5.2. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa di SD Advent 2, Medan. Penelitian ini
dilakukan sejak Maret 2013 hingga December 2013.
5.2.1. Sosio Demografi Responden
Dari penelitian dapat dilihat siswa yang paling banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 42 orang51.2 sedangkan pada perempuan adalah 39
orang48.1. Dari gambar 5.2 orang tua yang berkerja sebagai wiraswatadagangjasa adalah terbanyak dengan jumlah 35 orang yaitu 43.2,
diikuti dengan orang tua yang berkerja sebagai TNIPOLRIPNSBUMN sebanyak 23 orang yaitu 28.4, kemudian pegawai swasta sebanyak 11 orang
yaitu 13.6, buruh sebanyak 10 orang yaitu 12.3 dan paling sedikit sebagai petaninelayan sebanyak 2 orang yaitu 2.5.Sebagian besar penelitian yang
menguji pengaruh gender terhadap prestasi belajar menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki prestasi akademis yang lebih bagus daripada laki-
laki. Penjelasan teoritis mengenai hal ini antara lain karena setelah zaman emansipasi, pendidikan merupakan kunci utama kemajuan, pemberdayaan dan
kebebasan bagi kaum perempuan. Selain itu, perempuan dikenal cenderung lebih tekun dalam belajar dan rajin terlibat dalam kegiatan kampus yang menunjang
proses belajar, sedangkan laki-laki lebih menyukai kegiatan kampus yang bersifat refreshing dan olah raga.
Tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses pendidikan dipengaruhi banyak faktor, secara garis besar faktor-faktor tersebut
bisa dikelompokan menjadi 2 Hidayati, 2009, yaitu : 1. Faktor intelektual adalah kemampuan seseorang yang diperlihatkan melalui
kecerdasan dan kepandaiannya dalam berpikir dan berbuat. 2. Faktor non-intelektual adalah segala kondisi dari dalam dan luar dirinya atau
lingkungan sekitar, yang terkait dengan diri seorang dalam mempengaruhi kemampuan berpikir dan bertindak. Seperti masalah belajar, jenis kelamin, karir,
Universitas Sumatera Utara
sosial, emosional, jalur masuk IPB, keuangan, asal daerah, keluarga, pemakaian waktu luang, organisasi, sahabat, metode belajar serta lingkungan
5.2.2. Status Gizi
Penelitian menunjukkan proporsi siswa dengan status gizi kurus, normal dan gemuk. Berdasarkan table diatas proporsi status gizi terbanyak adalah siswa
normal dengan jumlah 55 orang, yaitu 67.9, diikuti oleh siswa dengan status gizi gemuk sebanyak 19 orang yaitu 23.5 dan akhir sekali siswa dengan status
gizi kurus sebanyak 7 orang yaitu 8.6.Masalah gizi merupakan masalah serius yang harus segera ditangani agar tidak timbul dampak lain yang diakibatkan dari
masalah gizi. Menurut John E. Hall, 2010, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang termasuk gentik, aktivitas individu tersebut,
faktor lingkungan,faktor psikologikal, neuron abnormal dll. Nutrisi yang baik menunjang pemfungsian neuron-neuron yang
sehat.Kebutuhan paling penting untuk otak adalah oksigen dan glukosa.Yang kedua otak memerlukan air-air murni setiap hari untuk pembelajaran yang
optimal. Otak terdiri dari 80 air dan sangat sensitive terhadap perubahan tingkat pH Jansen,2007.
Pada keadaan kekurangan gizi dapat menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil.Jumlah
sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan organisasi biokimia dalam otak. Kedaan ini berpengaruh terhadap perkembangan
kecerdasan anak Anwar,2008. Berdasarkan penelitian sebagian besar siswa memiliki status gizi yang baik
di sekolah dasar Advent 2. Hal ini dapat dikaitkan dengan hasil frekuensi makan siswa yang umumnya 3 kali sehari berdasarkan hasil kuisoner. Selain itu,
kebiasaan mengkonsumsi makanan sarapan juga dikatakan mempengaruhi status gizi seseorang di mana berdasarkan hasil kuisoner didapati lebih dari separuh
siswa SD Advent 2 mengkonsumsi sarapan pagi.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3. Prestasi Belajar