Kendari Menjelang Perang Dunia II
3.2.2 Aspek Geografis Lapangan Udara Kendari II
Lapangan udara ini terletak di sebelah Tenggara kota Kendari, tepatnya di Ambaipua. Lapangan udara ini merupakan lapangan udara yang sangat bagus dan telah dikembangkan untuk perbaikan dan pemeriksaan berbagai jenis pesawat. Lapangan udara ini juga merupakan satu-satunya bandara yang representatif untuk pergerakan pesawat dalam menunjang peperangan. Secara prinsipiil, Lapangan Udara Kendari II digunakan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai titik strategis dalam mendukung pergerakan penting mereka. Beberapa keperluan penting yang dimaksud adalah:
(1) mempercepat pergerakan militer belanda dari daerah ke Batavia dan sebaliknya;
7 (Mabes TNI AU, 2010)
(2) memperpendek jalur distribusi berbagai produk sumber daya alam yang telah dikuasai oleh Belanda di wilayah Sulawesi Tenggara; (3) mengamankan titik-titik strategis berbagai infrastruktur milik Pemerintah Hindia Belanda, terutama lokasi eksploitasi sumber daya Nikel di Pomalaa.
Kendati di wilayah Sulawesi Tenggara terdapat dua lokasi pendaratan kapal besar yang cukup representatif yakni Teluk Kendari dan Teluk Kolaka, akan tetapi dua lokasi pelabuhan ini dirasa kurang dalam menunjang pergerakan distribusi dalam waktu yang cukup singkat. Jarak tempuh pergerakan dari Lapangan Udara Kendari II menuju beberapa lokasi tujuan distribusi adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Jarak Tempuh dari Lapangan Udara Kendari II ke Beberapa Kota Basis Sekutu. Sumber: Allied Geographical Section (1945).
Kota Tujuan Jelajah Cepat
Durasi
Jelajah Efektif Durasi (Jam)*
2 *) Estimasi waktu tempuh Pesawat F4F Wildcat yang berdaya jelajah ± 300 mil per jam dan ketinggian jelajah 17.000 kaki.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa pergerakan atau distribusi dengan memanfaatkan Lapangan Udara Kendari II sebagai bandara udara untuk landing dan take off pesawat begitu penting. Jalur udara sebagai alternatif pergerakan pasukan dan distribusi produksi sangat efektif, sehingga mampu meminimalisir waktu dan juga biaya produksi.
Lapangan Udara Kendari II juga menjadi lokasi yang sangat potensial sebagai upaya untuk pengamanan berbagai infrastruktur yang dimiliki oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sebelah Utara cenderung ditutupi oleh gugusan pegunungan yang cukup tinggi. Dari arah tenggara, posisi Pulau Buton yang memiliki ketinggian 3.904 kaki dan Pulau Kabaena yang memiliki ketinggian 5.150 kaki, menjadikan lokasi ini sangat strategis dan menjadikan pulau-pulai sekitarnya sebagai kamuflase yang sangat efektif (Allied Geographical Section, 1945). Lebih lanjut, selain ditutupi oleh pulau- pulau yang lebih tinggi di sekitarnya, lokasi ini juga pada dasarnya tidak memiliki jalur transportasi darat yang cukup signifikan. Jalur transportasi darat hanya dapat ditempuh dengan melakukan pendakian gunung yang cukup intensif yang Lapangan Udara Kendari II juga menjadi lokasi yang sangat potensial sebagai upaya untuk pengamanan berbagai infrastruktur yang dimiliki oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sebelah Utara cenderung ditutupi oleh gugusan pegunungan yang cukup tinggi. Dari arah tenggara, posisi Pulau Buton yang memiliki ketinggian 3.904 kaki dan Pulau Kabaena yang memiliki ketinggian 5.150 kaki, menjadikan lokasi ini sangat strategis dan menjadikan pulau-pulai sekitarnya sebagai kamuflase yang sangat efektif (Allied Geographical Section, 1945). Lebih lanjut, selain ditutupi oleh pulau- pulau yang lebih tinggi di sekitarnya, lokasi ini juga pada dasarnya tidak memiliki jalur transportasi darat yang cukup signifikan. Jalur transportasi darat hanya dapat ditempuh dengan melakukan pendakian gunung yang cukup intensif yang
II sangat strategis sebagai sebuah lapangan udara untuk infrastruktur pengamanan dari serangan musuh.
3.2.3 Infrastruktur Perang Belanda
Lapangan Udara Kendari II yang berada di Ambaipua merupakan salah satu dari beberapa lapangan udara yang dibuat oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan kondisi yang sangat bagus. Lapangan udara ini selain terletak di lokasi yang cukup strategis, juga memiliki lanskap alam yang sangat mendukung. Tanah lapang yang cukup luas, jenis tanahnya campuran antara tanah, kerikil dan batuan, di sekelilingnya terdapat gunung dan perbukitan yang berjajar mengitari lokasi lapangan udara, juga cukup tersembunyi akibat rimbunnya pepohonan yang ada di sekitar lokasi itu. Ketika Pemerintah Hindia Belanda telah menetapkan lapangan udara ini untuk mempercepat laju pergerakan militer dari dan menuju Batavia serta untuk mempercepat laju distribusi bahan-bahan produksi dari Kendari menuju lokasi distribusi, maka lokasi ini tentu dilengkapi berbagai infrastruktur militer untuk mengamankan lokasi lapangan udara tersebut. Di lokasi ini, Belanda membangun beberapa bangunan yang digunakan sebagai penampungan logistik perang. Di lokasi ini pula, Belanda menyimpan perlengkapan militer jenis Bom. Menurut laporan Kapten Edwin B. Broadhurts, bahwa ketika ia mendarat di Lapangan Udara Kendari
II dengan menggunakan B-17D 40-3061 pada tanggal 1 Januari 1942, Pemerintah Hindia-Belanda telah mempersiapkan bahan bakar atau minyak di lokasi lapangan
udara ini dalam jumlah yang cukup besar. 8
Sebagai lokasi yang cukup penting, Lapangan Udara Kendari II juga difasilitasi berbagai ranjau untuk mengamankan lokasi lapangan udara dari musuh. Berbagai jenis ranjau bom dengan daya ledak yang cukup besar ditanam di berbagai titik strategis di seputar lokasi bandara. Selain ranjau bom, pada lokasi ini juga telah dilengkapi bambu runcing yang ditancapkan di tanah dengan runcingnya mengarah ke atas dalam jumlah yang sangat banyak. Bambu runcing ini pada dasarnya
8 (Pacific Wrecks, 2016b) 8 (Pacific Wrecks, 2016b)
Menjelang terjadinya pertempuran di lokasi Lapangan Udara Kendari II antara pasukan Belanda dengan Jepang, militer Belanda yang bertanggungjawab terhadap lokasi Lapangan Udara Kendari II adalah Kapten F.B. van Straalen. Di lokasi Lapangan Udara Kendari II ini hanya dijaga oleh beberapa tentara, yakni garnisun Belanda dari unsur Koninklijk Nederlands Indische Leger (KNIL) dengan pembagian sebagai berikut: KNIL infanteri berjumlah 20 skuadron, sebanyak 400 personil yakni
gabungan antara beberapa pegawai dan tentara, 4 armoured cars 9 yang dibawahi Kapten E.G.T. Anthonio. Selain beberapa jumlah personil yang sedang bertugas di lokasi ini, Lapangan Udara Kendari II juga dilengkapi dengan Anti-Aircraft Battery dengan ukuran 2 x 40 mm guns. Tersedia juga Anti-Aircraft Machine-Gun Platoon dengan ukuran 3 x AAMG. Sedangkan di lapangan udara Lapangan Udara Kendari II,
saat itu tidak terdapat pesawat tempur alias lapangan udara dalam keadaan kosong. 10