Metode Penelitian

C. Metode Penelitian

1. Obyek Penelitian Penelitian tentang ”Sanksi dalam Perkara Persekongkolan Tender

Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat” merupakan suatu penelitian yuridis- normatif. Sebagai suatu penelitian yuridis normatif, maka penelitian ini berbasis pada analisis norma hukum, baik hukum dalam arti law as it is written in the books (dalam peraturan perundang-undangan), maupun hukum dalam arti law as it is decided by judge through judicial

process (putusan-putusan lembaga yudisial). 32 Dengan demikian obyek yang dianalisis adalah norma hukum, baik dalam peraturan perundang- undangan yang secara konkrit ditetapkan oleh hakim, maupun Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam perkara-perkara yang diputuskan di lembaga pengawas tersebut.

Pemahaman yang mendalam mengenai norma-norma serta pengaturan tentang persaingan usaha yang sehat dikaji dengan mendasarkan Undang- undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Larangan persekongkolan secara khusus diatur dalam Pasal 22 sampai dengan Pasal 24 undang-undang tersebut. Undang-undang ini juga secara implisit menyiratkan tentang metode pendekatan hukum yang digunakan oleh KPPU untuk menyelidiki kasus-kasus pelanggaran terhadap ketentuan hukum persaingan. Guna melengkapi kajian yuridis terhadap kasus yang terjadi di lapangan, ditinjau pula peraturan pelaksanaan yang lain di bidang hukum persaingan, antara lain adalah Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan atau Jasa Pemerintah beserta ke- empat amandemen-amandemennya, dan Pedoman Pasal 22 UU Nomor 5 Tahun 1999.

2. Data Berdasarkan jenis dan bentuknya, data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan. Data kepustakaan digolongkan dalam dua bahan hukum, yaitu bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder.

Bahan-bahan hukum primer meliputi produk lembaga legislatif. 33 Dalam hal ini, bahan yang dimaksud adalah Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Larangan persekongkolan tender diatur dalam Pasal 22 sampai dengan Pasal 24 Undang-undang tersebut. Undang-undang ini juga secara implisit menyiratkan tentang metode pendekatan hukum yang yang digunakan oleh KPPU untuk menyelidiki perkara-perkara pelanggaran terhadap ketentuan hukum persaingan.

Guna melengkapi kajian yuridis terhadap kasus yang terjadi di lapangan, ditinjau pula peraturan pelaksanaan yang lain di bidang hukum

32. Ronald Dworkin, Legal Research (Daedalus: Spring, 1973), h. 250. 33. Enid Campbell, et. al., Legal Research, Materials and Methods (Sydney: The Law Book Company Limited, 1988), h. 1.

Untaian Pemikiran Sewindu Hukum Persaingan Usaha

Dr. Anna Maria Tri Anggraini, S.H., L.LM.

persaingan, antara lain adalah Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor

5 Tahun 1999, serta Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003, Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 2004, Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 2005, Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2005, dan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006.

Bahan-bahan hukum lainnya adalah Putusan-putusan KPPU yang berkaitan dengan masalah persekongkolan tender. Putusan tersebut antara lain adalah Putusan Nomor 07/KPPU-L/2001 tentang Persekongkolan Tender dalam Pengadaan Bakalan Sapi Impor di Jawa Timur, Putusan Nomor 08/KPPU-L/2004 tentang Persekongkolan Tender dalam Pengadaan Tinta Sidik Jari Pemilu Tahun 2004, Putusan Nomor 04/KPPU-L/2005 tentang Persekongkolan Tender dalam Lelang Gula Ilegal, dan Putusan Nomor 06/ KPPU-L/2005 tentang Persekongkolan Tender Multi Years di Propinsi Riau. Sedangkan bahan hukum sekunder meliputi tulisan-tulisan, makalah dalam jurnal, dan majalah ilmiah tentang hukum persaingan.

Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan di beberapa tempat, seperti perpustakaan Pascasarjana Universitas Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Trisakti, maupun perpustakaan KPPU, serta mengakses data melalui internet.

Data hasil penelitian ini dianalisis secara kualitatif, artinya data kepustakaan dianalisis secara mendalam, holistik, dan komprehensif. Penggunaan metode analisis secara kualitatif didasarkan pada pertimbangan, yaitu pertama data yang dianalisis beragam, memiliki sifat dasar yang berbeda antara satu dengan lainnya, serta tidak mudah untuk dikuantitatifkan. Kedua, sifat dasar data yang dianalisis adalah menyeluruh (comprehensive) dan merupakan satu kesatuan bulat (holistic). Hal ini ditandai dengan keaneka ragaman datanya serta memerlukan informasi yang mendalam (indepth information). 34