Hasil Wawancara Peranan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi

4.1.2 Hasil Wawancara

Pemaparan hasil wawancara ini dibuat secara berurutan menurut pertanyaan peneliti. Yang diwawancarai yaitu Kepala Bidang Koperasi dan UMKM, PLT Kasi Koperasi dan staf koperasi pengganti dari Kepala Seksi UMKM yang telah pindah tugas. Dapat diketahui bahwa key informan telah benar-benar mengetahui dan memahami apa yang sebenarnya menjadi bidang pekerjaannya. Key informan mengetahui dan memahami tentang cara pemberdayaan dan pengembangan UMKM. Peneliti juga melakukan wawancara pada para pedagang dodol bengkel untuk mengumpulkan data tentang kinerja instansi ini. Peneliti mengawali wawancara kepada Romero H.ST sebagai PLT Kasi Koperasi tentang hubungan organisasi pemerintah ini dengan UMKM, khususnya UMKM dodol bengkel. Maka beliau menjawab : “ hubungannya seperti terdapat di dalam Undang-undang Koperasi Nomor 17 tahun 2012,undang-undang itu sebagai pedoman kerja kami disini. Dan pada UMKM dodol bengkel sendiri kami berperan untuk memberikan pembinaan agar UMKM dodol bengkel menghasilkan produk unggulan..” Melalui pemaparan beliau dapat diketahui bahwa terdapat Undang-undang Koperasi Nomor 17 tahun 2012 sebagai acuan ketatalaksanaan kerja organisasi serta menjadi tolak ukur kepada UMKM dalam membangun koperasi dan dinas ini mengawasi berjalannya koperasi tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.1.3 Peranan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi

1. Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Pemberdayaan Usaha

Mikro Kecil Menengah Dodol Bengkel Terkait bagaimana peranan dinas dalam pembinaan UMKM, penulis melakukan wawancara dengan key informan yaitu Ibu Hj. Rosdelimawati, SE sebagai Kepala Bidang Koperasi dan UMKM, beliau menjawab : “ kami membina UMKM dodol bengkel dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada para pedagang untuk menyempurnakan kualitas produksi mereka..” Peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada pedagang dodol bengkel yaitu Novi anak dari pemilik usaha dodol Sekar yang mengatakan bahwa: “ Ayah pernah mengikuti pembinaan dari pemerintah daerah tentang cara produksi dodol..” Ibu Ida pemilik usaha dodol Podo Seneng II juga mengeluarkan pendapat tentang hal pembinaan: “ gak semua pembinaan dari pemerintah, pernah juga diadakan pembinaan dari mahasiswa USU tentang cara buat dodol tapi gak banyak orang yang mau ikut pembinaan..” Dari wawancara diatas dapat kita lihat bahwa terdapat informan membentuk kerja sama yang baik dalam hal pembinaan tetapi tidak sedikit juga pedagang yang tidak mau ikut pembinaan tersebut karena berbagai alasan,itu terlihat pada respon pedagang yang mau ikut terlibat dan yang tidak dalam pelatihan dan dinas yang mau menjadi fasilitatornya. Universitas Sumatera Utara Setelah itu peneliti menanyakan bentuk lain dari pembinaan untuk memberdayakan UMKM k epada Romero sebagai PLT Kasi Koperasi dan beliau menjawab: “ dalam kurun waktu tertentu Dinas mengikutsertakan para pedagang pada pameran-pameran produk UMKM. Seperti pameran baru-baru ini yang diadakan tanggal 24-30juni 2013 di Gedung Serba Guna Pancing,Medan dan Kabupaten Serdang Bedagai meraih juara stand terbaik III..” Kemudian pertanyaan yang sama diajukan kepada Ibu Dipa pemilik usaha Velg tentang hal pembinaan ini lalu beliau menjawab : “ pernah ikut pembinaan jualan di pameran-pameran jajanan tapi saat Bapak Tengku Erry yang jadi Bupati, setelah itu gak pernah ikut lagi karena gak pernah dengar..” Ibu Nur Hasanah pemilik usaha Sri Rahayu menanggapi pertanyaan yang sama dengan jawaban : “ pembinaan bisa diikuti hanya oleh orang-orang tertentu, orang yang kenal dengan orang di pemerintahan saja yang bisa ikut..” Kurangnya komunikasi antara dinas terkait dengan pedagang membuat pedagang menyimpulkan bahwa setiap pengurusan yang berhubungan dengan pemerintahan terlalu ribet. Tanggapan ini membuat citra buruk pada dinas, seharusnya segala kepengurusan untuk mengikuti pembinaan dan pameran dipermudah agar banyak pedagang yang mau ikut berpartisipasi. Kemudian hal ini ditanggapi kembali oleh Ibu Hj. Rosdelimawati selaku Kepala Bidang Koperasi dan UMKM : “ pedagang yang tidak mau berpartisipasi karena menganggap jualan di toko saja sudah memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa memikirkan jangka panjang dalam penjualannya untuk memperoleh omset yang lebih besar..” Universitas Sumatera Utara Kemudian salah satu informan, Nisa pegawai usaha Dodol Murni juga berpendapat : “ pemilik usaha dodol ini sibuk kerja jadi mereka gak pernah ikut kegiatan dari pemerintah dan penghasilan mereka lebih dari cukup, gak terlalu berpengaruh sama keuntungan dari usahanya..” Dari jawaban para informan, kita ketahui bahwa terdapat alasan yang rasional dari pihak pedagang sehingga tidak ikut serta dalam setiap program atau kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi. Permodalan merupakan suatu masalah dalam mengembangkan usaha, terlebih jika tidak ada bentuk pinjaman yang legal dan memberatkan pemilik usaha dengan bunga yang tinggi. Dan pada umumnya mereka mengeluhkan tentang terbatasnya modal, yang menyebabkan usaha mereka dari tahun ke tahun tidak berkembang menjadi lebih besar. Di lain pihak kebijakan perbankan juga masih lebih berorientasi, pelaku UMKM masih saja mengeluh rumitnya mengakses kredit perbankan. Bank selalu saja mengharuskan adanya agunan dan kelengkapan surat-surat izin usaha. Bukan rahasia lagi, sulitnya akses permodalan bagi UMKM telah memberi peluang berkembangnya rentenir. Pelaku UMKM yang kerap mengalami kesulitan permodalan, karena tidak punya pilihan, akhirnya lebih memilih meminjam dari rentenir dengan bunga yang mencekik leher bisa mencapai 15-20 persen per bulan. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi ikut ambil bagian dalam mengatasi masalah ini, sudah menjadi tugas mereka membina para pedagang agar tidak terjebak dalam lilitan bunga yang tinggi. Maka peneliti menanyakan sumber-sumber modal yang dipakai oleh para pedagang pasar bengkel dan Maya pegawai dari usaha Zyedan Dodol mengatakan : Universitas Sumatera Utara “ modalnya pribadi tapi pernah juga minjam dari bank kalau sudah terlalu terdesak buat menambah jumlah produk jualan ..” Nisa pegawai Dodol Murni menambahi : “ pernah dapat pinjaman dari Microfin Citra Mandiri MCM dan pinjaman dari bank juga dan bunga nya lumayan besar ..” Dengan pertanyaan yang sama, Ibu Nur Hasanah pemilik usaha Sri Rahayu menanggapi : “ ada juga bentuk pinjaman dari pemerintah tapi untuk perkelompok bukan perorangan, dan jumlah modal pinjamannya hanya sedikit berkisar sampai 5 juta saja..” Peneliti menanyakan hal yang sama dengan Ibu Hj. Rosdelimawati selaku Kepala Bidang Koperasi dan UMKM, beliau menjawab : “ dulu bentuk permodalannya seperti dana bergulir langsung ke pengusaha UMKM dan tahun 2010 program seperti ini tidak diberlakukan lagi. Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD sudah tidak diperbolehkan lagi menggulirkan dana langsung ke UMKM..” Dengan pertanyaan yang sama, PLT Kasi Koperasi Romero juga memberi pendapat : “ pemerintah mau memberi bantuan modal kalau para pedagang membentuk kelompok usaha simpan pinjam atau koperasi, jadi koperasi tersebut menjadi wadah untuk menyalurkan pinjaman. Koperasi untuk pedagang dodol sendiri sudah terbentuk yaitu Koperasi Dodol Bengkel tapi koperasi ini sekarang vakum..” Hal yang sama juga ditanggapi oleh Ibu Nurliza Tarigan Staf bidang Koperasi dan UMKM, beliau mengatakan : “ dilakukan sosialisasi tentang Kredit Usaha Rakyat KUR kepada UMKM, sehingga para pedagang mengerti proses peminjaman kepada bank yang ikut bekerja sama dalam pinjaman modal ini..” Universitas Sumatera Utara Pinjaman modal hanya diberikan jika terdapat organisasi legal dari para pedagang. Tindakan membentuk koperasi sudah sewajarnya dilakukan agar pinjaman modal dari pemerintah tepat sasaran. Kesadaran para pedagang akan pentingnya mendirikan koperasi sangat kurang, terlebih jika mereka menganggap usaha dapat berjalan dengan modal pribadi. Selain pinjaman modal, peneliti juga bertanya tentang bentuk kontribusi yang lain dari pemerintah kepada Devi pegawai usaha Sahabat Baru dan beliau menjawab : “ pemerintah setempat memberikan tirai gratis kepada seluruh pedagang tanpa terkecuali untuk menutup bagian depan toko agar produk makanan tidak langsung terkena sinar matahari dan asap kendaraan..” Ibu Nurliza Tarigan sebagai Staf Bidang Koperasi dan UMKM juga menanggapi pertanyaan yang sama dengan mengatakan : “ kami pernah memberikan bantuan peralatan kepada kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah seperti pemberian kuali, kompor, tirai dan peralatan lainnya..” Bentuk bantuan seperti ini meringankan beban para pedagang dan hal-hal kecil seperti ini berdampak baik bagi dinas terkait karena para pedagang merasa pemerintah memperhatikan usaha dengan menjaga kualitas produk makanan yang mereka jual. Pemikiran seperti ini juga dapat menghapus citra buruk kepada organisasi pemerintahan dan membuat para pedagang mau bekerja sama untuk mengembangkan usaha mereka. Dirumuskan langkah pembinaan dan pengembangan, baik di dalam maupun di luar negeri. Langkah tersebut dicapai lewat pelaksanaan penelitian dan pengkajian pemasaran, menyediakan sarana serta dukungan promosi dan uji pasar bagi UMKM. Selain itu juga dimaksudkan untuk mengembangkan lembaga Universitas Sumatera Utara pemasaran dan jaringan distribusi, serta memasarkan produk UMKM. Pemasaran ini juga merupakan salah satu bentuk peranan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi untuk melebarkan akses meraih keuntungan yang besar pada UMKM dodol bengkel. Maka dari itu, peneliti bertanya kepada PLT Kasi Koperasi tentang perluasan pemasaran dodol bengkel, dan beliau mengatakan : “ pemasaran dodol bengkel ini sudah sampai diluar Sumatra Utara, yaitu sampai di Batam. Kami berusaha menjadi jembatan bagi para pedagang untuk mengakses konsumen di Batam..” Kemudian Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Ibu Hj. Rosdelimawati menanggapi hal yang serupa : “ akses ke pemasaran internasional juga pernah kami lakukan, seperti halnya kami menjadi fasilitas untuk menjalin kerjasama pada saat diadakan event luar negeri yaitu Penang Fair di Malaysia pada tahun 2012 dan hanya produksi yang unggulan saja yang kami ikut sertakan dalam pameran itu..” Dari wawancara diatas, kita melihat bahwa akses terhadap informasi pasar baik di dalam negeri maupun diluar negeri sudah selayaknya di fasilitasi oleh pemerintah sehingga para pedagang dapat dengan mudah memperkenalkan produknya pada setiap customer dan meraih akses pemasaran yang lebih luas. Dodol Sejahtera adalah salah satu peserta yang ikut dalam event Penang Fair, namun sayangnya peneliti tidak dapat mewawancarai pemilik usaha karena pemilik usaha tidak berada di tempat. Peneliti kemudian bertanya kepada pedagang UMKM dodol bengkel tentang usaha mereka untuk memasarkan produk dagangan mereka kepada masyrakat, dan Maya pegawai usaha Zyedan Dodol menanggapi dengan mengatakan : “ kami memasarkan dagangan kami dengan melakukan promosi di star radio 197,0 fm ..” Universitas Sumatera Utara Pertanyaan serupa juga ditanggapi oleh Ibu Nur Hasanah pemilik usaha Sri Rahayu : “ usaha dodol ibu memiliki pelanggan toko tetap di Batam. Mereka menjualkan barang produksi kami disana..” Ida pemilik usaha Podo Seneng II juga memberikan pendapat : “ untuk hal pemasaran kami ikut bekerja sama dengan supir-supir angkutan umum seperti Tobali, dan Bus pariwisata..” Ina pegawai usaha Dodol Kurnia juga menambahi: “ usaha dodol ini kami pasarkan dengan kerja sama seperti KUPJ, Taxi, dan KBT..” Dari jawaban informan kita dapat melihat bahwa tidak sedikit pedagang UMKM dodol bengkel yang melakukan pemasaran dalam bentuk promosi ataupun kerja sama dengan angkutan-angkutan umum untUMKMendapatkan omset yang lebih besar. Maka dari itu, peneliti bertanya omset yang didapat kepada Ida pemilik usaha Podo Seneng II dari usaha mereka setiap harinya, beliau mengatakan : “ penjualan kami bisa berkisar 5-10 juta harinya, dan keuntungan bisa kami dapatkan setengah dari penjualan..” Kemudian Novi sebagai anak dari pemilik usaha Sekar menanggapi : “ kalau dari penjualan saja biasanya kami dapat 3 jutahari tapi kalau keuntungan berkisar 1-1,5 juta..” Pertanyaan yang sama diberikan kepada Ibu Dipa pemilik usaha Velg : “ penjualan kotornya kami bisa dapatkan 1,5-2 juta perhari tapi kalau keuntungan kami mendapatkan 1 jutahari..” Universitas Sumatera Utara Peneliti juga bertanya tentang keuntungan yang mereka dapatkan tanpa harus bekerja sama dengan kendaraan angkutan umum kepada Nisa pegawai Dodol Murni, dan beliau menjawab : “ kami mendapatkan penjualan sekitar 500ribu-800hari dan keuntungan mencapai 200hari..” Kemudian hal yang sama ditanggapi oleh Suryani pegawai Dodol Rinto : “ kalau penjualan maksimal nya sampai 500hari dan keuntungannya sendiri maksimalnya kami dapatkan 250hari..” Jawaban- jawaban dari para informan membuat kita mengetahui perbandingan keuntungan secara jelas terlihat antara usaha yang melakukan kerjasama dan yang hanya menunggu konsumen yang singgah. Kerjasama ini merupakan bentuk pemasaran secara tidak langsung dan berdampak baik bagi perkembangan usaha untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Dodol Bengkel mempunyai cita rasa yang baik di mata masyarakat setempat maupun wisatawan yang berkunjung. UMKM yang sudah lama berdiri ini menjadi ciri khas dari Kabupaten Serdang Bedagai, maka dari itu peneliti bertanya tentang kelebihan dan kelemahan dari UMKM Dodol Bengkel kepada Ibu Hj. Rosdelimawati sebagai Kepala Bidang Koperasi dan UMKM dan beliau menjawab : “ yang menjadi kelebihan dari dodol bengkel adalah dodol produksi mereka turun-temurun sehingga memiliki cita rasa yang khas. Dodol buatan mereka juga alami tanpa bahan pengawet. Kelemahan usaha ini adalah kemasan produk yang monoton tanpa ada sentuhan inovasi dari tahun ke tahun..” Selanjutnya PLT Kasi Koperasi Romero memberikan tanggapan serupa : “ keberadaan UMKM dodol bengkel di jalur lintas Sumatra Utara sangat strategis sehingga membuat tempat ini menjadi Universitas Sumatera Utara persinggahan kendaraan bermotor dan ini menjadi salah satu kelebihan mereka. Kelemahan UMKM ini, karena dodol produksi mereka tanpa bahan pengawet jadi tidak bertahan lama, paling lama hanya 2 minggu..” Peneliti memberikan pertanyaan yang sama kepada Ulfa selaku pegawai Saiyo dan beliau menjawab : “ karena kami berjualan di jalur lintas jadi bisa singgah kapanpun apalagi toko kami buka 24 jam. Tapi kalau lagi sepi kami terpaksa membuang dodolnya karena dodol kami gak bertahan lama..” Dari jawaban para informan dapat diketahui kelemahan dari produksi dodol mereka adalah dodolnya tidak dapat bertahan lama karena tidak memakai bahan pengawet. Selain itu, kemasan yang terkesan jelek akan membuat minat pengunjung berkurang dan hal ini akan membuat rugi para pedagang. Peranan Dinas sangat diperlukan dalam mengatasi masalah ini sehingga dapat meminimalisir segala ancaman yang membuat pedagang harus gulung tikar atau merugi. Menanggapi hal tersebut, peneliti bertanya kepada Ibu Hj. Rosdelimawati tentang cara mengatasi masalah-masalah yang menjadi kelemahan UMKM dodol bengkel, dan beliau menjawab : “ kami pernah melakukan sosialisasi tentang masalah ini kepada para pedagang. Kami pernah mengirimkan mereka ke Bandung tempat pembuatan dodol garut agar mereka mengetahui apa yang menjadi kekurangan dari dodol mereka dan pedagang yang diberikan pelatihan berbeda-beda setiap tahunnya. Beberapa pedagang ada yang menerapkan ilmu yang mereka peroleh sehingga ada beberapa toko yang membuat kemasan dodol mereka menjadi lebih menarik...” Selanjutnya peneliti bertanya tentang hal pembinaan dan inovasi kemasan kepada Suryani pegawai Dodol Rinto, dan beliau menjawab : Universitas Sumatera Utara “ kemasan dodol kami sudah berubah berkat pelatihan dari pemerintah daerah dan ini membuat kemasan dodol jualan kami jadi beraneka ragam..” Hal yang sama juga ditanggapi oleh Ina pegawai Dodol Kurnia : “ pemilik usaha pernah ikut pembinaan dan setelahnya dodol jualan kami lebih bertahan lama daripada sebelum dia mengikuti pembinaan dari pemerintah..” Kerjasama dari ke-2 pihak bersifat mutualisme, pedagang melakukan perubahan dalam pengembangan usaha dodolnya dan dinas terkait sudah melakukan peranannya dalam membina para pedagang untuk menjadi lebih baik.

2. Hambatan Pada Pembinaan Masyarakat Tentang Peningkatan

Ekonomi Kerakyatan Melalui Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah Dodol Bengkel Setiap upaya yang dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi dalam hal pengembangan dan peningkatan ekonomi kerakyatan terdapat hambatan-hambatan mengingat respon pedagang yang masih kurang dalam memperhatikan kualitas produk dagangan serta pandangan negatif yang mereka berikan pada setiap program dan kegiatan yang dilakukan oleh dinas. Terkait hal ini, peneliti bertanya tentang kendala yang dihadapi dalam setiap program pengembangan UMKM kepada Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Ibu Hj. Rosdelimawati, beliau menjawab : “ hambatan pembinaan adalah banyaknya pedagang yang tidak mau tau akan kemajuan usahanya sehingga terkesan mereka tidak peduli pada setiap program dan kegiatan yang dibuat untuk pengembangan usaha mereka. Juga terdapat UMKM yang berjalan tanpa adanya izin usaha sehingga mereka tidak terdaftar sebagai pelaku usaha dodol bengkel..” Universitas Sumatera Utara Hal serupa ditanggapi oleh Ibu Nurliza Tarigan, beliau mengatakan : “ pedagang tidak mau berpartisipasi karena mereka tidak mau mendaftarkan diri mereka untuk ambil bagian dalam kegiatan yang kami buat..” Peneliti menanyakan pertanyaan yang sama kepada Ibu Nur Hasanah pemilik usaha Sri Rahayu, beliau berpendapat : “segala kepengurusan ke pemerintahan selalu susah,mendapatkan izin usaha dan menghalalkan produk dagangan saja bisa sampai berbulan-bulan lamanya jadi minat untuk mengikuti program pemerintah berkurang..” Pedagang dodol bengkel Maya sebagai pegawai Zyedan Dodol menanggapi dengan serupa : “ terlalu banyak syarat dan yang mau diurus setiap ingin ikut pelatihan jadi pemilik usaha tidak mau ikut dalam kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah daerah..” Dari tanggapan setiap informan kita mengetahui bahwa pedagang mengeluh tentang prosedur dalam pengurusan untuk pelatihan dan pembinaan untuk pengembangan usaha mereka. Kebijakan pelaksaanaan kegiatan di nilai pedagang terlalu ribet, kemudian peneliti mewawancarai Ibu Hj. Rosdelimawati untuk menanggapi hal ini, beliau mengatakan : “ kualitas sumber daya manusia pada para pedagang masih rendah sehingga jika mereka tidak mengerti dalam prosedur pendaftaran, mereka tidak akan mau ikut serta..” Selanjutnya PLT Romero H. Selaku Kasi Koperasi menambahi dengan mengeluarkan pendapat : Universitas Sumatera Utara “ banyaknya pelaku UMKM dodol bengkel yang tidak terdaftar membuat kami kesulitan dalam mendata jumlah usaha dodol bengkel sehingga tidak sedikit jumlah pedagang yang tidak diberdayakan..” Jadi dapat kita lihat bahwa setiap program dan pelatihan yang dilaksanakan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi hanya diikuti oleh pedagang yang memiliki kemauan dan minat lebih dalam pengembangan usahanya. Banyaknya pedagang UMKM dodol bengkel yang tidak mempunyai izin usaha membuat para pedagang takut untuk berurusan dan ikut serta dalam pembinaan maupun pemasaran yang dilakukan. Kemudian peneliti menanyakan cara mengatasi masalah ini kepada Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Ibu Hj. Rosdelimawati, beliau menjawab : “ setiap tahunnya kami mendata ulang kembali para pedagang dan menertibkan pedagang dodol bengkel liar atau menghimbau mereka agar memiliki izin usaha..” Etiket baik pedagang untuk menaati peraturan tentang tata cara membuka usaha yaitu memiliki perizinan usaha akan membuat para pedagang aman dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, seperti pungutan liar yang membawa nama organisasi pemerintahan tetapi menguntungkan individu atau kelompok tertentu saja. Maka ada baiknya jika Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi memfokuskan pembinaan masyarakat tentang pentingnya memiliki surat izin usaha.

3. Pemberdayaan Dodol Bengkel

Menurut Pranaka dalam Sedarmayanti. 2003:113 menyatakan bahwa munculnya konsep pemberdayaan pada awalnya menekankan kepada proses Universitas Sumatera Utara memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan power kepada masyarakat, organisasi atau individu agar menjadi lebih berdaya. Banyaknya para pedagang UMKM dodol bengkel yang berjualan di sepanjang jalan Sumatra Utara ini tidak menutup kemungkinan bahwa ada juga pedagang yang mau dibina untuk diberdayakan guna mendapatkan omset yang lebih besar. Dari pemikiran tersebut peneliti mewawancara Novi anak dari pemilik usaha Sekar tentang dampak dari setiap pelatihan dan pembinaan yang diberikan bagi usaha mereka, dan beliau menjawab : “ dodol buatan kami jadi lebih tahan lama, sehingga meminimalisir pengeluaran jumlah modal untuk memproduksi dodol..” Pertanyaan yang sama diberikan kepada Ina pegawai usaha Dodol Kurnia, beliau mengatakan : “ pelatihan yang diberikan membuat kami mengerti tentang perubahan kemasan dodol kami agar lebih menarik sehingga konsumen lebih tertarik untuk mengkonsumsinya..” Berdasarkan jawaban informan kita dapat melihat bahwa pelatihan dan pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi membuat para pedagang UMKM dodol bengkel sudah berhasil diterapkan sesuai dengan landasan teori yang ada walaupun data yang peneliti dapatkan hanya berjumlah 2 orang dari 10 pedagang dodol. Sumber daya manusia para pedagang UMKM dodol bengkel sangat terkait erat dengan kualitas dan kuantitas dari produksi mereka itu sebabnya jika pembinaan dan pelatihan dapat diterima oleh semua pedagang maka keuntungan yang diperoleh pun akan lebih besar. Maka diperlukan kepedulian dari para Universitas Sumatera Utara pedagang untuk mau bekerjasama dengan Dinas Sosial Tenaga Tenaga Kerja dan Koperasi untuk dibina agar UMKM dodol bengkel lebih berdaya. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Peranan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi Dalam

Menyelenggarakan Pembinaan Masyarakat tentang Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah Khususnya UMKM Dodol Bengkel Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi memiliki pengaruh besar dalam setiap pengembangan UMKM dodol bengkel. Sebagai organisasi pemerintahan yang dipercaya untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi mengambil peranan dalam membina masyarakat tentang cara peningkatan ekonomi rakyat melalui pemberdayaan pada UMKM. UMKM merupakan kelompok usaha yang bisa diraih dengan mudah dalam hal pengelolaan, produksi serta penyedia barang dan jasa pada pasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak. UMKM juga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran dan meminimalisir tindakan perpindahan penduduk dari desa ke kota atau urbanisasi. Dari sekian banyak alasan positif tentang keberadaan UMKM di Indonesia, maka ada baiknya UMKM dibina dan dikembangkan baik dari segi kualitas produk sampai kenyamanan konsumen pada saat berbelanja. Hal tersebut sudah selayaknya diterapkan secara langsung pada UMKM dodol bengkel, karena usaha dodol ini sudah ada sejak lama sehingga menjadi ciri khas di Kabupaten Serdang Bedagai. Sentuhan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Universitas Sumatera Utara