Lapangan Udara Kendari II selama Penguasaan Jepang
3.3.3 Lapangan Udara Kendari II selama Penguasaan Jepang
Sejak berhasil menguasai Lapangan Udara Kendari II, Jepang mulai mengembangkan dengan melakukan berbagai pembenahan dan pembangunan berbagai infrastruktur di lapangan udara tersebut. Berdasarkan laporan intelijen sekutu (National Archives of Australia, 1945), per bulan Juni 1944, landasan pacu Lapangan Udara Kendari II membentang dari arah Barat-Barat Daya —Timur-Timur Laut dengan panjang 1.646 x 85,34 m. Untuk menangkal serangan udara musuh, Jepang juga menempatkan Sejak berhasil menguasai Lapangan Udara Kendari II, Jepang mulai mengembangkan dengan melakukan berbagai pembenahan dan pembangunan berbagai infrastruktur di lapangan udara tersebut. Berdasarkan laporan intelijen sekutu (National Archives of Australia, 1945), per bulan Juni 1944, landasan pacu Lapangan Udara Kendari II membentang dari arah Barat-Barat Daya —Timur-Timur Laut dengan panjang 1.646 x 85,34 m. Untuk menangkal serangan udara musuh, Jepang juga menempatkan
Di sisi utara landasan pacu terdapat 115 revetment 14 yang terdiri dari 57 revetment pesawat pengebom, dan 58 revetment pesawat tempur (F. Revts.). Revetment pesawat pengebom tersebar di wilayah Utara, dan revetment pesawat tempur ditempatkan di sebelah Utara ujung Barat landasan pacu. Pada area yang berjarak ±500m dari perempatan Ambaipua ke arah Selatan, terdapat kompleks bangunan yang terdiri dari 16 bangunan berukuran rata-rata 40x22m (Stores Receiving & Distributing Point). Bangunan-bangunan tersebut diperkirakan berfungsi sebagai tempat distribusi logistik perang untuk operasional Lapangan Udara Kendari II. Sebagaimana yang terlihat pada peta (Gambar 6), sudah terdapat jaringan jalan ekstensif yang menggurita di seputar area lapangan udara. Di sisi Utara dari ujung Barat landasan pacu terdapat sebuah area yang ditandai sebagai kuburan pesawat udara A/P Graveyard ). Diperkirakan, lokasi tersebut merupakan tempat menaruh pesawat yang sudah tidak laik terbang dan tidak bisa diperbaiki lagi (National Archives of Australia, 1945).
14 Revetment pesawat terbang adalah struktur berupa gundukan tanah berbentuk huruf U atau tapal kuda yang berfungsi sebagai penghalau atau penahan ledakan. Revetment pesawat terbang digunakan
sebagai tempat parkir pesawat terbang dan memiliki fungsi ganda, yaitu: melindungi sebuah pesawat dari efek ledakan pesawat lain yang meledak, dan mereduksi atau mengeliminir efek ledakan bom yang dijatuhkan dari atas.
Gambar 3. Repro Foto Udara Lapangan Udara Kendari II tanggal 19 Juni 1944. Sumber: National
Archives of Australia (1945) Di sebelah Selatan sepanjang Sungai Lamomea yang mengalir paralel dengan
landasan pacu, terdapat area administrasi dan perawatan (administration and maintainance area). Area tersebut berdiri mengikuti tepian Sungai Lamomea dan memanfaatkan vegetasi pohon kayu keras yang berdiri di sepanjang aliran sungai. Dalam area tersebut, terdapat kurang lebih 40 bangunan besar yang rata-rata berukuran 45x15 m dan 80 buah bangunan dengan ukuran yang lebih kecil. Terdapat dua lampu sorot (Searchlight) yang ditempatkan di sebelah tenggara ujung Timur landasan, masing-masing berjarak 400 dan 1500 m dari ujung Timur landasan pacu (Poss S/L). Kurang lebih 1800m ke arah Barat dari lokasi lampu sorot kedua, terdapat
4 bangunan besar dan beberapa bangunan kecil. Berdasarkan karakteristik, penempatan dan jaringan jalannya, intel sekutu memperkirakan lokasi tersebut sebagai markas utama tentara Jepang untuk lapangan udara tersebut ( Japs (Q s) . Ke arah Barat daya dari lokasi tersebut, tepat di areal kaki bukit, terdapat tempat penyimpanan amunisi (bomb dump area). Diperkirakan, lokasi penyimpanan amunisi tersebut baru digunakan per bulan Februari 1943 (National Archives of Australia, 1945).
Gambar 4. Repro Foto Udara Lapangan Udara Kendari II tanggal 8 Desember 1944. Sumber: National
Archives of Australia (1945)
Setelah mengambil alih lapangan udara dari Belanda dan melakukan pembangunan infrastruktur secara ekstensif, Jepang tampaknya tidak menggunakan semua bangunan yang dibuat oleh Belanda. Sejumlah bangunan beton berbentuk kubus buatan Belanda yang digunakan sebagai tempat menyimpan amunisi (concrete protected ammunition dumps) sama sekali tidak difungsikan oleh Jepang. Intel sekutu menyebutkan bahwa jepang membiarkan bangunan tersebut ditumbuhi semak belukar. Lebih lanjut, tidak terdapat jalur jalan menuju bangunan-bangunan tersebut yang memperkuat dugaan bahwa Jepang tidak menggunakannya sama sekali (National Archives of Australia, 1945).
Lokasi penampungan personil (barracs dan bivouac) disebar pada lokasi yang berdekatan dengan posisi penempatan mereka. Di beberapa titik lokasi senjata anti- pesawat udara, lampu sorot, dan penyimpanan amunisi, terdapat sejumlah bangunan berukuran kecil yang diperkirakan sebagai tempat tinggal tentara. Lokasi penampungan personil paling banyak tersebar di dalam area administrasi dan perawatan.
Jepang kembali memperkuat Lapangan Udara Kendari II dengan menambah jumlah landasan pacu. Berdasarkan foto udara hasil pengintaian intelijen sekutu per tanggal
8 Desember 1944, terdapat landasan pacu baru (R/W No.2) yang melintang dari arah Barat Daya -Timur Laut dengan ukuran 1.000 x 70 m. Ujung Timur landasan pacu tersebut bertemu di landasan pacu lama (R/W No.1) pada titik 1.000 m dari ujung Barat Landasan Pacu No.1. Selain itu, Jepang juga mempersiapkan untuk menambah panjang Landasan Pacu No.1 sebagaimana terlihat pada foto udara yang menunjukkan bahwa ada aktivitas pembukaan dan perataan lahan di ujung Timur Landasan Pacu No. 1.
Gambar 5. Repro Foto Udara Lapangan Udara Kendari II tanggal 16 Februari 1945. Sumber: Allied
Geographical Section (1945) Upaya jepang untuk terus memperkuat lapangan udara yang mereka rebut dari
Belanda terus dilakukan. Meskipun beberapa kali menderita serangan udara dari pihak sekutu, Jepang terus mengembangkan kapasitas lapangan udara tersebut. Hal tersebut tergambar pada mozaik foto udara yang diperoleh dari Allied Geographical
Section Southwest Pacific Area 15 (Gambar 5Gambar 5. Repro Foto Udara Lapangan Udara Kendari II tanggal 16 Februari 1945. Sumber: Allied Geographical Section
15 Allied Geographical Section (AGS) adalah sebuah unit intelijen dalam organisasi tentara sekutu (General Headquarters of the Southwest Pacific Area) pada masa Perang Dunia II pimpinan Jenderal
Douglas McArthur yang berkantor di Brisbane, Australia. Selama masa PD II, unit ini menghimpun sejumlah laporan survei geografis, peta, dan foto-foto udara untuk wilayah perang di Pasifik Barat Daya (www.ozatwar.com).
(1945)). Foto udara yang terlampir dalam Study Area of Kendari Southeast Celebes No. 107 menunjukkan bahwa Jepang telah memperpanjang Landasan Pacu No. 1 dari 1.646 meter menjadi 1.737 meter. Terdapat dua landasan pacu baru, yaitu Landasan Pacu No. 3 dan Landasan Pacu No. 4 yang masing-masing berukuran 518 x 33,5 m dan 473 x 30,5 m. Dari panjangnya, diperkirakan landasan pacu tersebut dibuat untuk pesawat tempur yang memang tidak membutuhkan landasan pacu yang panjang untuk lepas landas. Tidak ada perubahan yang signifikan pada sebaran bangunan kecuali perpindahan menara kontrol (control tower) yang dipindahkan akibat pembangunan Landasan Pacu No. 2 (Allied Geographical Section, 1945).