Penjelasan Kriteria Dimensionalitas Menurut Prinsip Kebertujuan, Koherensi, Organisasi Materi, dan Ketepatan Pada Coding Sheet I I

Tabel 4 Penjelasan Kriteria Dimensionalitas Menurut Prinsip Kebertujuan, Koherensi, Organisasi Materi, dan Ketepatan Pada Coding Sheet I I

NI LAI 0

KRI TERI A

NI LAI 7

TUJUAN I NSTRUKSI ONAL

Tak sejalan

Sejauh mana terjadi kesejalanan materi ajar

Sejalan

dengan tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dan disepakati.

KETERJABARAN

Tak teramati, tak terukur,

Teramati, terukur, tidak relevan

Sejauh mana keterincian materi bahan ajar

seturut tuntutan, di mana setiap tujuan

relevan.

instruksional telah dirumuskan secara spesifik, teramati dan terukur; di sini terdapat keterkaitan dan relevansi erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi bahan ajar.

relevansi dengan kebutuhan peserta didik

Tak menunjang Seberapa besar korelasi antara kebutuhan siswa Menunjang pengembangan pribadi,

pengembangan tidak memenuhi keempat

untuk berkembang menurut potensi yang

pribadi, mencakup dimain.

dimilikinya dengan materi bahan ajar yang

memungkinkan usaha pengembangan pribadi

keempat domain.

siswa yang mencakup pengetahuan, sikap, nilai, dan ketrampilan.

kesesuaian dengan kondisi masyarakat

Reflektif, mendorong reflektif yang mengilhami

Tak terdapat sentuhan

Sejauh mana relevansi antara orientasi siswa

proses pembelajaran pembelajaran akan

untuk menjadi warga masyarakat yang berguna

tentang kehidupan masyarakat.

dan mampu hidup mandiri dengan

keterpenuhan materi bahan ajar yang

masyarakat.

membantu mendelivery pengalaman edukatif yang bermakna untuk menjadi manusia yang adaptif.

NI LAI 0

KRI TERI A

NI LAI 7

kandungan etik

Miskin sentuhan etik yang

Kaya sentuhan etik, menguak-merelatifkan

Sejauh mana materi bahan ajar mencakup segi

mampu merelatifkan hasil pembelajaran moral.

perkembangan moral siswa, di mana

pengetahuan dan ketrampilan sebagai muatan

hasil pembelajaran

materi bahan ajar mampu mengembangkan

moral.

siswa untuk menjadi manusia yang etik sesuai sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

sistematika

Tidak sistematik menurut

Sistematik menurut urutan, tingkatan,

Tingkat kebulatan dan keutuhan antar unsur

urutan, tingkatan, taksonomi dan kategori

dalam materi bahan ajar, tetapi juga ketajaman

taksonomi, dan tertentu.

batasan ruang lingkup ke satu topik masalah

tertentu, serta keberurutan susunannya yang

kategori tertentu.

fasilitatif bagi perkembangan psikologis siswa; dengan demikian materi lebih mudah diserap dan terukur tingkat keberhasilannya.

kredibilitas sumber

Tidak didasarkan pada

Didasarkan pada keakuratan sumber, data

Tingkat sejauh mana materi bahan ajar

keakuratan sumber, dan narasumber yang

bersumber pada kebakuan buku, keahlian

data dan narasumber pakar dalam bidang

pengajar, dan kepedulian masyarakat.

yang pakar dalam mereka.

bidang mereka.

3. CODING SHEET III: VISI DAN MISI PENDIDIKAN JAKSA Kutipan pada Laporan Penelitian Standar Profesi Jaksa atas Visi, Misi, Fungsi,

Crown Prosecutor Servicee Tugas dan Wewenang 26 Pada visi, disebutkan bahwa visi CPS adalah :

« …menciptakan lembaga yang berwenang untuk melakukan penuntutan, memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat, menjadi organisasi profesional yang menghargai semua lapisan masyarakat, menerapkan standar kerja yang tinggi, memberikan kepercayaan masyarakat terhadap hukum, serta bekerja sama dengan semua elemen dari sistem

peradilan pidana… » 27 .

Selanjutnya ditulis, CPS memegang peran utama dalam membantu pemerintah untuk melaksanakan sistem peradilan pidana, antara lain mengurangi kejahatan dan ketakutan yang ditimbulkan karenanya serta memastikan agar keadilan ditegakkan sebaik-baiknya.

Adapun misi CPS adalah: “...mendukung pelaksanaan penegakan hukum yaitu mengurangi kejahatan,

mengurangi rasa takut masyarakat terhadap kejahatan, serta biaya sosial dan

Sebagaimana dikutip dari Crown Prosecutor Service, “Statutory Duties and Powers”. Diakses 18/ 07/ 2005 pada Online Documents: http: / / www.cps.gov.uk/ legal/ section1/ chapter_a.html

27 Laporan Penelitian Standar Profesi Jaksa, Noted.

efisien serta untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hukum, maka CPS diharapkan untuk: ...memberikan pelayanan penuntutan berkualitas tinggi yang membawa para pelanggar kepengadilan; membantu mengurangi baik kejahatan dan rasa takut terhadap kejahatan serta karenanya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hukum yang berlaku dengan melakukan pemeriksaan kasus yang konsisten, adil dan independen, melalui presentasi yang adil, menyeluruh dan benar pada tiap-

tiap persidangan....” 28

Peneliti melakukan konfirmasi atas kutipan tersebut dan menjadikanya sebagai landasan dari dimensionalitas visi dan misi guna menyorot dokumen yang ada. Tabel 5 menggambarkan rincian kesembilan dimensi.

Tabel 5 Penjelasan Dimensionalitas Menurut Visi Dan Misi Kejaksaan Pada Coding Sheet I I I 29

NI LAI 0

dimensi

NI LAI 7

Ada-tidaknya dan/ atau hampir-tidak

Selalu atau hampir seluruhnya pernahnya tersurat perihal

KOMPETENSI MELAKUKAN

tersurat perihal kompetensi kompetensi melakukan tuntutan.

TUNTUTAN

melakukan tuntutan. Ada-tidaknya dan/ atau hampir-tidak

Selalu atau hampir seluruhnya pernahnya tersurat perihal

KOMPETENSI MELAKUKAN

tersurat perihal kompetensi kompetensi. melakukan pelayanan

PELAYANAN PUBLIK

melakukan. .pelayanan publik publik

Ada-tidaknya dan/ atau hampir-tidak

Selalu atau hampir seluruhnya pernahnya tersurat perihal

KOMPETENSI BERTINDAK

tersurat perihal kompetensi kompetensi bertindak profesional.

PROFESIONAL

bertindak profesional. Ada-tidaknya dan/ atau hampir-tidak

Selalu atau hampir seluruhnya pernahnya tersurat perihal

KEMAMPUAN MENERAPKAN

tersurat perihal kemampuan kemampuan menerapkan standar

STANDAR KERJA

menerapkan standar kerja. kerja.

Ada-tidaknya dan/ atau hampir-tidak

Selalu atau hampir seluruhnya pernahnya tersurat perihal

KEMAMPUAN KERJASAMA DENGAN

tersurat perihal kompetensi kompetensi melakukan tuntutan.

SEMUA ELEMEN PERADILAN

melakukan tuntutan. Ada-tidaknya dan/ atau hampir-tidak

Selalu atau hampir seluruhnya pernahnya tersurat perihal upaya

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

tersurat perihal upaya meningkatkan kepercayaan

MASYARAKAT

meningkatkan kepercayaan masyarakat.

masyarakat.. Ada-tidaknya dan/ atau hampir-tidak

Selalu atau hampir seluruhnya pernahnya tersurat perihal

BERSIKAP KONSISTEN

tersurat perihal kemampuan kemampuan bersikap konsisten.

bersikap konsisten. Ada-tidaknya dan/ atau hampir-tidak

Selalu atau hampir seluruhnya pernahnya tersurat perihal

BERSIKAP ADIL

tersurat perihal kemampuan kemampuan bersikap adil.

bersikap adil. Ada-tidaknya dan/ atau hampir-tidak

Selalu atau hampir seluruhnya pernahnya tersurat perihal

BERSIKAP INDEPENDEN

tersurat perihal kemampuan kemampuan bersikap independen.

bersikap independen.

28 I bid.

29 Didasarkan pada Visi, Misi dan Fungsi Crown Prosecutor Service. Online Documents: http: / / www.cps.gov.uk/ legal/ section1/ chapter_a.html.

4. CODING SHEET IV : MANAJEMEN GAGASAN DAN PENGETAHUAN Jika manajemen umum diartikan sebagai soal bagaimana membuat segala

sesuatunya selesai melalui pelibatan orang, maka manajemen gagasan dan pengetahuan adalah soal bagaimana mengupayakan agar pengetahuan dapat ditangkap manusia pembelajar dalam bentuk unit/ satuan atau objek/ sasaran yang dapat menciptakan jejaring dengan sesama pembelajar dan software/ machines. Manajemen pengetahuan ( knowledge management, KM) sendiri sebenarnya ralatif merupakan disiplin baru, sebagaimana dikemukakan oleh: the Beep Knowledge System:

“…Knowledge Management (KM) is a relatively new field, but KM practices around the world show a rich variety of lessons learned, and the body of literature is growing rapidly. Organisations implementing Knowledge Management generally have two objectives. First they nurture the creation of new knowledge in order to speed up innovation and gain a competitive advantage. Second, by sharing existing knowledge they try to increase efficiency, i.e. prevent the wheel from being reinvented too often. The cases described come from large multinationals, as they are at the forefront of KM

developments…” 30 .

Dari kedua sasaran, yakni: pertama, penciptaan pengetahuan untuk mempercepat inovasi dan keuntungan kompetitif, dan kedua, penyelenggaraan suasana keberbagian pengetahuan untuk meningkatkan efisiensi; yang lebih terkait dan relevan dengan pendidikan jaksa adalah sasaran kedua.. Manifestasi dari sasaran kedua merupakan resultante saat pengetahuan ditangkap dan berubah menjadi informasi yang

merupakan kualitas 31 personalized dan localized. Manakala pengetahuan gagal diubah ke dalam informasi, yang dapat terjadi kemudian ialah peristiwa depersonalisasi dan

dekontekstualisasi makna. Logis, jika agenda yang ditarik berkait dengan implikeasi pembelajaran terhadap angkatan kerja di masa depan ialah bagaimana agar pendidikan jaksa menciptakan re-personalisasi dan re-kontekstualisasi pengetahuan.

Pendekatan pembelajaran niscaya menyertakan baik tujuan, perkembangan modal manusiawi dan terapannya. Ketiganya dapat saling bertentangan, sebab masing-

30 Lihat The Beep Knowledge System (2005), “eEconomy – work and skills”. Diakses 26/ 07/ 05

pada Online Documents: http: / / www.beepknowledgesystem.org/

31 Menurut pandangan psikologi kognitif yang menggunakan informational-processing framework, setiap konteks dunia riil adalah berbeda. Retensi atas konteks yang artifisial dalam simulasi

tidak menahan pengetahuan orisinal dalam kondisi hidup, tetapi secara dinamik menghasilkan ‘mesin informasi’ yang bersifat heuristik tidak menahan pengetahuan orisinal dalam kondisi hidup, tetapi secara dinamik menghasilkan ‘mesin informasi’ yang bersifat heuristik

“…I nformation to knowledge transition: arrival of the desktop computer and the cell phone begin to permit 'distance' relationships to living, learning and working. Growth of the service industries and the movement of many heavy industries to offshore locations. I ntroduction of robots in some manufacturing and assembly processes. I nformation management systems become necessary. Postsecondary education and training are no longer options for many types of jobs. Perhaps 5% of workers are Knowledge Workers. Some of

these are futurists…” 32

Dari ungkapannya, tersirat betapa dahsyatnya efek tekhnologi, utamanya Internet, yang mempu mendorong akselerasi pengetahuan. Tak ubahnya di dunia

industri, di mana pekerja harus bersedia berhadapan dengan pelanggan dan perilaku pesaing yang tidak terprediksikan sebelumnya, jaksa pun harus bersedia berhadapan dengan segala kemungkinan yang barangkali tidak terbayangkan terjadi di masa lalu dan masa kini. Masuk akal jika kegamangan akan masa depan pendidikan dan pelatihan jaksa harus dijawab dengan cara pandang dan perspektif yang disiapkan untuk menanggapi hal-hal tak terprediksikan tersebut. Mempertimbangkan pemikiran ini, relevan jika penelitian Analisis Isi atas berbagai dokumen pada Pusat Pelatihan Jaksa ini menempatkan pendekatan Performance/ Innovation Base Learning (P/ IBL) sebagai perspektif untuk menilai penyelenggaraan pendidikan jaksa sebagaimana terangkum dalam Tabel 6 berikut penjelasannya.

Tabel 6

Penjelasan Dimensionalitas Berdasar Atribut Sistem Pembelajaran ( Arthur M. Harkins, 2003) Pada Coding Sheet I I I CD I V

NI LAI 0

ATRI BUT SI STEM PEMBELAJARAN

NI LAI 7

Ada tidaknya agenda untuk Purpose Ada-tidaknya mempersiapkan peserta didik

bimbingan/ pendampingan untuk

menampilkan suatu kinerja

bertindak atau menunjukkan

umum.

kinerja tertentu.

Tergantung pada baik- Approach Mengandung porsi coach guna tidaknya persiapan kelas.

melakukan tindakan atau kinerja tertentu.

Terlaksana-tidaknya Occurrence Dibawakan-tidaknya kinerja yang perkuliahan..l

dibutuhkan.

32 Lihat Arthur M. Harkins (2003), “The Futures of Career And Technical Education in a

Continuous I nnovation Society”. Journal of Vocational Education Research, Vol. 27, I ssue 1. Diakses 26/ 07/ 05 pada Online Dociments: http: / / scholar.lib.vt.edu/ ejournals/ JVER/ v27n1/

Penjenjangan dan

Penjenjangan dan penyeleksian penyeleksian didasarkan

Focus

didasarkan pada ketersediaan pada kluster usia atau

potensi dan keterpenuhan senioritas tertentu.

persyaratan. Didasarkan pada kurikulum

Didasarkan pada praktik dan sistem akademik.l

Basis

pendukung yang disandarkan pada pengetahuan eksplisit.

Diasumsikan bahwa

Bersifat Event-driven, induktif. pembelajaran berlangsung lebih dulu dibanding/ sebelum kinerja.

Learning sequence

Didasarkan pada kekuatan agent ketersediaan kapasitas

Didasarkan pada

Delivery platform

dan ketepatan konteks. manusia dan instrumen pendukung.

Nara sumber sebagai pihak

Bersifat Event-driven, induktif- yang menentukan apa yang

Learning initiative determinant

kontekstual. hendaknya dipelajari oleh para peserta didik.

Tidak tergantung pada

Tergantung pada konteks, Context konteks, Context

Context

dependent, independent.

Memberi ruang pengambilan prosedur, mengabaikan

Cenderung mengikuti

Person dependency

keputusan, lekat dengan personalitas, dan bersifat

personalitas, dan bersifat inovatif. repetitif.

Di dalam/ luar kelas.

Menggunakan perangkat jaringan. Terstruktur di dalam jadual.

Delivery location

Delivery time

Memberi ruang bagi inisiatif peserta didik untuk menyediakan dan mengelola.

1. menyertakan kemampuan untuk kognitif individu dan

1. mengandalkan pada bakat

Performance determinants

menggunakan sistem pendukung keterampilan.

kinerja.

2. tergantung pada kualitas sistem dan kualitas pelatihan.

2. Membutuhkan kuantitas

pendukung kinerja Sangat relevan, tetapi tidak

Sangat situasional; membutuhkan menjawab kebutuhan

Workforce implications

pemecahan masalah yang bervariasi.

D. VALI DI TAS DAN RELI ABI LI TAS DATA

Uji Validitas dan Reliabilitas data ditempuh dengan dua cara :

1. Menyeleksi coder menurut kualifikasi tertentu, yang dalam hal ini didasarkan pada dua kriteria : pengalaman riset dan daya kritis (lihat Tabel 7).

2. Melakukan analisis Kendall’s Concordance yang menjadi basis justifikasi tentang koefisien persetujuan antar coder manakala mereka, dengan perspektif teoritik sebagaimana ditetapkan dalam pedoman coding sheets, dihadapkan pada data yang sama (lihat Tabel 8).

Tabel 7 Kualifikasi Coder Menurut Kedua Kriteria

No Nama coder

Poin pengalaman riset

Tes daya kritis

Kualifikasi coder

skala 1 - 20

skala 1- 10

1 Mukti Ardi Wibowo

6 6 Masih Dalam Kualifikasi

2 Totok Dwi Hardianto

7 6 Masih Dalam Kualifikasi

3 Sugeng Pramono, S. Psi.

10 6 Lebih dari Kualifikasi

4 Audifax

18 6 Di Atas Kualifikasi

5 Arfan La Angka, S. Psi.

10 6 Lebih dari Kualifikasi

6 Wiwik Indrawati Iryana, S.

9 6 Lebih dari Kualifikasi Psi.

7 Anita Louise, S. Psi.

5 6 Masih Dalam Kualifikasi

33 Dua kriteria, yakni Poin Pengalaman Riset (kolom 3) 34 dan Tes Daya Kritis dikenakan pada para calon coder ; dari sini terpilih 7 orang coder dari 21 kandidat, yang

memadai (memenuhi kualifikasi) untuk berpartisipasi dalam riset ini. Validasi dan reliabilitasi data dilakukan dengan menempuh try out coding

terhadap ke-110 dokumen oleh ketujuh coder dengan menerapkan dimensi pertama dari Coding Sheet I (dimensi FAIRNESS) sehingga, setelah dianalisis, menghasilkan koefisien Kendal’s Concordance (dan di-recheck dengan Friedman Test : λ = 270.623, df = 109, p ≤

0.05. Berdasarkan hasil uji dengan dimensi FAIRNESS ini, kemudian dilakukan pemeriksaan koefisien yang sama pada seluruh dimensi yang terdapat pada keempat coding sheets (38 dimensi) sebagaimana tervisualisasi pada Tabel

0.05) sebesar μ = .355, p ≤

8 berikut :

33 Didasarkan pada

34 I I SA Assessment, Consultancy & Research (2000), “Tes Berpikir Kritis”. (I nstrumen curriculum vitae masing-masing calon coder (Llampiran). Psikologik, merupakan instrumen Asesmen Psikologik yang dukonstruksi berdasarkan riset, validasi, dan

revisi oleh lembaga ini).

Tabel 8

Hasil Uji Validasi dan Reliabilisasi Antar Coder

FRI EDMAN TEST

Kendall's Coefficient of Concordance

NO DI MENSI dari semua coding

sheets

CHI -

DF ASYMP. KOEF CHI - DF ASYMP.

SQUARE

SI G.

SQUARE SI G.

1 Cd1: Accountability & Transparency

2 Cd1: Diligence & Efficiency

3 Cd1: Fairness

4 Cd1: Independence

5 Cd1: Integrity

6 Cd1: Respect For Law

7 Cd1: Respect For Persons

8 Cd1: Responsibility Of Tribunal Head 7 420.723 109 .000 .551 420.723 109 .000

9 Cd 2: Kandungan Etik

10 Cd 2: Kesesuaian Dengan Kondisi

.266 202.849 109 .000 Masyarakat

11 Cd 2: Keterjabaran

12 Cd 2: Kredibilitas Sumber

.315 240.550 109 .000 Peserta Didik

13 Cd3: Relevansi Dengan Kebutuhan

14 Cd2: Sistematika

15 Cd2: Tujuan Instruksional

16 Cd 3: Membangun Kepercayaan

.267 203.969 109 .000 Masyarakat

17 Cd 3: Bersikap Adil

18 Cd 3: Bersikap Independen

19 Cd 3: Berikap Konsisten

20 Cd 3: Kemampuan Bekerjasama

.286 218.107 109 .000 Antara Elemen Peradilan

.279 212.984 109 .000 Standar Kerja

21 Cd 3: Kemampuan Menerapkan

22 Cd 3: Kompetensi Melakukan Layanan

.310 236.410 109 .000 Publik

23 Cd 3: Kemampuan Melakukan

.294 224.395 109 .000 Tuntutan

24 Cd 3: Kemampuan Profesional

25 Cd 4: Approach

26 Cd 4: Basis

27 Cd 4: Context

28 Cd 4: Dilivery Locations

29 Cd 4: Delivery Platform

30 Cd 4: Delivery Time

31 Cd 4: Focus

32 Cd4: Learning Initiative

33 Cd 4: Learning Sequence

34 Cd 4: Occurance

35 Cd 4: Performance Determinant

36 Cd 4: Person Dependency

37 Cd 4: Purpose

Concordance NO

DI MENSI dari semua coding

sheets

CHI -

DF ASYMP. KOEF CHI -

DF ASYMP.

SQUARE

SI G.

SQUARE

SI G.

38 Cd 4: Workplace Implication 7 284.390 109 .000 .373 284.390 109 .000

Dari tabel 8 di atas, nampak bahwa semua ASYMP. SIGNIFICANCY pada Kendall's Coefficient Of Concordance menjadi petunjuk bahwa kesetujuan antar coder adalah sangat signifikan. Hasil validasi dan reliabilitasi ini menjadi fondamen untuk menjustifikasi data yang gilirannya akan diolah.