rendah dalam badan pula akan menyebabkan gangguan saraf, tetanus, oesteoporosis, dan tulang lembut John E. Hall ,2010. Absorpsi kalsium dibantu
oleh protein tetapi dihambat oleh fosfat dan oxalate karena membentuk garam apabila beraksi dengan ion kalsium di usus Kim E. Barrett dkk, 2010.
2.4. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau
individu yang memiliki resiko status gizi kurang maupun gizi lebih yaitu:
2.4.1. Nutritional History Digunakan untuk mengidentifikasi lebih atau kurang asupan nutrisi pada
seseorang. Mekanisme ini melingkupi kukurangan asupan makanan, malabsorbsi, pembaziran nutrisi dan peningkatan kebutuhan nutrisi oleh tubuh Douglas C.
Heimburger, 2012.
2.4.2. Pemeriksaan fisik Digunakan untuk mengidentifikasi kelainan pada tubuh. Hal-hal yang diamati
adalah kondisi rambut, kuku, keadaan kulit, mata dan juga beberapa fisik yang lain Douglas C. Heimburger, 2012.
2.4.3. Pemeriksaan Lab Digunakan untuk mengetahui status nutrisi seseorang. Contohnya kelainan tahap
albumin rendah, prealbumin, total iron-binding capacity, waktu prothrombin dan blood urea nitrogen Douglas C. Heimburger, 2012.
2.4.4. Antropometri Pengukuran antropometri dilakukan dengan menggunakan beberapa parameter.
Antaranya berat badan. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunkan unit Kg dengan menggunkan timbang berat. Seterusnya dengan menggunakan parameter
tinggi badan. Di mana pada responden 2 tahun dilakukan panjang badan dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan Length measuring board dalam posisi tidur. Sedangkan pada responden
≥ 2 tahun dilakukan dalam posisi berdiri. Seterusnya dengan menggunakan parameter lingkar perut. Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus.
Seterusnya adalah pengukuran lingkar lengan atas. Pengukuran Lingkar lengan atas dimaksudkan untuk mengetahui prevalensi wanita usia subur umur 15–45
tahun dan ibu hamil yang menderita Kurang Energi kronis KEK. Boleh juga kita menentukan status gizi dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh RISET
KESEHATAN DASAR, 2007.
2.4.4.1. Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan IMT Dua parameter yang berkaitan dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh, terdiri
dari berat badan dan tinggi badan.
2.4.4.2. Cara Mengukur Indeks Massa Tubuh Indeks Massa Tubuh diukur dengan cara membagi berat badan dalam satuan
kilogram dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat.
Berat badan kg IMT = ______________________________
Tinggi badan m x Tinggi badan m
2.4.4.3. Kategori Indeks Massa Tubuh Menurut Umur IMTU Untuk mengetahui status gizi seseorang maka ada kategori ambang batas
IMT yang digunakan, seperti yang terlihat pada table 2.4.4.2 yang merupakan ambang
batas IMT.
Sangat kurus -3 SD
Universitas Sumatera Utara
Indeks Massa Tubuh Menurut Umur IMTUmur
Anak Umur 5 hingga 18 tahun
2.5. Masalah Gizi Kurang