Manfaat Penelitian Defenisi Konsep

Beranjak dari pengertian di atas serta berpedoman kepada latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang akan diangkat oleh penulis dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Peranan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi dalam Memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM”

1.4 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai suatu sasaran yang hendak dicapai, atau apa yang menjadi tujuan dari penelitian tentunya harus jelas diketahui sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan yang empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Sutrisno Hadi, 2001: 13. Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mendeskripsikan bagaimana peran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi dalam memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah. 2. Untuk mengetahui kondisi objektif UMKM dan partisipasi para pedagang khususnya UMKM Dodol Bengkel di Kecamatan Perbaungan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan hal yang diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut : a Secara subjektif, sebagai suatu tahap untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis serta mengembangkan Universitas Sumatera Utara kemampuan menulis suatu karya ilmiah sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat teruji dan berguna. b Secara teoritis, penelitian diharapkan memberi tambahan referensi kepustakaan bagi yang berkepentingan pada umumnya dan memberikan sumbangan pemikiran bagi siapa saja yang ingin mengetahui peranan dinas dalam setiap pelaksanaan program pengembangan dan pemberdayaan UMKM. c Secara akademis, penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan kontribusi empirik terhadap studi bisnis konsentrasi bisnis dan mampu menyambung khasanah ilmiah di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mengenai studi evaluasi.

1.6 Kerangka

Teori Teori Yunani: Teoria, pandangan, tinjau, umunya artinya: pandangan yang gunanya untuk memberi keterangan bagi suatu hal tertentu. Juga dalam ilmu pengetahuan teori itu gunanya untuk memberi keterangan bagi gejala-gejala tertentu, tapi umumnya teori dalam ilmu pengetahuan itu berupa sistem yang berdiri atas pelbagai dalil yang dikutip dari dunia pengalaman dan hipotesa- hipotesa yang keduanya berdasar pada asas tertentu. Seterusnya istilah teori itu sering pula dipakai sebagai lawan terhadap pengertian praktek atau pengalaman. Stephen 1961 mengatakan secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian sebagai berikut: teori adalah abstraksi dari realitas. Teori dari sekumpulan prinsip dan defenisi yang secara konseptual Universitas Sumatera Utara mengorganisasikan aspek-aspek dunia empiris secara sistematis. Teori terdiri dari asumsi-asumsi, proposisi-proposisi dasar yang saling berkaitan. Dari unsur diatas dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis tentang suatu fenomena. Bentuknya merupakan pernyataan- pernyataan yang berupa kesimpulan tentang suatu fenomena. Teori merupakan serangkaian asumsi, konsepsi, konstruksi, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep Singarimbun, 1989:37. Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian Arikunto, 2002:92. Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapt membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.

1.6.1 Pengertian Peranan

Peran Menurut Horton dan Hunt 1993, peran role adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Berbagai peran yang tergabung dan terkait pada satu status ini oleh Merton 1968 dinamakan perangkat peran role set. Dalam kerangka besar, organisasi masyarakat, atau yang disebut sebagai struktur sosial, ditentukan oleh hakekat nature dari peran- peran ini, hubungan antara peran-peran tersebut, serta distribusi sumberdaya yang Universitas Sumatera Utara langka di antara orang-orang yang memainkannya. Masyarakat yang berbeda merumuskan, mengorganisasikan, dan memberi imbalan reward terhadap aktivitas-aktivitas mereka dengan cara yang berbeda, sehingga setiap masyarakat memiliki struktur sosial yang berbeda pula. Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam suatu status tertentu, maka perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peran tersebut. Perilaku peran mungkin berbeda dari perilaku yang diharapkan karena beberapa alasan. Sedangkan, Abu Ahmadi 1982 mendefinisikan peran sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya.

1.6.2 Organisasi Pemerintahan

Dalam memberikan pengertian atau defenisi mengenai organisasi oleh para ahli manajemen, terdapat berbagai pendekatan yang dilakukan serta pemikiran yang berlainan mengenai persoalan organisasi. Beberapa ahli manajemen memberikan defenisi organisasi sebagai berikut : Menurut Siagian 1989 : 35, organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang berkerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal dalam satu ikatan hierarki dimana selalu terdapat hubungan antara seseorang atau kelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan. Menurut James D. Mooney Syafiie, 2003 : 133 “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose” Universitas Sumatera Utara organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dari defenisi-defenisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa defenisi organisasi adalah sebagai berikut : 1. Organisasi merupakan wadah atau tempat terselenggaranya administrasi 2. Didalam organisasi terjadi hubungan antar individu maupun kelompok, baik dalam organisasi itu sendiri maupun di luar organisasi. 3. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas dalam organisasi tersebut. 4. Berlangsung proses aktivitas berdasarkan kinerja masing-masing Pada dasarnya, organisasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling kait mengait dan merupakan satu kesatuan. Disini organisasi merupakan suatu wadah atau tempat menjalin kerja sama diantara pelaksananya atau juga sebagai sistem kerja sama, sistem hubungan dan sistem sosial. Dalam defenisi ini organisasi merupakan satu sistem, yang berarti adanya kesatuan dari berbagai faktor manusia yang membentuk organisasi tersebut maupun faktor pendukung, seperti kemampuan bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, dan kemampuan untuk melaksanakan azas-azas organisasi. Semua organisasi, baik formal maupun informal disatukan dan dipertahankan kesatuannya oleh kelompok yang melihat bahwa ada manfaat untuk bekerja sama ke arah sasaran yang sama. Jadi elemen yang sangat mendasar dalam organisasi apapun adalah “sasaran atau tujuan”. Tanpa adanya suatu sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, maka tidak ada organisasi yang dapat bertahan. Secara umum organisasi sebagai rangkaian kerja sama antar manusia dapat dibedakan atas organisasi sektor publikpemerintahan dan organisasi sektor swasta, dengan perbedaan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Perbedaan Organisasi Pemerintahan dengan Organisasi Swasta No. Perbedaan Organisasi Pemerintahan Organisasi Swasta 1. Tujuan organisasi Non provite motive Provite motive 2. Sumber pendanaan Pajak, retribusi, utang, obligasi, laba BUMN BUMD, penjualan asset negara dan pendapat lain yang sah a. Pembiayaan internal, yaitu : modal sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva b. Pembiayaan eksternal, yaitu : utang bank,obligasi, penerbitan saham 3. Pertanggungjawaban Kepada publik masyarakata dan parlemen DPRDPRD Kepada pemegang saham dan kreditur 4. Struktur Organisasi Birokratis, kaku dan hierarki Fleksibel, datar, piramid, lintas fungsional 5. Karakteristik Anggaran Terbuka untuk public Tertutup untuk public 6. Sistem Akuntansi Cash accounting Accrual accounting 7. Kriteria keberhasilan Ekonomis, efesiensi dan efektivitas Laba 8. Kecebdrungan Sifat Organisasi Politis Organisasi bisnis 9. Dasar Operasional Di luar mekanisme pasar Berdasarkan mekanisme pasar Sumber : Mahsun, 2006 : 16 Area sektor pemerintahan dan area sektor swasta di dalam organisasi membedakan dua bentuk kerjasama manusia secara umum. Khususnya pada penelitian ini organisasi yang dilihat adalah organisasi pemerintahan, yaitu Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi Kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki tugas melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang Universitas Sumatera Utara pengkoperasian pengUsaha Mikro Kecil Menengah serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya termasuk juga dalam upaya pengembangan UMKM.

1.6.3 Manajemen Organisasi

Pemerintahan Secara etimologi, manajemen management berasal dari kata manus berarti tangan dan agere berarti melakukan. Setelah digabung menjadi kata manager bahasa Inggeris yang berarti mengurus atau managiere bahasa latin yang berarti melatih. Menurut George Terry Syafiie, 2003 : 117 manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya. Manajemen dilakukan dan dibutuhkan dalam setiap tingkatan pekerjaan manusia, baik dalam skala pekerjaan yang kecil hingga penentuan tujuan dalam pekerjaan yang besar sekalipun. Manajemen memiliki tujuan tertentu yang tidak dapat diraba. George Terry 1999 : 2 mengungkapkan bahwa manajemen dapat diagmbarkan sebagai sesuatu yang tidak nyata, karena ia tidak dapat dilihat, tetapi hanya terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbulkannya out put atau hasil kerja yang memadai, kepuasan manusiawi dan hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih baik. Dengan demikian manajemen secara garis besar adalah kemampuan mengurus organisasi untuk mencapai tujuan yang tekah ditetapkan sebelumnya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Universitas Sumatera Utara 1.6.4 Pemberdayaan 1.6.4.1 Pengertian Pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat sebenarnya mengacu kepada kata empowerment, yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh masyarakat. Jadi pendekatan pemberdayaan masyarakat titik beratnya adalah penekanan pada pentingya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian diharapkan dapat memberi peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi justru sebagai subyek pelaku pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat secara umum. Menurut Pranaka dalam Sedarmayanti. 2003:113 menyatakan bahwa munculnya konsep pemberdayaan pada awalnya menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan power kepada masyarakat, organisasi atau individu agar menjadi lebih berdaya. Selanjutnya menekankan pada proses menstimulasi, mendorong dan memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya. Asumsi dasar yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat adalah: 1. Bahwa masyarakat perlu didorong untuk mencapai perubahan yang lebih baik. 2. Bahwa masyarakat memilki potensi dalam mengembangkan dirinya, dan secara praktis mengetahui hambatan dan tantangan yang dihadapinya. Universitas Sumatera Utara 3. Pemberdayaan masyarakat sebagai resep yang cukup mujarab dalam mengobati keterbelakangan. 4. Dengan pembangunan berbasis komunitas, akan lebih efisien dan efektif untuk mencapai pembangunan seperti yang diharapkan. 5. Menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam konsep penberdayaan masyarakat Indratno,http:www.google.comsearch?q=peranan+pemberdayaan+usah a+kecil+dan+menengah+dalam+meningkatkan+pembangunan+ekonomi+ masyarakathl=enbiw=1280bih=647prmd=ivnsei=mOm1Td6ML 4fNrQfth4XXDQstart=20sa= diakses 12 juli 2013 pukul 12.20 pm.

1.6.4.2 Proses Pemberdayaan

Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari sisi keberadaannya sebagai suatu program ataupun sebagai suatu proses. Pemberdayaan sebagai suatu proses dapat dilihat dari tahapan-tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya telah ditentukan jangka waktunya. Namun, ada pula yang melihat pemberdayaan sebagai suatu proses. Sebagai suatu proses pemberdayaan merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang hidup seseorang on going process. Menurut Hogan dalam RUMKMinto. 2008:84, proses pemberdayaan individu sebagai suatu proses yang relative terus berjalansepanjang usia manusia yang diperoleh dari pengalaman individu tersebut dan bukannya suatu proses yang berhenti pada suatu masa saja empowering is not an end state, but a process that all human experience. Universitas Sumatera Utara Hogan juga menggambarkan proses pemberdayaan yang berkesinambungan sebagai suatu siklus yang terdiri dari lima tahapan utama, yaitu: 1. menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan recall depoweringempowering experience 2. mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan penidakberdayaan discuss reasons for depowermentempowerment 3. mengidentifikasikan suatu masalah ataupun proyek identify one problem or project 4. mengidentifikasikan basis daya yang bermakna untuk melakukan perubahan identify useful power bases 5. mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya develop and implement action plans. Dalam melaksanakan pemberdayaan terhadap masyarakat ini, tentunya tidak terlepas dari peran pelaku pemberdayaan, baik oleh pemerintah maupun oleh nonpemerintah. Pelaku pemberdayaan ini nantinya yang akan bekerja sebagai community worker ataupun enabler. Menurut Ife RUMKMinto.2008:89, sebagai community worker , Ife melihat ada empat peran dan keterampilan utama yang nantinya secara lebih spesifik akan mengarah kepada keterampilan seseorang sebagai community worker sebagai pemberdayaan masyarakat. Keempat peran dan keterampilan tersebut adalah: 1. Peran dan keterampilan fasilitatif facilitative roles and skills 2. Peran dan keterampilan edukasional educational roles and skills 3. Peran dan keterampilan perwakilan representational roles and skills Universitas Sumatera Utara 4. Peran dan keterampilan teknis technical roles and skills. 1.6.5 Usaha Mikro Kecil dan Menengah 1.6.5.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, tepatnya dinyatakan dalam pasal 1, UMKM dapat dijelaskan secara terperinci berikut ini: 1. Usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang-perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. 3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang-perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Universitas Sumatera Utara Sedangkan Biro Pusat Statistik BPS Indonesia Tahun 2003, menggambarkan bahwa perusahaan dengan: 1. Jumlah tenaga kerja 1-4 orang digolongkan sebagai industri kerajinan dan rumah tangga. 2. Perusahaan dengan tenaga kerja 5-19 orang sebagai industri kecil 3. Perusahaan dengan tenaga kerja 20-99 orang sebagai industri sedang atau menengah. 4. Perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang sebagai industri besar. Pengertian UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 261UKK Tanggal 29 Mei 1993 adalah: 1. Usaha Kecil adalah yang memiliki total aset maksimum Rp 600 juta, tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. 2. Usaha menengah adalah usaha ekonomi yang dikembangkan dengan perhitungan aset di luar tanah dan bangunan mulai dari 200 juta sampai kurang dari 600 juta dengan jumlah tenaga kerja mulai 20 orang sampai dengan 99 orang.

1.6.5.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, pada pasal 6 dijelaskan kriteria-kriteria yang tepat mengenai UMKM. 1. Kriteria Usaha Mikro, ada dua kriteria usaha ini yakni: a. memiliki kekayaan bersih maksimal Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau Universitas Sumatera Utara b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. 2. Kriteria Usaha Kecil. Kriteria usaha ini meliputi: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 dua miliar lima ratus juta rupiah. 3. Kriteria Usaha Menengah. Ada dua kriteria Usaha Menengah, yaitu: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 dua miliar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah. Tabel 1.2 Batasan Karakteristik UMKM Menurut Beberapa Organisasi Organisasi Jenis Usaha Keterangan Kriteria Badan Pusat Statistik BPS Usaha Mikro Pekerja 5 orang termasuk keluarga yang tidak dibayar. Usaha Kecil Pekerja 5-19 orang Usaha Menengah Pekerja 20-99 orang Meneg Koperasi UMKM Usaha Kecil UU No.91995 Aset Rp.200 di luar tanah dan bangunan omzet tahunan Rp.10 Milyar. Usaha Menengah Inpres 101999 Aset Rp.200 juta- Rp.10 Milyar Universitas Sumatera Utara Sumber: http: www.menlh.go.idusaha-keciltopkriteria. htm

1.6.5.3 Jenis-Jenis Usaha Mikro Kecil Menengah

Secara umum UMKM bergerak dalam 2 dua bidang, yaitu bidang perindustrian dan bidang barang dan jasa. Menurut Keppres No. 127 Tahun 2001, adapun bidang jenis usaha terbuka bagi Usaha Mikro Kecil Menengah di bidang industri dan perdagangan adalah: 1. Industri makanan dan minuman olahan yang melakukan pengawetan dengan proses pengasinan, penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan, perebusan, penggorengan, dan fermentasi dengan cara-cara tradisional. Bank Indonesia Usaha Mikro SK Dir BI No. 3124KEPDIR Tgl 5 Mei 1998 Usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. • Dimiliki oleh keluarga sumberdaya lokal dan teknologi sederhana • Lapangan usaha mudah untuk exit dan entry Usaha Kecil UU No. 91995 Aset Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunan: Omzet tahunan Rp. 1 Milyar Menengah SK Dir BI No. 3045DirUK Tgl 5 Januari 1997 Aset Rp. 5 Milyar untuk sektor industri • Aset Rp. 600 Juta di luar tanah dan bangunan untuk manufakturing • Omzet tahunan Rp. 3 Milyar Bank Dunia Usaha Mikro Kecil Menengah Pekerja 20 orang • Pekerja 20-150 orang • Aset US. 500 ribu di luar tanah dan bangunan Universitas Sumatera Utara 2. Industri penyempurnaan benang dari serat buatan menjadi benang bermotifcelup, ikat dengan menggunakan alat yang digunakan oleh tangan. 3. Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran yang memiliki ciri dikerjakan dengan alat yang digerakkan tangan termasuk batik, peci, kopiah, dsb. 4. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan : a. Bahan bangunan atau rumah tangga, bambu, nipah, sirap, arang, sabut. b. Bahan industri : getah-getahan, kulit kayu, sutra alam, gambir. 5. Industri perkakas tangan yang diproses secara manual atau semi mekanik untuk pertukangan dan pemotongan. 6. Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen, dan pengolahan, kecuali cangkul dan sekop. 7. Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir, maupun tidak diglasir untuk keperluan rumah tangga. 8. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, kapal dibawah 30 GT, elektronik dan peralatan rumah tangga yang dikerjakan secara manual atau semi otomatis. 9. Industri kerajinan yang memiliki kekayaan khasanah budaya daerah, nilai seni yang menggunakan bahan baku alamiah maupun imitasi. 10. Perdagangan dengan skala kecil dan informasi. Universitas Sumatera Utara

1.6.5.4 Masalah-Masalah Yang Dihadapi UMKM

Terdapat delapan masalah – masalah utama yang dihadapi oleh para pengusaha mikro kecil dan menengah ISEI, 1998 yaitu : 1. Permasalahan Modal a. Suku bunga kredit perbankan yang masih tinggi sehingga kredit menjai mahal. b. Informasi sumber pembiayaan dari lembaga keuangan nonbank masih kurang. c. Sistem dan prosedur kredit dari lembaga keuangan bank dan nonbank terlalu rumit dan memakan waktu yang cukup lama. d. Perbankan kurang menginformasikan standar proposal untuk pengajuan kredit, sehingga pengusaha kecil belum mampu membuat proposal yang sesuai dengan krteria perbankan. e. Perbankan kurang memahami kriteria usaha kecil dalam menilai kelayakan usaha, sehingga jumlah kredit yang disetujui sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan usaha kecil. 2. Permasalahan pemasaran a. Posisi tawar pengusaha kecil ketika berhadapan dengan pengusaha besar selalu lemah, terutama berkaitan dengan penentuan harga dan sistem. b. Asosiasi pengusaha atau profesi belum berperan dalam mengkoordinasi persaingan yang tidak sehat antara usaha yang sejenis. c. Infornasi untuk memasarkan produk masih kurang, misalnya produk yang dinginkan, potensi pasar, tata cara memasarkan produk dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 3. Permasalahan bahan baku a. Suplai bahan baku untuk usaha kecil kurang memadai dan berfluktuasi. Ini disebabkan karena adanya pembeli besar yang menguasai bahan baku. b. Harga bahan baku masih terlalu tinggi c. Kualitas bahan baku rendah karena tidak adanya standarisasi dan adanya manipulasi kualitas bahan baku. d. Sistem pembelian bahan baku secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara pembayaran penjualan produk umumnya tidak tunai. 4. Permasalahan teknologi a. Tenaga kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan karena lembaga pendidikan dan pelatihan yang ada kurang dapat menghasilkan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan usaha kecil. b. Asas dan informasi sumber teknologi masih kurang dan tidak merata. c. Spesifikasi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan usaha kecil sukar diperoleh. d. Lembaga independen belum ada belum berperan, khususnya lembaga pengkajian teknologi yang ditawarkan pasar kepada pengusaha kecil sehingga teknologi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. e. Peran instansi pemerintah, nonpemerintah dan perguruan tinggi dalam mengidentifikasi, menemukan, menyebarluaskan dan melakukan pembinaan teknis tentang teknologi baru atau teknologi tepat guna bagi uasah kecil masih kurang intensif. Universitas Sumatera Utara 5. Permasalahan manajemen a. Pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit ditemukan karena pengetahuan pengusaha relatif rendah. b. Pemisahan antara manajemen keuangan perusahaan perusahaan dan keluarga belum dilakukan sehungga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam mengontrol atau mengatur cash flow serta dalam membuat perenacaan dan laporan keuangan. c. Kemampuan pengusaha kecil dalam mengoganisasikan diri dan karyawan masih lemah sehingga terjadi pembagian kerja yang tidak jelas. d. Pelatihan tentang manajemen dari berbagai instansi kurang efektif karena materi yang terlalu banyak tetapi tidak sesuai dengan kebutuhan. e. Produktivitas karyawan masih sehingga pengusaha kecil sulit memenuhi ketentuan UMR 6. Permasalahan sistem birokrasi a. Perizinan yang tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama, dan tidak pasti serta terjadi tumpang tindih dalam mengurus perizinan. b. Penegakan dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung kurang tegas. c. Penguaha kecil dn asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan tentang usaha kecil. d. Pungutan atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan modal dari dana penyisihan laba BUMN dan sumber modal lainnya cukup tinggi. e. Banyak pungutan yang sering kali tidak disertai pelayanan yang memadai. Universitas Sumatera Utara 7. Ketersediaan infrastruktur a. Listrik, air,dan telepon berarti mahal dn sering kali mengalami gangguan di samping pelayanan petugas yang kurang baik. b. Pola kemitraan c. Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam pemasaran dan sistem pembayaran baik produk maupun bahan baku dirasakan belum bermanfaat. d. Kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam transfer teknologi masih kurang.

1.6.6 Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Menurut UU No. 20 Tahun 2008 pasal 3 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Dengan itu maka pemberdayaan UMKM sangatlah penting untuk dilaksanakan. Dilihat dari pengertian pemberdayaan, maka pemberdayaan UMKM adalah upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh UMKM itu sendiri. Jadi pendekatan pemberdayaan UMKM titik beratnya adalah penekanan pada pentingnya UMKM yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Pendekatan pemberdayaan UMKM yang demikian diharapkan dapat memberi peranan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi justru sebagai subyek pelaku pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan kehidupan UMKM secara umum. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana proses pemberdayaan masyarakat, proses pemberdayaan UMKM juga tidak jauh berbeda dari pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan UMKM sebagai suatu program harus tetap direncanakan secara serius dan lebih memfokuskan pada upaya-upaya yang membuat pelaku-pelaku UMKM agar dapat lebih pandai dan mampu mengembangkan komunikasi antar mereka sehingga pada akhirnya mereka dapat saling berdiskusi secara konstruktif dan mengatasi permasalahan yang ada. Jadi, ketika agen pengubah, baik yang berasal dari lembaga pemerintahan atau nonpemerintah telah menyelesaikan program pemberdayaan UMKM tersebut, pemberdayaan UMKM sebagai suatu proses dapat terus berlangsung. Prinsip pemberdayaan usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut: 1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri; 2. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan. 3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; 4. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan 5. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.

1.6.7 Pasar Bengkel

Pasar bengkel adalah salah satu sektor UMKM yang bergerak di bidang bisnis kuliner yang terletak di Kabupaten Serdang Berdagai berjarak lebih kurang Universitas Sumatera Utara 30km dari kota Medan, Sumatra Utara. Pasar bengkel sudah ada sejak tahun 1973 ini merupakan pasar yang sangat dikenal oleh penduduk Sumatra Utara karena berbagai pelancong yang melewati pasar ini selalu singgah untuk membeli sekedar jajanan atau oleh-oleh untuk keluarga. Tidak kurang dari 99 pedagang dengan menggunakan kios kecil pinggir kanan kiri jalan menyemarakkan Kota Sei Rampah ini. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh BITRA Indonesia dengan topik “Studi Terhadap Kebijakan Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM di Kabupaten Serdang Bedagai dan Aplikasinya pada Unit Usaha Kerajinan Masyarakat Pasar Bengkel, Kecamatan Perbaungan”, pada Oktober 2005, terhadap 99 responden semua pedagang Pasar Bengkel, didapatkan hasil seperti dalam tabel: Tabel 1.3 Transaksi Penjualan Pedagang Per-Hari No Rentang Penjualan dalam Rupiah Persentase 1 Rp 0 sampai Rp 100,000,- 39,4 2 Rp 101,000 sampai Rp 500,000,- 49,5 3 Di atas Rp 500,000,- 11,1 Sumber:http:Bitra.or.id2012 Jika diambil garis tengah rata-rata transaksi penjualan Rp 500,000,- dikalikan dengan jumlah 99 pedagang maka diperoleh angka uang yang berputar di sekitar Pasar Bengkel Rp 49,500,000,- per-hari. Angka yang lumayan fantastis bagi kewirausahaan rumahan. Universitas Sumatera Utara

1.7 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun dan Effendi 2009 pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya. Jika ditelusuri secara mendalam konsep-konsep yang ada didalam struktur kognitif individu merupakan hasil pengalaman yang ia peroleh. Jika demikian, sebagai konsep-konsep yang dimiliki individu merupakan hasil dari proses belajar. Sebagai hasil belajar konsep-konsep tersebut akan menjadi fondasi berpikir individu. Konsep-konsep itulah yang dijadikan dasar oleh seseorang dalam memecahkan masalah, mengetahui aturan-aturan yang relevan dan hal-hal lain yang ada keterlidatannya dengan apa yang harus dilakukan individu. Dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu abstark mental dari pengalaman-pengalaman responsive terhadap stimulus-stimulus. Oleh karena itu, untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas agar penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka penulis mengemukakan konsep-konsep antara lain: 1. Peranan pemerintah adalah perbuatan pemerintah atas sesuatu pekerjaan yang harus dilaksanakan dan dikaitkan dengan kehidupan seseorang. 2. Program UMKM di Serdang Bedagai adalah sebuah upaya pemerintah Kabupaten Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi memberdayakan Universitas Sumatera Utara UMKM agar dapat mengatasi kendala-kendala manajerial, permodalan, dan kewirausahaan kelompok UMKM. 3. Pemberdayaan merupakan proses mempengaruhi pemikiran individu atau kelompok dengan mengalihkan kemampuan yang dimiliki agar individu atau kelompok tersebut termotivasi untuk kearah yang lebih baik.

1.8 Sistematika Penulisan BAB I