Sekutu dan Pengambilalihan Kendari

3.4 Sekutu dan Pengambilalihan Kendari

Penguasaan Jepang terhadap daerah vital yang ada di Kendari pada dasarnya tidak bertahan lama. Berbagai aksi penyerangan dan pengeboman dilakukan oleh pihak Sekutu di kantong-kantong strategis milik Jepang di Kendari. Selama tahun 1942, pasukan Sekutu melancarkan serangan sebanyak empat kali. Target pengeboman adalah Lapangan Udara Kendari II dan sekitarnya. Penyerangan dan pengeboman dilakukan oleh tentara Sekutu secara berturut-turut dengan menggunakan armada udara tipe B-17 Series (Gambar 6Gambar 6. Ilustrasi Berwarna Pesawat B-17 Series. Sumber: Bishop (2002)). Empat kali penyerangan dan pengeboman dilakukan secara berturut-turut pada tanggal 28 Januari, 8 Februari, 9 Februari, dan 30 Juni. Penyerangan pada tanggal 8 dan 9 Februari tidak berlangsung baik, karena pesawat tempur Sekutu dapat dihalau oleh pesawat tempur Jepang. Berikutnya aksi pengeboman bermaksud dilakukan di Lapangan Udara Kendari II, akan tetapi tujuh pesawat tempur tipe B-17 series yang telah dilengkapi dengan 100 bom serta persediaan bahan bakar cukup banyak ini dapat dihalau oleh pesawat tempur Jepang. Akibat dari upaya pengeboman ini, tiga pesawat tempur sekutu dapat ditembak jatuh

dan selebihnya menggagalkan misi pengeboman dan kembali ke pangkalan. 16

16 (Pacific Wrecks, 2016a)

Gambar 6. Ilustrasi Berwarna Pesawat B-17 Series. Sumber: Bishop (2002)

Pada tanggal 28 Januari dan 30 Juni, upaya penyerangan dan pengeboman yang dilakukan oleh militer Sekutu justru mengalami sukses besar. Operasi penyerangan periode pertama dan pengeboman pada periode terakhir selama tahun 1942 ini cukup menyulitkan militer Jepang di Lapangan Udara Kendari II. Akibat serangan udara ini, korban berjatuhan di pihak militer Jepang. Dikabarkan bahwa akibat serangan itu, sejumlah 160 militer Jepang tewas dan 216 personil militer lainnya mengalami luka-luka. Serangan udara ini menjadi serangan pertama yang berhasil memorak-porandakan infrastruktur Jepang di Lapangan Udara Kendari II.

Penyerangan serta pengeboman yang dilakukan oleh militer Sekutu semakin meningkat pada tahun 1943. Tercatat bahwa selama tahun ini, pasukan militer sekutu melancarkan serangan sebanyak delapan hingga sepuluh kali di Lapangan Udara Kendari II dan sekitarnya. Armada udara yang digunakan dalam operasi ini menggunakan pesawat tempur tipe B-24 series. Tercatat bahwa operasi penyerangan dan juga pengeboman dilakukan secara berturut-turut pada tanggal 20 dan 24 April. Berikutnya dilakukan pengeboman di Lapangan Udara Kendari II pada 16 dan 30 Mei. Pada 15 Juni pasukan Sekutu kembali melancarkan penyerangan di Lapangan Udara Kendari II. Disusul berikutnya operasi pengeboman dilakukan pada malam hari di Lapangan Udara Kendari II, tepatnya pada tanggal 15 Juni, disusul penyerangan berikutnya pada 3 Juli. Operasi pengeboman berikutnya dilakukan pada 23 Agustus dengan target sasaran Kota Kendari dan Lapangan Udara Kendari II. Disusul pengeboman berikutnya pada 13 September dengan target sasaran adalah Kota

Kendari. 17

17 (Pacific Wrecks, 2016a)

Pada tanggal 20 September 1943, pasukan Sekutu melancarkan aksi pengeboman secara sporadis di pusat-pusat pertahanan Jepang di Ambon dan Kendari. Lapangan Udara Kendari II menjadi target pengeboman dan oleh pasukan Sekutu, tepat pada malam hari, beberapa tangsi militer Jepang juga termasuk Lapangan Udara Kendari II dibombardir menggunakan bom dengan berat 27 ton. Akibat dari pengeboman tersebut, berbagai infrastruktur pertahanan Jepang mengalami kerusakan yang cukup serius. Termasuk beberapa pesawat tempur Jepang mengalami kerusakan

cukup signifikan sehingga pesawat tersebut tidak dapat dioperasikan. 18 Dalam operasi penyerangan yang dilakukan oleh Sekutu di Kendari pada tanggal 26

Oktober 1943, tepatnya penyerangan di seputar lokasi tambang Nikel di Pomalaa, satu unit pesawat tempur Sekutu tipe B-24 Fyrcle Myrtle berhasil ditembak jatuh oleh pesawat tempur Jepang tipe Mitsubishi A6M Zero (Gambar 7). Delapan awak pesawat Sekutu selamat, akan tetapi mereka ditangkap oleh pasukan Jepang. Dua dari delapan orang awak pesawat tersebut dibawa ke Kendari, akan tetapi berikutnya, delapan awak pesawat Sekutu tersebut dibawa dan ditahan di Jepang. Salah satu dari delapan awak pesawat Sekutu diketahui bernama Howard Sleighter. Ia merupakan operator radio pada pesawat B-24 Fyrcle Myrtle tersebut.

Gambar 7. Ilustrasi Berwarna Pesawat Mitsubishi A6M. Sumber. Bishop (2002). Pada tahun berikutnya 1944, operasi penyerangan dan pengeboman dengan armada

udara tipe B-24 series (termasuk B-24 Liberator dan B-25 Mitchell) semakin mengalami peningkatan pada target yang disasar. Tercatat pada tanggal 8 Januari, armada udara Sekutu melakukan pengeboman di Kota Kendari berikut juga di Makassar. Pada 11 Februari, pengeboman dilakukan di Lapangan Udara Kendari II.

18 Bommen op Kendari , Amigoe di Curacao : Weekblad Voor de Curacaosche Eilanden, September 1943

Akibat serangan udara ini, Lapangan Udara Kendari II mengalami kebakaran cukup hebat dan kebakaran ini menjalar cukup cepat hingga radius 8 km. 19

Operasi pengeboman kembali dilakukan secara sporadis oleh milisi udara Sekutu pada Bulan September. Dalam bulan ini tercatat enam kali penyerangan dan pengeboman secara berturut-turut yakni pada tanggal 4, 5, 16, 25, 26, dan 29. Secara keseluruhan, target penyerangan armada udara Sekutu ini adalah Lapangan Udara Kendari II. Hanya pengeboman pada tanggal 16, target diarahkan kepada gudang persenjataan di sekitar Lapangan Udara Kendari II. Pada bulan berikutnya, operasi penyerangan dilakukan pada 25 Oktober. Operasi pengeboman ini mengambil target kapal niaga yang berada di Makassar yang juga masih dalam jangkauan kendali Lapangan Udara Kendari II. Pada 18 November, pengeboman juga dilakukan pada galangan kapal di Polewali yang juga masih menjadi wilayah jelajah Lapangan Udara

Kendari II. 20 Pada tahun 1945, intensitas penyerangan dan pengeboman yang dilancarkan oleh

militer Sekutu mulai mengalami penurunan. Kurangnya intensitas penyerangan ini bukan berarti merujuk pada semakin melemahnya serangan armada udara Sekutu terhadap tangsi-tangsi militer Jepang. Akan tetapi, justru serangan yang dilancarkan pada tahun ini lebih keras dan masif. Operasi penyerangan yang dilakukan oleh armada udara Sekutu pada tahun ini hanya tiga kali yakni pada tanggal 10 dan 11 Januari, serta 16 Februari 1945. Kendati operasi penyerangan hanya dilakukan empat kali, akan tetapi penyerangan ini dilakukan oleh dua jenis pesawat tempur yang berbeda yakni B-24 series dan P-38 Series (Lightning Fighter). Operasi penyerangan pada tahun ini lebih pada proses pembersihan pada wilayah udara yang berada di jalur terbang Kendari dan sekitarnya. Pesawat jenis P-38 Series tergolong sebagai

armada udara yang cukup tangguh dalam melakukan operasi pembersihan. 21

19 Kendari Aangevallen , Amigoe di Curacao : Weekblad Voor de Curacaosche Eilanden, 15 Februari 1944.

20 (Pacific Wrecks, 2016a) 21 (Pacific Wrecks, 2016a)

Foto 1. Dokumentasi Kegiatan Pengeboman oleh Sekutu tanggal 16 Februari 1946. Tampak pada gambar kepulan asap akibat ledakan bom yang jatuh di landasan utama Lapangan Udara Kendari II Sumber: Australian War Memorial, (2016).

Pada sektor yang lain, pasukan dari divisi angkatan laut juga dikerahkan untuk merebut Kendari. Sejumlah kapal selam juga dikerahkan untuk menyisir perairan Kendari dan sekitarnya untuk mengambil alih Kendari dari Jepang. Armada laut Sekutu dikerahkan untuk memukul armada laut Jepang. Selain itu, armada ini juga berfungsi untuk membantu pergerakan pesawat tempur dalam melancarkan serangan ketika mendapatkan perlawanan dari pesawat tempur Jepang. Melalui operasi yang dilancarkan oleh pasukan Sekutu baik dari sektor udara maupun laut, akhirnya Jepang dapat ditaklukkan dan berikutnya Kendari, khususnya Lapangan Udara Kendari II berhasil direbut dan dikuasai oleh Sekutu.

IV | Rekonstruksi Lapangan Udara Kendari II sebagai Lanskap Medan Pertempuran Masa Perang Dunia II