Komunitas ASEAN tahun 2020

Komunitas ASEAN tahun 2020

Muhammad Faidzdiya Ul Haq Kharisma, Kimia 2013 Lingkar Studi Sains (LSiS) FMIPA UGM

Perkembangan sains dan teknologi di dunia saat ini begitu pesat. Setiap bulannya, selalu ada inovasi-inovasi baru yang dipublikasikan ke masyarakat dunia. Setiap negara selalu bersaing untuk mengeluarkan penemuan-peneman baru yang bermanfaat bagi umat manusia. Dahulu, perkembangan sains dan teknologi selalu didominasi oleh negara-negara maju. Namun, saat ini sudah banyak negara-negara yang berani mengeluarkan berbagai penemuan- penemuan baru di bidang sains dan teknologi, salah satunya adalah Tiongkok. Perkembangan sains dan teknologi yang dilakukan oleh para pemuda di negara tersebut secara tidak langsung mengantarkan Tiongkok sebagai negara yang maju dan layak diperhitungkan kualitasnya hingga saat ini.

Adanya persaingan yang begitu pesat di bidang sains dan teknologi, pada akhirnya berdampak pada negara-negara yang ada di ASEAN, termasuk Indonesia. Agar bisa bersaing dengan negara-negara lain, maka seluruh negara yang tergabung dalam komunitas ASEAN berupaya mengembangkan inovasi- inovasi yang ada serta menemukan suatu inovasi baru di bidang sains dan teknologi. Namun, tidak semua negara di ASEAN dapat bersaing dengan baik hingga pada akhirnya menimbulkan kesenjangan kualitas yang cukup jauh antara negara yang satu dengan negara yang lain.

Dari data dunia, tahun 2013, terlihat sekali hasil peneliti an di Indonesia sangat kecil karena dari pengajuan paten sangat kalah jumlahnya dengan negara tetangga. Dikutip dari Banjarmasin Post, Indonesia yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta, hanya mampu mengajukan paten sebanyak 8.641 saja. Singapura yang memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit dari Indonesia justru mampu mengeluarkan paten sains dan teknologi sebesar 9.722. Thailand 7.404, Malaysia 2.350, Vietnam 3.795,

78 | Kompilasi Esai 78 | Kompilasi Esai

ilmiah yang cukup dikenal seperti SCOPUS. Ada 31.369 publikasi karya ilmiah yang muncul untuk pencarian afiliasi negara Indonesia sampai dengan 13 Agustus 2014. Dari jumlah tersebut 26.330 publikasi yang tercatat memiliki afiliasi pada 148 institusi di Indonesia. Lima ribuan publikasi nampaknya terafiliasi pada institusi di luar negeri. Seperti Universiti Teknologi Malaysia 510 publikasi, National University of Singapore 231 publikasi, Nagoya University 200 publikasi dan sebagainya. Dua puluh besar institusi penelitian di Indonesia dengan publikasi terbanyak dapat dilihat dalam diagram berikut (Rosidin, 2014).

Grafik 1. Publikasi Karya Ilmiah Institusi di Indonesia dalam Data Base SCOPUS 13 Agustus 2014

Dari grafik 1, terlihat bahwa dari 20 besar perguruan tinggi yang telah mempublikasikan penelitiannya, masih terdapat penyimpangan yang begitu

79 | Kompilasi Esai 79 | Kompilasi Esai

Deputi Sumber Daya Manusia Iptek, Kementerian Riset dan Teknologi, Freddy Permana Zen, menambahkan berdasarkan informasi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tercatat baru 5000 orang yang mematenkan hak intelektualnya. Pasalnya, dari tahun 1991 sampai 2011, Dirjen Paten berhasil menghimpun sekitar 83.000 paten, tetapi dari sekian banyak paten tersebut hanya 5.000 paten saja yang berasal dari orang Indonesia, selebihnya orang luar negeri yang mematenkan kekayaan intelektualnya (Aliefien, 2015).

Kondisi yang memprihatinkan tersebut menurut penulis dapat diatasi dengan menginisiasi adanya suatu organisasi yang menghimpun mahasiswa se- ASEAN yang bergelut di bidang sains dan teknologi. Organisasi tersebut berisikan mahasiswa-mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di ASEAN. Dengan adanya suatu organisasi tersebut, maka antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lain dapat bekerja sama untuk melakukan pengembangan inovasi-inovasi baru dan penelitian bersama terkait isu sains dan teknologi yang berkembang saat itu. Salah satu manfaat utama dari organisasi ini adalah untuk meningkatkan kualitas penelitian suatu negara yang ada di komunitas ASEAN, sehingga diharapkan dari adanya suatu organisasi tersebut dapat dihasilkan suatu kerja sama yang saling menguntungkan, termasuk meningkatkan iklim penelitian untuk masing-masing universitas yang bersangkutan.

Potensi Indonesia untuk menggerakkan organisasi tersebut sangat besar. Menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani, jika ditinjau dari jumlah penduduk yang ada di ASEAN, Indonesia memberikan kontribusi yang cukup besar yakni 40%. Hai ini juga diperkuat dengan perkembangan ekonomi yang menjanjikan di Indonesia, bahwa 50% perekonomian ASEAN terdapat di Indonesia (Rahman, 2015).

Grafik 2. Pendapatan Perkapita Indonesia tahun 2000-2013 Dari grafik 2, tampak bahwa pertumbuhan Indonesia terlihat menjanjikan dari tahun ke tahun. Pendapatan per kapita yang semakin meningkat setiap tahunnya tentu saja berimbas pada potensi Indonesia yang mampu menggerakan perekonomian yang ada di ASEAN. Tentu saja, dengan alasan inilah organisasi tersebut nantinya dapat digerakkan oleh Indonesia. Dengan berisikan orang-orang yang berkompeten dari setiap universitas di seluruh Indonesia, ditambah dengan adanya penunjang ekonomi yang baik, maka diharapkan Indonesia mampu menggerakan organisasi tersebut dan terus berkarya menghasilkan inovasi-inovasi baru yang diakui dunia.

Dengan adanya organisasi mahasiswa se-ASEAN di bidang sains dan teknologi, maka diharapkan ASEAN mampu sebagai salah satu sentral utama dari penelitian-penelitian yang ada di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kualitas pendidikan universitas-universitas yang ada di ASEAN.

Gambar 1. Ranking Universitas di Indonesia, Malaysia, dan Singapura (versi QS TopUniversities 2014/2015)

Gambar 1 memaparkan ranking beberapa universitas yang ada di beberapa negara yang ada di ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura, berdasarkan data versi QS Top Universities, tahun 2014/2015. Dengan meningkatnya atmosfer penelitian di lingkungan ASEAN, tentu saja hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan yang ada di negara ASEAN. Tampak bahwa untuk saat ini, kualitas pendidikan di ASEAN saja masih memiliki kesenjangan yang cukup jauh antara negara yang satu dengan yang lain, tentu saja hal ini akan berdampak pada kualitas penelitian yang ada di negara tersebut. Sehingga dengan adanya organisasi mahasiswa sains dan teknologi se-ASEAN, diharapkan mampu meratakan kualitas pendidikan dan penelitian di komunitas ASEAN.

Organisasi mahasiswa se-ASEAN yang nantinya menggerakan penelitian di bidang sains dan teknologi tentunya membutuhkan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak. Pemerintah diharapkan mampu dan bersedia untuk mendukung organisasi tersebut demi kemajuan sains dan teknologi di ASEAN, terutama Indonesia. Pasalnya, pada tahun 2020 Indonesia dan negara-negara lain yang ada di ASEAN akan menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Indonesia). Tentu saja, Indonesia harus terus mengembangkan kualitas penelitian di bidang sains dan teknologi secara berkala sehingga Indonesia tidak tertinggal dan siap bersaing dengan negara lain.

Referensi:

Aliefien, 2015, Jumlah Paten Intelektual Peneliti Indonesia Rendah, http://www.technology- indonesia.com/component/content/article/124- teknik-produksi/361- jumlah-paten-intelektual-peneliti-indonesia-rendah , diakses pada 9 September 2015.

Murjani, 2015, Insentif Sedikit, Peneliti di Indonesia Kalah Banyak dengan Negara Tetangga, http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/10/06/insentif- sedikit- Murjani, 2015, Insentif Sedikit, Peneliti di Indonesia Kalah Banyak dengan Negara Tetangga, http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/10/06/insentif- sedikit-

http://pamadegan.com/2014/08/13/publikasi-karya-ilmiah-institusi- universitas-di-indonesia/,

13 Agustus 2014 , diakses pada 15 November 2015.

83 | Kompilasi Esai

Raden Bima (Rain Detection By Windmill): Solusi Inovatif Menghadapi Perubahan Cuaca Sebagai Upaya

Mewujudkan Ketahanan Pangan Indonesia

Ahmad Fajar Maulana, Teknik Pertanian dan Biosistem 2016 Agritech Study Club (ASC) FTP UGM

Cuaca adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bidang kehidupan manusia yang amat memperhatikan keadaan cuaca salah satunya adalah bidang pertanian. Peristiwa banjir, longsor dan kekeringan dinyatakan sebagai dampak nyata dari penyimpangan tersebut dan telah menjadi rutinitas tahunan yang seolah sulit dikendalikan. Ini secara tidak langsung menurunkan produksi pertanian khususnya pangan terlebih pada lahan-lahan tadah hujan (lahan kering). Kondisi tersebut lebih diperparah oleh pengetahuan tentang efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam yang rendah, yang menyebabkan penyimpangan iklim kurang mendapatkan perhatian (Budiastuti, 2010).

Dalam hal ini angin sebagai salah satu komponen cuaca yan g amat mempengaruhi aktifitas dari sistem pertanian ini. Oleh karena itu, adanya sebuah alat yang dapat digunakan untuk mempantau angin amatlah diperlukan. Pengukuran kecepatan dan arah angin pada awalnya dilakukan secara manual dangan alat yang sederhana. Namun seiring dengan perkembangan tehnologi maka banyak dikembangkan alat pengukur arah dan kecepatan yang modern. Terlebih dengan perkembangan teknologi komputer yang berkembang begitu pesat menjadikan alat alat ukur yang awalnya masih tradisional dan analog berubah m enjadi alat ukur yang modern dan berbasis digital dengan tingkat ketepatan yang cukup tinggi.

Pada pihak petani yang sebagai pelaku dalam sistem pertanian sering tidak memiliki pengetahuan untuk memanipulasi lingkungan sebagai suatu cara mengantisipasi gejala perubahan iklim. Itu tercermin pada cara budidaya yang kurang memperhatikan kondisi lahan seperti kemiringan tanah, ketersediaan sumberdaya air, pemilihan jenis tanaman dan terlebih budaya memperhitungkan

84 | Kompilasi Esai 84 | Kompilasi Esai

Fenomena Perubahan Iklim di sektor pertanian Indonesia

Air dan iklim memberikan pengaruh yang besar terhadap proses produksi tanaman khususnya melalui ketersediaan air dan kualitasnya, peluang epidemic hama penyakit akibat perubahana cuaca dan iklim , dan pasokan energy surya untuk fotosintesis. Ancaman perubahan iklim global yang saat ini sudah mulai dirasakan akibatnya perlu mendapat perhatian utama. Adaptasi cara budidaya tanaman terhadap perubahan iklim perlu menjadi kajian serius, sehingga petani tidak mengalami kebingungan dalam menyikapi perubahan iklim.

Hal inilah yang sekarang banyak dirasakan oleh para petani di Indonesia. Akibatnya proses produksi dan hasil panen pertanianannya cenderung menurun. Padahal jika dilihat, kondisi dan jumlah lahan potensial di Indonesia masih tergolong luas. Berdasarkan indentifikasi Badan Litbang Pertanian terdapat 94, 1 hektar lahan (Lihat Tabel 1.1) yang potensial untuk tanaman pangan.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121