Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jenis-Jenis Usaha Mikro Kecil Menengah

Sedangkan Biro Pusat Statistik BPS Indonesia Tahun 2003, menggambarkan bahwa perusahaan dengan: 1. Jumlah tenaga kerja 1-4 orang digolongkan sebagai industri kerajinan dan rumah tangga. 2. Perusahaan dengan tenaga kerja 5-19 orang sebagai industri kecil 3. Perusahaan dengan tenaga kerja 20-99 orang sebagai industri sedang atau menengah. 4. Perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang sebagai industri besar. Pengertian UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 261UKK Tanggal 29 Mei 1993 adalah: 1. Usaha Kecil adalah yang memiliki total aset maksimum Rp 600 juta, tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. 2. Usaha menengah adalah usaha ekonomi yang dikembangkan dengan perhitungan aset di luar tanah dan bangunan mulai dari 200 juta sampai kurang dari 600 juta dengan jumlah tenaga kerja mulai 20 orang sampai dengan 99 orang.

1.6.5.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, pada pasal 6 dijelaskan kriteria-kriteria yang tepat mengenai UMKM. 1. Kriteria Usaha Mikro, ada dua kriteria usaha ini yakni: a. memiliki kekayaan bersih maksimal Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Universitas Sumatera Utara b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. 2. Kriteria Usaha Kecil. Kriteria usaha ini meliputi: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 dua miliar lima ratus juta rupiah. 3. Kriteria Usaha Menengah. Ada dua kriteria Usaha Menengah, yaitu: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 dua miliar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah. Tabel 1.2 Batasan Karakteristik UMKM Menurut Beberapa Organisasi Organisasi Jenis Usaha Keterangan Kriteria Badan Pusat Statistik BPS Usaha Mikro Pekerja 5 orang termasuk keluarga yang tidak dibayar. Usaha Kecil Pekerja 5-19 orang Usaha Menengah Pekerja 20-99 orang Meneg Koperasi UMKM Usaha Kecil UU No.91995 Aset Rp.200 di luar tanah dan bangunan omzet tahunan Rp.10 Milyar. Usaha Menengah Inpres 101999 Aset Rp.200 juta- Rp.10 Milyar Universitas Sumatera Utara Sumber: http: www.menlh.go.idusaha-keciltopkriteria. htm

1.6.5.3 Jenis-Jenis Usaha Mikro Kecil Menengah

Secara umum UMKM bergerak dalam 2 dua bidang, yaitu bidang perindustrian dan bidang barang dan jasa. Menurut Keppres No. 127 Tahun 2001, adapun bidang jenis usaha terbuka bagi Usaha Mikro Kecil Menengah di bidang industri dan perdagangan adalah: 1. Industri makanan dan minuman olahan yang melakukan pengawetan dengan proses pengasinan, penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan, perebusan, penggorengan, dan fermentasi dengan cara-cara tradisional. Bank Indonesia Usaha Mikro SK Dir BI No. 3124KEPDIR Tgl 5 Mei 1998 Usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. • Dimiliki oleh keluarga sumberdaya lokal dan teknologi sederhana • Lapangan usaha mudah untuk exit dan entry Usaha Kecil UU No. 91995 Aset Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunan: Omzet tahunan Rp. 1 Milyar Menengah SK Dir BI No. 3045DirUK Tgl 5 Januari 1997 Aset Rp. 5 Milyar untuk sektor industri • Aset Rp. 600 Juta di luar tanah dan bangunan untuk manufakturing • Omzet tahunan Rp. 3 Milyar Bank Dunia Usaha Mikro Kecil Menengah Pekerja 20 orang • Pekerja 20-150 orang • Aset US. 500 ribu di luar tanah dan bangunan Universitas Sumatera Utara 2. Industri penyempurnaan benang dari serat buatan menjadi benang bermotifcelup, ikat dengan menggunakan alat yang digunakan oleh tangan. 3. Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran yang memiliki ciri dikerjakan dengan alat yang digerakkan tangan termasuk batik, peci, kopiah, dsb. 4. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan : a. Bahan bangunan atau rumah tangga, bambu, nipah, sirap, arang, sabut. b. Bahan industri : getah-getahan, kulit kayu, sutra alam, gambir. 5. Industri perkakas tangan yang diproses secara manual atau semi mekanik untuk pertukangan dan pemotongan. 6. Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen, dan pengolahan, kecuali cangkul dan sekop. 7. Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir, maupun tidak diglasir untuk keperluan rumah tangga. 8. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, kapal dibawah 30 GT, elektronik dan peralatan rumah tangga yang dikerjakan secara manual atau semi otomatis. 9. Industri kerajinan yang memiliki kekayaan khasanah budaya daerah, nilai seni yang menggunakan bahan baku alamiah maupun imitasi. 10. Perdagangan dengan skala kecil dan informasi. Universitas Sumatera Utara

1.6.5.4 Masalah-Masalah Yang Dihadapi UMKM