49
3.3 Karakteristik Fisik, Sosial dan Ekonomi Perumahan dan Permukiman di Kota Makassar
Dalam menjalani kehidupannya, manusia tidak pernah lepas dari hal-hal yang berhubungan dengan tempat dimana dia tinggal dalam kehidupan sehari-
harinya. Bagi manusia, kebutuhan akan tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar basic need, disamping kebutuhan akan sandang dan pangan. Dipihak lain,
pasokan unit rumah sangat terbatas akibat keterbatasan lahan untuk perumahan dan permukiman sehingga tidak langsung menyebabkan tingginya harga rumah.
Keadaan perumahan dan lingkungan hidup dapat dijadikan indikator tingkat kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat. Fasilitas
rumah yang tidak memadai dan kondisi lingkungan yang tidak sehat sangat berpengaruh terhadap kesehatan dari penghuni rumah tersebut. Fasilitas rumah
disini tidak sepenuhnya diartikan dengan kelengkapan perabot rumah tangga, tapilebih menitik beratkan pada standar kualitas perumahan dalam hubungannya
dengan laus lantai, jenis lantai, jenis dinding,atap dan penerangan.
3.3.1 Status penguasaan bangunan tempat tinggal
Kebutuhan papan rumah sebagai tempat tinggal adalah sesuatu yang didambakan oleh setiap manusia dalam kehidupannya. Kedudukan atau status
rumah sebagai milik sendiri, kontraksewa dan lainnya bukanlah menjadi alasan bagi manusia untuk tidak memiliki kebutuhan ini.
TABEL III.3 PRESENTASE STATUS PENGUASAAN BANGUNAN TEMPAT
TINGGAL DI KOTA MAKASSAR
No. Status Kepemilikan
Presentase
1 2
3 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
Milik sendiri Kontrak
Sewa Dinas
Bebas bea Rumah milik ortusanak saudara
Lainnya 50,41
27,91 4,94
3,68 0,90
11,88 0,28
Sumber: Badan Statistik Kota Makassar,2008
50 Status penguasaan bangunan tempat tinggal di kota Makassar sebagian
besar milik sendiri, kontrak, kemudian milik orang tuasanak saudara dan
seterusnya. 3.3.2 Luas dan jenis lantai tempat tinggal
Secara umum sebagian besar luas lantai rumah yang ditempati rumah tangga di kota Makassar pada tahun 2007 berkisar antara 50-99 m
2
yaitu sekitar 31,16, kemudian untuk lantai 20-49 m
2
yaitu sebesar 29,55. Rumah tangga yang menempati 100 m
2
keatas adalah 25,53, sedangkan rumah tangga yang menempati rumah dengan luas lantai kurang dari 20 m
2
sebesar 15,78.
TABEL III.4 PRESENTASE RUMAH TANGGA MENURUT LUAS LANTAI
KOTA MAKASSAR
No. Luas Lantai
M
2
Presentase
1 2
3 1.
2. 3.
4. 5.
20 20– 49
50– 99 100 – 149
150 15,78
29,55 31,16
11,88 13.65
Sumber: Badan Statistik Kota Makassar,2008
Selain luas lantai perumahan yang memadai juga dibutuhkan jenis lantai yang baik dan memenuhi syarat kesehatan. Berdasarkan Tabel III.4, menunjukkan
bahwa lebih dari 98,76 perumahan di kota Makassar lantainya bukan tanah keramik, kayu, tegal dan sebagainya. Ini menandakan bahwa kesadaran
masyarakat akan pengaruh jenis lantai terhadap kesehatan sangat tinggi. Sedangkan rumah tangga yang jenis lantainya masih tanah sebesar 1,24.
51
TABEL III.5 PRESENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS LANTAI
KOTA MAKASSAR
No. Jenis lantai
Presentase
1 2
3 1.
2. Tanah
Bukan Tanah 98,76
1,24
Sumber: Badan Statistik Kota Makassar,2008
3.3.3 Jenis Dinding bangunan tempat tinggal
Tidak berbeda dengan jenis dan luas lantai, jenis dinding rumahpun dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, budaya masyarakat dan kemudahan
memperoleh bahan dinding. Berbeda dengan daerah-daerah lain pada umumnya di Sulawesi Selatan,
penduduk di kota Makassar dalam mebangun tempat tinggal dengan menggunakan dinding dari tembok. Berdasarkan pada Tabel III.6 terdapat sekitar
75,81 rumah berdinding tembok, 18,33 berdinding kayu dan seterusnya.
TABEL III.6 PRESENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS DINDING
KOTA MAKASSAR
No. Jenis Dinding
Presentase
1 2
3 1.
2. 3.
4. Tembok
Kayu Bambu
Lainnya 75,81
18,33 0,76
5,10
Sumber: Badan Statistik Kota Makassar,2008
3.3.4 Jenis Atap bangunan tempat tinggal