Perumusan Masalah Kerangka Pemikiran Pendekatan Studi

sekolah menengah saja kemudian bisa langsung masuk dunia kerja. Atau ada sebagian lainnya yang ingin menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi. Jenis sekolah dimaksud bisa SMA atau SMK. Dengan adanya beberapa faktor di atas, maka perlu adanya suatu ”Studi kebutuhan sekolah menengah di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo”.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, permasalahan di kawasan studi adalah banyaknya siswa yang tidak melanjutkan sekolah menengah hal ini bisa dilihat dari APK atau APM yang masih rendah, sarana pendidikan setingkat sekolah menengah yang belum sebanding dibandingkan jumlah lulusan SLTP, jenis sekolah menengah yang dibutuhkan, lokasi sekolah yang masih belum bisa menjangkau seluruh wilayah Kecamatan Kertek yang menyebabkan siswa bersekolah diluar wilayah Kecamatan Kertek, maka dapat ditarik sebuah pertanyaan yang dijadikan dasar dan acuan dalam penelitian ini, yaitu: ”Berapa kebutuhan, jenis serta dimana lokasi sekolah menengah di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo ?”

1.3. Tujuan, Sasaran Dan Manfaat Studi

1.3.1. Tujuan Studi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kebutuhan sekolah menengah, jenis serta lokasinya di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo.

1.3.2. Sasaran Studi

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka sasaran penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Teridentifikasinya kondisi sekolah menengah yang ada di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo. 2. Teridentifikasinya jumlah kebutuhan sekolah menengah di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo 3. Teridentifikasinya minat lulusan SLTP yang akan melanjutkan ke jenjang sekolah menengah. 4. Teridentifikasinya jenis sekolah menengah yang dibutuhkan di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo 5. Teridentifikasinya lokasi sekolah menengah di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo.

1.3.3. Manfaat Studi

Manfaat studi ini adalah sebagai masukan tentang pembangunan sekolah menengah di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo agar diperoleh hasil yang optimal yaitu bahwa sekolah menengah tersebut bisa mencukupi kebutuhan masyarakat akan pendidikan menengah, nyaman untuk proses pembelajaran serta mudah terjangkau.

1.4. Ruang Lingkup Studi

Ruang lingkup penelitian ini terdiri atas ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup substansial. Ruang lingkup wilayah berusaha membatasi wilayah studikajian agar didapatkan hasil sesuai dengan tujuan penelitian. Ruang lingkup s i 1 m r 2 substansial identifikasi d

1.4.1. Ruang

Ruang makro melip ruang lingku 2 kelurahan bertujuan m dan kajian st g Lingkup W g Lingkup W puti wilayah up wilayah m dan 19 desa PETA ADM membatasi tudi. Wilayah Wilayah pad Kabupaten mikro melipu a. G MNINSTRA materi pem da penelitian Wonosobo y uti wilayah K GAMBAR I.1 ASI KABUP mbahasan ya ini adalah r yang terdiri Kecamatan K 1 ATEN WON ang berkaita ruang lingku dari 15 keca Kertek yang NOSOBO an dengan up wilayah amatan dan terdiri dari G PETA SEB GAMBAR I.2 BARAN SE 2 EKOLAH

1.4.2. Ruang Lingkup Substansial

Untuk mencapai tujuan studi, ruang lingkup materi yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu kebutuhan sekolah menengah untuk pemenuhan pendidikan menengah tahun 2009. Pendidikan menengah hanya pendidikan menengah umum berbentuk sekolah menengah atas SMA dan pendidikan menengah kejuruan berbentuk sekolah menengah kejuruan SMK. Yang dimaksud dengan kebutuhan sekolah menengah pada studi ini adalah suatu bangunan beserta perlengkapannya yang diperlukan untuk proses belajar mengajar siswa sesudah menamatkan pendidikan dasar dikarenakan adanya perbedaan atau kesenjangan antara jumlah siswa dengan bangunan yang tersedia. Ruang lingkup substansial pada studi ini meliputi: 1. Gambaran Umum jumlah sekolah menengah meliputi daya tampung, ketersediaan ruang kelas dan tingkat pelayan sekolah. 2. Analisis proyeksi kebutuhan sekolah menengah berdasarkan aspek normatif dan kebutuhan sekolah menengah berdasarkan jumlah penduduk usia sekolah menengah. 3. Identifikasi minat lulusan SLTP untuk melanjutkan ke sekolah menengah. 4. Analisis jenis sekolah menengah berdasarkan minat masyarakat melalui minat lulusan SLTP dan berdasarkan kebijakan pemerintah. 5. Analisis lokasi sekolah menengah yaitu dimanakah penempatan lokasi sekolah menengah yang tepat atau lokasi optimal meliputi dekat jalan kolektor, pada kepadatan penduduk yang tinggi, diluar jangkauan sekolah menengah yang ada serta pada lahan yang tidak terbangun meliputi belukar, kebun atau ladang.

1.5. Kerangka Pemikiran

Latar Belakang: - Pentingnya pendidikan. - Perluasan dan pemerataan akses pendidikan - Wajib belajar 12 tahun untuk Kabupaten Wonosobo - Kurangnya sekolah menengah di Kecamatan Kertek Permasalahan: Studi kebutuhan sekolah menengah di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo Tujuan: Mengkaji kebutuhan dan jenis sekolah menengah beserta penempatan lokasinya Literatur - Jenjang Pendidikan dan kebutuhan sekolah menengah - Proyeksi kebutuhan Sekolah Menengah - Pemilihan Jenis Sekolah Menengah - Teori lokasi Kebijakan kebijakan - UU no 20 tahun 2003 - PP no 19 thun 2005 - Permendiknas no 24 tahun 2007 - Permendiknas no 40 tahun 2008 Teridentifikasi nya kondisi sekolah menengah yang ada Analisis daya tampung Analisis ketersediaan ruang kelas A li i Teridentifikasi nya jenis Sekolah Menengah berdasarkan minat dan kebijakan pemerintah Analisis jenis sekolah menengah Teridentifikasi nya lokasi sekolah menengah yang dibutuhkan Analisis lokasi sekolah menengah Teridentifikasi nya minat lulusan SLTP yang akan melanjutlan ke sekolah menengah Analisis minat lulusan SLTP memilih sekolah menengah Teridentifikasi nya kebutuhan sekolah menengah Analisis proyeksi penduduk usia sekolah Analisis kebutuhan ruang kelas dan kebutuhan k l h Sumber Hasil Analisis,2009 GAMBAR 1.3 KERANGKA PIKIR

1.6. Pendekatan Studi

Di dalam studi ini akan digunakan pendekatan campuran yaitu kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif mencakup semua jenis penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata rata, chi kuadrat dan perhitungan lain. Atau dengan kata lain penelitian kuantitatif melibatkan pada perhitungan atau angka atau kuantitas Moleong, 2007. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis dengan tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya Moleong, 2007. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan melihat permasalahan yang diangkat merupakan permasalahan yang tidak bisa dijelaskan dan dianalisa melalui data-data statistik sehingga perlu pendekatan tertentu untuk memahaminya. Sedangkan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan pendekatan yang digunakan untuk perhitungan proyeksi penduduk usia sekolah, proyeksi siswa, serta kebutuhan ruang kelas dan sekolah menengah.

1.7. Metode Pelaksanaan Studi