Kumpulan Kasus

D. Kumpulan Kasus

1. Rencana Merger PT. Bank Tabungan Negara (BTN) dengan PT. Bank Negara Indonesia (BNI) atau BTN dengan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah contoh ketidakmatangan pemerintah merencanakan merger bank BUMN yang pada akhirnya hanya menguras energi. Hal tersebut menimbulkan kedikpastian terhadap kegiatan usaha BTN di masa depan dan nasib para pegawai bank BUMN tersebut.

2. Pada tahun 2003, PT gajah Tunggal Tbk diakuisisi oleh perusahaan Singapura, Garibaldi Venture Fund Ltd dati tangan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional). Ketika perusahaan Singapura itu dicek, ternyata di situs resmi pemerintah Singapura, nama Garibaldi Venture Fund Ltd tidak ditemukan. Timbul isu bahwa Garibaldi merupakan perusahaan imajiner yang tidak diketahui keberadaannya. Kasus perusahaan imajiner lainnya antara lain: divestasi Chandra asri dan kasus divestasi Bank CIC.

3. Akuisisi saham PT HM Sampoerna Tbk oleh Philip Morris Internasional (anak perusahaan Altria Group Inc, Amerika Serikat) menjadi kasus yang tidak kalah menarik. Pada awalnya, Philip Morris hanya mengakuisisi 40% atau sekitar 1.753.200.000 saham HM Sampoerna dari tangan keluarga Sampoerna. Namun, pada tahun 2005, Philip Morris kembali mengakuisisi saham HM Sampoerna melalui proses tender sehingga secara keseluruhan Philip Morris menguasai 97% saham HM Sampoerna. Kasus pembelian saham perusahaan nasional oleh perusahaan asing ini sempat membuat masyarakat gerah, tetapi tidak ada tindakan nyata dari pemerintah untuk menyelamatkan perusahaan nasional itu dari tangan asing tersebut.

4. Perusahaan elektronik di Indonesia, PT Agis, mengakuisisi beberapa perusahaan elektronik lainnya seperti PT TT Indonesia dan PT Akira Indonesia, dalam rangka menguasai pasar elektronik di Indonesia. Selain mengakuisisi dua perusahaan elektronik lainnya, PT Agis juga melakukan merger dengan PT Electronic Solution serta membentuk perusahaan joint ventura dengan M2B Asia Pasific. Terkait dengan merger anak

Untaian Pemikiran Sewindu Hukum Persaingan Usaha

Pengendalian Praktek Merger dan Akuisisi dalam Kegiatan Usaha di Indonesia: Menuju Kegiatan Usaha yang Bersih dari Perilaku Anti Persaingan dan Praktek Monopoli

perusahaan PT Agis yaitu Agis Electronic Super Store dengan Electronic Solution, menjadikan pasar retail modern terbesar di Indonesia, sementara joint ventura dengan perusahaan M2B Asia Pasific Corporation, yakni perusahaan penyedia provider jasa game online dan provider IT TV internet protokol TV, Mereka menargetkan bahwa aksi tersebut dapat memimpin game online dan IT TV di Indonesia.

5. Penggunaan dana pihak ketiga dalam melakukan merger dan akuisisi di Indonesia masih tergolong marak. Sementara, ketentuan mengenai LBO (Leverage Buy Out) dan kepastian hukumnya belum diatur dalam perundang-undangan Indonesia. Praktek penggunaan dana pihak ketiga ini pada dasarnya merupakan praktek yang sah dan legal, tetapi perlu ada perindungan terhadap perusahaan yang diakuisisi atau dimerger. Seperti rencana BUMN PT Aneka Tambang Tbk yang berencana mangakuisisi perusahaan pertambangan lainnya dengan topangan dana dari pihak lain.

6. Merger tiga perusahaan farmasi di Indonesia juga perlu mendapat perhatian. Tiga perusahaan farmasi besar yang merupakan satu kelompok usaha, yaitu PT Enseval, PT Kalbe Farma Tbk, dan PT Dankos Laboratories Tbk melakukan merger menjadi Kalbe Farma dengan target menjadi perisahaan farmasi terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Yang menarik dari kasus ini adalah bahwa ketiga perusahaan tersebut merupakan satu kelompok usaha yang saling terkait satu sama lain. Enseval merupakan induk perusahaandari Kalbe dengan kepemilikan saham sebesar 52,65%, sedangkan Dankos merupakan anak perusahaan Kalbe dengan kepemilikan sahan sebesar 71,46%. Merger tiga perusahaan farmasi tersebut akan menjadikan Kalbe sebagai perusahaan publik dengan nilai kapitalisasi pasar di pasar modal mencapai lebih dari 10 Triliun Rupiah.

7. Dibidang perbankan, kasus merger pun pernah terjadi antara Bank Danamon yang secara faktual merupakan bank jangkar dalam kerangka merger sembilan bank BTO. Bahkan, nama bank hasil merger yang dipakai pun adalah Bank Danamon. Berbeda halnya dengan pengalaman merger yang menghasilhan nama Bank Permata, semua anggota merger kehilangan eksisitensinya, hanya saja budaya dan sistem IT yang digunakan sebagai patokan adalah ank Bali. Kasus lainnya yag juga menarik adalah kasus bank hasil merger seperti Bank Mandiri yang merupakan gabungan antara BDN, Bapindo, BBD, dan Bank Exim. Pada bank swasta kasus merger murni pernah terjadi pada Bank artha Graha (BAG) dengan Bank Artha Prima.

8. Dengan semakin dekatnya pemberlakuan Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Bank Arta Niaga Kencana Tbk (ANK) akan diakuisisi oleh bank Commonwealth Australia. Bank Commonwealth mengakuisisi 83% saham Bank ANK. Dengan demikian, satu lagi perusahaan nasional yang diakuisisi secara mayoritas oleh perusahaan milik asing. Bank-bank lain yang mayoritas sahamnya telah dimiliki oleh asing adalah PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Danamon Tbk, PT Bank Lippo Tbk, PT Bank Internasional Indonesia TBk, PT Bank Niaga Tbk, dan PT Bank Permata Tbk.

Untaian Pemikiran Sewindu Hukum Persaingan Usaha

Dr. Ir. Tresna Priyana Soemardi, S.E.,M.S.