maka kesempatan seseorang untuk mendapatkan perumahan semakin besar dan semakin dapat mengakses fasilitas subsidi yang dikucurkan oleh lembaga
perbankan dengan mudah karena telah memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan oleh pihak perbankan. Sedangkan tingkat pendidikan mempunyai
pengaruh yang tidak terlalu besar baik ketika kondisi mengajukan KPR-RSH maupun termasuk kelompok sasaran.
Sedangkan ketepatan sasaran berdasarkan status kepemilikan juga dipengaruhi oleh tingkat penghasilan dan jenis pekerjaan, berdasarkan teori
Maslow keterkaitan antara kondisi ekonomi seseorang dengan skala prioritas menyatakan dengan meningkatnya penghasilan, prioritas kebutuhan perumahan
akan berubah, stutus kepemilikan rumah menjadi prioritas utama, karena dengan mendapatkan kejelasan status kepemilikan rumahnya mereka dapat berkerja
dengan tenang untuk meningkatkan taraf kehidupannya, sedangkan tingkat pendidikan tidak ada pengaruhhubungannya dengan status kepemilikan rumah.
Jadi berdasarkan skema diatas dapat dilihat bahwa pemberian subsidi harusnya aturannya dipisahkan antara masyarakat yang tidak memiliki
penghasilan tetap dan yang berpenghasilan tetap, karena ketepatan sasaran pemberian subsidi sangat dipengaruhi oleh tingkat penghasilan seseorang
sehingga pasar perumahan lebih cenderung memihak kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke atas mengingat mereka dapat mengakses dan
memanfaatkan fasilitas KPR bersubsidi, dengan adanya pemisahan kategori tingkat penghasilan pemerintah bisa diharapkan dapat lebih lebih fokus terhadap
pengadaan RSH bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan pemberian subsidi yang lebih besar dan terarah agar masyarakat berpenghasilan rendah bisa
mengakses fasilitas subsidi tersebut.
4.5 Perbandingan Komparatif Ketepatan Sasaran Subsidi pada Tipe 21 dan Tipe 36
Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat diketahui perbandingan ketepatan sasaran subsidi pada RSH tipe 21 dan RSH tipe 36 menurut
karakteristik, status kepemilikan, ketepatan sasaran subsidi, dan faktor yamg mempengaruhi ketepatan sasaran subsidi.
Dalam melakukan perbandingan komparatif ketepatan sasaran subsidi pada RSH tipe 21 dan tipe 36 tidak terdapat perbedaan yang mencolok, hal ini
disebabkan karena tidak ada perbedaan indikator ketepatan sasaran antara tipe 21 dan tipe 36.
TABEL IV.21 PERBANDINGAN KOMPARATIF KETEPATAN SASARAN SUBSIDI
PADA RSH TIPE 21 DAN TIPE 36
Perbandingan Komparatif Perumahan Bumi Sudiang Permai
RSH Tipe 21 RSH Tipe 36
Karakteritik Responden
Tingkat Usia 31-40 tahun
56.25 31-40 tahun
57.01 Tingkat pendidikan
SMU 46.25
SMU 47.66
Tingkat Pekerjaan Wiraswasta
46.25 Wiraswasta
37.38 Tingkat Penghasilan
keluarga Rp. 1.001.000
- Rp. 1.700.000
36.25 Rp.
1.701.000 - Rp.
2.500.000 36.45
Lama Bermukim 4-6 tahun
23.75 6-8 tahun
25.23 Jumlah penghuni
3-6 orang 62.50
3-6 orang 76.64
Status Kepemilikan Milik sendiri
57.50 60.75
Disewakandikontrakkan 42,50 39.25
Tidak ditempatikosong Terdapat sekitar 14,67
RSH yang kosongtidak ditempati dari total 150
unit RSH yang terbangun Terdapat sekitar 19 RSH yang
kosongtidak ditempati dari total 200 unit RSH yang terbangun
Ketepatan sasaran Kondisi ketika
mengajukan KPR-RSH Kondisi ketika
mengajukan KPR-RSH adalah responden yang
sudah memiliki rumah sebanyak 38,46
sedangkan yang belum memiliki rumah sebanyak
63,04 Kondisi ketika mengajukan
KPR-RSH adalah responden yang sudah memiliki rumah
sebanyak 38,46 sedangkan yang belum memiliki rumah
sebanyak 61,54
Kelompok sasaran Yang termasuk dalam
kelompok sasaran sudsidi berdasarkan tingkat
penghasilan menurut Permenpera sebanyak
67,39 dan tidak termasuk kelompok
sasaran sebanyak 32,17 Yang termasuk dalam kelompok
sasaran sudsidi berdasarkan tingkat penghasilan menurut
Permenpera sebanyak 64,62 dan tidak termasuk kelompok
sasaran sebanyak 35,38
Faktor yang mempengaruhi ketepatan sasaran subsidi KPR-RSH
Berdasarkan hasil analasis tabulasi silang
ketepatan sasaran subsidi dipengaruhi oleh dua
variabel yaitu Tingkat penghasilan dan jenis
pekerjaan Berdasarkan hasil analsis
tabulasi silang ketepatan sasaran subsidi dipengaruhi oleh tiga
variabel yaitu Tingkat penghasilan, jenis pekerjaan dan
tingkat pendidikan
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2010
Berdasarkan Tabel IV.21 terlihat karakteristik penghuni RSH tipe 21 dan tipe 36 pada perumahan Bumi sudiang Permai bahwa mayoritas tingkat usia
responden adalah meraka yang berusia 31-40 tahun yang merupakan usia produktif, tingkat pendidikan responden yang terbesar adalah mereka yang
berpendidikan SMU dan sarjana, mengartikan bahwa sebagian penghuni perumahan Bumi Sudiang Permai merupakan kelompok masyarakat yang
mempunyai pendidikan yang relatif tinggi SMU dan AkademiPT, tingkat pekerjaan responden terbesar adalah mereka yang pekerjaannya sebagai
wiraswasta sebanyak hal ini dipengaruhi lokasi pasar sentral letaknya hanya ±1,5 Km dari perumahan Bumi Sudiang Permai dapat diartikan bahwa sebagian besar
penghuni perumahan memiliki penghasilan tang tidak tetap. Sedangkan pada tingkat penghasilan responden terdapat perbedaan antara responden tipe 21 dan
tipe 36 dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat penghasilan untuk responden tipe 21 masuk kategori antara Rp.1.001.000 – Rp. 1.700.000 yang dalam
Permenpera No. 03PERMENM2007 merupakan kelompok sasaran II dan untuk responden tipe 36 masuk kategori Rp.1.701.000 – Rp. 2.500.000 yang dalam
Permenpera No. 03PERMENM2007 merupakan kelompok sasaran I. Untuk lama bermukim di Perumahan Bumi Sudiang Permai, relatif tidak ada terdapat
perbedaan jumlah yang menonjol antar kategori serta untuk jumlah penghuni responden terbesar adalah mereka yang jumlah penghuninya 3-6 orang.
Status kepemilikan responden pada RSH tipe 21 tidak ada perbedaan dengan RSH tipe 36, hampir sekitar 40 RSH tersebut dikontakkandisewakan
dan RSH yang tidak ditempatikosong terdapat sekitar 14,67 pada tipe 21 dan pada tipe 36 terdapat sekitar 19 RSH yang tidak ditempatikosong, berdasarkan
hal tersebut maka ketepatan sasaran subsidi sebenarnya masih tepat sasaran karena banyaknya rumah yang dikontrakkan dan adanya rumah yang tidak
ditempatikososng menandakan pemilik pertama RSH tersebut memiliki lebih dari satu rumah dan hal ini jelas menyalahi aturan Permenpera
No.03PERMENM2007 yang melarang RSH tersebut diperjualbelikan dan dipindahtangankan dalam bentuk perbuatan hukum apapun. Persyaratan yang
paling utama dalam pengajuan KPR baik untuk RSH Tipe 21 maupun tipe 36
tidak ada bedanya, hal tersebut merupakan persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh setiap responden yang akan mengajukan KPR, sedangkan
masyarakat berpenghasilan rendah mengalami kesulitan dalam memanfaatkan subsidi tersebut karena besarnya biaya uang muka dan biaya angsuran setiap
bulannya, sehingga terbuka peluang bagi masyarakat berpenghasilan menengah keatas untuk berspekulasi dalam mamanfaatkan fasilitas subsidi tersebut.
Pada RSH tipe 21, ketepatan sasaran subsidi sangat dipengaruhi oleh tingkat penghasilan dan jenis pekerjaan. Sedangkan pada RSH tipe 36, ketepatan
sasaran subsidi sangat dipengaruhi oleh tingkat penghasilan, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan.
Perbandingan ketepatan sasaran antara RSH tipe 21 dan tipe 36 berdasarkan permenpera no.03PermenM2007 dapat dilihat pada tabel diatas
bahwa pemberian subsidi pada RSH tipe 21 lebih tepat sasaran dibandingkan RSH tipe 36, hal ini dapat dilihat pada RSH tipe 36 kondisi ketika mengajukan
KPR-RSH lebih banyak yang rumah memiliki rumah sekitar 20 responden atau sebanyak 38,04 dan belum memiliki rumah sekitar 40 responden sebanyak
61,54; tingkat penghasilan yang tidak termasuk dalam kelompok sasaran lebih besar sekitar 23 responden atau sebanyak 35,38 dan yang termasuk dalam
kelompok sasaran sekitar 42 responden sebanyak 64,62. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya minat masyarakat dalam investasi
terhadap RSH tipe 36 dengan luasan ruang lebih besar dan lahan yang lebih luas dibandingkan RSH tipe 21, sehingga dapat lebih cepat meningkatkan nilai
investasi. Meskipun harga RSH tipe 21 lebih murah, tetapi minat masyarakat lebih cenderung ke RSH tipe 36. Mengingat RSH tipe 21yang luas bangunannya hanya
21 m
2
atau ukuran 3 x 7 meter dgn satu kamar tidur. Rumah dengan tipe ini tidak lagi manusiawi, terlebih bagi mereka yang sudah berkeluarga dan memiliki anak.
4.6 Ketepatan Sasaran Subsidi KPR-RSH pada Perumahan Bumi Sudiang Permai, Makassar