xxi
Jadi kebutuhan ruang kelas seluruhnya adalah 44,29 ruang atau dibulatkan menjadi 45 ruang kelas, ketersediaan ruang kelas yang ada sejumlah 15 ruang
kelas jadi kekurangan ruang kelas sejumlah 30 ruang kelas.
b. Proyeksi kebutuhan ruang kelas berdasarkan aspek normatif
Proyeksi kebutuhan ruang kelas berdasarkan aspek normatif mendasarkan pada aturan atau standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Proyeksi ini dianggap kurang mendekati pada
keadaan kebutuhan sesungguhnya karena hanya didasarkan pada jumlah penduduk tanpa melihat komposisi penduduk menurut kelompok umur ataupun penduduk usia sekolah.
Berdasarkan aspek normatif maka dibutuhkan data penduduk Kecamatan Kertek .
TABEL IV.8 DATA DAN PROYEKSI PENDUDUK KECAMATAN KERTEK
PENDUDUK DATA PROYEKSI
2006 2007 PERTUMBUHAN 2008 2009
75.747 76.330
0,77 76.917 77.509
Sumber: Kecamatan dalam angka 2006,2007 dan hasil analisis 2009
Dengan data penduduk tahun 2009 sejumlah 77.509 jiwa maka akan dapat dihitung kebutuhan sekolah menengah sesuai dengan aspek normatifnya
sebagai berikut :
TABEL IV.9 KEBUTUHAN SEKOLAH MENENGAH
DI KECAMATAN KERTEK TAHUN 2009 BERDASARKAN ASPEK NORMATIF
NO NORMATIF STANDAR KEBUTUHAN KETERSEDIAAN KEKURANGAN 1
Kepmen Kimpraswi
l no 534 tahun 2001
tentang standar
minimal penataan
ruang 1 sekolah
menengah melayani
30.000 jiwa penduduk
77.509 = -----------
30.000 = 2,58 sekolah
≈ 3 sekolah
1 sekolah menengah
2 sekolah menengah
xxii
2
Permendik nas no 24
tahun 2007 tentang
standar sarana
prasaran 1 sekolah
menengah dengan 3
rombongan belajar
melayani 6.000 jiwa
penduduk 77.509
= ----------- 6.000
= 12,91
≈ 13 Dengan
banyak ruang kelas
= 13 X 3 = 39 ruang
kelas
1 sekolah menengah dengan
15 ruang kelas 24 ruang kelas
3
SNI 03 1733 2004
1 sekolah menengah
melayani 4.800 jiwa
penduduk 77.509
= ----------- 4.800
= 16,14
≈ 16 sekolah
1 sekolah menengah
15 sekolah menengah
Sumber: Kecamatan dalam angka 2006,2007 dan hasil analaisis 2009
Terdapat perbedaan yang cukup besar hasil yang diperoleh dalam menentukan kebutuhan sekolah menengah dengan menggunakan perhitungan dan
aspek normatif yang ada. Dengan perhitungan lebih dipilih sebagai acuan karena mendekati kenyataan yang didasarkan pada jumlah siswa usia sekolah, sedangkan
aspek normatif kurang mendekati kebutuhan karena didasarkan pada jumlah penduduk tanpa memperhatikan penduduk kelompok umur ataupun jumlah siswa
usia sekolah menengah yang ada.
4.9. ANALISA MINAT LULUSAN SLTP UNTUK MELANJUTKAN KE