109
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi terhadap ketepatan sasaran subsidi KPR-RSH pada perumahan Bumi Sudiang Permai, Makassar
berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
5.1. Kesimpulan
Karakteristik penghuni Rumah Sederhana Sehat RSH tipe 21 Pada perumahan Bumi Sudiang Permai bahwa untuk tingkat usia responden yang
terbesar adalah meraka yang berusia 31-40 tahun sebanyak 57,01 yang merupakan usia produktif, tingkat pendidikan responden yang terbesar adalah
mereka yang berpendidikan SMU 47,66, tingkat pekerjaan responden terbesar adalah mereka yang pekerjaannya sebagai wiraswasta sebanyak 37,38 hal ini
dipengaruhi lokasi pasar sentral letaknya hanya ±1,5 Km dari perumahan Bumi Sudiang Permai, tingkat penghasilan responden terbesar berkategori antara
Rp.1.701.000 – Rp. 2.500.000 sebanyak 36,45 dan Untuk lama bermukim di Perumahan Bumi Sudiang Permai, relatif tidak ada terdapat perbedaan jumlah
yang menonjol antar kategori serta untuk jumlah penghuni responden terbesar adalah mereka yang jumlah penghuninya 3-6 orang sebanyak 76,64. Sedangkan
status RSH yang ditempati yang merupakan milik sendiri sebanyak 57,5 sedangkan yang merupakan rumah sewa atau status RSH yang ditempati
mengontrak sebanyak 42,50 Karakteristik penghuni RSH tipe 36 Pada perumahan Bumi sudiang
Permai bahwa untuk tingkat usia responden yang terbesar adalah meraka yang berusia 31-40 tahun sebanyak 57,01 yang merupakan usia produktif, tingkat
pendidikan responden yang terbesar adalah mereka yang berpendidikan SMU 47,66, tingkat pekerjaan responden terbesar adalah mereka yang pekerjaannya
sebagai wiraswasta sebanyak 37,38 hal ini dipengaruhi lokasi pasar sentral letaknya hanya ±1,5 Km dari perumahan Bumi Sudiang Permai, tingkat
penghasilan responden terbesar berkategori antara Rp.1.701.000 – Rp. 2.500.000 sebanyak 36,45 dan Untuk lama bermukim di Perumahan Bumi Sudiang
Permai, relatif tidak ada terdapat perbedaan jumlah yang menonjol antar kategori serta untuk jumlah penghuni responden terbesar adalah mereka yang jumlah
penghuninya 3-6 orang sebanyak 76,64. Dari hasil identifikasi karakteristik ini dapat diketahui bahwa sebagian
penghuni RSH merupakan masyarakat berpenghasilan rendah penghasilan Rp 2,5juta yang termasuk kelompok sasaran subsidi dan belum memiliki rumah
pada saat mengajukan KPR-RSH sesuai dengan target sasaran, tetapi masih banyak juga penghuni yang merupakan masyarakat berpenghasilan menengah ke
atas penghasilan Rp.2,5 juta yang bukan merupakan kelompok sasaran dan telah memiliki rumah ketika mengajukan KPR-RSH. Dapat disimpulkan bahwa
secara administrasi pada dasarnya subsidi KPR-RSH tepat sasaran sesuai dengan yang diharapkan, tetapi dalam proses pengajuan KPR seringkali owner tidak jujur
dalam memberikan informasi mengenai kondisi sebenarnya baik mengenai kepemilikan rumah sebelumnya, total penghasilan maupun informasi yang lain
terhadap bank, sehingga dapat dikatakan bahwa ketepatan sasaran subsidi KPR- RSH belum tepat sesuai dengan yang diharapkan karena masih banyak subsidi
KPR-RSH dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat yang merupakan masyarakat menengah ke atas
Ketepatan sasaran subsidi KPR-RSH berdasarkan status kepemilikan RSH tidak sesuai dengan target sasaran karena hasil analisis memperlihatkan
banyaknya RSH yang dikontrakkandisewakan dan terdapat RSH yang tidak dihunikosong. Dapat dikatakan bahwa pemilik yang
menyewakanmengontrakkan dan tidak menempati RSH yang telah dibeli melalui fasilitas KPR bersubsidi telah memiliki lebih dari satu rumah dan merupakan
masyarakat berpenghasilan menengah keatas. Yang melihat fungsi ekonomi rumah sebagai alat investasi dengan prospek tingkat pengembalian yang
menguntungkan seiring dengan peningkatan harga lahan dari waktu ke waktu. Perbandingan komparatif ketepatan sasaran subsidi KPR-RSH dapat
diketahui bahwa pemberian subsidi KPR-RSH tipe 21 lebih tepat sasaran dibandingkan RSH tipe 36, hal ini disebabkan karena masyarakat lebih cenderung
berinvestasi rumah tipe 36 mengingat besaran ruang dan luas lahan yang lebih dibandingkan RSH tipe 21, sehingga nilai investasi untuk RSH tipe 36 lebih
tinggi. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa pemberian subsidi KPR-RSH
belum tepat sasaran, ini dapat dilihat masih banyaknya RSH yang yang dibeli oleh masyarakat berpenghasilan menengah keatas dengan memanfaatkan fasilitas
subsidi, dengan cara tidak memberikan informasi yang akurat pada saat mengajukan KPR.
Ketepatan sasaran sangat dipengaruhi oleh tingkat penghasilan. Tingkat penghasilan ini mempunyai hubungan yang erat dengan dengan tingkat
pendidikan dan jenis pekerjaan..
5.2. Rekomendasi