1.7.1. Kerangka Analisis
Kerangka analisis yang dilakukan pada analisis kebutuhan sekolah menengah di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo, dapat diuraikan berikut:
STUDI KEBUTUHAN SEKOLAH MENENGAH DI KECAMATAN KERTEK
KABUPATEN WONOSOBO
Normatif
INPUT PROSES
OUTPUT
Penduduk menurut kelompok umur
Pemecahan Penduduk lima
tahunan Penduduk
tahunan
Jumlah Penduduk usia sekolah menengah
16-18 tahun APK dan APM
Proyeksi Proyeksi
Jumlah Siswa Sekolah
menengah Proyeksi
Jumlah Siswa Sekolah Menengah
Kebutuhan Ruang Kelas dan
Kebutuhan Sekolah
Menengah Jumlah Penduduk
Minat Lulusan SLTP dalam memilih
sekolah menengah dan kebijakan
pemerintah Diskriptif,
Normatif dan Komparatif
Jenis Sekolah Menengah
Teori Lokasi Overlay Peta
Kebutuhan SM dan jenisnya
Lokasi Sekolah Menengah
Jumlah Ruang Kelas, Jumlah Siswa
Asal Siswa SMA Negeri I Kertek
Kondisi exsisting
Daya tampung, jangkauan sekolah
Ketersediaan Ruang Kelas
Kepadatan penduduk, peta jalan, tataguna
lahan
Sumber : Hasil Analisis,2009
GAMBAR 1.4. D
IAGRAM
K
ERANGKA
A
NALISIS
Sesuai dengan kerangka analisis tentang kebutuhan sekolah menengah di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo, langkah langkah analisis yang
dilakukan adalah sebagai berikut : a.
Analisis kondisi exsisting Analisis ini bertujuan untuk melihat kondisi nyata sekolah menengah yang
ada baik ketersediaan ruang kelas, daya tampung ataupun jangkauan sekolah dengan cara melihat data dan profil sekolah di SMA Negeri I Kertek
Kabupaten Wonosobo. b.
Pemecahan penduduk lima tahunan Pemecahan penduduk lima tahunan dilakukan karena penduduk menurut usia
sekolah dengan data penduduk yang tersedia dari Badan Pusat Statistik BPS sering tidak cocok. Data pada BPS menggunakan interval 0-4 tahun, 5-9
tahun, 10-14 tahun, 15-19 tahun, 20-24 tahun dan seterusnya. Sedangkan usia untuk kebutuhan perencanaan pendidikan dengan interval 7-12 tahun, untuk
Sekolah Dasar, 13-15 tahun untuk Sekolah Menengah Pertama, 16-18 tahun untuk Sekolah Menengah Atas dan 19-24 tahun untuk Perguruan Tinggi.
c. Proyeksi jumlah siswa sekolah menengah
Proyeksi jumlah siswa sekolah menengah dilakukan dengan mengunakan patokan rata rata APK dengan APM tingkat kabupaten yang dikalikan dengan
jumlah penduduk usia sekolah di Kecamatan Kertek. d.
Analisis kebutuhan ruang kelas dan kebutuhan sekolah
-. Proyeksi kebutuhan ruang kelas dilakukan untuk melihat kebutuhan ruang kelas berdasarkan jumlah siswa usia sekolah yang ada.
-. Normatif Analisis kebutuhan ruang kelas dan kebutuhan sekolah berdasarkan aspek
normatif atau kebijakan dilakukan dengan melihat kebutuhan ruang kelas berdasarkan Permendiknas No 24 Tahun 2007 tentang standar sarana
prasarana sekolah menengah, standar nasional Indonesia no 03-1733-2004, Pedoman Standar Pelayanan Minimal Menteri Pemukiman dan Prasarana
Wilayah no 534KPTSM2001. e.
Analisis penentuan jenis sekolah menengah Analisis jenis sekolah menengah dilakukan untuk menentukan jenis sekolah
menengah yaitu SMA atau SMK. Analisis ini dilakukan dengan cara diskriptif dari minat lulusan SLTP yang akan melanjutkan ke sekolah
menengah, selain itu juga dilakukan dengan kajian normatif kebijakan pemerintah tentang jenis sekolah yang direncanakan akan dibangun.
f. Analisis penentuan lokasi sekolah
Analisis penentuan lokasi sekolah dilakukan untuk menentukan lokasi sekolah yang akan dibangun agar mudah diakses, aman, nyaman dan
mendukung proses belajar mengajar. Analisis ini meliputi aksesibilitas yaitu bahwa lokasi sekolah harus terletak dekat jalan raya, berada pada kepadatan
dan jumlah penduduk usia sekolah menengah yang tinggi, berada diluar jangkauan sekolah menengah yang ada dimaksudkan untuk pemerataan serta
berada pada lahan yang diperuntukkan untuk pembangunan seperti ladang,
kebun atau belukar yang dimaksudkan untuk pemanfaatan lahan semaksimal mungkin.
1.7.2. Data Yang Digunakan