan ketrampilan bagi santri dan penghijauan. Pemberian pelayanan dan bimbingan kepada pemeluk agama Kristen Protestan, Katholik, Hindu dan Budha pada umumnya berjalan dengan balk, antara lain Kerukunan umat beragama mantap ( terbinanya tri kerukunan). Pembinaan terhadap Petugas Pencatat Perkawinan berjalan mantap. Mutu tenaga pendidikan dan penyuluhan agama serta bimbingan pendidikan dan penyuluhan kepada ummat beragama telah berjalan dengan baik. Tugas pembangunan di bidang agama. Pembangunan fisik. Dana APBN, APBD Tingkat I, Bantuan Presiden (Banpres), Instruksi Presiden (Inpres), NKM, Bazis dan Gerakan Infak Rp 1.000,00 untuk pembangunan/rehab tempat-tempat ibadah, balai nikah dan madrasah telah mampu merangsang swadaya masyarakat sehingga jumlah tempat-tempat ibadah, balai nikah dan madrasah dari tahun ke tahun selalu meningkat. Demikian pula realisasi DIP maupun DIPDA semakin tertib balk administrasi maupun kualitas bangunannya. Di samping itu penghayatan dan pengamalan agama telah mampu mendorong para pemeluknya membangun tempat-tempat ibadah, lembaga-lembaga pendidikan, panti-panti sosial maupun dalam bentuk rumah sakit yang dapat dipantau dengan makin meningkatnya kuantitas dan kualitas bangunan tersebut. Pembangunan non fisik. Dengan dana yang ada,baik APBN, APBD dan lainnya telah mampu mewujudkan meningkatnya mutu aparat (knowledge, skill dan atitude). Kadar keimanan umat meningkat. Wawasan keberagamaan luas. Meningkatnya tri kerukunan Sehingga partisipasi masyarakat terhadap pembangunan (kehidupan keagamaan) meningkat. Hasil-hasil yang menonjol selama 5 tahun (1985 -1991). Mulai dirintisnya perencanaan strategis (renstra). Semakin tertibnya administrasi kepegawaian. Kasus Tepegada 596 dapat diselesaikan dengan terpadu dan tuntas serta kasus 341 dapat diselesaikan di tingkat Kanwil. Mampu dikembangkan sikap profesionalisme (dedi.kasi, loyalitas).
Kerukunan hidup antar umat beragama semakin mantap sehingga lebih mendukung terbinanya iklim sejuk di Jawa Tengah. Terbinanya koordinasi antar jajaran Departemen Agama di Tingkat Propinsi Jawa Tengah dan instansi terkait sehingga lebih terbinanya kesamaan langkah dan bahasa. Berhasil ditumbuh kembangkan kesadaran masyarakat dalam menghimpun dana ummat melalui bazis yang menunjang pembangunan di Jawa Tengah. Telah dapat diangkat aparat/tenaga pembantu PPN di setiap desa yang dapat membantu pembinaan pelayanan kehidupan beragama (Islam) di desa. Melalui dana bedolan BKM Propinsi Jawa Tengah telah dapat dibangun wisma BKM di Kelurahan Medoho Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang dan paket-paket masjid di beberapa tempat yang masing-masing senilai 6juta rupiah. Dana bedolan dapat menunjang kegiatan kedinasan. Makin meningkatnya rasa tanggung jawab aparat pemerintah dalam menyelamatkan harta ummat Islam (pensertifikatan tanah wakaf). Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembinaan keluarga sakinah sebagai basis perkembangan generasi penerus yang berirnan dan bertaqwa. Berdirinya Tk AI Qur'an dan TPA pada setiap desa di Jawa Tengah. Semakin meningkatnya mutu pelayanan dan kelancaran penunaian ibadah haji. Dengan rneningkatnya mutu pelayanan, para jamaah memperoleh kemudahan, rasa aman dan dapat melaksanakan ibadah haji secara khusyu' serta semakin meningkatnya peranan persaudaraan haji dalam wadah orpeha dan dapat mewujudkan dakwah bil hal yang antara lain dengan mendirikan rumah sakit, gedung pertemuan dan masjid. Makin mantapnya penyelenggaraan pendidikan agama Islam pada sekolah-sekolah umum baik negeri maupun swasta. Eksistensi madrasah sebagai lembaga pendidikan nasional makin Mantap Terselenggaranya Pekan Olah Raga Terbatas (PORTAS) II di Jawa Tengah (Semarang) dengan mantap dan sukses. Pengelolaan majalah Rindang telah mampu mendukung kegiatan-kegiatan dinas, baik masalah dana maupun sebagai media komunikasi dan informasi, Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 236 Tahun 1990 tanggal 21 September 1990 tentang perubahan/penetapan status penggunaan gedung Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah dan PGAN Semarang yang mengacu pada surat Ka Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah Nomor Wk/1.a/KS.01.1/1181/1990 tanggal 7 Jul, 1990 tentang laporan gedung/tanah Kanwil Depag Prop Jawa Tengah dan laporan Kepa!a Biro Perlengkapan Nomor 218/ND/1/KS01.1/1990 tentang pemindahan gedung Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah, maka terjadi status perubahan gedung Kanwil Departemen Agama
Propinsi Jawa Tengah di JI. Patimura Semarang seluas 2.780 m 2, menjadi gedung PGAN Semarang dan gedung PGAN Semarang di JI. Sisingamangaraja No. 5 Semarang
seluas 2.000 m 3 menjadi gedung Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah. Gedung PGAN Semarang di JI. Sisingamangaraja No. 5 Semarang Yang
akhirnya menjadi gedung Kanwil Dep. Agama Prop. Jateng
Hal-hal yang memerlukan perhatian. Pembangunan/rehab gedung Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah belum dapat dilaksanakan. Sejumlah 56 KUA/Balai Nikah di Jawa Tengah belum memiliki gedung Belum stabilnya prestasi kafilah MTQ Jawa Tengah dalam forum MTQ tingkat Nasional Belum berfungsinya P2A dan BP4 secara mantap Pelaksanaan pensertifikasian tanah wakaf baru mencapai 12%. Tim Angka Kredit bagi jabatan gurubelum dapat dilaksanakanbaik di tingkat propinsi maupun di tingkat II. Akreditasi madrasah belum dapat dilaksanakan.
BAB XIV
PROPINSI JAWA TENGAN PERIODE Drs. H. ALI MUACHOR (1991 -1994)
Dengan mengacu pada Keputusan Menteri Agama Nomor 45 Tahun 1981, tugas Pokok Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah adalah bretanggung jawab atas pelaksanaan tugas Pokok dan fungsi Departemen Agama di Jawa Tengah sesuai dengan kebijaksanaan menteri Agama serta diselaraskan dengan kebijaksanaan Gubernut Jawa Tengah.
Untuk menyelenggarakan tugas Pokok tersebut. Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah bertanggung jawab untuk
a. Mempersiapkan rumusan kebijaksanaan tehnis pemberian bimbingan dan pelayanan masyarakat di bidang agama
b. Membina penyelenggaraan pemberian bimbingan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang bimbingan masyarakat Islam dan urusan haji, pembinaan kelembagaan agama Islam, bimbingan masyarakat Kristen, bimbingan masyarakat Katholik, bimbingan masyarakat Hindu dan bimbingan masyarakat Budha. Mempersiapkan dan menyajikan informasi yang menyangkut pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Departemen Agama di Propinsi Jawa Tengah kepada Menteri Agama RI.
2. Struktur Qrganisasi. Sesuai dengan KMA Nomor 45 Tahun 1981 Kantor Wilayah . Bidang Penerangan Agama Islam.
d. Bidang Urusan Haji. ,
e. Bidang Pembinaan Pendidikan Agama Islam. f. Bidang Perguruan Agama Islam.
g. Bimbingan Masyarakat (K) Protestan. h. Bimbingan Masyarakat Katholik. + Bimbingan Masyarakat Hindu.
J. Bimbingan Masyarakat Budha, yang masing-masing dipimpin oleh seorang pejabat eselon Ill.
3. Faktor pendukung. Faktor pendukung di awal pelaksanaan tugas pada Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah, adalah a. Personalia.
1) Berdasarkan status • terdiri dari 293 orang PNS dan 2 orang CPNS.
2) Berdasarkan golongan : terdiri dari 9 orang golongan I, 116 orang golongan II, 121 orang golongan III dan 49 orang golongan IV 4} Berdasarkan jabatan struktural terdin dart 1 orang pejaba; eseion II a, fi orang pejabat eseion Iii a. 4 orang pejabat eseion III b dan 30 orang pejabat eseion IV
a.
b. Sarana dan Prasarana.
1) Menempati sementara kantor yang d+bangun sekitar tahun 1950an diatas tanah seluas 3.500 m` dengan lugs bangunan 2.800 m~ yang terdiri dari ruang kantor, aula, mushola yang terletak di JI. Patimura Nomor 5 Semarang, yang sebenarnya berlandaskan Keputusan Menteri Agama harus ditempati MAN 2 Semarang, sedang Kanwil Depag menempati bekas PGAN Semarang di jalan Sisingamangaraja No. 5 Semarang.
2) Rumah BKM di jalan Badak Raya Nomor 44 Semarang.
3) Wisma BKM AI Ikhlas Propinsi Jawa Tengah di JI. Medoho Raya, di atas tanah 3) Wisma BKM AI Ikhlas Propinsi Jawa Tengah di JI. Medoho Raya, di atas tanah
4) Rumah dings Kepala Kantor Wilayah . Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah.
5) Wisma Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah.
6) 2 Tanah hak pakai Departemen Agama seluas 52.000 m . 7} Kendaraan dings roda empat sebanyak 15 bush.
8) Kendaraan dings roda dug sebanyak 1 bush.
9) 5 bush pesawat telepon. 10) 1 bushh pesawat faximille. 11) 1 unit perpustakaan.
12} Tanah seluas 6.640 m 2 di JI. Jenderal Sudirman Semarang. 13} Penrbitan Majalah Rindang.
C. Seperangkat kebijaksanaan tehnis, antara lain upaya peningkatan sarana dan prasarana gedung kantor dengan alih fungsi dan ruislag. Faktor Penghambat.
a. Jumlah personalia yang secara kuantitatif memadai belum diiringi dengan kemampuan yang merata, yang disebabkan karena usia, tingkat pendidikan dan pengalaman serta volume kereja yang semakin meningkat.
b. Tuntutan pelayanan keagamaan yang memerlukan pengetahuan, ketrampilan dan dedikasi.
C. Sarana dan prasarana yang sudah t~dak representatif. terutama
gedung kantor dan sarana transportas+ yang sebagian besar sudah tua.
d. Gedung kantor yang menempati kawasan perdagangan dan jasa.
e. Daerah banjir yang dapat melumpuhkan aktivitas dan kegiatan. 5. Peluang dan Tantangan.
a. Peluang.
1) Adanya dukungan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah, instansi terkait di dalam pelaksanaan tugas pokok Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah.
2) Adanya kerja sama yang balk antara Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah dengan lembaga sosial keagamaan seperti Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Gabungan Usaha Pembaharuan Pendidikan !slam (GUPPI), Majelis Dakwah Indonesia (MDI), dan sebagainya.
3) Kehidupan ekanomi masyarakat yang semakin meningkat menambah gairah pelaksanaan pembangunan sektor agama.
4) Mantapnya kondisi ikiim sejuk di Jawa Tengah.
5) Majunya ilmu pengetahuan dan tehnologi.
6) Adanya investor yang bersedia mengadakan ruislag dan adanya peraturan yang mendukung masalah tersebut dan restu dari pimpinan Departemen Agama Pusat.
b. Tantangan.
4) Adanya perubahan nilai kehidupan agraris ke industri. 5) Kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi
3) Timbulnya aliran sempalan keagamaan
Dengan melihat hal-hal tersebut diatas pads mass-masa a~a jabatan. maka disusun kebtjaksanaan peiaksanaan sebagai berikut Dengan melihat hal-hal tersebut diatas pads mass-masa a~a jabatan. maka disusun kebtjaksanaan peiaksanaan sebagai berikut
menyangkut peningkatan sarana dan prasarana.
C. Meningkatkan sarana dan prasarana pelaksanaan tugas.
d. Meningkatkan pelayanan kehidupan keagamaan di Jawa Tengah.
e. Meningkatkan pelayanan administrasi yang meliputi administrsi umum, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan. f. Meningkatkan mutu dan ketrampilan pegawai. Program Kerja dan Kegiatan. Untuk mencapai sasaran, maka disusun program kerja dan rencana kegiatan sebagai berikut
a. Peningkatan sarana kehidupan beragama. Program ini bertujuan untuk memberikan dorongan dan bimbingan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan beragama serta meningkatkan berbagai pelayanan kepada masyarakat dalam urusan kehidupan beragama di Jawa Tengah. Untuk mencapai sasaran program tersebut telah dilaksanakan pemberian bantuan pembangunanlrehabilitasi tempat ibadah melalui dana APBN sebanyak kurang lebih 600 bush, membangun balai nikah 6 bush, merehab gedung balai nikah 38 buah, sews gedung balai nikah 18 bush, mengadakan alat mekaniklmesin tik sebanyak 240 buah, sertifikasi tanah wakaf sebanyak 7.000 bidang, AMD 12 desa masing-masing 1 buah masjid, membantu KKN IAIN Walisongo di 9 lokasi masing-masing 1 buah masjid, penataran PPNIWakil PPN semua agama 120 orang; penataran petugas BP4150 orang, penataran nadzir wakaf sebanyak 165, orang, penataran pengurus masjid, mengadakan lomba administrsi sebanyak 2 kali, lomba UKM 3 kali, lomba Ibu Teladan BP4 1 kali, penataran administrasi dan manajemen bagi Kepala KUA
se Jawa Tengah 7 angkatan dengan h+aya swadaya d+ Medoho. Semarang.
b. Program penerangan dan bimbingan hidup beragama Program ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan. penghayafan dan pengamalan agama serta memantapkan kerukunan h+dup beragama. Kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mencapai program ini adalah melalui dana APBN, telah dapat dilaksanakan pengadaan komputer 1 unit, brosur penerangan agama untuk semua agama sebanyak 15.852 exemplar, stiker 6.000 exemplar, leaflet 6.150 exemplar, pamflet 4.050 exemplar, pengadaan kitab suci 68.556 exemplar dan pembentukan TPQITKQ 7,842 bush. Di samping itu, melalui dana APBN telah dilaksanakan pula kegiatan
. nanfisik yang berupa Penataran pengelola perpustakaan keagamaan 48 prang, pemimpin Lembaga Dakwah 48 prang, tenaga tehnis MTQ 18 prang, penyuluh agama dari berbagai agama 789 prang, melaksanakan musyawarah umat beragama 3 kali, melaksanakan musyawarah intern umat beragama 168 prang, dan . nanfisik yang berupa Penataran pengelola perpustakaan keagamaan 48 prang, pemimpin Lembaga Dakwah 48 prang, tenaga tehnis MTQ 18 prang, penyuluh agama dari berbagai agama 789 prang, melaksanakan musyawarah umat beragama 3 kali, melaksanakan musyawarah intern umat beragama 168 prang, dan
C. Program peningkatan pelayanan ibadah haji. Program ini bertujuan meningkatkan dan menyempurnakan pelayanan ibadah haji, dengan kegiatan yang telah dilaksanakan
1 } Penataran manasik haji 175.422 prang.
2) Penataran TPHI 402 prang.
3) Penataran TPHD 708 prang. 4} Penataran TKH196 prang.
5) Penataran TKHD 33 prang.
6) Penataran TPIH 11 prang.
7) Mengadakan orientasi penataran organisasi persaudaraan haji Indonesia di daerah-daerah 3 kali sebanyak 56 prang. Penataran petugas urusan haji daerah Kab/Ko 3 kali sebanyak 36 prang.
d. Program pembinaan pendidikan tingkat dasardan menengah.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan agama pada perguruan umum yang setingkat. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain
1) Pembangunan dan rehab gedung MIN.
2) Pembangunan dan rehab gedung MTsN.
3) Pembangunan dan rehab gedung MAN serta pembangunan laboratorium dan perpustakaan. Di samping itu juga telah diupayakan pengadaan tanah bagi pembangunan madrasah yang befum mempunyai tanah yang cukup representatif untuk kegiatan pendidikan, sekaligus untuk pembangunan gedungnya.
4) Bagi Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) telah diberikan bantuan rehab, sedang untuk MIN, MTsN dan MAN juga diberikan bantuan/Biaya Operasional Pembangunan masing-masing sebesar Rp 1.000.000,00 s/d Rp 3.000.000,00.
5) Pemberian bantuan pengadaan tempat peribadatan dan Pemberian bantuan untuk Sekolah Umum Swasta Islam (SUSI) dan juga telah diupayakan peningkatan mutu dan ketrampilan guru-guru melalui : penataran guru agama, guru agama SD/MI, penyetaraan D.II guru agama SD/MI, penataran guru agama swasta.
6) Untuk meningkatkan pembinaan madrasah-madrasah swasta telah dilaksanakan akreditasi madrasah, serta penyelenggaraan kurikulum seperti Porseni madrasah.
7} Mengadakan kerja sama dengan IKIP Negeri Semarang dalam pelaksanaan penyetaraan D.III bidang studi IPA dan gahasa Inggris.
e. Program pendidikan dan latihan tenaga keagamaan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pegawai dan aparatur di bidang agama. Kegiatan yang telah dilaksanakan berupa pendidikan penjenjangan meialui SEPADA, SEPAIA, SEPADYA dan SESPA, serta penataran lainnya bag; pegawas tekrns administras+ lainnya. Upaya
pembangunan fcsik berupa rehab gedung Diklat se}uas 168o m ? , pembangunan fcsik berupa rehab gedung Diklat se}uas 168o m ? ,
penataran administrasi umum sebanyak 1;60 orang, penataran petugas tata usahalkeuangan 60 orang, penataran petugas perencanaan 30 orang, dan penataran petugas administrasi kepegawaian sebanyak 160 orang.
f. Program generasi muda. Program ini bertujuan agar melalui pembinaan dan pendekatan keagamaan, kualitas dan aktivitas generasii muda dapat lebih ' bermakna dan berdaya guna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan agama. Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah : melaksanakan kegiatan di gelanggang remaja, melaksanakan kegiatan kepemudaan/musyawarah remaja masjid dan menyelenggarakan pagelaran lewat RRI -TVRI.
Program peranan wanita. Program ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan peranan wanita dalam pembangunan melalui jalur agama, selaras dengan perkembangan tanggung jawab dan peranannya dalam mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat, bahagia dan sejahtera. Kegiatan yang telah dilakukan berupa 1) Penataran UU Perkawinan, konsultasi, orientasi dan motivasi
keluarga bahagia sejahtera baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, termasuk bagi santri putri di pondok pesantren.
2) Penyuluhan mengenai kesejahteraan Abu dan anak melalui jalur agama, terutama dalam hal kematian bayi dan anak di bawah umur lima tahun (BALITA).
3) Kegiatan fisik berupa : membagi dan mengadakan buku pedoman UU Perkawinan, mengupayakan brosur mengenai bins keluarga bahagia, mengadakan buku pedoman, motivasi dan peranan wanita dalarn rangka menurunkan angka kematian bays
h. Program penyempurnaan efisiensi aparatur pemerintah Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah agar dapat melaksanakan tugas umum pemer~ntanan day pembangunan di bidang agama secara berdaya guns dan berhasil guns. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain 1) Mendistribusikan buku petunjuk pelaksanaan proyek (KMA
Nomor 60 B Tahun 1981) sebanyak 300 exemplar.
2) Mendistribusikan buku standarisasi pembangunan dari Dirjen Cipta Karya sebanyak 500 exemplar.
3) Menyelenggarakan penataran/bimbingan proyek sebanyak 5 kali 4) Menyelenggarakan orientasi program/ monitoring proyek sebanyak 5 kali.
5) Menyelenggarakan pengendalian operasional proyek (POP) sebanyak 24 kali.
6) Menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan (LNP) Irjen/BPKP sebanyak 163 temuan.
i. Program penyempurnaan prasarana fisik pemerintah. Program ini bertujuan untuk melengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas i. Program penyempurnaan prasarana fisik pemerintah. Program ini bertujuan untuk melengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas
1) Membangun/ruislag Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah seluas 2.400 m 2 .
2) Membangun rumah Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah.
3) Membangun gedung Kandepag Kab. Banjarnegara 1 buah.
4) Merehab gedung lama seluas 135 m 2 dan mempaving halaman keiiling kantor seluas 1.500 m 2 .
5) Merehab gedung Kandepag Kab/Kodia sebanyak 6 buah.
6) Merehab wisma Kanwil Depag Propinsi Jawa Tengah.
7) Merehab rumah dings Ka Kanwil Departemen Agama Prop Tengah. Keberhasilan.
a. Secara umum tugas pokok dan tugas pembangunan selama jabatan periode ini dapat terlakSana sebagaimana mestinya. Hal-hal menonjol yang dapat dilaksanakan antara lain
1 ) Terbangunnya Kantor W4layah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah di JI. Sisingamangara}a Nomor 5 Semarang
Gedung Kanwil Dep. Agama Prop. Jateng di JI. Sisingamangaraja No. 5 Semarang Tersertifikatkannya tanah wakaf sebanyak 38.079 bidang dari sasaran sebanyak 49.571 bidang.
3) Terbangunnya 8 bush balai nikah.
4) Berdirinya TPQ se Jawa Tengah sebanyak 7.824 bush.
5) Adanya kerja sama penyelenggaraan D.lil dengan IKIP Negeri
Semarang (bidang studi IPA dan Bahasa Inggris). 6} Terbangunnya asrama haji transit Jawa Tengah seluas kurang
lebih 800 m 2 . 7} Terbangunnya 3 bush masjid di desa tertinggal, yaitu : Masjid Kranggan,
Kec. Kranggan Kabupaten . Rembang,masjid Kebonangung Kec. Kajen Kabupaten Pekalongan dan Masjid Darum kec. Bayat Kabupaten Klaten.
9. Hal-hal menonjol yang belum dilaksanakan Pengisian jabatan pada Bimas Budha, yaitu Kepala Pembimas Budha Kanwil Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah. Sarana dan Prasarana.
1) Penyelesaian pensertifikatan tanah wakaf, yang sampai scat ini belum terselesaikanl masih dalam proses penyelesaian oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Tanah wakaf yang
ditargetkan untuk disertifikatkan sebanyak 49 597 buah. sedang yang telah terselesaikan 38 079 Bidang sisa yang velum sebanyak 10.492 Bidang.
2) Masalah pembangunan gedung balai nikah. ;umIah balai nikah yang ada di Jawa Tengah sebanyak 551 buah. sudah dibangun sebanyak 484 buah. sisa yang belum dibangun 67 buah.
C. Peningkatan Sumber Daya Manusia
1) Peningkatan mutu PPPN berupa pembekalan melalui penataran sampai 1) Peningkatan mutu PPPN berupa pembekalan melalui penataran sampai
2} Penataran Penilik dan Pengawas Pendidikan Agama Islam, sampai scat ini belum dapat dilaksanakan, diharapkan melalui dukungan dana dari DIK, hal tersebut segera dapat dilaksanakan.
Mengenai realisasi anggaran DIK dan dana lainnya dapat kemukakan sebagai berikut '
Anggaran DIK tahun 199411995 untuk semua mata anggaran kegiatan sebesar Rp 2.182.454.000,00, realisasi ' penggunaannya sebesar Rp
91 1 .003.138,00 tersisa sebesar Rp 1.271.450.862,00. Anggaran yang ada di Bidang Urusan Agama Islam sampai dengan 30 September 1994 balk DIK maupun DIP adalah : jumlah seluruhnya Rp
en Rembang,masjid 1.540.965.179,41, realisasi penggunaan sebesar Rp 433.339.663,00 dan eKalongan dan Masjid
tersisa sebesar Rp 1.105.625.516,41. Anggaran yang ada di Bidang Penerangan Agama Islam sampai dengan 30 September 1994 baik DIK maupun DIP adalah : jumlah seluruhnya Rp 302.503.369,00, realisasi penggunaan sebesar Rp 177.796.939,00 dan
1994 balk DIK maupun DIP adalah : jumlah seluruhnya Rp 737.144.000,00, . Anggaran yang ada di Bidang Penda Islam sampai dengan 30 September
1994 bask DIK maupun DIP adalah : jumlah seluruhnya Rp 16.899.000.00, realisasi penggunaan sebesar Rp 16.899.000.00 dan tersisa sebesar Rp 0,00